Yus Untuk Luna

Yus Untuk Luna

YUS BERTEMU LAGI

Luna masih teringat bahagia kejadian beberapa bulan lalu. Triis sangat romantis membuat ia sebagai ratu dengan perhatiannya.

Tapi ia teringat akan dimana hal

Triis tak menyentuhnya lebih, padahal ia telah sah resmi bukan status bohongan lagi. Bahkan sejak malam itu telah merobek robekan hatinya, akan perkataan Triis. Karena perjanjian itu dan saling berjanji untuk berpisah karena hal lebih penting.

Beberapa pekan Luna kabur, di bantu oleh mertuanya bahkan mensuport dengan hal yang tak mudah bagi Luna. Hingga ia pergi ke daerah terpencil, mengurungkan diri di rumah almarhum sang bibi, hanya sepekan ia pamit dari pondok pesantren milik orangtuanya Yus! hal itu karena Luna tak punya arah, ia menenangkan diri sebelum pergi ke singapore untuk melanjutkan sekolahnya dan karir naskah filmnya.

Bahkan kini Luna sudah menggugat Triis, karena kesepakatan hatinya yang tak sanggup di madu. Bukan tanpa alasan, Luna merasa mengalah untuk kebaikan Sean, wanita yang ingin memiliki suami perkasanya seutuhnya. Luna merasa setelah ini, ia ingin fokus kembali kuliah dan melanjutkan bisnis sekaligus merawat kedua anak anaknya dengan baik.

Beruntungnya, Luna tak sepi kali ini ia mempunyai teman satu kampus, dan teman kantor di Efilm yang selalu menghiburnya.

'Mas. Sampai kapan pikiranku selalu ada ukiran namamu. Kamu benar benar membuat aku ini .. Apa hanya aku yang memikirkanmu?' benak Luna. Rasa cintanya dalam namun tertancap belati.

"Eeikh. Yeiy kenapa sih dari tadi melamun aja. Habis kenapa sih, cerita dong Na?" tanya Rein pada Luna.

Tak lama Kean dan Misel ikut hadir. Tapi Rein masih memicik sebal dan memiringkan tubuhnya seolah tak mau melihat kearah Misel dan Kean.

"Ga usah tampak ancur kaya gitu Rein. Muka udah jelek abis malah ditambah." ujar Luna, kala di bangku taman rumahnya, yang melamun terkejut kedatangan mereka.

"Habis kalian ke supermarket ga bilang bilang. Giliran buat nasigoreng aku yang buat." sebal Rein pada kedua teman sejolinya itu.

Luna pun tersadar ia mengajak tiga temannya itu kearah dapur. Lalu meminta Misel menghubungi Farah dan Feni agar kediamannya ramai saat ini.

"Serius nih. Beneran hubungi Farah sama Feni ya?" tanya lagi Misel.

"Iya Mis. Lagian nasi goreng sebanyak ini siapa yang mau makan. Kamu ga kira kira sih bikinnya. Kan bisa mubajir nanti."

"Sabar ya Luna. Rein emang selalu masak buat orang Se - Rt. Jadi mohon maklumi." pinta Misel.

Sehingga aksi mereka pun tertawa lucu menjadi tertawa renyah di dapur. Luna ikut membantu membuat minuman segar dan hari itu cukup untuk Luna tersenyum tanpa memikirkan mantan suaminya yang akan bercerai kedua kali.

Esok Harinya.

Keesokan harinya di kantor. Acara pemilihan film dan Artis serta kompetitor untuk acara hollywood. Telah hadir di beberapa orang penting dan berpengaruh kala itu.

Luna, Farah dan Feni serta tiga pria belok telah hadir. Mereka berada satu atap di gedung yang sama. Aula besar megah untuk menampung seluruh banyak orang pemerintahan yang hadir kala itu.

Dengan setelan kebaya gold dan abu abu kebesarannya. Luna di balut baju kebesaran dengan tatanan rambut yang berbeda. Misel dan Kean terlihat hadir di ikuti Rein yang menyaksikan laga Luna, dalam bakatnya.

"Gue yakin. Hati yang patah akan booming kali ini, secara lo liat kan tuh. Artis nya beken beken semua." ucap Kean.

"Yups betul banget." tambah Miselnia menyemangati Luna, beberapa tahun sering bersama di universitas yang sama. Dan satu kantor yang saat itu Luna Humble.

"Ada apa dengan kamu Luna, menatap wanita yang satu ini. Kamu cari siapa Luna?" tanya Omesh menatap Luna yang mencari seseorang, ketika bediri menghadap panggung acara. Tapi Luna memilih diam tak menghiraukan.

"Eheeeum. Luna sadarlah." ucap Omesh Berusaha agar Luna fokus pada acara pentingnya.

"Kak jangan goda deh. Beneran dia bakal datang kan. Ga lagi urus meeting yang kakak suruh lagi kan?" tanya Luna meyakinkan.

Pasalnya Omesh dan panitia membuat aturan untuk orang terpenting yang hadir. Sementara Luna tau jika Triis akan hadir sebagi supir, sementara Luna tak mempunyai akses untuk Triis ikut menatap acaranya.

"Mmm .. ada apa. Kamu rindu ya Na. Habis dari ini mau langsung kemana?"

"Apaan sih. Ka Omesh gajelas deh, udah Luna ga jadi minta bantuan lagi!"

"Kok ngambek sih karyawan emas kakak ini nih." senyum Omesh merangkul Luna yang di minta untuk menjadi teman.

"Turunkah tangan kamu kak. Jangan macam macam!" titah Luna.

Pasalnya di tempat kantor banyak mata yang menatap karena Omesh sangat terlalu menempel padanya. Sudah hampir satu jam Acara di mulai di gedung Aula tersebut.

Luna menatap ponsel dan menghubungi seseorang. Tapi belum ada jawaban hingga membuatnya cemas. Padahal pesan singkat sudah berlalu namun tak bisa menghubungi kembali.

"Yeeeuh. Gue bilang apa Na. Mantan laki lo tuh pasti nemuin si doi, Elo sih gitu aja susah amat ninggalin. Nyeseel nanti lo Na?" tanya Feni.

"Gue ga yakin. Lagian dia tetap masih laki gue, secara sidang pengadilan di hambat oleh Triis. Triis pasti dasarnya ga kaya gitu deh. Lagian kedua anak gue mau datang, dan kata mama Maya, Triis akan hadir." bela Luna yang tak ingin nama suaminya jelek, karena Luna merasa tidak pantas menjelekkan demi kedua anaknya.

Feni hanya memicik sebal. Ia tak percaya dan masih menggoda Luna kala itu, agar terbakar cemburu. Lalu tak lama nama Luna di panggil ke atas panggung. Tak berselang lama di ikuti oleh Farah dan Feni.

"Luna Arfonso Albari. Silahkan memberi pesan motivasi."

"Terimakasih pak, saya Luna Arfonso Albari, yang menulis sebuah karya Hasrat Cinta untuk suamiku." ujarnya, membuat sorak panggung hadir dengan tepuk tangan.

"Dan satu lagi selamat atas kerjasama projectmu diterima."

Luna pun tersenyum haru. Ia tak menyangka jika karyanya akan diterima. Sehingga Luna mengucap rasa syukur kala itu.

"Terimakasih atas bimbingannya pak." balas Luna pada Tuan Albert.

Setelah semua teman Luna ikut menerima. Salah satu Insinyur tuan pemilik acara, mengambil ahli mic dan memberikan penghargaan pada seluruh yang telah lulus uji dalam bakat naskah hollywood. Ia juga menyambut dengan berbicara salah satu dosen lama, dan donatur terbaik setiap tahun di kantornya tersebut.

"Kita sambut. Yus Alvaro Abidin! Dia adalah salah satu rekan project terbaik dan berprestasi yang mengharumkan anak saham EFILM kita, sekaligus keluarga ternama salah satu donatur terbesar di kampus kepemilikan yang kita punya di university. Juga ia adalah seorang pemilik yayasan pondok ternama di kota M. Kita sangat bangga tentunya. Saya persilahkan untuk menyambut dan memeriahkan acara!" ucap Tuan Albert.

'Apa. Ustad Yus muda ada di sini. Jadi dia juga salah satu pemilik cafe tebing dan semua ini ..?' pikir Luna terdiam.

Tidak sangka, tragedi pengumpatan Luna di pesantren itu. Membuat dirinya kembali lagi, rasanya Luna malu tak punya muka, ketika Yus pernah membelanya, dari kejaran Triis yang melabrak tak ingin di cerai. Hingga saat ini pengadilan Alot, karena kekuatan Triis.

'Yus Abidin, apakah dia Yus Muda, si Pria Surgawi. Oh! andai aku dulu tidak ke rumah almarhum bibi, mungkin aku tidak semalu ini jika bertemu dia kembali.?' batin Luna, menggebu.

TBC.

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

swmangat kk. mang enggak pusing kak banyak yang on going?

2022-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!