Pengantin Yang Tertidur Dalam Gua

Pengantin Yang Tertidur Dalam Gua

Tersesat Di Dalam Gua

Lima Mahasiswa jurusan Sastra itu sedang asyik menikmati cuti kuliahnya dengan mengadakan outbond di dalam Hutan Winongo, hutan yang terkenal dengan sisi mistis dan kleniknya.

Mitos yang beredar mengenai hutan tersebut membuat jiwa kelima anak muda itu seakan tertantang untuk menjajaki pesona hutan tersebut.

"Orang-orang kayaknya terlalu alot deh, liat tuh!, hutan seindah ini katanya berhantu", ujar Keysa sambil menunjuk rindangnya pepohonan di balik kaca mobil.

"Iya tuh, katanya gak ada akses jalan, buktinya ini jalan lebar banget", tambah Jihan sembari melirik Akbar, dari kaca spion mobil atas.

Akbar yang duduk di samping kemudi dan merasa dilirik oleh Jihan hanya tersenyum malu-malu.

"Ahemm.... yang saling lirik-melirik serasa mobil milik berdua, udah jadian aja kalian berdua gak usah pada lirik-lirikan gengsi gitu", seloroh Satya, sang sopir mobil dan disusul tawa riuh dari teman-temannya.

Akbar yang tidak terima langsung melotot lebar ke arah Satya.

"Gini nih kalo gak punya cewek, bawaannya iri, eh.. gue sumpahin ya lo Satya, biar tersesat di hutan sini dan nikah sama wanita penunggu hutan ini!", ujar Akbar lantang tanpa menyaring omongannya.

Ucapan Akbar bagaikan petir di siang bolong. Sehingga membuat Satya nyaris mengerem mobil secara mendadak.

Rio yang duduk di jok paling belakang menghentikan aksi main game online nya ketika mendengar ucapan Akbar yang mengerikan itu.

"Akbar, lu bisa gak sih, kalo ngomong tuh yang sopan! Ini tuh, hutan belantara, kita harus jaga ucapan!", tukas Rio memperingatkan ucapan sahabatnya tersebut.

Akbar hanya bergeming lalu terdiam. Sunggguh, ia hanya bercanda berkata seperti tadi.

Sementara itu, Satya yang kaget dan mengerem mendadak hanya bisa mengumpat perkataan Akbar di dalam hati.

Sahabatnya yang satu ini kalau sudah keceplosan mulutnya sungguh tidak terkontrol sama sekali.

Hening...

Suasana mobil yang mereka tumpangi terasa hening semenjak perkataan Akbar tadi. Para wanita hanya bisa saling melirik. Semua penumpang merasa canggung untuk berbicara satu sama lain.

"Guys..kita parkir di sini saja, kita bisa masuk hutan lewat jalan setapak itu", ujar Satya secara tiba-tiba sambil menunjuk jalan setapak menuju ke dalam hutan yang ada di depan mereka.

Akhirnya mereka semua, turun dari mobil dan masuk ke dalam Hutan Winongo.

...****************...

Memasuki area hutan, mereka disuguhi pemandangan yang sungguh indah. pohon-pohon rindang dengan segala bentuknya yang cantik, ada bunga-bunga hutan juga burung-burung cantik yang beterbangan menambah kesan seperti istana hutan dalam negeri dongeng.

Keysa dan Jihan sibuk berpose di depan pohon akasia rindang. Sedangkan Satya, Akbar dan Rio sibuk memburu burung langka yang beterbangan hanya untuk menjepret gambarnya.

"Gesit banget Burung Jalak Bali ini, gue harus bisa dapet gambar yang sempurna", gumam Satya sambil mengejar Burung Jalak Bali yang Cantik itu.

Sementara Akbar dan Rio memotret Burung Rajawali yang hinggap di pohon mahoni raksasa.

"Astaya Kaysa, ini tuh udah serasa berada di Kebun Raya Bogor taukk!!!", pekik Jihan seraya melihat hasil jepretan di kamera miliknya.

"Sempurna banget, udah kaya hutan istana negeri dongeng", desis Kaysa.

Setelah puas mengambil gambar sang rajawali, Akbar dan Rio bergegas menemui mereka. Apalagi, hari sudah siang, mereka juga sudah lapar.

"Wah...sip banget tadi kita nemu Rajawali estetik! iya nggak Rio?", ujar Akbar sembali menyenggol bahu Rio.

Rio hanya mengangguk dan mengacungkan dua jempol.

"Sebentar, kalian cuma berdua aja nih, Satya mana?", tanya Keysa kepada mereka berdua.

Mereka berdua hanya bisa memandang satu sama lain.

Deg....

"Ahh.. dia tadi ngejar Jalak Bali, nanti juga sampai sini", ujar Akbar.

"Iya sih bener kata Akbar, mending kita nunggu sambil makan dulu, gue udah laper", usul Rio sambil memegangi perutnya.

Akhirnya mereka memutuskan menunggu Satya sambil memakan bekal masing-masing.

...****************...

Satya memotret Jalak Bali yang hinggap di Anggrek Bulan yang menempel di sebuah pohon rindang. Sungguh pemandangan yang sangat memukau. Dengan sekali jepret dan kehati-hatian, Satya berhasil mendapatkan gambar yang begitu estetik. Ia sangat bangga dan berniat hendak memamerkan hasil fotografinya pada teman-teman nya.

Satya berlarian mencari teman-temannya, karena ia sudah terlalu dalam memasuki area hutan.

Namun, ia merasa janggal. Ia merasa hanya berputar-putar dan kembali lagi di tempat itu. Ia merasa jengah, napasnya sudah memburu karena sudah berkali-kali berjalan namun hanya kembali ke tempat itu.

"Sialan! ini kayanya gue tersesat! ini pasti gara-gara omongan Akbar tadi!. Gue harus bisa keluar dari sini sebelum gelap ", gumam Satya sambil mencoba mencari jalan keluar.

Sialnya, ia tidak bisa menemukan jalan keluar. Kakinya sudah merasa kram. Dan akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon rindang yang ada anggrek bulannya tempat dimana sang Jalak Bali hinggap tadi.

Tiba-tiba Kabut pekat menyelimuti pandangannya. Awan mendung dan gelegar petir bergemuruh menandakan akan turun hujan.

Hujan turun dengan derasnya membuat tubuh Satya basah kuyup dan kedinginan. Dan tanpa sadar, ia melihat gua yang berada di balik pohon rindang tersebut.

...****************...

Hari semakin gelap, Keempat muda-mudi tersebut memutuskan untuk membuat tenda sembari menunggu teman mereka yang belum kembali.

Ada sesal di dalam hati mereka, terutama Akbar. Ia merasa ucapannya tadi adalah sebuah do'a. Satya sahabat mereka kini menghilang entah kemana.

"Ini semua karena ucapan Akbar!", ucap Keysa sambil memeluk lututnya dari dalam tenda.

"Mana gue tahu kalau bakal kaya gini Key, gue kelepasan!", ujar Akbar membela diri.

"Sudahlah, kita jangan bertengkar! Sebaiknya kita istirahan dan berdo'a supaya Satya berhasil kembali. Nanti setelah hujan reda, kita buat api unggun agar Satya mengetahui keberadaan kita!", ujar Rio menengahi.

Rio adalah sosok yang paling dewasa di antara mereka. Ia sangat membenci debat dan mengutamakan keputusan bersama. Baginya, sekecil masalah apapun jika di hadapi dengan berdebat hanya akan membuang waktu.

"Tapi mamanya Satya pasti akan bertanya sama gue Ri! kalau sampai kita pulang tidak bareng sama Satya", ujar Keysa dengan terisak.

Rio mengelus pundak Keysa.

"Satya pasti akan kembali, Key. Aku yakin! Satya cowok yang kuat, dia pasti akan menemukan jalannya kembali, percayalah!", lirih Rio meyakinkan sahabatnya.

Tanpa mereka ketahui, Satya sudah masuk ke dalam gua tersebut. Ia berniat ingin berteduh dari lebatnya hujan yang membuatnya menggigil kedinginan.

Gua itu sangat gelap. Ia hanya memakai ponsel pintar nya untuk menerangi bagian dalam gua tersebut. Karena penasaran, ia memasuki gua lebih dalam lagi.

Ia menyalakan senter pada ponselnya. Juntaian stalaktit dan stalakmit pada dinding gua terlihat sangat menakjubkan walaupun gua itu terasa sangat seram.

"Semoga saja tidak ada hantu maupun hewan buas di dalam gua ini", desisnya sembari memegang senter ponselnya.

Terpopuler

Comments

MEDIA YAQIN Qudwatusshalihin P

MEDIA YAQIN Qudwatusshalihin P

calon novel pavorit

2022-12-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!