SERIUSKAH

"Mas. Ada apa?" tanya Luna.

"Datanglah ke kantor QX group. Mas akan bicara pada Sean. Jika mas tak ingin meninggalkanmu. Mas minta maaf karena menikahi Sean tanpa kamu tau sayang."

"Cukup Mas. Sudah pasti itu kemauan Mas. Aku hanya apalah, tak bisa menahan apa yang aku rasakan. Aku ikhlas Mas dengan Sean."

"Luna. Tunggu Mas, Mas harap kamu datang esok!" menoleh kepala, keluar mobil di jendela, seolah seseorang Yus dan satu teman Luna tahu, jika Luna diantar olehnya.

Luna memilih pergi. Ia mencoba membuat pikirannya jauh untuk tak bersedih. Sehingga saat ia menutup pintu. Luna masih melihat dibalik jendela kaca, jika sang suami masih menunggunya.

"Maafkan aku mas. Sejujurnya aku ingin meminta mu masuk dan memeluk. Tapi aku tak bisa berkata apapun. Kamu harus mengambil keputusan. Aku hanya wanita ibu dari anak anakmu. Bukan wanita satu satunya yang ada di hatimu."

"Assalamualaikum, mbak Luna. Ini ada undangan, saya murid Ustad Yus, hanya menyampaikan itu saja. Kalau gitu saya pamit."

"Iya, makasih ya Rivano. Salam dengan Ustad Yus, terimakasih sudah menunggu." sapa Luna, yang lupa kala di teras tamu khusus tamu, ada Yus dan muridnya.

***

Ke' esokan harinya. Triis mengetuk pintu rumah Luna. Ia terkejut karena seluruh kunci pintu telah Luna ganti. Hal itu membuat ia tak bisa masuk. Bagaimana pun Triis masih suami Luna meski dalam konflik batin.

Triis menghampiri kamar dimana Luna tinggal. Saat ia menekan bel. Hanya bibi yang membuka, karena tak seorang pun Luna keluar membukanya. Triis tau jika ia tidak ingin menerima tamu siapapun.

Triis hanya bisa kembali pulang, ia menitip pesan pada bibi dirumah. Jika suaminya menunggunya ingin bicara penting. Memang Luna tinggal di sebuah kostan, mirip apartemen ditemani satu asistennya.

"Bi. Tolong sampaikan agar Luna menemui saya di kantor!"

"Ya. Tuan, saya akan memberitahu ketika Nyonya sudah sampai. Sebab ia sudah sejak pagi sekali sudah pergi tak menitip pesan."

Luna yang menangis dan meluapkan segala amarah bercerita pada Farah. Farah pun menenangkan hingga detail. Agar Luna tetap tenang dan berfikir secara kepala dingin. Farah mengerti akan emosi Luna yang masih bercampur amarah dan sedih menyatu.

"Sudah Luna. Istirahatlah aku ada di sisimu.

Aku akan bantu kapan pun itu." tutur Farah pada Luna. Ia pun memeluk sahabatnya itu.

Sampai dirumah Triis dan Sean saling diam. Lalu Rivano di berbeda tempat ia menjelaskan akan kebenaran pada Luna hingga detail. Rivano adalah sepupu mama maya, sekaligus murid ustad Yus.

Mama maya terkejut. Terlebih papa mertua Luna mengambil jas lalu pergi. Ia tak sengaja mendengar pembicaraan Luna dan Rivano.

"Bagaimana jika Luna benar berpisah Pap. Kita tak boleh membiarkan ini?" tanya Mama Maya pada suaminya.

"Tenanglah. Semua akan baik baik saja. Aku pergi sebentar!" ujar Steva, papa dari Triis, kala pagi itu Luna mengambil sesuatu di kamar si kembar, dan kini ia pamit setelah menjenguk kedua anaknya.

Sementara mama Maya membuat wajah sendu dan kembali ke kamar kedua cucunya.

Beberapa saat Luna pamit pada mama mertuanya. Tapi mama mertuanya menahan untuk tinggal.

"Luna tunggu nak, kita bicarakan baik - baik."

"Bicara apa Mah?" tanya Luna.

"Jangan menyembunyikan nya. Mama dan Papa telah mendengar pembicaraanmu tadi bersama Rivano."

"Mah. Luna harap ga perlu untuk meminta Triis. Biarkan masalah ini Luna dan Triis hadapi. Luna hanya meminta agar kedua anak Luna tak mengetahui keadaan kedua orangtuanya. Itu sudah cukup bagi Luna."

"Baiklah, jika itu keputusanmu. Meski berpisah, rumah ini terbuka dan jangan bawa si kembar dari kami ya."

Luna pun pamit setelah mengecup kening kedua anaknya. Sehingga mama Maya menatap dengan berharap agar hubungan kedua anak dan menantunya tetap baik baik saja.

Berbeda Tempat.

Pagi ini Triis di kantor dengan wajah tidak baik Ebon memberi ruang karena disaat meeting beberapa klien dibatalkan. Semua karena ia tak melihat Luna datang menemuinya di kantor.

Triis menyesal jika menikahi Sean agar perusahaan tidak jadi Koleps. Yang akan mengalami kegagalan pemberhentian secara massal pada seluruh karyawan dan ganti rugi yang lumayan.

"Suruh Angel menghubungi Luna. Ia tidak bisa mangkir lagi untuk menemui Ku!" titah Triis pada angel, sekertarisnya. Karena kontrak kerja Luna di Efilm, terhubung juga pada kantor Triis.

"Baik. Saya segera memintanya Pak bos."

Melihat keadaan Triis kala itu tidak baik. Ebon meminta anak Tuan besarnya melakukan sesuatu.

"Apa anda ingin istirahat. Biar saya bantu hari ini gantikan, tenangkan pikiran anda mungkin."

Namun Triis menatap amarah tak terkendali pada Ebon. Ia menatap jam sudah hampir sore tapi Luna masih belum menemuinya.

BRAAAAGH

saat itu pun Triis melempar vas bunga hingga terpental ke sisi pintu.

Sudah banyak karyawan yang terkejut akan kemarahan bos nya itu. Meski beberapa saat ia menatap wanita yang bukan nyonya besar Triis. Tapi karyawan menutup mata apa yang terjadi.

"Jadi benar ya. Kalau bos kita menyesal menggugat istrinya?" tanya Lena.

"Ssst. Jangan ghibah, kita lanjut ke pekerjaan kita saja. Kalau di pikir wanita muda yang bersama bos kita. Itu masih akrab dengan nyonya bos, ia mengenal loh?" sapa seseorang karyawan lain di sudut ujung jendela.

"Serius. Teman akrab dong."

"Kalian tau ga sih. Kenapa bos kita emosional seperti ini?" tanya Sandra pada Angel. Ia pun menjawab, tak mungkin jika karena Nyonya Luna yang tak hadir dalam meeting klien. Sehingga para klien menunjuk nona Sean.

"Wah. Jadi benar dong skandal bos kita?" cetus Sandra.

"Akhirnya suasana seram horor lagi. Bukan kah atasan kita seperti ini?" tanya Sandra. Angel pun akhirnya menyuruh diam.

Tak lama dari sisi Luna pun tiba di kerumunan karyawan.

"Ada apa ini berkumpul?"

"Nyonya Luna. Anda kenapa baru datang. Tuan bos sudah marah besar?"

"Apa. Marah besar, tapi ini belum jam tutup kantor kan? aku juga harus kerja di kantor E Film, baru sempat kemari!" gerutunya.

Luna akhirnya pergi ke dalam ruangan private di mana Triis terlihat oleh pandangan Luna kala itu. Luna pun terkejut ketika menatap seisi ruangan yang berantakan

"Sudah hampir jam empat sore kenapa anda terlambat. Apa ada masalah?" Triis pun menghampiri keberadaan Luna yang berdiri tepat di pintu ruangannya.

"Aku ada urusan yang mendadak. Kamu tau jika aku sibuk akhir ini."

Triis ingin memeluk tapi Luna menyingkirkan tubuhnya kala itu.

"Maaf Mas. Aku akan pergi ke toilet. Tunggulah, aku tak ingin membuat mata orang lain melihatnya!" menghindar.

Tak lama Luna berhenti pada karyawan yang berada di pantry. Luna menanyakan pada Sandra dan Angel kala itu.

Luna membulat ketika Sandra menjelaskan, dan ia meminta maaf agar seluruh karyawan kembali bekerja karena kegaduhan membuat seluruh karyawan takut.

"Maafkan saya telah membuat kalian was was."

"Atasan kami adalah masih pasangan anda nyonya. Buatlah pasangan anda selalu bahagia. Agar nyawa kami tak terlibat kena imbasnya!"ucap Sandra.

Angel pun menyenggol untuk diam. Tapi Luna pun dibuat sadar memang karena masalah dan keberadaannya semua menjadi rumit. Ia sengaja datang terlambat karena tak ingin bertemu Sean.

"Mas. Apa yang membuatmu seperti ini. Taukah sikapmu membuat karyawan takut?"

"Sayang. Kenapa kamu tidak datang tepat waktu. Aku telah menyusul kerumah. Tapi dirimu benar benar tak mau menemuiku."

"Mas. Kita sudah bicarakan semua ini. Profesional. Bukankah sebentar lagi kita akan bertemu di pengadilan?"

"Aku akan mencabutnya. Percayalah aku tak bisa kehilanganmu."

"Lalu aku harus bertahan satu atap bersama Sean?"

Triis terdiam kala itu. Ia pun menunduk dan memikirkan apa yang harus ia lakukan.

"Lalu bagaimana dengan hubungan kita Mas?"

Triis pun tersenyum diam. Ia meminta Luna bertahan untuk bersabar.

"Jika sesuatu dilandaskan dengan kebohongan untuk kepentingan tertentu, apa adil. Jika sesuatu di landasi di awal dengan kebohongan apakah akan membuatmu tetap bahagia Mas?"

Triis tak peduli perkataan dan penolakan Luna. ia memeluk Luna dengan erat. Meski Luna berusaha menepisnya.

"Hentikan mas. Jangan seperti ini!"

Tak lama seseorang datang masuk dengan wajah kesal.

"Bagus. Jadi kalian seperti ini di belakangku?" tanya Sean menatap Luna, seolah ingin mendorong Luna namun ditepis tangan Triis.

Hentikan Seaaaan ... Teriak Triis emosi.

TBC

Terpopuler

Comments

Usi gonzales

Usi gonzales

yus luna ajalah

2022-11-20

0

penjual online

penjual online

bodoh kalau nerima Lgi

2022-11-20

0

Goblin fans

Goblin fans

like.dukung yang terbaik

2022-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!