BAB 4 Kencan Pertama

Hari H ketentuan untuk berkencan yang harusnya dilakukan Anita dengan tuan muda kedua, akhirnya tiba. Tuan muda tersebut merupakan putra kedua dari keluarga gangster Leopard Bay Pyordova di mana profesinya ternyata adalah sebagai CEO muda di perusahaan batu bara terbesar di Indonesia. Tak menuntut kemungkinan dalam waktu dekat, ia bakal menjadi Presdir diperusahaan yang didirikan ayahnya itu.

Entah apa alasannya, Tuan muda kedua yang dijodohkan dengan sahabat Aira memilih bertemu di restoran Perancis pada kencan pertamanya. Aira sudah sepakat bahwa dirinyalah yang menggantikan Anita kencan dengan Tuan muda tersebut tanpa tahu bahwa pria yang dijodohkan dengan sahabatnya, adalah pria yang setiap hari ditemui Aira.

Saat datang berkencan, Aira sengaja mengubah penampilannya yang biasanya rapi, perfect, menawan dan anggun, menjadi sedikit tomboy, urakan dan sengaja berdandan semenor serta seseksi mungkin untuk menimbulkan kesan nakal dalam diri Aira. Hal itu sengaja gadis itu lakukan untuk memperlihatkan citra buruk di mata CEO yang hendak ditemuinya agar sang tuan muda langsung ilfeel padanya dan membatalkan perjodohan ini. Sungguh ide yang sangat cemerlang dari seorang Aira.

“Bagus, penampilanku benar-benar bikin orang muntah, aku aja jijay melihat diriku sendiri apalagi dia, hehehe … dengan begini masalah perjodohan beres! CEO mana yang suka cewek nakal dan gila model begini!” gumam Aira ketika ia bercermin di depan kaca jendela resto sebelum ia masuk dan mengomentari sendiri penampilan terburuknya.

Awalnya, Aira menutupi pakaian seksinya dengan jaket agar tak terlihat oleh siapapun. Tak lupa ia juga merapikan sedikit wig warna warninya. Sungguh Aira benar-benar mengubah penampilannya 180 derajat hingga siapapun pasti takkan tahu kalau ia adalah seorang sekretaris perusahaan ternama.

Namun, betapa terkejutnya Aira ketika tahu bahwa CEO alias tuan muda yang dijodohkan dengan Anita dan sedang ia gantikan posisinya saat ini, ternyata eh ternyata adalah Bima. Bos dari Aira sendiri yang terkenal sangat galak. Gadis itu terkejut bukan kepalang dan hampir saja kabur karena takut ketahuan, tapi Bima yang melihat kedatangannya, langsung memberikan kode bahwa dia sudah melihat Aira yang sedang menyamar sebagai Anita.

Gawat gawat gawat! Kenapa bisa si Bos, sih? Astaga aku juga begoo! Kenapa tidak tanya dulu nama tuan muda kedua yang dimaksud Anita. Bagaimana ini? Batin Aira. Ia ragu apakah harus meneruskan sandiwara ini atau tidak. Sebab ia takut ketahuan. Bisa-bisa ia dipecat dari perusahaan.

Namun, Aira salah paham. Sepertinya, Bima sama sekali tidak mengenali Aira yang sebenarnya adalah sekretarisnya sendiri. Sebab, penampilan Aira memang berubah drastis dari atas sampai bawah, tidak seperti biasanya. Wajar jika Bima tidak mengenali sekretarisnya sendiri.

Hal itu terbukti karena Bima langsung menghampiri Aira lalu mengajaknya duduk bersama. Di luar dugaan, Bima sangat santai melihat penampilan Aira yang jauh lebih mirip seperti tante-tante ketimbang gadis muda biasa seusianya. Untuk beberapa saat keduanya saling diam dan mengamati satu sama lain.

Sepertinya bos tidak mengenaliku. Bagus! Selesaikan ini dengan cepat lalu pergilah dari sini Ai, kau cukup bertingkah kayak orang gila saja, batin Aira was-was ketika melihat tatapan mata Bima yang dinginnya melebihi kulkas 10 pintu.

“Hai ganteng … udah lama nunggu, ya?” sapa Aira lebih dulu dengan dalih bahwa Bima tidak bisa mengenalinya. Ia juga sengaja membuat nada suara serak-serak basah agar terlihat menggoda dan segenit mungkin.

Bahkan Aira nekat pamer paha mulusnya. Sungguh, ini bukan sifat Aira yang sebenarnya tapi ia harus melakukannya untuk menimbulkan citra buruk di depan tuan muda yang ternyata adalah bos galaknya. Ingin rasanya Aira menjerit tapi ia sudah kepalang basah berada di tempat ini.

"Hai juga," respon Bima dengan ekspresi datar sedatar-datarnya.

Nah, itulah ekspresi kulkas 10 pintu, ayo Ai ... maju terus, bikin dia ilfeel padamu.

Gadis itu menyemangati dirinya sendiri dalam hati

Mendadak, sekretaris cantik yang sedang menyamar itu teringat pada adegan dari film-film barat yang bertemakan wanita malam ketika menggoda pelanggan. Aira harus berakting sempurna saat berhadapan dengan Bima, alias bos galaknya sendiri.

Mudah-mudahan nggak ketahuan. Kenapa si bos yang dijodohkan denganmu, Ta. Kalau ketahuan, habislah aku. Jerit Aira dalam hati. Ia memerhatikan Bima yang sepertinya mulai terpancing dengan gaya genit Aira.

Bagus, ayo teruskan Ai. Itu cowok cuek banget sama kamu. Pasti dia udah ilfeel banget. Batin Aira senang karena mengira rencananya bakal berhasil.

"Kau mau pesan apa?”tanya Bima sopan dan tiba-tiba tersenyum ramah.

Tak seperti saat ia ada di kantor yang selalu suka marah-marah, kali ini Bima lebih santai. Tentu saja Aira bingung harus jawab apa.

"Nona Anita?" panggil Bima. "Kau bisa mendengarku?" tanyanya dan membuat Aira yang dikira Bima sebagai Anita jadi gugup.

Diluar dugaan, sikap Bima ternyata sangat berbeda dengan ketika pria tampan itu ada di kantor dimana hampir semua karyawannya selalu saja kena omel olehnya. Tak terkecuali si Aira sendiri.

Wuah, si Bos ini bisa lembut juga. Nggak salah? Jangan-jangan dia punya kepribadian ganda. Oke … kita lihat apakah ia masih bisa bersikap lembut lagi setelah ini, batin Aira agak kaget ketika Bima sama sekali tak terlihat kesal seperti yang selalu ia lihat saat ada di kantor.

“Terlalu cepat untuk memesan sekarang, Tuan mudaa … ehm ... siapa nama, Anda?" tanya Aira dengan manjanya sambil bergaya genit segenit-genitnya dan pura-pura tidak tahu siapa nama orang yang duduk didepannya.

“Bimashena Leopard Pyordova.” Bima memberi tahu nama lengkapnya bahkan menyodorkan kartu namanya. "Aku CEO di perusahaan Pyordova groub."

“Aah … CEO." Aira manggut-manggut pahan sambil cari cara cepat mengakhiri pertemuan ini. "Eee ... Tuan muda Bima, bagaimana menurutmu?" tanyanya sengaja menggoda Bima.

"Apanya?" tanya Bima tidak mengerti.

"Apa aku cantik? Ah, pasti sangat cantik dimatamu, kan? Kalu begitu … kita langsung ke intinya saja. Kau … suka yang kanan ... atau yang kiri?” tanya Aira blak-blakan dan mulai melancarkan aksinya membuat Bima risih padanya.

Gadis itu bahkan menggoyang-goyangkan dada indahnya, ia sengaja menjatuhkan jaket yang tadinya menempel erat dipunggung Aira supaya pakaian seksinya terlihat oleh Bima. Kalimat itu juga sengaja Aira ucapkan untuk menunjukkan betapa murahannya Aira ketika berhadapan dengan seorang pria.

“Apa maksudmu, Nona?” tanya Bima cuek bebek. Bahkan ia tak menunjukkan ekspresi apapun pada Aira ketika gadis itu bersikap layaknya wanita malam.

“Huh, jangan pura-pura tidak tahu. Kita ini sudah sama-sama dewasa, masa begitu saja harus dijelaskan,”goda Aira sambil mengedipkan satu mata dan mengibaskan rambut palsunya.

Hal ini, sengaja Aira lakukan supaya Bima membencinya. CEO mana yang suka wanita model murahan seperti yang sedang dilakukan Aira. Sebentar lagi, Bima pasti bakal ninggalin dia dan memutuskan perjodohan ini.

Bagus Ai, teruskan seperti itu, batin Aira lagi.

BERSAMBUNG

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***