Asmara Terlarang
“Deliska Analita, maukah kamu menjadi teman hidupku?”
Sebuah lamaran yang sangat romantis dilakukan Dylan di hadapan kedua orang tuanya sekaligus kedua orang tua kekasihnya, Deliska. Kemarin, mereka baru saja merayakan wisuda kelulusan, dan sekarang mereka mengadakan lamaran di sebuah restoran ternama di London. Tepatnya di rooftop sebuah restoran yang berlatar sungai Thames dan Tower Bridge.
Dengan malu-malu dan mata yang berbinar, gadis bergaun merah selutut dengan lengan pendek yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah itu akhirnya mengangguk dan mengatakan ‘ya’ sebagai tanda persetujuan. Deliska dengan hati berbunga-bunga menerima lamaran dari sang kekasih hati.
Jawaban yang keluar dari mulut gadis pujaannya itu menjadi kebahagiaan terbesar yang Dylan rasakan saat ini. Laki-laki itu sudah tiga tahun ini menaruh hatinya pada Deliska yang cantik dan modis, sangat sesuai dengan tipe idaman yang ada dalam bayangan Dylan.
Rona bahagia terpancar jelas di wajah semua orang. Mereka begitu antusias menyambut jenjang baru hubungan Dylan dan Deliska yang akan mempererat juga hubungan kedua keluarga.
“Selamat ya, Sayang,” kata mama Dylan sembari menyematkan cincin di jari calon menantunya, sementara cincin milik Dylan dipasangkan oleh ayah Deliska. “Akhirnya, tinggal selangkah lagi kamu akan menjadi bagian dari keluarga kita. Tante sudah nggak sabar.”
Deliska mengulas senyum merekah yang menunjukkan kebahagiaannya. Binar-binar di matanya seolah mengimbangi kerlipan bintang di malam cerah yang sangat istimewa ini.
“Makasih, Tante. Aku juga nggak sabar jadi istrinya Dylan,” balas Deliska sembari melirik laki-laki yang kini sudah diklaim sebagai calon suaminya, masih dengan lengkungan senyum yang tidak pernah lepas dari wajah cantiknya.
Kebahagiaan yang dirasakan oleh Mama Larissa –ibu kandung Dylan– itu juga dirasakan oleh Deliska juga ibunya. Walau mereka bukan teman lama yang saling menjodohkan kedua putra-putri mereka, tetapi kedua ibu itu sudah sama-sama merasa cocok sebagai besan sejak awal Dylan dan Deliska menjalin hubungan.
“Kita semua harus merayakan ini,” kata ayah Deliska usai memasangkan cincin di jari Dylan.
Laki-laki paruh baya itu sangat bangga karena putrinya telah lulus sempurna dan tak lama lagi akan menjadi menantu di keluarga ternama. Ini hampir mendekati puncak kebahagiaan yang dirasakan oleh seorang ayah.
“Ya, tentu saja! Sayangnya Fella tidak ada di sini,” kata Dylan yang sejak tadi merasa kurang tanpa kehadiran adik tercintanya di hari istimewa ini. Senyumnya perlahan mengendur saat mengingat Fella yang sangat dia sayangi. Gadis itu memang tidak bisa hadir melengkapi kebahagiaannya karena persiapan ujian yang akan dihadapinya.
“Fella kan lagi persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Dia pasti juga ikut bahagia karena kebahagiaan kamu saat ini, Dylan,” kata Papa Ferdinan memberi pengertian pada Dylan bahwa adiknya memang terpaksa tidak ikut.
Mama Larissa mencicipi anggur yang tersaji di hadapannya. Usai minuman itu membasahi tenggorokannya, wanita itu menatap putranya. “Dia nggak mau diajak, katanya lagi ngambek sama kamu,” ucapnya.
Dylan mengulum senyum dengan kepala tertunduk. Tampaknya dia tahu kenapa adiknya itu marah. “Aku akan pulang saat dia ulang tahun nanti,” putus Dylan mangut-mangut.
***
Sesuai dengan rencananya, Dylan akhirnya pulang dengan memberi kejutan tepat di hari ulang tahun sang adik. Saat malam tiba, laki-laki itu ke kamar Fella membawa kue ulang tahun dan membangunkan Fella dengan nyanyian ulang tahun. Mama dan Papa mengikuti di belakang Dylan yang secara khusus menyiapkan kejutan untuk adiknya itu.
“Kak Dylan,” ucap Fella dengan suara parau khas bangun tidur. Gadis itu masih menerka antara mimpi dan nyata bahwa kakaknya telah berdiri di hadapannya dengan membawa kue ulang tahun yang mengharukan. Pencahayaan yang redup, membuatnya takut menerka jika laki-laki itu bukanlah Dylan.
“Mama ini bukan mimpi, kan?” tanya gadis itu dengan senyum tertahan. Beberapa waktu lalu dia menghubungi kakaknya itu dan meminta Dylan untuk segera pulang karena Fella ingin merayakan hari ulang tahun bersamanya.
Sayangnya, keinginan Fella itu hanya tinggal impian. Sang kakak menolak dan malah berujung marah dengannya dan selama beberapa waktu tanpa komunikasi. Karena alasan itu juga, Fella kesal dan pura-pura tidak peduli saat orang tuanya menghadiri wisuda Dylan.
“Surprise! Kakak pulang nih! Ayo dong, tiup lilin, pegel juga ini tangan dari tadi, Fel.” Dylan yang menjawab dengan suara khasnya yang membuat Fella yakin bahwa ini bukanlah mimpi.
“Iya, Sayang. Udah buruan tiup lilinnya, biar kakak kamu bisa istirahat,” kata Mama Larissa sambil merapikan rambut putrinya yang berantakan. Wanita itu terlihat sekali menyayangi Fella dan Dylan dari perlakuan kecil itu.
Fella mengangguk dengan senyum merekah yang menghiasi wajahnya, gadis itu lalu memejamkan mata. Dia berdoa dalam hati sebelum meniupkan lilin berbentuk angka 18 yang melambangkan usianya saat ini.
Ya Tuhan, terima kasih telah memberiku kehidupan yang sangat baik ini. Aku sangat bersyukur karena kehadiran Kak Dylan adalah yang teristimewa bagiku. Jika boleh meminta, di hari ini aku berdoa, semoga Kak Dylan bisa aku miliki sendiri, selamanya.
Tepat saat Fella membuka mata dan meniup lilin-lilin itu, Papa Ferdinan menyalakan lampu kamar dan terlihatlah dengan jelas raut wajah Dylan. Laki-laki tampan itu mengukir senyum bahagia yang membuat hati Fella semakin tidak karuan. Gadis itu sudah lama merasakan perasaan tidak wajar untuk kakaknya sendiri.
***
Pagi yang sangat cerah bagi Fella. Gadis itu sedang mengoleskan mentega di roti yang akan dia persembahkan untuk sang kakak tercinta. Ini adalah pagi pertama mereka setelah Dylan kembali dari luar negeri.
“Ini roti spesial buat kakakku tercinta,” kata Fella sembari mengangsurkan roti oles buatannya.
“Wah, makasih adiknya kakak yang paling cantik,” balas Dylan sembari mengacak pelan rambut adiknya.
“Ih, Kakak. Jadi berantakan deh rambutku!” protes Fella yang pura-pura marah tapi bibirnya tidak bisa menyembunyikan senyum.
Dylan tertawa lebar melihat ekspresi lucu adiknya itu. Interaksi yang terjalin antara Fella dan Dylan benar-benar intim, seolah mereka adik kakak yang tidak pernah berseteru. Apalagi, tatapan Fella pada Dylan jelas sekali memperlihatkan bahwa gadis itu begitu menyayangi kakaknya.
Hingga tiba-tiba, ada tamu datang yang membuat tawa Dylan terhenti dan berubah menjadi senyuman bahagia yang mengembang sempurna.
“Pagi,” sapa tamu perempuan itu. Dia menenteng tas dari karton yang berisi sesuatu milik Dylan.
Deliska mencium kedua pipi Dylan yang dibalas dengan pelukan sebentar di punggungnya dari Dylan. Gadis itu mencium Dylan tanpa sungkan seolah dialah pemilik laki-laki itu.
Sementara Fella yang sedang merapikan rambut, dibuat tidak bisa berkata-kata. Dia hanya bertanya-tanya dalam hati dengan napas tersengal dan dada yang kian bergemuruh.
Siapakah wanita itu? Ada hubungan apa perempuan itu dengan kakaknya?
“Pagi juga, Sayang. Kamu pagi-pagi datang ke sini ada apa?” tanya Dylan sembari melepaskan tangannya dari punggung Deliska.
“Aku ke sini karena kado buat adik kamu ketinggalan di tas aku. Ini pasti adik kamu, Fella. Hari ini ulang tahunnya kan?” Deliska beralih pada Fella yang masih menatapnya dengan bingung.
Dylan lalu memperhatikan adiknya. “Oh iya benar. Fella, kenalin ini Kak Deliska, calon kakak iparmu,” kata Dylan yang melihat adiknya termenung menatap tunangannya.
“Hai Fella, aku Deliska. Aku sama Dylan sudah bertunangan setelah kami wisuda, sayang ya kamu nggak datang waktu itu,” balas Deliska sembari menunjukkan cincinnya yang sepasang dengan milik Dylan.
Jantung Fella seakan berhenti berdetak. Dia sangat kecewa dan tidak terima dengan pertunangan kakaknya dengan wanita bernama Deliska. Gadis itu sangat terobsesi dengan Dylan dan tidak bisa membiarkan begitu saja Dylan bersama dengan wanita lain.
Tidak, ini tidak bisa dibiarkan. Kak Dylan tidak boleh dimiliki perempuan lain. Kak Dylan hanya boleh sayang sama aku saja.
***
First time bikin kisah begini, semoga suka gaess jangan lupa kembang kopi, vote, sama rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ ya wajib.
tambahkan favorite/subscribe, caranya ada di gambar ya 💋💋💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
LENY
WADUH KOK SUKA SAMA KAKAK KANDUNG 🤭
2024-05-09
1
Erni Fitriana
selalu suka karya itta haruka
2023-08-23
0
Ainieee
waaah dah nyesek jaaa
2023-08-23
0