Dendam Sang Presdir

Dendam Sang Presdir

Bab 1 Kehilangan

Di sebuah rumah sakit...

Seorang pria dalam balutan jas mewah, mematung menatap tunangannya yang sudah berwajah pucat pasi, tidak bernyawa. Ia mengepalkan tangan erat, dengan wajah memerah, ia menatap tajam orang-orang disekitarnya.

“Aku membayar kalian dengan gaji yang besar, tapi tidak dapat menyelamatkannya.”

Semuanya tertunduk membisu.

“Tidak berguna!” teriaknya, lagi.

Dave mengusap kepala Clarissa, menahan air mata yang menganak sungai.

“Katakan.” Pertanyaan yang ditujukan pada jejeran dokter yang berbaris dibelakangnya.

“Kami sebisa mungkin sudah berusaha menyelamatkan Nona muda. Tapi, karena terlambat diantar ke rumah sakit, Nona muda kehabisan darah ditambah dengan pendarahan akibat keguguran.”

Deg.

“Ap ... apa? Keguguran? Maksud dokter apa?”

Dave memalingkan wajah.

“Nona muda sedang mengandung, Tuan.” Dokter menunduk, takut untuk menatap pria yang mungkin akan membunuhnya.

Tubuh Dave goyah, pandangannya berputar. Air mata yang berusaha ditahannya tumpah juga. Sebuah tangan memegang bahunya, memapah menuju kursi. Jatuh terduduk, dengan lemah. Dave membenamkan wajah di kedua telapak tangannya.

Terisak,

Semua membisu, hanya terdengar suara tangis yang menyayat hati.

Dave bangkit dengan wajah memerah, air mata terlihat jelas di kedua pipinya. Ia berlutut di depan jenazah Clarissa.

Kembali terisak.

“Maafkan aku. Maafkan aku. Seharusnya, aku tidak memaksamu untuk datang.”

Dave menunduk, air matanya jatuh menetes diatas lutut.

Saat itu,

“Dave, sepertinya, aku tidak bisa datang di acara perjamuan relasimu? Hujan sangat deras, aku takut membawa kendaraan.” Clarissa menghubungi Dave melalui sambungan telepon.

“Mana supirmu?”

“Hari ini, aku membawa kendaraan sendiri di perusahaan. Apa bisa kamu pergi sendiri?”

“Mana mungkin seperti itu, sayang. Aku akan memperkenalkanmu pada mereka. Bulan depan adalah pernikahan kita. Kamu berkendara perlahan saja, aku akan menunggumu.”

“Tapi, aku merasa takut, Dave. Lagi pula, saat ini aku sedang ...” terkekeh. “Lain kali saja, aku akan memberitahumu.”

“Kau sedang tertawa sayang?” Menunggu jawaban, lalu kembali berkata. “Baiklah, aku masih ada pekerjaan. Aku tutup dulu.”

“Tuan.” Dave tidak menyahut. “Tuan muda.” Sekretaris Tian kembali memanggil, tapi tak ada jawaban. Lalu kembali melanjutkan kalimatnya. “Orang tua Nona muda, ada disini.”

Dave masih tetap membisu, tenggelam dalam kesedihan dan rasa bersalah. Saat ini ia merasa kalah, benar-benar kalah dengan takdir yang tidak dapat dilawannya.

“Putriku, hiks ... hiks ....”

Ibu Clarissa memeluk jenazah putrinya, tangis histeris kembali memenuhi ruangan, setelah Dave terdiam.

“Bangun, sayang. Ini Mama, bangunlah, Mama mohon, buka matamu.”

Ibu Clarisa semakin histeris, mengguncang tubuh putrinya, memaksa agar ia bangun dari tidurnya yang panjang.

“Ma, sabarlah. Papa mohon, tenangkan dirimu.”

“Tidak, Mama tidak rela. Bangun sayang, bangun.”

Masih dalam tangisnya, Ibu Clarissa jatuh, tak sadarkan diri. Bagas langsung mengangkat tubuh istrinya, menuju ruang perawatan .

Sementara, Dave masih berlutut dan menunduk, tidak ada lagi suara tangis, tapi air matanya masih menetes jatuh. Memukul dadanya berulang kali, saat ia merasa sesak karena memendam kesedihannya.

“Dave.”

Rachel menatap putranya yang berlutut menatap jenazah Clarissa. Lalu memeluk, Liam suaminya yang ikut terpukul dengan kepergian menantunya.

“Bangunlah, Nak.”

Liam memapah tubuh putranya yang lemah, memberikan isyarat pada Tian sekretaris Dave untuk membawa putranya pergi.

“Tenangkan pikiranmu. Papa akan mengurusnya disini.”

Dave hanya terdiam, pikirannya kosong. Ia ikut melangkah bersama Tian yang memapahnya.

***

Keesokan harinya,

Jejeran rangkaian bunga ucapan belasungkawa, terlihat memenuhi taman perkuburan, terlihat kesedihan pada para

pelayat. Ada yang hanya meneteskan air mata, ada juga yang menangis dengan histeris karena merasa kehilangan. Tak lupa para wartawan dari berbagai stasiun TV, untuk meliput moment Keluarga Alehandra dan Bagas Santara, yang sedang berduka. Dua keluarga yang merupakan pengusaha sukses di negeri ini.

Dave dengan tatapan kosong, menatap peti Clarissa yang mulai diturunkan perlahan ke liang kubur. Tidak ada air mata atau isak tangis. Ia hanya mematung, entah bagaimana perasaanya kini, ia hanya terus diam.

Berbeda dengan ibu Clarissa, yang sangat kehilangan putri semata wayangnya. Wanita itu berkali-kali jatuh, tidak sadarkan diri.

“Putrikuuu, hiks....”

Bagas sang suami hanya mampu memeluk tubuh istrinya, ia sendiri sudah tidak mampu menatap peti putrinya yang mulai tertimbun tanah.

“Tidakkk, kembalikan putriku. Kembalikan.”

Ibu Clarissa kembali berteriak histeris, sampai jatuh tidak sadarkan diri dalam pelukan suaminya.

Kini saatnya untuk menabur bunga,

Dave menggengam bunga, lalu menaburkannya diatas makam.

Beristirahatlah, sayang. Anak kita bersamamu, aku akan mencari pelaku yang merenggut kalian dariku!

Setelah pemakaman usai, para pelayat mulai meninggalkan tempat. Terkecuali Dave dan sekretarisnya Tian.

“Kamu sudah menyelidikinya?”

“Sudah, Tuan. Tapi, belum mendapatkan apa-apa.”

Dave langsung menatap tajam.

“Katakan.”

“Tidak ada CCTV di tempat kejadian dan tidak ada saksi, karena saat itu hujan sedang turun. Ada sebuah toko, diseberang jalan tapi sudah lama toko itu tertutup.”

Dave menarik napas, kembali menabur bunga untuk kesekian kalinya.

“Aku akan memberimu waktu sampai besok, temukan dia sebelum polisi yang menemukannya.”

“Baik, Tuan.”

Sabarlah, sayang. Aku akan membawanya berlutut dihadapanmu.

Hari mulai senja, Dave masih duduk disisi makam Clarissa bersama Tian. Ia belum bisa pergi meninggalkan Clarissa dan bayinya.

Aku mencintaimu dan tidak akan ada yang menggantikanmu. Aku janji!

***

Satu hari sudah berlalu, Tian belum juga mendapatkan apa-apa, begitu juga dengan pihak kepolisian.

“Kamu belum menemukannya?”

“Belum, Tuan."

Dave mengangguk,

“Buat sayembara untuk menemukan seorang saksi, beri hadiah 1 miliyar.”

“Tapi, bagaimana jika mereka berbohong, Tuan.”

Dave menyeringai. “Itu yang aku harapkan.”

Tian mengernyitkan dahinya, tidak mengerti tapi tetap melaksanakannya.

Akhirnya, Tian mengundang reporter dari berbagai stasiun TV, untuk mengadakan konferensi pers.

“Saya mewakili, Presdir Dave Alehandara untuk menyampaikan tentang sayembara.”

Kilatan cahaya kamera terlihat kelap-kelip, suara ketikan di papan keybord terdengar, saat Tian baru saja berucap.

“Kami keluarga Alehandara, mengadakan sayembara untuk mencari saksi kecelakaan yang menimpa Nona Clarissa Santara. Bagi siapapun yang melihat kejadian, silahkan langsung menemui saya. Keluarga Alehandara akan memberikan hadiah sebesar satu miliar rupiah. Terima kasih.”

Tian mengakhiri kalimatnya, lalu pergi meninggalkan para wartawan.

Kabar sayembara pun langsung menjadi topik utama diberbagai stasiun TV, media sosial dan surat kabar. Kabar itu pun menjadi perbincangan hangat di perusahaan PT. DEVAL Power.

Dimas masih bekerja di depan layar komputer. Mengabaikan teman disebelahnya, yang sedang menonton lewat ponselnya.

“Kamu sedang nonton apa, serius sekali?” Dimas masih terus menatap monitornya.

“Konferensi pers sekretaris Tian.”

“Tentang apa?”

“Kamu tidak tahu?” Teman sebelahnya kembali bertanya.

“Memang, ada apa?”

“Tunangan Presdir, meninggal dunia. Karena tabrak lari.”

Deg. Dimas menghentikkan jari-jarinya diatas keybord.

“Dia ditabrak? Kapan?” Dimas memastikan.

“Dua hari yang lalu, saat hujan deras. Apalagi, tunangan presdir itu sedang hamil dan akan menikah bulan depan. Aku bisa membayangkan, bagaimana ia akan membuat perhitungan dengan bajingan itu.”

Dimas bersusah payah menelan salivanya, ia melirik temannya yang masih menatap layar ponsel.

“Benarkah? Aku tidak tahu, kalau Presdir sudah bertunangan.”

“Bagaimana kamu bisa tahu, jika terus bekerja?” temannya merapatkan kursi, memperlihatkan layar ponselnya pada Dimas. “Lihatlah, dia sangat cantik.”

Mata Dimas membelalak, wajahnya menjadi pucat pasi. Ia meremas kedua tangannya dibawah meja.

“Aku ke toilet sebentar.”

Dimas membasuh wajahnya berkali-kali, lalu memandang pantulan wajahnya.

“Jadi, gadis itu nona Clarissa?”

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

se

2024-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kehilangan
2 Bab 2 Bimbang
3 Bab 3 Saksi
4 Bab 4 Dilema
5 Bab 5 Permintaan
6 Bab 6 Vonis
7 Bab 7 Tangis Arshila
8 Bab 8 Tangis Arshila (2)
9 Bab 9 Dimas yang bahagia
10 Bab 10 Hidup baru
11 Bab 11 Aku ibunya
12 Bab 12 Keluarga Alexa
13 Bab 13 Perjuangan Arshila
14 Bab 14 Alexa pergi
15 Bab 15 Tanpa mereka
16 Bab 16 Teman baru
17 Bab 17 Sang penyelamat
18 Bab 18 Sadar, Arshila!
19 Bab 19 Rahasia Nadia
20 Bab 20 Pengamatan Grace
21 Bab 21 Trauma
22 Bab 22 Teror
23 Bab 23 Welcome, my queen
24 Bab 24 Satu teka teki
25 Bab 25 Lamaran tiba-tiba.
26 Bab 26 Dibawah hujan
27 Bab 27 kembali berjalan
28 Bab 28. Merasa iba
29 Bab 29. Pernikahan yang terlalu sederhana
30 Bab 30. Kisah yang lain
31 Bab. 31 Kenapa? Kenapa?
32 Bab 32. Dia berubah
33 Bab 33. Seperti ingin mati.
34 34. Kebimbangan Nadia
35 Bab 35. Ancaman yang nyata
36 Bab 36. Matilah
37 Bab 37. Tidak tega
38 Bab 38. Hai, Clarissa
39 Bab 39. Amarah Dave
40 Bab 40. Dia milikku
41 Bab 41. Perasaan Dave
42 Bab. 42. Katakan, apa bukan kau??
43 Bab 43. Kisah dari Mira
44 Bab. 44. Karena semua, sudah terlambat.
45 Bab. 45 Takdir dua pria
46 Bab 46. Membiasakan diri
47 Bab 47. Air mata dihari ulang tahun
48 Bab 48. Sebuah nama
49 Bab 49. sebuah teka-teki
50 Bab 50. Merasa cemas
51 Bab 51. Mencari sekutu
52 Bab. 52. Cemburu
53 Bab 53. Sasaran amarah
54 Bab 54. Pesan pembawa petaka
55 Bab 55. Kunjungan ibu Clarissa
56 Bab 56. Ini bukan rumah.
57 Bab 57. Alexa kembali
58 Bab 58. Ada apa dengan tubuhku?
59 Bab 59. Semakin aneh
60 Bab 60. Bukan siapa-siapa
61 Bab 61. Bertemu Nadin
62 Bab 62. Arshila yang menikmati kebebasan
63 Bab 63. Amarah yang berkobar
64 Bab 64. Berdua saja
65 Bab 65. Selamat Tuan, Nona sedang hamil
66 Bab 66. Dua pilihan
67 Bab 67. Ini anakmu, anak kita!
68 Bab 68. Dua orang yang mencari jejak
69 Bab 69. Anakku, anakku!!
70 Bab 70. Kejutan 1
71 Bab 71. Kejutan 2
72 Bab 72. Rasa sakit yang nyata
73 Bab 73. Sesal tak berujung
74 Bab 74. Pertemuan tak terduga
75 Bab. 75. Pasangan selingkuh
76 Bab 76. Ada apa, dengan sekretaris Tian?
77 Bab 77. Hukuman
78 Bab 78. Terpuruk
79 Bab 79. Kemarahan Dimas
80 Bab 80. Terungkap dengan sendirinya
81 Bab 81. Harapan orang tersayang
82 Bab 82. Dipecat
83 Bab 83. Masalah beruntun
84 Bab 84. Pulang ke rumah
85 Bab 85. Usaha Dimas
86 Bab 86. Ibu, angun!!
87 Bab 87. Setitik harapan
88 Bab 88. Beri aku kesempatan
89 Bab 89. Saran Nadia
90 Bab 90. Dua sahabat
91 Bab 91. Diujung tanduk
92 Bab 92. Maaf dan maaf
93 Bab 93. Perjalanan penuh kisah (1)
94 Bab 94. Perjalanan penuh kisah (2)
95 Bab 95. Keluarga yang lain
96 Bab 96. Kenangan abadi
97 Bab 97. Syok
98 Bab 98. Berpisah dengan syarat
99 Bab 99. Pembicaraan dua lelaki
100 Bab 100. Ungkapan Tian
101 Bab 101. Dari awal.
102 Bab. 102. Undangan makan malam
103 Bab 103. Reuni
104 Bab 104. Tak tersisa
105 Bab 105. Kartu As
106 Bab 106. Membuka luka lama
107 Bab 107. Tidak semudah itu
108 Bab 108. Dimas yang tertangkap
109 Bab 109. Wanita yang tidak menyerah
110 Bab 110. Menemui Bagas
111 Bab 111. Fira yang shock
112 Bab 112. Pengakuan Ibu
113 Bab 113. Permohonan maaf
114 Bab 114. Curhat
115 Bab 115. Jaminan
116 Bab 116. Karena keluarga
117 Bab 117. Nasib Dimas
118 Bab 118. Perasaan semua orang
119 Bab 119. Bukan pertama kali
120 Bab 120. Kejutan untuk Arshila
121 Bab 121. Hari bahagia
122 Bab 122. Kebersamaan
123 Bab 123. Makan bersama
124 Bab 124. The final
125 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1 Kehilangan
2
Bab 2 Bimbang
3
Bab 3 Saksi
4
Bab 4 Dilema
5
Bab 5 Permintaan
6
Bab 6 Vonis
7
Bab 7 Tangis Arshila
8
Bab 8 Tangis Arshila (2)
9
Bab 9 Dimas yang bahagia
10
Bab 10 Hidup baru
11
Bab 11 Aku ibunya
12
Bab 12 Keluarga Alexa
13
Bab 13 Perjuangan Arshila
14
Bab 14 Alexa pergi
15
Bab 15 Tanpa mereka
16
Bab 16 Teman baru
17
Bab 17 Sang penyelamat
18
Bab 18 Sadar, Arshila!
19
Bab 19 Rahasia Nadia
20
Bab 20 Pengamatan Grace
21
Bab 21 Trauma
22
Bab 22 Teror
23
Bab 23 Welcome, my queen
24
Bab 24 Satu teka teki
25
Bab 25 Lamaran tiba-tiba.
26
Bab 26 Dibawah hujan
27
Bab 27 kembali berjalan
28
Bab 28. Merasa iba
29
Bab 29. Pernikahan yang terlalu sederhana
30
Bab 30. Kisah yang lain
31
Bab. 31 Kenapa? Kenapa?
32
Bab 32. Dia berubah
33
Bab 33. Seperti ingin mati.
34
34. Kebimbangan Nadia
35
Bab 35. Ancaman yang nyata
36
Bab 36. Matilah
37
Bab 37. Tidak tega
38
Bab 38. Hai, Clarissa
39
Bab 39. Amarah Dave
40
Bab 40. Dia milikku
41
Bab 41. Perasaan Dave
42
Bab. 42. Katakan, apa bukan kau??
43
Bab 43. Kisah dari Mira
44
Bab. 44. Karena semua, sudah terlambat.
45
Bab. 45 Takdir dua pria
46
Bab 46. Membiasakan diri
47
Bab 47. Air mata dihari ulang tahun
48
Bab 48. Sebuah nama
49
Bab 49. sebuah teka-teki
50
Bab 50. Merasa cemas
51
Bab 51. Mencari sekutu
52
Bab. 52. Cemburu
53
Bab 53. Sasaran amarah
54
Bab 54. Pesan pembawa petaka
55
Bab 55. Kunjungan ibu Clarissa
56
Bab 56. Ini bukan rumah.
57
Bab 57. Alexa kembali
58
Bab 58. Ada apa dengan tubuhku?
59
Bab 59. Semakin aneh
60
Bab 60. Bukan siapa-siapa
61
Bab 61. Bertemu Nadin
62
Bab 62. Arshila yang menikmati kebebasan
63
Bab 63. Amarah yang berkobar
64
Bab 64. Berdua saja
65
Bab 65. Selamat Tuan, Nona sedang hamil
66
Bab 66. Dua pilihan
67
Bab 67. Ini anakmu, anak kita!
68
Bab 68. Dua orang yang mencari jejak
69
Bab 69. Anakku, anakku!!
70
Bab 70. Kejutan 1
71
Bab 71. Kejutan 2
72
Bab 72. Rasa sakit yang nyata
73
Bab 73. Sesal tak berujung
74
Bab 74. Pertemuan tak terduga
75
Bab. 75. Pasangan selingkuh
76
Bab 76. Ada apa, dengan sekretaris Tian?
77
Bab 77. Hukuman
78
Bab 78. Terpuruk
79
Bab 79. Kemarahan Dimas
80
Bab 80. Terungkap dengan sendirinya
81
Bab 81. Harapan orang tersayang
82
Bab 82. Dipecat
83
Bab 83. Masalah beruntun
84
Bab 84. Pulang ke rumah
85
Bab 85. Usaha Dimas
86
Bab 86. Ibu, angun!!
87
Bab 87. Setitik harapan
88
Bab 88. Beri aku kesempatan
89
Bab 89. Saran Nadia
90
Bab 90. Dua sahabat
91
Bab 91. Diujung tanduk
92
Bab 92. Maaf dan maaf
93
Bab 93. Perjalanan penuh kisah (1)
94
Bab 94. Perjalanan penuh kisah (2)
95
Bab 95. Keluarga yang lain
96
Bab 96. Kenangan abadi
97
Bab 97. Syok
98
Bab 98. Berpisah dengan syarat
99
Bab 99. Pembicaraan dua lelaki
100
Bab 100. Ungkapan Tian
101
Bab 101. Dari awal.
102
Bab. 102. Undangan makan malam
103
Bab 103. Reuni
104
Bab 104. Tak tersisa
105
Bab 105. Kartu As
106
Bab 106. Membuka luka lama
107
Bab 107. Tidak semudah itu
108
Bab 108. Dimas yang tertangkap
109
Bab 109. Wanita yang tidak menyerah
110
Bab 110. Menemui Bagas
111
Bab 111. Fira yang shock
112
Bab 112. Pengakuan Ibu
113
Bab 113. Permohonan maaf
114
Bab 114. Curhat
115
Bab 115. Jaminan
116
Bab 116. Karena keluarga
117
Bab 117. Nasib Dimas
118
Bab 118. Perasaan semua orang
119
Bab 119. Bukan pertama kali
120
Bab 120. Kejutan untuk Arshila
121
Bab 121. Hari bahagia
122
Bab 122. Kebersamaan
123
Bab 123. Makan bersama
124
Bab 124. The final
125
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!