Lelaki Pilihan Kakek

Lelaki Pilihan Kakek

Perjodohan Tak Diinginkan

"Tiara, duduk sini. Ada yang mau Kakek bicarakan," pinta Pak Tirta, kakek Tiara.

Suara Pak Tirta terdengar sangat lemah. Tangan yang menunjuk tempat duduk di samping tempat tidurnya juga terlihat lemas. Selang infus dan beberapa peralatan medis yang menempel di dada membuat pergerakan tubuhnya sangat terbatas. Tiara pun menuruti apa yang dikatakan olehnya.

"Ra, bolehkah Kakek minta satu hal dari kamu? Kakek ingin sekali melihat cucu Kakek menikah. Lihatlah! Kakekmu ini sudah sakit-sakitan. Kakek takut tidak dapat menyaksikan satu pun cucu Kakek menikah," tutur Pak Tirta penuh harap.

"Maksud Kakek, Kakek ingin melihat Tiara menikah?" tanya Tiara sangsi.

"Syukurlah kalau kamu paham maksud Kakek," jawab Pak Tirta sambil tersenyum sekenanya.

"Kek, bagaimana mungkin Tiara menikah? Tiara baru 20 tahun dan kuliah saja baru semester empat. Lagian ada Mas Riza dan Mas Aksa yang lebih tua dari Tiara. Mengapa harus Tiara, Kek?" sanggah Tiara secara halus.

"Tidak ada yang melarang mahasiswa menikah sebelum lulus, kan? Mereka belum ada calon, sedangkan kamu sudah Kakek siapkan. Kakek yakin dia yang terbaik untuk kamu," terang Pak Tirta lebih antusias.

Tiara tertegun sampai tak bisa berkata apa pun. Mendengar permintaan Pak Tirta agar ia segera menikah saja sudah terkejut, ditambah lagi dengan calon yang sudah disiapkan. Kesedihan tiba-tiba bersemayam di hatinya yang paling dalam. Ia tak menyangka Kakek punya rencana sebesar itu tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Ini adalah kali pertama Tiara merasa sangat kecewa terhadap kakeknya.

Di sisi lain, Tiara bingung bagaimana cara menyampaikan ketidaksanggupannya tanpa menyinggung Pak Tirta. Menyanggahnya terlalu dalam takut akan membuat kesehatannya menurun. Mengiyakan pun rasanya terlalu berat menerima.

Orang tua Tiara, Pak Adi dan Bu Lia, yang berdiri di seberang Tiara memberi isyarat kepadanya dengan meletakkan telunjuk di bibir serta mengedipkan mata. Tanda itu memberi tahu Tiara untuk diam dan tidak membantah Pak Tirta lagi.

"Ayah, anak kita," bisik Bu Lia menyenggol lengan suaminya.

"Tidak bisa, Kek. Tiara tidak bisa menerima perjodohan ini. Tolong jangan seperti ini, Kek. Tiara mau fokus kuliah dulu. Menikah sama sekali belum ada dalam rencana Tiara. Biarkan Tiara menikmati masa muda," protes Tiara agar Pak Tirta membatalkan niatnya.

"Tiara, kamu itu cucu perempuan satu-satunya Kakek jadi Kakek ingin yang terbaik untukmu," bujuk Pak Tirta menekankan nada bicaranya.

Menyaksikan perdebatan kakek dan cucu itu, Pak Adi pun berjalan ke arah Tiara dan berdiri di belakangnya. Pak Adi sangat bimbang harus bagaimana. Memihak salah satu tentu akan menyinggung lainnya. Tidak memihak sama sekali juga tidak dapat menengahi.

"Tapi kan..." bantah Tiara terpotong oleh ucapan ayahnya.

"Tiara, cukup," pinta Pak Adi berbisik.

Pak Tirta mulai terbawa emosi. Pak Adi segera mengantisipasinya dengan menenangkan Tiara. Tiara pun sangat kesal.

Tok tok tok!

"Tuan Tirta, maaf. Saya Bi Darsi," ucap Bi Darsi lembut di balik pintu.

Pak Adi segera berdiri untuk membukakan pintu kamar Pak Tirta untuk menemui Bi Darsi, asisten rumah tangga di sana. Setelah pintu terbuka, terlihat Bi Darsi dengan dua orang mengekor di belakangnya. Salah seorang di antaranya sangat dikenalnya karena merupakan istri dari almarhum Pak Arif, sahabat Pak Tirta. Perempuan yang berusia sekitar 65 tahun tersebut bernama Bu Ina.

"Selamat siang, Nak Adi," sapa Bu Ina begitu ramah dengan senyum khasnya yang menenangkan.

Mengetahui Bu Ina datang, Pak Adi segera menyalami dan mencium tangannya. Pak Adi sudah menganggap Bu Ina seperti ibu sendiri karena Pak Adi sering diajak Pak Tirta bertemu dengan Bu Ina dan Pak Arif sewaktu kecil.

"Siang, Bu In. Silakan masuk," ucap Pak Adi menyilakan Bu Ina dengan lelaki di belakangnya masuk.

Bu Ina mengangguk dan segera berjalan masuk. Langkah Bu Ina diikuti oleh lelaki bertubuh jangkung dengan rambut gondrong yang dicepol sekenanya namun terlihat cool dan estetik. Meskipun rambutnya panjang, tetapi ia terlihat lebih maskulin dan fresh.

Lelaki itu bernama Rama. Ia adalah anak bungsu dari Pak Arif dan Bu Ina. Ia memiliki 2 kakak, kakak pertamanya laki-laki dan kakak keduanya perempuan. Di usia yang baru menginjak 28 tahun, ia sudah menjadi CEO di Dewantara Group, salah satu perusahaan milik keluarganya. Ia menjadi CEO menggantikan posisi papanya setelah papanya meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu.

Visual Rama (Sumber: Pinterest)

Bu Ina pun menyalami Pak Tirta, Bu Lia, dan Tiara secara bergantian sembari tersenyum ramah. Sebelum menyalami keluarga Pak Tirta, Rama terlebih dahulu meletakkan parsel buah untuk Pak Tirta di meja samping ranjangnya. Setelah itu, Rama yang tak kalah sopan menyapa keluarga Pak Tirta satu per satu.

Tiara pun berdiri dan menyilakan Bu Ina untuk duduk di kursi yang sedari tadi ia tempati. Bu Ina pun berterima kasih kepada Tiara dengan sangat ramah dan anggun hingga membuat Tiara terhipnotis oleh pesonanya. Kehadiran Rama yang tiba-tiba berdiri di belakang Bu Ina membuyarkan kekaguman Tiara dan membuatnya berpindah ke dekat ayahnya yang sudah duduk di samping Pak Tirta.

"Kemarin, saya dapat kabar kalau Pak Tirta sakit, tapi maaf kalau tidak langsung datang. Anak saya sibuk semua jadi tidak ada yang mengantar. Sakit apa, Pak?" tanya Bu Ina lemah lembut.

"Tidak apa, Bu. Ini juga sudah mulai membaik. Hanya kelelahan, maklum sudah berumur. Saya malah berterima kasih karena sudah jauh-jauh datang ke sini untuk menjenguk saya," jawab Pak Tirta lirih namun jelas didengar.

"Nak Adi masih tinggal di Surabaya atau sudah pindah ke sini?" tanya Bu Ina mengalihkan pandangan ke Pak Adi dan istrinya.

"Masih di Surabaya, Bu. Saya dan istri baru sampai dini hari tadi. Untung saja, putri kami kuliah di Jakarta jadi saat mendapat kabar Ayah sakit bisa langsung berangkat ke Bogor dan menemani beliau," jawab Pak Adi.

"Wah, di Jakarta ya. Satu kota dong dengan saya," ujar Bu Ina dengan senyum sumringah.

Tiba-tiba, Pak Tirta mengalihkan pandangannya dari Bu Ina ke Tiara. Setelah bersitatap dengan Tiara, Pak Tirta mengayunkan tangan kepadanya dan memberi isyarat agar Tiara duduk di sampingnya. Tiara pun menuruti perintah kakeknya, meskipun sambil manyun dan menggembungkan pipinya karena kesal.

Visual Tiara (Sumber: Pinterest)

"Bu In, kenalkan. Ini Tiara," kata Pak Tirta mengenalkan Tiara kepada Bu Ina.

Mata Bu Ina berbinar menatap Tiara. Senyum semakin merekah di bibirnya yang terbalut lipstik merah bata. Bu Ina pun berdiri dan berjalan mendekati Tiara. Setelah berdiri di samping Tiara dan meminta izin menyentuhnya, Bu Ina pun mengusap rambut Tiara dengan sangat lembut.

"Cantik sekali putri Pak Adi dan Bu Lia ini. Luar biasa memang Mas Arif tidak salah pilih," decak kagum Bu Ina terhadap kecantikan Tiara.

Tiara, Pak Adi, dan Bu Lia hanya diam penuh tanda tanya mendengar ucapan Mas Arif tidak salah pilih. Pikiran mereka pun seragam tertuju pada obrolan mereka yang sempat terhenti. Tiara pun semakin kesal karena pernyataan Bu Ina mengarah ke perjodohan.

Tiara sedikit melirik ke arah Rama yang sedari tadi diam tanpa ekspresi. Ia mengingat-ingat bahwa sedari tadi pun ia belum pernah mendengar lelaki itu bersuara. Tersenyum saja seperlunya dan tidak ada basa-basi sama sekali.

"Tiara, Pak Adi, Bu Lia, kenalkan juga. Itu putra bungsu saya. Namanya Rama. Tiara boleh panggil dia Abang Rama," ucap Bu Ina mengenalkan anaknya.

"Pak Tirta, apakah mereka sudah tahu tentang itu?" lanjut Bu Ina beralih ke Pak Tirta.

"Ini baru saja mau saya bicarakan dengan mereka. Malah pas banget Bu Ina dan Nak Rama datang. Jadi, Tiara dan Rama bisa sekalian berkenalan. Bagaimana, Di? Apakah kamu setuju?" sahut Pak Tirta begitu semangat.

Deg...

Tiara tercenung mengetahui Pak Tirta benar-benar akan menjodohkannya. Lidahnya tiba-tiba terkunci tak dapat mengatakan apa pun saking kecewanya. Ia masih belum bisa mencerna semua kejutan yang diterimanya saat ini. Ia merasa seperti tersambar petir di siang bolong.

...****************...

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

visual tokohnya 👏👏👌👌👍👍

2022-12-24

1

Coretan Lusuh

Coretan Lusuh

hadir menyapa kk

2022-12-24

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Masih menyimak tentang Tiara dan Rama😊😊👍

2022-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan Tak Diinginkan
2 Permintaan Pertama dan Terakhir Kakek
3 Pernikahan Diam-Diam
4 Malam Pertama
5 Rahasia Kita
6 Kulkas Tiga Pintu
7 Tiara Terluka
8 Sakit Membawa Berkah
9 Siapa Wanita Itu?
10 Merajuk
11 Tatapan Penuh Makna
12 Melelehnya Es Batu
13 Kepribadian Ganda
14 Bisul Pecah
15 Salah Paham
16 Mantan Calon Menantu
17 Perangkap Om Genit
18 Menyibak Tabir
19 Benda Pusaka
20 Saranghaeyo, Ahjussi
21 Gara-Gara Tamu
22 Gagal Bercocok Tanam
23 Ancaman
24 Om Bayu
25 Diare Oh Diare
26 Kopi Istimewa Dibuat dengan Cinta
27 Dik Tiara
28 Perdebatan Sengit
29 Siapa, Bang? Mantanmu Lagi?
30 Bantu Dukungannya
31 Wanita dari Masa Lalu
32 Kisah Pilu Nafisa
33 Katakan Cinta
34 Bukan Mengalah
35 Ada Apa dengan Rama?
36 Salah Langkah
37 Malu-Malu Meong
38 Telak
39 Restu Riza
40 Bukan Lupa, tetapi Tidak Tahu Saja
41 Sedikit Menyesal
42 Sekar Si Anak Kritis
43 Tak Terduga
44 Nampak Titik Terang
45 Yang Kedua
46 Antara Penyesalan dan Kebimbangan
47 Everything Will be Ok
48 Mencari Keputusan
49 Belum Menyerah?
50 Membuka Luka Lama
51 Perang!
52 Terjebak di Kandang Singa
53 Enigma Arjuna
54 Tragedi di Pagi Hari
55 Si Polos dan Si Bawel
56 Dalam Bahaya
57 Pak Supir Beneran Deh
58 Cemburu Boleh, Buta Jangan
59 Perilaku Saya Takkan Sekotor Mulut Anda!
60 Mengobati Luka
61 Yang Didamba
62 Kesal dan Sesal
63 Lelaki Normal
64 Sebelum Sembuh Seutuhnya
65 Perang Belum Selesai, Bung
66 Murka
67 Apa Lagi Ini?
68 Entah
69 Cinta Pertama dan Terakhir
70 Ungkapan Cinta
71 Cahaya di Rumah Rama
72 Tidak Semudah Itu
73 Belum Genap Sehari
74 Jebakan Nona Selvi
75 Kembali Berdrama
76 Manis Gula-Gula
77 Salah Bicara
78 Mak Comblang
79 Mendebarkan
80 Beda Selera
81 Wajah Paling Jujur
82 Kembalinya Teman Lama
83 Salah Sasaran
84 Misteri Kehamilan Selvi
85 Sedikit Mereda
86 Kado Pertama dari Suami
87 Mulai Malam Ini
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Perjodohan Tak Diinginkan
2
Permintaan Pertama dan Terakhir Kakek
3
Pernikahan Diam-Diam
4
Malam Pertama
5
Rahasia Kita
6
Kulkas Tiga Pintu
7
Tiara Terluka
8
Sakit Membawa Berkah
9
Siapa Wanita Itu?
10
Merajuk
11
Tatapan Penuh Makna
12
Melelehnya Es Batu
13
Kepribadian Ganda
14
Bisul Pecah
15
Salah Paham
16
Mantan Calon Menantu
17
Perangkap Om Genit
18
Menyibak Tabir
19
Benda Pusaka
20
Saranghaeyo, Ahjussi
21
Gara-Gara Tamu
22
Gagal Bercocok Tanam
23
Ancaman
24
Om Bayu
25
Diare Oh Diare
26
Kopi Istimewa Dibuat dengan Cinta
27
Dik Tiara
28
Perdebatan Sengit
29
Siapa, Bang? Mantanmu Lagi?
30
Bantu Dukungannya
31
Wanita dari Masa Lalu
32
Kisah Pilu Nafisa
33
Katakan Cinta
34
Bukan Mengalah
35
Ada Apa dengan Rama?
36
Salah Langkah
37
Malu-Malu Meong
38
Telak
39
Restu Riza
40
Bukan Lupa, tetapi Tidak Tahu Saja
41
Sedikit Menyesal
42
Sekar Si Anak Kritis
43
Tak Terduga
44
Nampak Titik Terang
45
Yang Kedua
46
Antara Penyesalan dan Kebimbangan
47
Everything Will be Ok
48
Mencari Keputusan
49
Belum Menyerah?
50
Membuka Luka Lama
51
Perang!
52
Terjebak di Kandang Singa
53
Enigma Arjuna
54
Tragedi di Pagi Hari
55
Si Polos dan Si Bawel
56
Dalam Bahaya
57
Pak Supir Beneran Deh
58
Cemburu Boleh, Buta Jangan
59
Perilaku Saya Takkan Sekotor Mulut Anda!
60
Mengobati Luka
61
Yang Didamba
62
Kesal dan Sesal
63
Lelaki Normal
64
Sebelum Sembuh Seutuhnya
65
Perang Belum Selesai, Bung
66
Murka
67
Apa Lagi Ini?
68
Entah
69
Cinta Pertama dan Terakhir
70
Ungkapan Cinta
71
Cahaya di Rumah Rama
72
Tidak Semudah Itu
73
Belum Genap Sehari
74
Jebakan Nona Selvi
75
Kembali Berdrama
76
Manis Gula-Gula
77
Salah Bicara
78
Mak Comblang
79
Mendebarkan
80
Beda Selera
81
Wajah Paling Jujur
82
Kembalinya Teman Lama
83
Salah Sasaran
84
Misteri Kehamilan Selvi
85
Sedikit Mereda
86
Kado Pertama dari Suami
87
Mulai Malam Ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!