Bab 3 Saksi

Keesokan harinya,

Ibu masih gelisah dalam kamar, mondar-mandir setelah melepaskan Dimas berangkat kerja. Ia keluar kamar, menatap tajam menantunya yang sedang mengepel lantai.

Pasti karena wanita sialan ini, putraku jadi terkena imbasnya.

Ibu terus berjalan, menapakkan kakinya diatas lantai yang masih basah. Tidak mempedulikan bulir keringat yang tampak dari wajah menantunya.

“Setelah, ini. Kamu mencuci pakaian. Ingat, kamu harus menguceknya hingga bersih.”

Ibu mengambil posisi duduk, setelah melihat anggukan kepala Arshila yang belum menyelesaikan pekerjaannya.

Bagaimana caranya, aku menyingkirkan benalu ini?

Ibu mengambil remot TV, menaikkan kaki diatas meja, lalu menyandarkan punggungnya di sofa. Ia kembali menonton berita, yang sudah tiga hari mewarnai seluruh siaran TV.

“Alangkah bagusnya, jika aku mendapatkan 1 miliar itu?” ujarnya, lalu kembali tertegun menatap menantunya.

Hah. Aku tahu, haahahaa....

Ibu mendapatkan senyumannya, bangkit dari duduk mendekati Arshila.

“Sudah, kamu istirahat sana.” Arshila mengernyitkan alisnya. “Aku sudah berjanji pada putraku, akan memperlakukanmu dengan baik, karena kamu mengandung cucuku. Sekarang, pergilah ke kamar istirahat. Jangan melakukan apapun.”

Setelah bertutur dengan cukup lembut, ibu berjalan menuju kamar. Sementara, Arshila hanya berdiri menatap dengan bingung. Pertama kali sejak ia menikah, mertuanya tidak memaki atau menghinanya. Wanita paruh baya itu, menyuruhnya beristirahat dalam kamar yang terdengar aneh bagi Arshila.

“Apa yang dikatakan Mas Dimas kepada ibu?”

Arshila menyelesaikan pekerjaannya yang sudah terlanjur dilakukan. Dari dalam kamar, ibu keluar dengan pakaian rapi dan berdandan seperti mau ke pesta.

“Arshila sayang, ibu keluar dulu. Kamu baik-baik di rumah? Kamu mau makan sesuatu, biar ibu belikan.”

Arshila hanya ternganga, lalu kemudian menggeleng. Memperhatikan mertuanya yang melambaikan tangan, sebelum keluar rumah.

“Apa terjadi sesuatu semalam? Kenapa ibu mendadak berubah?”

Di kantor pusat PT. DEVAL POWER,

Di depan gedung perusahaan tempat putranya bekerja, ibu berjalan masuk dengan senyum yang mengembang.

“Ibu mencari siapa?” petugas keamanan mencegah langkah Ibu Dimas di lobi.

“Saya mencari bapak sekretaris.”

“Ibu siapa?”

“Saya menonton berita di TV, kalau bapak sekretaris mencari saksi.”

Petugas keamanan itu, memperhatikan ibu Dimas dengan cermat, lalu meminta mengikuti langkahnya menuju lift.

Dilantai 20, petugas keamanan itu menghampiri dua orang wanita yang duduk disebuah meja, disisi pintu ruangan presdir. Ibu Dimas hanya memperhatikan dengan bola matanya yang berkeliling menyusuri setiap sudut ruangan.

Andai putraku, menikah dengan salah satu karyawan disini.

“Ibu, silahkan ikut saya.” Salah seorang gadis, membuyarkan khayalan ibu Dimas.

Tok...tok...tok...

“Masuk.” Terdengar suara dari dalam ruangan.

“Selamat pagi, Pak. Diluar ada seorang wanita, mengaku seorang saksi.”

Dave menatap sekretaris Tian, memberikan

isyarat dengan gerakan tangan.

“Suruh dia masuk,” ujar sekretaris Tian.

Ibu Dimas masuk, ternganga dengan kemewahan yang memanjakan mata. Dia seketika tersadar, setelah tatapannya bertemu dengan si pemilik ruangan.

“Apa benar, ibu seorang saksi?” tanya Tian yang masih memperhatikan ibu Dimas.

“Saya kemari untuk memohon ampun kepada Tuan.” Wajah ibu berubah memelas.

“Maksud ibu?” Tian bertanya, sementara Dave masih menatap mereka dengan membisu.

Ibu langsung terisak, lalu mendaratkan kedua lututnya di atas lantai. Dengan berderai air mata, ibu menatap sekretaris Tian.

“Tolong ampuni menantu saya, Tuan. Menantu saya tidak sengaja melakukannya.”

Dave langsung bangkit, duduk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan ibu Dimas. Wanita paruh baya itu, mendadak gugup, suhu udara dalam ruangan seperti menurun drastis.

“Saya tidak ingin, Anda meminta pengampunan untuk seseorang yang melenyapkan calon istri saya. Sekarang, Anda

duduk dan ceritakan semuanya.”

Ibu Dimas hanya mengangguk, suara lantang yang biasa ia teriakkan untuk menantunya, tiba-tiba saja hilang.

“Waktu itu, menantu saya mengalami kontraksi, saat di dalam mobil menuju rumah sakit, Tuan. Karena hujan deras, menantu saya ketakutan dan panik. Ia tidak sengaja menabrak seorang wanita, yang sedang menyebrang."

Dave masih mendengarkan ucapan ibu Dimas tanpa berkomentar.

“Menantu saya, sempat memeriksa tubuh wanita itu yang menurutnya masih hidup, dia meminta tolong dengan meraih kaki menantu saya.”

Wajah Dave berubah, rahangya mengeras, bayangan bagaimana Clarisa meminta tolong kepada wanita itu, membuatnya geram.

“Teruskan.”

“Menantu saya ketakutan, Tuan. Ia takut masuk penjara, karena sedang mengandung, tolong maafkanlah dia.”

“Saya sudah mengatakan, agar Anda jangan meminta pengampunan.”

Dave berkata dengan intonasi rendah tapi tajam, yang membuat ibu Dimas merinding.

“Baik, Tuan. Maafkan saya.” Ibu Dimas kembali bercerita. “Menantu saya, sempat meminta maaf kepada calon istri anda, tapi sebelum pergi calon istri anda meraih tangannya. Ia berkata, agar menyelamatkan bayinya.

PRAANGG

Dave melempar gelas hingga berserakan diatas lantai. Napasnya naik turun, memendam emosi yang membuncah.

Bagus, marahlah, seperti yang ku harapkan.

Sekretaris Tian yang dari tadi hanya mendengarkan, mulai bersuara. Ia memiliki keraguan akan ucapan, ibu Dimas yang seperti sengaja menjatuhkan menantunya sendiri.

“Apa Ibu memilki bukti? Atau ibu hanya mendengarkan cerita dari seseorang?”

Dave yang sedang menahan amarah, kembali menatap tajam Ibu Dimas. Sementara, wanita paruh baya itu mencoba bersikap tenang.

“Anak saya bekerja di perusahaan ini, Tuan. Saya tidak ingin dia terkena imbasnya, karena perbuatan menantu saya. Jadi, tolong jangan libatkan kami sekeluarga. Anak saya Dimas, sangat mencintai istrinya, walaupun Tuan memaksanya untuk jujur, dia akan tetap melindungi istrinya.”

“Lalu, bagaimana ibu mengetahui menantu Anda pelakunya?”

“Saya tidak sengaja, mendengar pembicaraan mereka, Tuan. Saat menantu saya meminta suaminya, untuk membawa mobil ke bengkel langganannya, padahal hari sudah malam dan hujan masih turun dengan deras.”

Dave kembali duduk di tempatnya, memberi perintah kepada sekretaris Tian melalui isyarat, yang di mengerti Tiandengan menganggukan kepalanya.

“Berikan nomor rekening ibu. Kami akan mengirimkan hadiah, jika sudah mengkonfirmasi kebenaran yang sebenarnya.”

Ibu Dimas tersenyum samar, mengaduk tasnya mencari ponsel, lalu memberikan nomor rekeningnya kepada sekretaris Tian.

Setelah ibu Dimas pergi, Dave masih duduk, memijit pangkal hidungnya. Mencerna tentang ucapan wanita itu, yang sepenuhnya belum dapat dipercaya.

“Kamu sudah mendapatkaninformasinya, Tian?”

“Sudah Tuan. Namanya Dimas Sudrajat dari departement humas, istrinya bernama Arshila Syarenna. Dia sedang mengandung tujuh bulan dan waktu kejadian berada di rumah sakit karena kontraksi.”

“Lanjutkan lagi, aku belum yakin.”

“Baik, Tuan.”

Di rumah, ibu Dimas baru saja tiba. Ia berjalan menuju dapur, meletakkan barang-barang diatas meja. Menatap menantunya yang sedang menyiapkan makan siang.

“Kamu sedang apa, shila? Ibu sudah bilang, jangan melakukan apapun. Sekarang, duduklah, ibu membelikanmu buah.”

Arshila menurut, meski ia masih belum terbiasa dengan perubahan mendadak sikap mertuanya.

“Ini, makanlah.” Ibu memberikan buah yang sudah dikupas.

“Terimakasih, bu.”

Ibu tersenyum, lalu berdiri menggantikan posisi menantunya menyiapkan makan siang.

Nikmatilah dengan baik, sebelum polisi menjemputmu.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

bener bener iblis kamu Bu....

2025-02-19

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Iblis

2025-02-19

0

3sna

3sna

nah dr sini aja udh ketauan boong,kn clarisa bw mobil,trus itu nyebrng kesempret gmn cb

2024-07-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kehilangan
2 Bab 2 Bimbang
3 Bab 3 Saksi
4 Bab 4 Dilema
5 Bab 5 Permintaan
6 Bab 6 Vonis
7 Bab 7 Tangis Arshila
8 Bab 8 Tangis Arshila (2)
9 Bab 9 Dimas yang bahagia
10 Bab 10 Hidup baru
11 Bab 11 Aku ibunya
12 Bab 12 Keluarga Alexa
13 Bab 13 Perjuangan Arshila
14 Bab 14 Alexa pergi
15 Bab 15 Tanpa mereka
16 Bab 16 Teman baru
17 Bab 17 Sang penyelamat
18 Bab 18 Sadar, Arshila!
19 Bab 19 Rahasia Nadia
20 Bab 20 Pengamatan Grace
21 Bab 21 Trauma
22 Bab 22 Teror
23 Bab 23 Welcome, my queen
24 Bab 24 Satu teka teki
25 Bab 25 Lamaran tiba-tiba.
26 Bab 26 Dibawah hujan
27 Bab 27 kembali berjalan
28 Bab 28. Merasa iba
29 Bab 29. Pernikahan yang terlalu sederhana
30 Bab 30. Kisah yang lain
31 Bab. 31 Kenapa? Kenapa?
32 Bab 32. Dia berubah
33 Bab 33. Seperti ingin mati.
34 34. Kebimbangan Nadia
35 Bab 35. Ancaman yang nyata
36 Bab 36. Matilah
37 Bab 37. Tidak tega
38 Bab 38. Hai, Clarissa
39 Bab 39. Amarah Dave
40 Bab 40. Dia milikku
41 Bab 41. Perasaan Dave
42 Bab. 42. Katakan, apa bukan kau??
43 Bab 43. Kisah dari Mira
44 Bab. 44. Karena semua, sudah terlambat.
45 Bab. 45 Takdir dua pria
46 Bab 46. Membiasakan diri
47 Bab 47. Air mata dihari ulang tahun
48 Bab 48. Sebuah nama
49 Bab 49. sebuah teka-teki
50 Bab 50. Merasa cemas
51 Bab 51. Mencari sekutu
52 Bab. 52. Cemburu
53 Bab 53. Sasaran amarah
54 Bab 54. Pesan pembawa petaka
55 Bab 55. Kunjungan ibu Clarissa
56 Bab 56. Ini bukan rumah.
57 Bab 57. Alexa kembali
58 Bab 58. Ada apa dengan tubuhku?
59 Bab 59. Semakin aneh
60 Bab 60. Bukan siapa-siapa
61 Bab 61. Bertemu Nadin
62 Bab 62. Arshila yang menikmati kebebasan
63 Bab 63. Amarah yang berkobar
64 Bab 64. Berdua saja
65 Bab 65. Selamat Tuan, Nona sedang hamil
66 Bab 66. Dua pilihan
67 Bab 67. Ini anakmu, anak kita!
68 Bab 68. Dua orang yang mencari jejak
69 Bab 69. Anakku, anakku!!
70 Bab 70. Kejutan 1
71 Bab 71. Kejutan 2
72 Bab 72. Rasa sakit yang nyata
73 Bab 73. Sesal tak berujung
74 Bab 74. Pertemuan tak terduga
75 Bab. 75. Pasangan selingkuh
76 Bab 76. Ada apa, dengan sekretaris Tian?
77 Bab 77. Hukuman
78 Bab 78. Terpuruk
79 Bab 79. Kemarahan Dimas
80 Bab 80. Terungkap dengan sendirinya
81 Bab 81. Harapan orang tersayang
82 Bab 82. Dipecat
83 Bab 83. Masalah beruntun
84 Bab 84. Pulang ke rumah
85 Bab 85. Usaha Dimas
86 Bab 86. Ibu, angun!!
87 Bab 87. Setitik harapan
88 Bab 88. Beri aku kesempatan
89 Bab 89. Saran Nadia
90 Bab 90. Dua sahabat
91 Bab 91. Diujung tanduk
92 Bab 92. Maaf dan maaf
93 Bab 93. Perjalanan penuh kisah (1)
94 Bab 94. Perjalanan penuh kisah (2)
95 Bab 95. Keluarga yang lain
96 Bab 96. Kenangan abadi
97 Bab 97. Syok
98 Bab 98. Berpisah dengan syarat
99 Bab 99. Pembicaraan dua lelaki
100 Bab 100. Ungkapan Tian
101 Bab 101. Dari awal.
102 Bab. 102. Undangan makan malam
103 Bab 103. Reuni
104 Bab 104. Tak tersisa
105 Bab 105. Kartu As
106 Bab 106. Membuka luka lama
107 Bab 107. Tidak semudah itu
108 Bab 108. Dimas yang tertangkap
109 Bab 109. Wanita yang tidak menyerah
110 Bab 110. Menemui Bagas
111 Bab 111. Fira yang shock
112 Bab 112. Pengakuan Ibu
113 Bab 113. Permohonan maaf
114 Bab 114. Curhat
115 Bab 115. Jaminan
116 Bab 116. Karena keluarga
117 Bab 117. Nasib Dimas
118 Bab 118. Perasaan semua orang
119 Bab 119. Bukan pertama kali
120 Bab 120. Kejutan untuk Arshila
121 Bab 121. Hari bahagia
122 Bab 122. Kebersamaan
123 Bab 123. Makan bersama
124 Bab 124. The final
125 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1 Kehilangan
2
Bab 2 Bimbang
3
Bab 3 Saksi
4
Bab 4 Dilema
5
Bab 5 Permintaan
6
Bab 6 Vonis
7
Bab 7 Tangis Arshila
8
Bab 8 Tangis Arshila (2)
9
Bab 9 Dimas yang bahagia
10
Bab 10 Hidup baru
11
Bab 11 Aku ibunya
12
Bab 12 Keluarga Alexa
13
Bab 13 Perjuangan Arshila
14
Bab 14 Alexa pergi
15
Bab 15 Tanpa mereka
16
Bab 16 Teman baru
17
Bab 17 Sang penyelamat
18
Bab 18 Sadar, Arshila!
19
Bab 19 Rahasia Nadia
20
Bab 20 Pengamatan Grace
21
Bab 21 Trauma
22
Bab 22 Teror
23
Bab 23 Welcome, my queen
24
Bab 24 Satu teka teki
25
Bab 25 Lamaran tiba-tiba.
26
Bab 26 Dibawah hujan
27
Bab 27 kembali berjalan
28
Bab 28. Merasa iba
29
Bab 29. Pernikahan yang terlalu sederhana
30
Bab 30. Kisah yang lain
31
Bab. 31 Kenapa? Kenapa?
32
Bab 32. Dia berubah
33
Bab 33. Seperti ingin mati.
34
34. Kebimbangan Nadia
35
Bab 35. Ancaman yang nyata
36
Bab 36. Matilah
37
Bab 37. Tidak tega
38
Bab 38. Hai, Clarissa
39
Bab 39. Amarah Dave
40
Bab 40. Dia milikku
41
Bab 41. Perasaan Dave
42
Bab. 42. Katakan, apa bukan kau??
43
Bab 43. Kisah dari Mira
44
Bab. 44. Karena semua, sudah terlambat.
45
Bab. 45 Takdir dua pria
46
Bab 46. Membiasakan diri
47
Bab 47. Air mata dihari ulang tahun
48
Bab 48. Sebuah nama
49
Bab 49. sebuah teka-teki
50
Bab 50. Merasa cemas
51
Bab 51. Mencari sekutu
52
Bab. 52. Cemburu
53
Bab 53. Sasaran amarah
54
Bab 54. Pesan pembawa petaka
55
Bab 55. Kunjungan ibu Clarissa
56
Bab 56. Ini bukan rumah.
57
Bab 57. Alexa kembali
58
Bab 58. Ada apa dengan tubuhku?
59
Bab 59. Semakin aneh
60
Bab 60. Bukan siapa-siapa
61
Bab 61. Bertemu Nadin
62
Bab 62. Arshila yang menikmati kebebasan
63
Bab 63. Amarah yang berkobar
64
Bab 64. Berdua saja
65
Bab 65. Selamat Tuan, Nona sedang hamil
66
Bab 66. Dua pilihan
67
Bab 67. Ini anakmu, anak kita!
68
Bab 68. Dua orang yang mencari jejak
69
Bab 69. Anakku, anakku!!
70
Bab 70. Kejutan 1
71
Bab 71. Kejutan 2
72
Bab 72. Rasa sakit yang nyata
73
Bab 73. Sesal tak berujung
74
Bab 74. Pertemuan tak terduga
75
Bab. 75. Pasangan selingkuh
76
Bab 76. Ada apa, dengan sekretaris Tian?
77
Bab 77. Hukuman
78
Bab 78. Terpuruk
79
Bab 79. Kemarahan Dimas
80
Bab 80. Terungkap dengan sendirinya
81
Bab 81. Harapan orang tersayang
82
Bab 82. Dipecat
83
Bab 83. Masalah beruntun
84
Bab 84. Pulang ke rumah
85
Bab 85. Usaha Dimas
86
Bab 86. Ibu, angun!!
87
Bab 87. Setitik harapan
88
Bab 88. Beri aku kesempatan
89
Bab 89. Saran Nadia
90
Bab 90. Dua sahabat
91
Bab 91. Diujung tanduk
92
Bab 92. Maaf dan maaf
93
Bab 93. Perjalanan penuh kisah (1)
94
Bab 94. Perjalanan penuh kisah (2)
95
Bab 95. Keluarga yang lain
96
Bab 96. Kenangan abadi
97
Bab 97. Syok
98
Bab 98. Berpisah dengan syarat
99
Bab 99. Pembicaraan dua lelaki
100
Bab 100. Ungkapan Tian
101
Bab 101. Dari awal.
102
Bab. 102. Undangan makan malam
103
Bab 103. Reuni
104
Bab 104. Tak tersisa
105
Bab 105. Kartu As
106
Bab 106. Membuka luka lama
107
Bab 107. Tidak semudah itu
108
Bab 108. Dimas yang tertangkap
109
Bab 109. Wanita yang tidak menyerah
110
Bab 110. Menemui Bagas
111
Bab 111. Fira yang shock
112
Bab 112. Pengakuan Ibu
113
Bab 113. Permohonan maaf
114
Bab 114. Curhat
115
Bab 115. Jaminan
116
Bab 116. Karena keluarga
117
Bab 117. Nasib Dimas
118
Bab 118. Perasaan semua orang
119
Bab 119. Bukan pertama kali
120
Bab 120. Kejutan untuk Arshila
121
Bab 121. Hari bahagia
122
Bab 122. Kebersamaan
123
Bab 123. Makan bersama
124
Bab 124. The final
125
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!