Satya terus menyoroti dinding gua dengan menggunakan flash pada ponselnya. Hingga samar-samar ia mendengar suara gamelan mengalun merdu.
Suara tembang pengantar pengantin, gending kebo giro memenuhi seluruh ruang gua yang gelap dan seram itu.
Neng....neng...neng glung....
"Si....siapa yang mengadakan pernikahan di dalam gua seseram ini?", gumam Satya sembari mengusap tengkuknya yang mulai meremang.
Neng...neng..glung..
Alunan tembang kebo giro semakin lantang terdengar. Seperti ada dan tiada. Ada suaranya, namun tidak ada gamelannya.
"Astaga...apakah ini yang dinamakan setan penunggu gua seperti yang di novel-novel itu?, hiii...jangan sampai gue bertemu makhluk menyeramkan seperti itu!", desis Satya.
Aroma melati dan kembang sedap malam menguar menusuk indra penciuman Satya.
Tiba-tiba sorot flashnya mengarah pada sebuah pemandangan yang begitu memukau, sebuah telaga kecil yang berada di tengah gua ini.
Karena penasaran, akhirnya ia berjalan mendekati telaga itu. Namun, tiba-tiba...
Dug...krincing..krincing..
Kakinya tak sengaja menyandung sesuatu yang empuk. Sontak, ia mengarahkan lampu flash ke bawah dan melihat apa yang ia sandung tadi.
Satya membelalakkan mata tatkala melihat sebuah kaki putih yang memakai galang emas tengah terbaring lunglai di bawah sana.
Ia tampak terkejut dan menyoroti lagi, dan ternyata pemilik kaki putih itu adalah seorang wanita yang tengah tergeletak di dekat telaga ini.
Seorang wanita, memakai baju pengantin khas Jawa lengkap dengan sanggul dan cunduk mentul di kepalanya.
Terlihat ronce melatinya masih segar dan menguarkan bau wangi. Paes dan riasan di wajahnyapun masih sangat utuh. Seperti pengantin yang baru saja di rias.
Namun, gadis itu tertidur dan tidak bergerak sama sekali. Mungkinkah ia mati?.
"Siapa ini? masih hidup atau sudah mati? mengapa ada di dalam gua seseram ini? atau Jangan-jangan ia vampir seperti dalam film-film di tv!", gumam Satya sambil terus memperhatikan gadis itu.
Gadis itu sangat cantik, sangat anggun dengan balutan kebaya bruklat kuno berwarna putih tulang dan kain jarik sidomukti berwarna coklat keemasan.
Perlahan, Satya mencoba mengecek nadi tangannya sambil mulutnya terus berkomat-kamit merapalkan ayat-ayat kursi.
Namun, ketika ia menyentuh tangannya, ia terkejut, karena sang gadis membuka matanya dan berteriak histeris. Seperti ketakutan.
"Si...siapa kamu?!!, dimana suamiku?!! ", tanya gadis itu ketakutan sembari beringsut ke belakang.
"Aku tidak tahu, aku tersesat di sini", jawab Satya tercengang.
"Tidak!! kamu pasti orang suruhan Kang Mas Wisnu!, kamu pasti ingin membunuh kami! katakan, di mana Mas Prabu suamiku?", pekik gadis itu.
Satya menggelengkan kepala. Ia sungguh tak tau apapun tentang masalah gadis itu.
"Saya tidak tau! saya tidak kenal Wisnu ataupun Prabu! saya tersesat di sini!", geram Satya.
Tiba-tiba gadis itu mencabut salah satu cunduk mentulnya yang terselip di sanggulnya dan mengarahkan ujung lancipnya tepat di dada Satya.
"Arghhhhh......Katakan yang sejujurnya atau benda ini akan menembus jantungmu", teriak gadis itu langang dengan napas yang ngos-ngosan.
Satya beringsut mundur takut jika benda itu benar-benar mengenai dadanya.
"Tenanglah, aku bukan dari mereka, coba lihat aku! aku basah kuyup kehujanan dan berlindung di gua ini! aku juga tersesat", lirih satya sambil mengangkat tangan.
Sang gadis hanya bisa memandangi tubuh basah Satya dari atas hingga bawah. Ia mengernyit heran karena melihat setelan baju tebal Satya.
"Lalu...kamu...siapa? mengapa kamu memakai pakaian seperti ini? apa kamu serdadu Belanda?", tanya gadis itu gemetar.
Satya semakin heran dengan pertanyaan gadis itu, di zaman modern yang sudah merdeka ini sang gadis malah bertanya tentang serdadu Belanda.
"Bukan, namaku Satya, aku terpencar dari teman-teman ku lalu kehujanan dan berteduh di gua ini", ujar Satya.
"Kamu sendiri siapa? mengapa bisa berada di gua dengan dandanan seperti ini?", tanya Satya kemudian.
Gadis itu tertunduk lalu menangis tersedu-sedu. Hingga riasan yang ada di wajahnya sedikit luntur karena titikan air matanya.
"Namaku Kencana, aku baru saja menikah tadi pagi. Namun, Kang Mas Wisnu menyerang keluargaku dia menghancurkan pernikahanku. Hiks...hiks...hiks...", tutur gadis yang ternyata bernama Kencana itu dengan sesenggukan.
Satya kebingungan. Begitu rumit masalah gadis ini sampai ia tersedu-sedu seperti ini.
"Sudah Kencana, jangan menangis. Lebih baik kita keluar dari gua ini dan aku akan membantu kamu mencari keluarga kamu", tutur Satya menenangkan Kencana.
"Tapi...aku takut keluar gua, mereka...mereka pasti akan mencelakaiku", tutur Kencana dengan gemetar.
"Kamu aman bersamaku, ayo!", seru Satya sembari mengulurkan tangannya pada Kencana.
Dengan malu-malu, Kencana menyambut uluran tangan Satya dan bangkit berdiri meninggalkan gua ini.
Satya tertegun sejenak. Telapak tangan gadis ini benar-benar putih bersih dan lembut bagai pualam. Tiada gadis selembut dan seputih ini yang pernah ia lihat.
Namun, dalam hati ia masih berdo'a, semoga saja Kencana memang benar-benar manusia bukan kuntilanak atau mak lampir yang menyamar sebagai gadis cantik.
...****************...
Malam sudah mulai merangkak naik dan larut. Keempat muda-mudi yang sedang menunggu Satya itu semakin cemas, karena sahabatnya tak kunjung kembali.
"Bro, kayanya hujan sudah mulai terang. Apa kita berpencar buat nyari Satya ya?", tanya Akbar yang mulai merasa bersalah.
"Gue setuju sama usul Akbar. Gue takut Satya kenapa-kenapa. Kita berangkat bareng harus pulang bareng", ujar Rio menimpali perkataan Akbar.
Malam semakin larut, gelap dan dinginnya malam tak menyurutkan tekad mereka. Jiwa persatuan dan persaudaraan membuat mereka menepiskan rasa takut.
Tiba-tiba terdengar suara yang begitu familiar, yang memanggil mereka. Ya, itu adalah suara Satya yang memanggil mereka.
Satya berjalan mendekati mereka dengan badan yang basah kuyup dan berdampingan dengan gadis pengantin yang ia temukan di dalam gua.
Mereka semua saling pandang satu sama lain ketika mengetahui bahwa Satya tidak datang sendiri.
"Guyss.. akhirnya gue bisa nemuin kalian!" , ujar Satya senang.
"Sat, Satya lo...ini beneran elo?", ujar Akbar dengan terbata karena ia melihat gadis pengantin di samping Satya.
"Iya ini gue men! lo kaya liat setan aja", gurau Satya.
"Satya, kayanya lo di ikutin sama hantu perempuan deh", ujar Jihan dengan gemetar dan bersembunyi di balik tubuh Akbar.
Satya segera sadar ketika teman-temannya berkata tentang hantu. Ternyata mereka mengira Kencana adalah sesosok hantu.
"Oohh... dia...kenalin dia Kencana, gadis yang gue temuin di dalam gua, dia bukan hantu, tuh liat kakinya aja napak tanah", ujar Satya dengan tenang.
Mereka semua memperhatikan Kencana dengan saksama. Memang benar kaki kencana menapak tanah.
Tetapi ini sungguh di luar nalar jika ada seorang wanita berkebaya pengantin menapaki hutan ini sendirian.
Keysa bergidik ngeri, ia takut jika sosok gadis pengantin yang bersama Satya adalah siluman atau makhluk halus penunggu hutan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Bulan Rainbow
Siapp....di tunggu kelanjutannya kakak🥰🥰🥰
2022-12-18
0
AzizaH
lanjuttttttt
2022-12-18
1