Bab 4 Dilema

Tian kini mengendarai kendaraannya, menuju bengkel yang dimaksud ibu Dimas. Di kursi belakang, tampak Dave duduk dengan menyandarkan kepalanya sambil memejamkan mata.

“Kita sudah sampai, Tuan.”

Dave terjaga, pandangannya menatap keluar. Sebuah bengkel yang tidak terlalu besar, beberapa motor parkir dengan kondisi sedang diperbaiki oleh montir.

“Permisi, kami ingin bertemu dengan pemilik bengkel.” Tian menyapa kepada seorang montir.

“Ada di dalam, silahkan masuk.”

Dave berjalan di depan, disusul sekretaris Tian dibelakangnya.

“Maaf, ada yang bisa saya bantu?”

Seorang pria, dengan pakaian yang terkena noda oli menghampiri mereka.

“Kami mencari pemilik bengkel.”

“Itu saya, Pak. Nama saya Gery, ada apa?”

Sekretaris Tian langsung menyodorkan kartu nama. Gery menerimanya, membelalakkan mata sesaat.

“Apa benar Dimas memperbaiki mobilnya disini?” tanya Dave.

“Benar, Pak. Dimas membawa kendaraannya malam hari, untuk diperbaiki. Katanya, istrinya habis tabrak kucing, jadi mobilnya penyok didepan.”

“Kucing?” Amarah Dave kembali terpancing.

“Boleh kami lihat mobilnya?”

“Silahkan, ikut saya. Kebetulan mobilnya, nanti sore baru diambil.”

Gery berjalan disusul Dave dan sekretaris Tian. Sebuah mobil jenis sedan, keluaran tahun 2000an, berwarna hitam. Gery membuka pintu mobil, membiarkan dua orang asing memperhatikan kondisi kendaraan itu.

Setelah selesai, Sekretaris Tian berpamitan. Di dalam mobil, Dave menunggu dengan memijat pangkal hidungnya yang mancung.

Kau menganggap, istriku, kucing.

“Tian, ambil jalan menuju rumah Dimas.”

“Baik, Tuan.”

Sekretaris Tian mengubah haluan, lalu kembali mengendarai mobilnya. Hanya sekitar 10 meter jarak rumah Dimas dan bengkel langganannya. Tian menurunkan kecepatan, saat mendekati sebuah rumah bercat abu-abu.

Dave memandang ke arah luar, tampak wanita yang menemuinya tadi pagi sedang mengupas buah, didepannya duduk seorang wanita dengan perut membuncit.

“Berhenti.”

Tian menghentikan mobil, tepat didepan rumah.

Dave masih memperhatikan kedua wanita itu, sorot matanya terkunci pada seorang wanita yang tengah menikmati buah, sambil mendapat pijatan di bahunya.

Kau rupanya hidup seperti ratu, sementara istriku berada di liang kubur.

“Jalan.”

Tian menghidupkan mesin, lalu kembali melanjutkan perjalanan mereka.

“Serahkan wanita itu, kepada polisi. Aku tidak bisa melakukan apa-apa padanya, jika ia dalam keadaan hamil.”

“Baik, Tuan.”

***

Di teras rumah, ibu mengupas buah untuk menantunya dan sesekali bangkit memijat bahunya.

“Tidak usah, bu.” Arshila merasa tidak enak, saat ibu Dimas memijat bahunya

“Tidak apa-apa, kamu sudah lelah selama ini. Biar ibu menebusnya untukmu.”

Arshila masih tidak terbiasa dengan sikap baru mertuanya, hari ini wanita paruh baya itu memasak untuknya, mengupas buah dan membiarkannya beristirahat dalam kamar.

Di halaman rumah, Dimas baru saja pulang. Memarkir motor sambil tersenyum melihat kerukunan dua wanita yang dicintainya.

“Sudah pulang, Nak. Duduk sini, temani istrimu, biar ibu yang buatkan teh.”

Dimas meraih tangan ibunya, lalu menciumnya.

“Terimakasih, bu.”

Ibu hanya tersenyum menatap putranya, lalu berjalan masuk dalam rumah. Tak lama, ibu keluar membawa secangkir teh, lalu meletakkanya diatas meja. Dimas meraih gelasnya, belum sempat menyesapnya, sebuah mobil polisi masuk dalam halaman rumah mereka.

DEG,

Dimas gugup, tangannya gemetar, hampir saja menjatuhkan gelasnya. Ia menatap ibu dan istrinya bergantian.

“Apa benar, ini rumah saudari Arshila Syarenna?”

“Benar. Ada perlu apa, Pak?” Dimas menjawab, bingung dengan polisi yang mencari istrinya bukan dia.

“Silahkan ikut kami, ke kantor polisi.”

“Ap ... apa?” Arshila tersentak, begitu juga dengan Dimas.

“Maaf, Pak. Bisa dijelaskan, ini ada apa sebenarnya? Kenapa Bapak mau membawa istri saya?”

Polisi yang menggunakan seragam lengkap, langsung menyodorkan surat penangkapan kepada Dimas. Pria itu membacanya, lalu membelalakkan kedua matanya.

“Tunggu, Pak. Ini pasti ada kesalahan. Saya ....”

“Dimas, diam kamu.” Ibu dengan cepat memotong ucapan anaknya.

Polisi membawa Arshila, memakaikan borgol di kedua tangannya. Wanita itu, menoleh kebelakang dengan berderai air mata.

“Mas, tolong aku. Sebenarnya, ada apa ini?”

“Kamu tunggu, Mas akan mengeluarkanmu.”

Arshila mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil. Dimas menyambar kunci motornya, hendak mengikuti mobil polisi. Tapi, ibu

mencegat langkah anaknya.

“Mau Ke mana kamu?’

“Menyusul Shila, bu. Dia tidak bersalah, saksi dari perusahaan pasti salah. Dimas akan ke sana dan memperbaikinya.”

“Hoh, kamu mau mengaku? Lalu, bagaimana dengan ibu dan adik-adikmu?”

“Bu, tolong jangan mulai lagi.”

“Jika kamu mengakui perbuatan kamu, maka ibu akan ikut di penjara bersamamu.”

“Maksud ibu, apa?”

“Ibu adalah saksi perusahaan kamu. Ibu yang mengatakan, Arshila telah menabrak calon istri pimpinan perusahaanmu.”

“Ibu," bentak Dimas, “kenapa ibu begitu tega? Dia sedang hamil, bu. Bagaimana bisa ibu mengirim istriku ke penjara. Ibu sengaja melakukannya, hanya karena ibu tidak menyukainya.”

“Ibu hanya menyelamatkan keluarga kita.”

“Menyelamatkan? Dengan mengorbankan istriku?” Dimas mengepalkan tangannya. “Maaf, Dimas tidak bisa, bu. Dia istriku dan sedang mengandung anakku.”

Dimas kembali melangkah, menuju motornya.

“Baik, sebelum kamu pergi, ibu ingatkan, satu kata kebenaran yang keluar dari mulutmu, maka ibumu yang akan mengantikan Arshila di penjara.”

Dimas menghentikkan langkahnya, memalingkan wajah menatap tajam ibunya.

“Kenapa ibu melakukan ini padaku?” teriak Dimas.

“Ini untuk kebaikanmu, pilihlah ibu atau istrimu yang akan masuk dalam penjara.”

Ibu melangkah masuk dalam rumah, meninggalkan Dimas yang masih mematung, menatap tajam ke arahnya.

Dimas terduduk di lantai teras, mengacak rambutnya frustasi. Ia merasa bingung, harus memilih karena kedua wanita itu sangat penting baginya.

Ibu yang membanting tulang, menyekolahkan, setelah, ayahnya meninggal. Ibu berkeliling menjual dagangannya, tidak menghiraukan terik matahari dan hujan yang menerpa.

Wanita paruh baya itu, bahkan pernah menjadi buruh cuci untuk tetangganya. Mengumpulkan rupiah, agar Dimas bisa memiliki pendidikan tinggi dan mengubah hidup mereka setelah bekerja.

Tapi, bagaimana dengan Arshila? Wanita yang menjadi istrinya dan sedang mengandung. Wanita yang tidak tahu apa-apa, justru menggantikan Dimas dalam penjara.

Dimas terkulai lemah, ia tidak bisa memilih. Jika ia mengaku, maka ibunya pun akan terseret karena kesaksian palsu. Tapi,...?

Ibu Dimas kembali menghampiri putranya.

"Dimas, maafkan ibu. Tolong, mengertilah keadaan ibu."

"Tapi, bagaimana dengan istriku, bu? Dia sedang hamil, bu."

"Dimas, percaya pada ibu. Arshila hanya akan mendapat hukuman ringan. Ibu mengatakan pada mereka kalau Arshila sedang kontraksi dalam mobil, hingga ia tidak sengaja."

"Tapi, ...."

"Jika, ia melahirkan di penjara, ibu akan mengasuh anakmu hingga ia bebas. Sampai saat itu, ibu berjanji padamu akan memperlakukannya dengan baik. Bahkan, jika kalian ingin hidup mandiri, ibu akan setuju."

Dimas membisu, mencerna perkataan ibunya yang terdengar masuk akal.

"Tapi, bu. Arshila tidak bisa mengendari mobil. Kalau ketahuan bagaimana?"

"Jadilah, saksi bersama ibu. Dengan begitu, mereka akan mempercayai kita."

"Apa?" Dimas membelalak. "Bagaimana bisa ibu meminta hal itu dariku? Arshila bisa membenciku."

"Dimas, pikirkan jika kamu sekarang, berada di sana bukan istrimu. Atasanmu mungkin akan langsung membunuhmu, beda dengan istrimu yang sedang hamil, mereka tidak akan melakukan apa-apa padanya."

Ibu kembali menancapkan serangan pada pikiran putranya. Sementara, Dimas masih membisu dengan kepala tertunduk.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Wes tau rasane hidup susah Bu... kok Yo jahat sama menantu nya...

2025-02-19

0

Sweet Girl

Sweet Girl

ibukmu ae wes Dim... wong menyesatkan gituuuu

2025-02-19

0

Murti Yatni

Murti Yatni

suami yang tak punya hati mau-mau saja di kendalikan ibunya yang berhati kejam dan tamak

2023-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kehilangan
2 Bab 2 Bimbang
3 Bab 3 Saksi
4 Bab 4 Dilema
5 Bab 5 Permintaan
6 Bab 6 Vonis
7 Bab 7 Tangis Arshila
8 Bab 8 Tangis Arshila (2)
9 Bab 9 Dimas yang bahagia
10 Bab 10 Hidup baru
11 Bab 11 Aku ibunya
12 Bab 12 Keluarga Alexa
13 Bab 13 Perjuangan Arshila
14 Bab 14 Alexa pergi
15 Bab 15 Tanpa mereka
16 Bab 16 Teman baru
17 Bab 17 Sang penyelamat
18 Bab 18 Sadar, Arshila!
19 Bab 19 Rahasia Nadia
20 Bab 20 Pengamatan Grace
21 Bab 21 Trauma
22 Bab 22 Teror
23 Bab 23 Welcome, my queen
24 Bab 24 Satu teka teki
25 Bab 25 Lamaran tiba-tiba.
26 Bab 26 Dibawah hujan
27 Bab 27 kembali berjalan
28 Bab 28. Merasa iba
29 Bab 29. Pernikahan yang terlalu sederhana
30 Bab 30. Kisah yang lain
31 Bab. 31 Kenapa? Kenapa?
32 Bab 32. Dia berubah
33 Bab 33. Seperti ingin mati.
34 34. Kebimbangan Nadia
35 Bab 35. Ancaman yang nyata
36 Bab 36. Matilah
37 Bab 37. Tidak tega
38 Bab 38. Hai, Clarissa
39 Bab 39. Amarah Dave
40 Bab 40. Dia milikku
41 Bab 41. Perasaan Dave
42 Bab. 42. Katakan, apa bukan kau??
43 Bab 43. Kisah dari Mira
44 Bab. 44. Karena semua, sudah terlambat.
45 Bab. 45 Takdir dua pria
46 Bab 46. Membiasakan diri
47 Bab 47. Air mata dihari ulang tahun
48 Bab 48. Sebuah nama
49 Bab 49. sebuah teka-teki
50 Bab 50. Merasa cemas
51 Bab 51. Mencari sekutu
52 Bab. 52. Cemburu
53 Bab 53. Sasaran amarah
54 Bab 54. Pesan pembawa petaka
55 Bab 55. Kunjungan ibu Clarissa
56 Bab 56. Ini bukan rumah.
57 Bab 57. Alexa kembali
58 Bab 58. Ada apa dengan tubuhku?
59 Bab 59. Semakin aneh
60 Bab 60. Bukan siapa-siapa
61 Bab 61. Bertemu Nadin
62 Bab 62. Arshila yang menikmati kebebasan
63 Bab 63. Amarah yang berkobar
64 Bab 64. Berdua saja
65 Bab 65. Selamat Tuan, Nona sedang hamil
66 Bab 66. Dua pilihan
67 Bab 67. Ini anakmu, anak kita!
68 Bab 68. Dua orang yang mencari jejak
69 Bab 69. Anakku, anakku!!
70 Bab 70. Kejutan 1
71 Bab 71. Kejutan 2
72 Bab 72. Rasa sakit yang nyata
73 Bab 73. Sesal tak berujung
74 Bab 74. Pertemuan tak terduga
75 Bab. 75. Pasangan selingkuh
76 Bab 76. Ada apa, dengan sekretaris Tian?
77 Bab 77. Hukuman
78 Bab 78. Terpuruk
79 Bab 79. Kemarahan Dimas
80 Bab 80. Terungkap dengan sendirinya
81 Bab 81. Harapan orang tersayang
82 Bab 82. Dipecat
83 Bab 83. Masalah beruntun
84 Bab 84. Pulang ke rumah
85 Bab 85. Usaha Dimas
86 Bab 86. Ibu, angun!!
87 Bab 87. Setitik harapan
88 Bab 88. Beri aku kesempatan
89 Bab 89. Saran Nadia
90 Bab 90. Dua sahabat
91 Bab 91. Diujung tanduk
92 Bab 92. Maaf dan maaf
93 Bab 93. Perjalanan penuh kisah (1)
94 Bab 94. Perjalanan penuh kisah (2)
95 Bab 95. Keluarga yang lain
96 Bab 96. Kenangan abadi
97 Bab 97. Syok
98 Bab 98. Berpisah dengan syarat
99 Bab 99. Pembicaraan dua lelaki
100 Bab 100. Ungkapan Tian
101 Bab 101. Dari awal.
102 Bab. 102. Undangan makan malam
103 Bab 103. Reuni
104 Bab 104. Tak tersisa
105 Bab 105. Kartu As
106 Bab 106. Membuka luka lama
107 Bab 107. Tidak semudah itu
108 Bab 108. Dimas yang tertangkap
109 Bab 109. Wanita yang tidak menyerah
110 Bab 110. Menemui Bagas
111 Bab 111. Fira yang shock
112 Bab 112. Pengakuan Ibu
113 Bab 113. Permohonan maaf
114 Bab 114. Curhat
115 Bab 115. Jaminan
116 Bab 116. Karena keluarga
117 Bab 117. Nasib Dimas
118 Bab 118. Perasaan semua orang
119 Bab 119. Bukan pertama kali
120 Bab 120. Kejutan untuk Arshila
121 Bab 121. Hari bahagia
122 Bab 122. Kebersamaan
123 Bab 123. Makan bersama
124 Bab 124. The final
125 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1 Kehilangan
2
Bab 2 Bimbang
3
Bab 3 Saksi
4
Bab 4 Dilema
5
Bab 5 Permintaan
6
Bab 6 Vonis
7
Bab 7 Tangis Arshila
8
Bab 8 Tangis Arshila (2)
9
Bab 9 Dimas yang bahagia
10
Bab 10 Hidup baru
11
Bab 11 Aku ibunya
12
Bab 12 Keluarga Alexa
13
Bab 13 Perjuangan Arshila
14
Bab 14 Alexa pergi
15
Bab 15 Tanpa mereka
16
Bab 16 Teman baru
17
Bab 17 Sang penyelamat
18
Bab 18 Sadar, Arshila!
19
Bab 19 Rahasia Nadia
20
Bab 20 Pengamatan Grace
21
Bab 21 Trauma
22
Bab 22 Teror
23
Bab 23 Welcome, my queen
24
Bab 24 Satu teka teki
25
Bab 25 Lamaran tiba-tiba.
26
Bab 26 Dibawah hujan
27
Bab 27 kembali berjalan
28
Bab 28. Merasa iba
29
Bab 29. Pernikahan yang terlalu sederhana
30
Bab 30. Kisah yang lain
31
Bab. 31 Kenapa? Kenapa?
32
Bab 32. Dia berubah
33
Bab 33. Seperti ingin mati.
34
34. Kebimbangan Nadia
35
Bab 35. Ancaman yang nyata
36
Bab 36. Matilah
37
Bab 37. Tidak tega
38
Bab 38. Hai, Clarissa
39
Bab 39. Amarah Dave
40
Bab 40. Dia milikku
41
Bab 41. Perasaan Dave
42
Bab. 42. Katakan, apa bukan kau??
43
Bab 43. Kisah dari Mira
44
Bab. 44. Karena semua, sudah terlambat.
45
Bab. 45 Takdir dua pria
46
Bab 46. Membiasakan diri
47
Bab 47. Air mata dihari ulang tahun
48
Bab 48. Sebuah nama
49
Bab 49. sebuah teka-teki
50
Bab 50. Merasa cemas
51
Bab 51. Mencari sekutu
52
Bab. 52. Cemburu
53
Bab 53. Sasaran amarah
54
Bab 54. Pesan pembawa petaka
55
Bab 55. Kunjungan ibu Clarissa
56
Bab 56. Ini bukan rumah.
57
Bab 57. Alexa kembali
58
Bab 58. Ada apa dengan tubuhku?
59
Bab 59. Semakin aneh
60
Bab 60. Bukan siapa-siapa
61
Bab 61. Bertemu Nadin
62
Bab 62. Arshila yang menikmati kebebasan
63
Bab 63. Amarah yang berkobar
64
Bab 64. Berdua saja
65
Bab 65. Selamat Tuan, Nona sedang hamil
66
Bab 66. Dua pilihan
67
Bab 67. Ini anakmu, anak kita!
68
Bab 68. Dua orang yang mencari jejak
69
Bab 69. Anakku, anakku!!
70
Bab 70. Kejutan 1
71
Bab 71. Kejutan 2
72
Bab 72. Rasa sakit yang nyata
73
Bab 73. Sesal tak berujung
74
Bab 74. Pertemuan tak terduga
75
Bab. 75. Pasangan selingkuh
76
Bab 76. Ada apa, dengan sekretaris Tian?
77
Bab 77. Hukuman
78
Bab 78. Terpuruk
79
Bab 79. Kemarahan Dimas
80
Bab 80. Terungkap dengan sendirinya
81
Bab 81. Harapan orang tersayang
82
Bab 82. Dipecat
83
Bab 83. Masalah beruntun
84
Bab 84. Pulang ke rumah
85
Bab 85. Usaha Dimas
86
Bab 86. Ibu, angun!!
87
Bab 87. Setitik harapan
88
Bab 88. Beri aku kesempatan
89
Bab 89. Saran Nadia
90
Bab 90. Dua sahabat
91
Bab 91. Diujung tanduk
92
Bab 92. Maaf dan maaf
93
Bab 93. Perjalanan penuh kisah (1)
94
Bab 94. Perjalanan penuh kisah (2)
95
Bab 95. Keluarga yang lain
96
Bab 96. Kenangan abadi
97
Bab 97. Syok
98
Bab 98. Berpisah dengan syarat
99
Bab 99. Pembicaraan dua lelaki
100
Bab 100. Ungkapan Tian
101
Bab 101. Dari awal.
102
Bab. 102. Undangan makan malam
103
Bab 103. Reuni
104
Bab 104. Tak tersisa
105
Bab 105. Kartu As
106
Bab 106. Membuka luka lama
107
Bab 107. Tidak semudah itu
108
Bab 108. Dimas yang tertangkap
109
Bab 109. Wanita yang tidak menyerah
110
Bab 110. Menemui Bagas
111
Bab 111. Fira yang shock
112
Bab 112. Pengakuan Ibu
113
Bab 113. Permohonan maaf
114
Bab 114. Curhat
115
Bab 115. Jaminan
116
Bab 116. Karena keluarga
117
Bab 117. Nasib Dimas
118
Bab 118. Perasaan semua orang
119
Bab 119. Bukan pertama kali
120
Bab 120. Kejutan untuk Arshila
121
Bab 121. Hari bahagia
122
Bab 122. Kebersamaan
123
Bab 123. Makan bersama
124
Bab 124. The final
125
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!