Sekar Kencana Puspa Ningrum

Gadis yang di sebut Satya bernama Kencana itu hanya menunduk sambil memainkan jari tangannya.

"Ka...kamu beneran manusia kan mbak?", tanya Keysa sambil menelan ludah.

Kencana hanya mengangguk.

" Saya manusia", jawab Kencana.

" Tuh kan, kalian ngeyel udah deh mendingan kita buat api unggun yang cewek masak mi instan, gue laper banget. Kasian Kencana pasti juga laper", ujar Satya sambil membuka jaket yang sudah basah kuyup sejak tadi.

Para cowok membuat api unggun sedangkan kaum cewek berkutat membuat mie instan.

"Han, manurut lo, dia itu manusia apa bukan sih? kok gue serem ya", bisik Keysa kepada Jihan yang sedang mengaduk mie.

Jihan mengamati Kencana yang sedang menghangatkan tubuh di api unggun.

"Dia manusia, kakinya napak tanah. Tapi gue takutnya dia kawanan perampok yang menyamar "

"Mana ada pengantin masuk hutan", tukas Jihan kemudian.

Sajian mie instan dan teh hangat mampu menghangatkan badan mereka yang sempat menggigil antara kedinginan dan ketakutan.

Keysa mendekat ke arah Satya,

"Sat, lo utang penjelasan kepada kami. Asal-usulnya tidak jelas. Bisa jadi ia siluman atau perampok yang menyamar ", bisik Keysa.

"Haih, lo ternyata sama ya Key, kaya temen-temen yang lain. Key, lihat gue!. Apa gue pernah berbohong? lo temen gue dari kecil, harusnya lo percaya sama gue!. Buktinya gue baik-baik aja. Gue kasihan sama dia di dalam gua sendiri makanya gue ajak kesini", tukas Satya geram.

Teman-teman tidak mempercayainya. Bahkan, Akbar dan Rio mendiamkannya.

"Mendingan lo gantiin baju dan hapus riasannya, kasihan dia! besok pagi kita antar dia ke keluarganya", tukas Satya kemudian.

...****************...

Kencana seperti gadis lugu. Ia tak henti-hentinya menunduk dan meminta maaf ketika Keysa dan Jihan mengganti bajunya dengam kaos panjang dan treiningnya.

"Nah, gini kan kamu nggak ribet"

"Tinggal ngehapus riasannya aja, biar wajah kamu bersih", ujar Jihan setelah beberapa kali gagal memakaikan treiningnya pada Kencana.

Kencana, gadis itu bak gadis jaman dulu, karena ia tidak bisa memakai treining. Berkali-kali ia minta maaf karena ia tak biasa memakainya dan menurutnya yang biasa memakai itu adalah laki-laki.

"Kencana, nanti setelah selesai. Kamu harus menjelaskan kepada kami semua siapa kamu sebenarnya?", ujar Keysa pada Kencana sembari membersihkan make up yang menempel pada wajah Kencana.

"Ngapunten mbak ayu, kalau kehadiran saya merepotkan saya pergi saja", tukas Kencana sendu.

(Ngapunten\=maaf)

"Iya, namaku Keysa, bukan Ayu", ketus Keysa.

"Bu..bukan maksudnya mbak ini terlalu cantik", ujar Kencana pelan.

Akhirnya setelah selesai berganti pakaian, mereka keluar tenda dan menemui cowok-cowok di depan api unggun.

"Guys, Kencana sendiri yang akan menceritakan asal-usulnya kepada kita", ujar Keysa.

Semua mata tertuju pada Keysa. Mereka semua duduk bersila menghadap api unggun.

Gadis anggun yang kini telah berganti penampilan tersebut terduduk sendu.

"Namaku, Sekar Kencana Puspa Ningrum. Umurku 20 tahun, aku berasal dari Desa Mayangsari, desa yang bersebelahan dengan hutan ini",

"Kemarin aku menikah.....",

Kencana menceritakan semua kejadian yang ia alami.

Flashback Kencana on,...

Untaian kembang mawar merah dan putih serta kembang sedap malam sudah terhias rapi di atas pelaminan putri tunggal Pak Luran Antasena.

Ya, hari ini tepat di tahun 1947, putri semata wayang mereka akan menikah.

Raden Ayu Sekar Kencana Puspa Ningrum, atau biasa di panggil Raden Kencana akan melangsungkan pernikahan dengan Raden Prabu Lumaksita, anak saudagar terkaya dari desa sebelah.

Saat itu, Raden Ayu Kencana telah memiliki kekasih yang bernama Wisnu, seorang lelaki desa biasa buruh dari Pak Lurah Antasena.

Tentu saja Pak Lurah menentang putri semata wayangnya menikah dengan buruhnya sendiri karena beliau merasa tidak sepadan memiliki menantu seorang buruhnya sendiri.

Dan akhirnya, dijodohkanlah Kencana dengan Prabu Lumaksita.

Karena Kencana adalah gadis yang penurut pada orang tua, ia memilih memutuskan Wisnu dengan baik-baik dan menerima perjodohannya dengan Prabu Lumaksita.

Namun, hal tersebut malah menjadi dendam kesumat bagi Wisnu. Dan di hari bahagianya, Wisnu menyamar sebagai perampok membuat keributan bersama teman-temannya.

Mereka mengobrak-ngabrik pelaminan dan menodongkan senjata tajam kepada tamu undangan.

Semua tamu undangan kocar-kacir karena ketakutan. Lalu, merekapun mengepung Pak Lurah Antasena dan Bu Lurah Serimpi.

Beruntung kedua mempelai berhasil melarikan diri dan masuk ke dalam hutan. Wisnu yang melihat pujaan hatinya melarikan diri bersama laki-laki lain langsung naik pitam dan mengejar mereka sampai ke hutan dengan membawa pedang.

Kencana dan Prabu terkejut tatkala mengetahui bahwa dalang dari perusuhan ini semua adalah Wisnu, sebab Wisnu sempat membuka topengnya dan berkelahi dengan Prabu.

Akhirnya, Wisnu sempat tumbang dan kesempatan itu di gunakan oleh Kencana dan Prabu untuk melarikan diri.

Sampailah mereka di sebuah gua. Tanpa pikir panjang, mereka berdua berlindung di dalam gua.

Kencana merasaa haus dan meminum telaga murni yang berasal dari gua.

Setelah keadaan cukup aman, Prabu berpamitan kepada Kencana untuk melihat keadaan rumah. Namun, Prabu meminta Kencana untuk menunggu di gua itu sebentar.

Kencana sangat khawatir dengan Prabu, dan ia membekali Prabu dengan sebuah cunduk mentul yang ia cabut dari sanggulnya sendiri.

Cunduk mentul yang terbuat dari emas asli dan ujungnya sangat runcing atau bisa di sebut juga dengan tusuk konde.

Ia berharap, Prabu bisa menggunakan cunduk mentul itu sebagai senjata pertahanan diri jikalau ia berhadapan dengan Wisnu.

Namun, Prabu tidak kunjung datang hingga malam tiba. Kencana pun tiba-tiba mengantuk dan tertidur di dalam gua sana.

Flashback kencana off...

...****************...

"Jadi, seperti itu ceritanya. Lalu saya terbangun dan menemui Mas Satya di depan saya. Saya pikir ia komplotan dari Kang Mas Wisnu atau kompeni Belanda, ternyata bukan", tutur Kencana sendu.

Rio yang mendengar cerita Kencana mengerutkan kening. Ia merasa aneh dengan gadis temuan Satya ini. Gayanya sungguh kuno dan ndeso. Apalagi ia selalu berkata tentang kompeni Belanda yang sangat tidak ada di zaman modern 2022 ini. Setahunya, Kompeni Belanda hanya ada di zaman penjajahan dulu, sebelum indonesia merdeka.

"Kencana, maaf, tapi sekarang zaman modern sudah tidak ada lagi Kompeni Belanda. Indonesia sudah merdeka", ujar Rio meyakinkan kencana.

"Iya benar, Indonesia memang sudah merdeka dua tahun yang lalu Mas, tapi Kompeni Belanda masih suka kelayapan di Indonesia", ujar Kencana lembut.

Semua tercengang mendengar ucapan Kencana.

"Bukan dua tahun yang lalu, Kencana. Tapi sudah lama sekali, sudah tujuh puluh tujuh tahun yang lalu!, memang kamu fikir sekarang tahun berapa? kamu jangan bercanda!", tukas Rio semakin kalut dengan penuturan gadis di depannya ini.

"Sekarang tahun 1947 Mas, dan saya lahir di tahun 1927, umur saya 20 tahun. Sepertinya yang salah Kang Mas!", tukas Kencana.

Rio hanya menggeleng-geleng kepala. Sementara kedua gadis itu hanya saling pandang dan tercengang atas penuturan Kencana.

"Tapi sekarang sudah tahun 2022, Mbak, mungkin Mbak nya sedang berhalusinasi karena kejadian yang menimpa mbak", ujsr Jihan dengan hati-hati.

"Tidak! tidak mungkin! ini masih tahun 1947, kemarin pagi aku baru saja menikah dengan suamiku!, aku akan menemuinya, dia sudah ku bekali dengan cunduk mentul milikku! Aku wanita pribumi yang pandai, jadi kalian jangan membodohiku!", geram Kencana dengan sorot mata yang marah. Ia tetap kekeh pada pendiriannya.

"Sudahlah, lebih baik kita istirahat dan tidur di tenda. Kasihan Kencana, mungkin pikirannya masih kalut, ayo besok pagi kita akan mengantarkan kencana kepada keluarganya di desa Mayangsari", tukas Satya menengahi antara sahabatnya dan Kencana.

Akhirnya mereka semua memasuki tenda besar. Para lelaki tidur di sebelah kanan dan para wanita tidur di sebelah kiri, sedangkan di tengah-tengah telah di sekat oleh lima tas ransel milik mereka.

...****************...

Keysa tidak bisa tidur. Ia terus kepikiran akan perkataan Kencana. Berkali-kali ia mencoba memejamkan mata, namun tidak kunjung mengantuk.

Ia melihat Rio keluar dari tenda dan duduk sendiri di depan api unggun. Akhirnya iapun memutuskan keluar tenda dan menyusul Rio.

"Ri..", panggilnya .

"Lo belum tidur, Key?", tanya Rio.

Keysa menggeleng dan ikut duduk di samping Rio.

"Gue masih kepikiran Ri, gue takut dia adalah vampir yang tertidur puluhan tahun seperti di televisi. Kalau benar ia lahir di tahun 1927, berarti ia seharusnya sudah nenek-nenek tua, Bulan gadis muda seperti itu", tukas Keysa sambil menghangatkan tangan di perapian.

"Dia bukan vampir, Key. Tadi gue sudah membakar bawang putih. Dan dia tidak kesakitan. Dan lo lihat sendiri kan? kakinya menapak tanah. Dia bukan hantu. Mungkin dia ada gangguan jiwa, sehingga mentalnya tertekan", jawab Rio.

Keysa membenarkan perkataan Rio.

"Tidurlah Key, kita lihat besok pagi. Kita pulangkan ia kerumah keluarganya", hibur Rio yang tengah melihat kegundahan di hati sahabatnya itu.

"Semoga saja tidak ada masalah ya, Rio", ujarnya kemudian berlalu menuju tenda untuk tidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!