Bima dan Aira pergi menuju lokasi rapat menggunakan helikopter pribadinya guna membicarakan masalah pekerjaan dengan para CEO lainnya yang ia anggap berpengaruh dalam kemenangan perusahaan Bima. Sebagai CEO termuda pewaris perusahaan ayah dan kakek Bima. Banyak sekali orang yang memang berusaha keras menjatuhkan Bima dengan segala macam cara, salah satunya adalah menggagalkan perusahaan Bima untuk tidak memenangkan tender kali ini.
Jika sampai proyek Bima gagal, maka sudah dapat dipastikan jabatan CEO akan jatuh ke tangan petinggi perusahaan lain. Sayangnya, Bima bukanlah bocah ingusan seperti yang terlihat meski memang usianya terbilang masih belia, ia mewarisi sifat ayah dan kakeknya yang berdarah mafia sehingga bisa mengatasi musuh model apapun dengan mudah.
Musuh-musuh Bima ternyata bukanlah musuh kaleng-kaleng yang bisa ditakhlukkan begitu saja. Meski CEO dengan julukan kulkas 10 pintu itu telah memerintahkan anak buahnya memblokir jalan, rupanya mereka masih bisa sampai ke pulau meskipun Bima telah datang lebih dulu. Upaya saling serang dan tuduhpun terjadi. Mereka semua sempat adu mulut sampai salah satu anak buah pimpinan perusahaan terbesar yang mengadakan proyek di wilayah ini datang untuk menengahi. Sebab, hampir saja terjadi tembak menembak di sini.
“Mohon tenang saudara-saudara, acara rapat kali ini akan segera dimulai. Jangan ribut sendiri dan berkelahi di tempat ini. Jika tidak, kalian akan tanggung sendiri akibatnya. Mohon serahkan berkas dari perusahaan kalian agar kami bisa menilai perusahaan manakah yang akan memenangkan tender kali ini mengingat proyek yang kita kembangkan sangatlah besar dan berharga fantastis.” Pemuda berkacamata bernama Mario Bandola itu mulai menyebar seluruh anak buah ala mafianya untuk memantau setiap CEO agar tak lagi membuat kericuhan selama proses rapat berlangsung.
Hanya Bima, tampak tidak sibuk karena dia memang sedang menunggu sekretarisnya datang kemari membawa file yang dia inginkan. Sayangnya, yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang juga. Sebelum masuk ke dalam ruangan, Aira minta izin ke toilet karena ia kebetulan sedang kedatangan tamu tak diundang alias datang bulan. Mau tidak mau, ia harus lebih sering ke toilet.
Ternyata, saat Aira masuk ke dalam toilet wanita, ada yang memukul tengkuk kepalanya dari belakang sehingga gadis itu tak sadarkan diri. Orang-orang jahat tak dikenal yang pastinya suruhan musuh-musuh Bima membawanya ke sebuah pulau kecil, jauh dari lokasi Bima berada sebelumnya tanpa ada yang tahu.
Syukurlah tas ransel Aira yang berisi berkas-berkas penting tidak diambil oleh penculik sehingga begitu Aira sadar, ia sedikit lega karena berkasnya tidak hilang. Hanya saja, ia perlu cari cara agar bisa kembali secepatnya ke tempat bosnya. Jika tidak, Aira tak dapat membayangkan bagaimana meledaknya amarah Bima kalau CEO galaknya kalap mengetahui ia tak datang tepat waktu. Bom nuklir saja kalah dahsyat dengan amukan seorang Bima.
Kejadian penculikan Aira yang tak terduga, begitu mendadak dan hal ini sering terjadi pada sekretaris Bima. Berkali-kali gadis itu diculik tapi anehnya berkali-kali pula Aira bisa meloloskan diri dengan bakat dan kemampuan yang gadis cantik itu miliki.
Bertahun-tahun menjadi sekretaris Bima, membuat Aira belajar cara bertahan hidup untuk menyelesaikan semua masalah disaat ia mengalami kesulitan tanpa perlu bantuan orang lain. Sebab itulah Aira menjadi sekretaris multitalenta yang tahan akan segala macam cobaan dan rintangan termasuk nyanyian tak teratur dari CEO nya sendiri.
“Hadeuh, diculik lagi diculik lagi, kemaren disekap di gudang tua, kemaren kemarennya lagi dimasukkan ke lubang sumur. Sebelumnya bahkan dijatuhkan ke jurang, eh sekarang dibuang ke pulau kecil. Nasib ... nasib,” gumam Aira mengingat-ingat kembali banyaknya penculikan yang harus ia alami gara-gara menjadi sekretaris Bima.
Diancam, disiksa, bahkan hampir dirudapaksa, pernah dialami Aira, tapi gadis itu bisa menyelamatkan dan melindungi diri dengan baik tanpa bantuan siapapun. Gadis cantik itu benar-benar tumbuh menjadi gadis yang tangguh melebihi aparatur negara.
Gaji besar, tapi nyawa taruhannya. Para tentara saja kalah gila dengan pertahanan Aira yang masih betah menjadi sekretaris Bima hingga sekarang. Dan yang membuat gadis cantik itu tetap kuat adalah ia ingin melunasi semua hutang-hutang almarhum kedua orangtuanya supaya tidak menjadi beban hidup Aira di masa depan.
“Dua kali gajian lagi, semua hutang-hutang ayah dan ibu akan lunas. Setelah ini, kau tak perlu hidup seperti ini, Ai. Jadilah dirimu sendiri setelah ini selesai dan tinggalkan semuanya. Haaah … aku sudah tidak sabar menunggu hari itu. Hari di mana aku bakal lepas dan bebas dari CEO galak itu,” ujar Aira menyemangati dirinya sendiri dan mulai cari cara untuk bisa sampai ke pulau seberang tempat Bima menunggunya sekarang.
***
Sementara di pulau besar, tampak semua orang sedang sibuk untuk memulai acara rapatnya. Hanya Bima saja yang sejak tadi diam di depan jendela sambil memandangi pulau kecil yang letaknya kurang lebih 2 km dari pulau ini. Ada sesuatu hal yang menarik perhatian Bima tapi tidak jelas apa itu.
“Tuan muda Bima, di mana berkas Anda?” tanya Mario pada Bima yang sejak tadi gelisah menunggu Aira. Ia sudah memerintahkan anak buahnya untuk mencari sekretaris cantik itu dan hasilnya nihil. Aira hilang begitu saja.
Bima langsung sadar kalau ada yang tidak beres di sini. Sesuatu hal buruk pasti sudah menimpa Aira. Bukannya menjawab pertanyaan sang tuan rumah, wajah Bima malah terpaku saat melihat ke tengah lautan. Bahkan ia hampir saja tidak percaya ketika memastikan apa yang ia lihat sekarang.
“Tidak mungkin,” ujar Bima takjub dan semua netra langsung melihat ke arah mata Bima memandang. Sama halnya dengan Bima, orang-orang yang ada di ruangan ini sangat takjub dengan pemandangan luar biasa dihadapan mereka.
Di tengah lautan sana, ada seorang gadis cantik berpakaian rapi ala seorang sekretaris sedang berselancar sambil membawa berkas dan laptopnya. Gadis itu berselancar hanya menggunakan kemeja putih dan rok mini hitam. Sementara kedua tangannya mententeng Laptop dan berkas-berkas perusahaan dalam kresek agar terlindung dari air laut. Gadis luar biasa itu berselancar dengan lihainya meskipun ia memakai pakaian kerja, bukan pakaian peselancar seperti pada umumnya. Gadis itu, siapa lagi kalau bukan Aira. Sekretaris cantik Bima.
Entah bagaimana caranya, Aira bisa berselancar sampai ke tepi pantai sambil membawa laptop dan berkas-berkas penting seperti itu. Rupanya, Aira menggunakan keahliannya berselancar supaya bisa menyeberang dari pulau tempat ia terdampar menuju pulau ini. Tak ada yang berkedip ketika Aira mendarat dengan santai di pinggir pantai dan langsung berlari tanpa menggunakan alas kaki.
Begitu sang sekretaris kece badai itu tiba di depan kantor, Aira langsung melempar papan selancarnya ke sembarang arah dan berlari cepat menuju tempat Bima lalu menyerahkan berkas beserta laptopnya pada atasannya. Ia tidak peduli pada tatapan mata semua orang yang sedang menatapnya dengan takjub atas aksi memukau yang barusan Aira perlihatkan.
“Maaf saya sedikit terlambat Tuan. Saya terkendala sesuatu hal sehingga baru sampai kemari,” ujar Aira sengaja tak memberitahu kejadian sebenarnya untuk menampar musuh-musuh Bima yang wajahnya langsung berubah merah merona. Bukan karena malu, melainkan karena marah besar melihat usaha mereka merusak reputasi Bima telah gagal total dengan hadirnya Aira di sisi Bima.
Bima melongo, refleks ia menanggalkan jasnya dan menutupi tubuh Aira yang basah kuyup karena kemeja Aira jadi transparan terkena air. Bima akui, aksi sekretarisnya benar-benar diluar dugaan. Namun, sang CEO langsung cepat menguasai diri.
“Pergilah dan keringkan dirimu, jangan sampai sakit,” perintah Bima sambil memeriksa semua berkas-berkasnya dengan sikapnya yang dingin.
Aira tertegun, ini pertama kali sepanjang ia bekerja dengan Bima, ia mendapat perlakuan baik dari bosnya. Biasanya selalu kena omel terus.
Apa aku mimpi? Si kulkas 10 pintu tumben baik banget, mungkin ia ketempelan setan baik di pulau ini makanya jadi sweet begitu, batin Aira.
"Tunggu apa lagi? Cepat pergi dan keringkan dulu bajumu. Jangan tebar pesona di ruangan ini!" sengal Bima mulai galak lagi.
"Baik Tuan, permisi." Aira pamit undur diri diikuti salah satu pengawal Bima atas perintah bos galak itu pastinya.
Ternyata tidak berubah, dasar kulkas 10 pintu! batin Aira lagi.
Untung berkas yang di bawa Aira dimasukkan ke dalam keresek sehingga tidak basah. CEO galak nan tampan itupun tak bisa bilang apa-apa lagi dan menyerahkan semua berkas yang diberikan Aira ke pada Mario untuk diperiksa. Namun, matanya tak bisa kedip melihat betapa gigihnya sekretaris yang setiap hari ia marahi untuk bisa sampai di pulau ini hanya dengan berselancar. Sungguh tindakan yang nekat dan bahkan terbilang gila untuk sekelas sekretaris seperti Aira. Dan berkat kegigihan itu, Bima memenangkan tender dimana proyek besar berharga fantastis, jatuh ke tangan Bima.
"Selidiki apa yang terjadi pada Aira secara diam-diam, jangan sampai ada yang tahu," perintah Bima pada salah satu pengawalnya ketika ia pulang kerja.
"Siap, laksanakan Pak!" seru pengawal Bima dengan sikap tegap.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
inayah machmud
wah keren banget aira,,, bener 2 sekertaris langka dan super multitalenta. ..🤣🤣🤣🤣👍👍👍👍
cocok banget buat bima si kulkas 10 pintu. ...😂😂😂😂😂
2023-01-30
3
DSN5
Bima tertarik gak sih sm Aira ??
Langka lho sektretaris seperti Aira itu 🤭🤭
2022-12-07
4
DSN5
wuihhh keren nih
2022-12-07
2