Sebelum 365 Hari

Sebelum 365 Hari

Bab 1 : Masuk Kedalam Rumah Ndoro Kusuma

Sepasang suami istri baru saja keluar dari dalam kantor polisi. Raut wajah mereka menunjukan kecemasan yang teramat jelas. Suami istri tersebut melaporkan sebuah kasus atas hilangnya putri semata wayang mereka, yang menghilang selama tiga hari. Sebut saja suami istri itu, Ruman dan Saras.

Kejadiannya bermula saat, Mawar meminta restu atas hubungannya dengan Marsel, sang kekasih. Tetapi Ruman dan Saras tidak memberinya restu, alasanya karena Marsel hanyalah seorang karyawan pabrik.

Mawar kecewa atas keputusan orang tuanya, sehingga Mawar pun pergi dari rumah dan tidak kembali sampai sekarang.

Ruman dan Saras sudah berusaha menghubungi nomor ponsel Mawar, namun, nomornya tidak bisa dihubungi. Bahkan semua teman-teman Mawar juga tidak mengetahui keberadaannya. Termasuk Marsel, kekasih Mawar.

Marsel sendiri tidak tau perihal Mawar, yang meminta restu kepada orang tuanya.

Hujan terus mengguyur kota K selama tiga hari ini. Hujan turun dengan deras tanpa berhenti. Untung tidak mati lampu saja sudah bersyukur karena biasanya, jika hujan deras disertai angin, pasti mati lampu.

Di tengah hutan yang begitu gelap dan sunyi, hanya ada pepohonan tua seperti beringin dan pinus yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Terdengar sayup-sayup lolongan anjing serta serigala. Nampak seorang laki-laki paruh baya tengah menyeret seorang gadis muda. Laki-laki itu menarik jaket sang gadis dengan kasar di tengah derasnya hujan seperti ini. Laki-laki itu memasuki sebuah gerbang yang di jaga oleh dua patung seperti manusia banteng sambil memegang kampak. Patung itu mempunyai mata merah dan menyala. Tatapanya sungguh mengerikan. Namun, lelaki tersebut tidak merasa takut sedikit pun.

Ternyata di tengah hutan seperti ini ada rumah seperti castle yang menjulang tinggi namun, bangunannya terlihat tua dan menyeramkan. Lampu yang dipasang di sana-sini tidak membantu penerangan sedikit pun. Laki-laki tersebut memasuki castle dan meletakan gadis itu di lantai begitu saja.

Tampak di depan laki-laki tersebut ada wanita tua yang masih terlihat energik, mengenakan kebaya, dengan rambut di sanggul, persis seperti pengantin adat jawa. Matanya tajam dan menakutkan. Wanita itu tersenyum melihat laki-laki tersebut yang datang membawa seorang gadis. Namun, senyumannya terlihat sangat menyeramkan.

"Saya membawa satu pasukan lagi, Ndoro!" kata laki-laki tersebut memberi hormat kepada wanita yang tengah duduk di singgasananya.

Wanita tersebut turun dari singgasananya dan berjalan mendekati sang gadis yang tergeletak di lantai. Wanita tua itu tersenyum menyeringai.

"Cantik, putih, dan bersih. Segera bersihkan dia!" perintahnya dengan nada yang lembut namun tetap terdengar seram.

"Baik Ndoro." Pria paruh baya tersebut bertepuk tiga kali, lalu datanglah tiga dayang dengan wajah judes dan berpakaian kebaya juga menghampiri sang gadis, lalu membawanya menaiki tangga menuju lantai 4. Kamar yang memang sudah di siapkan untuk para mangsa baru seperti gadis tersebut.

"Siapa yang memancingnya, Han?" tanya wanita tua itu kepada laki-laki paruh baya yang ternyata adalah seorang abdi dalemnya.

"Mira Ndoro," jawab Burhan.

"Oh, gadis itu, ternyata dia sungguh-sungguh ingin keluar dari sini, hahahahaha," suara tawa wanita tua tersebut menggema di ruangan yang besar itu. Sesiapa yang mendengarnya pasti akan merasa merinding. "Sudah berapa gadis yang ia dapatkan, Han?" tanya wanita tua itu lagi kepada abdi kepercayaannya.

"empat gadis terakhir yang saya bawa, Ndoro,"

"Hahahahahhaha, dasar bodoh! Usahanya akan sia-sia saja, dia tidak akan bisa keluar dari tempatku ini, hahaha," wanita tua tersebut tertawa kembali.

Sementara di luaran sana, suara anjing dan serigala melolong bersahutan. Entah berapa jumlahnya, yang jelas terdengar sangat riuh.

Di lantai empat, terlihat para dayang tengah memandikan sang gadis di dalam sebuah bak besar yang berisi banyak kembang mawar, kenanga, dan kantil.

Setelah selesai membersihkan gadis tersebut, mereka segera membalut tubuh gadis itu dengan busana kebaya yang sama dengan mereka, dan meletakannya di atas tempat tidur lalu menutupnya dengan selimut. Sesudah itu, ketiga dayang tersebut segera pergi dari ruangan itu.

Selang beberapa menit, gadis tersebut perlahan membuka matanya. Tangan kanannya memegang kepala yang terasa sedikit pusing. "Aku ada dimana?" gumam sang gadis sambil melihat ke sekeliling.

Semuanya terlihat remang-remang, memang ada lampu, tapi cahayanya tidak seterang lampu pada umumnya. Begitu gadis tersebut bisa jelas melihat, gadis itu langsung kaget dan segera bangun dari tempat tidurnya. Nafasnya seketika terasa ngos-ngosan. Gadis itu memandang busana yang ia kenakan. Seluruh badannya merinding saat dia mengamati setiap sudut ruangan yang terlihat pengap dan menyeramkan. Lemari dengan ukuran besar, meja rias beserta cerminnya, kamar yang ia gunakan untuk tidur tadi, meja dan kursi yang ada tepat di ujung tempat tidur.

Lalu ada satu pintu lagi yang gadis itu tak tau isi dalamnya. Dengan perasaan was-was, perlahan kakinya melangkah mendekati pintu ruangan yang belum ia ketahui itu. Tangannya membuka pintu tersebut sambil mengatur deru nafas yang terasa sesak.

Begitu pintu terbuka ternyata ruangan itu hanyalah bilik kamar mandi dengan bak besar di sana.

Gadis tersebut segera menutup pintu dan kembali ke kamar. Dia mendekati gagang pintu kamarnya, belum sempat ia membuka pintunya, dari luar sudah ada orang yang membuka pintu kamarnya lebih dulu.

Gadis itu terlonjak kaget ketika melihat seorang dayang dengan wajah pucat dan judes masuk sambil membawa bubur, ayam goreng, dan juga air putih. Dayang tersebut meletakan makanan itu di atas meja.

Sang gadis kemudian mencegah dayang itu untuk ia tanyai. "Maaf mbak, ini saya ada dimana mbak?"

Dayang tersebut menatap gadis itu dengan tatapan kosong, tanpa senyuman sedikitpun yang menggores wajah pucatnya. Gadis itu cukup merinding dengan tatapan kosong dayang itu. Bukanya menjawab pertanyaan sang gadis, dayang tersebut malah berbalik dan keluar.

Setelah kepergian dayang itu, Wanita Tua muncul bersama abdinya. Gadis itu mundur beberapa langkah melihat Wanita Tua dan abdinya yang bertubuh kekar dan tinggi mendekatinya. Gadis tersebut merinding.

"Jangan takut Nak, saya Kusuma, pemilik rumah ini, dan dia, abdi saya, Burhan namanya," kata wanita tua itu alias Kusuma sambil menunjuk Burhan. "Abdi saya yang menemukanmu dan membawamu kesini," sambung Kusuma.

Mendengar penjelasan Kusuma, gadis itu kemudian berterimakasih, separuh ketakutannya mulai hilang. Sepertinya wanita tua di depannya ini baik, meskipun terlihat menyeramkan. Kendati demikian, sang gadis tetap waspada.

"Terimaksih Bu, karena sudah menolong saya,"

"Panggil saya, Ndoro Kusuma!"

"Maaf Ndoro, saya tidak tau, terimakasih karena sudah menolong saya,"

"Makanlah dulu Nak, mari!" Kusuma merangkul pundak gadis itu, lalu meniup telinga sang gadis, sehingga gadis itu merasakan tubuhnya merinding dan seketika menuruti semua yang di perintahkan Kusuma.

Kusuma menuntun gadis itu menuju kursi untuk makan.

"Silahkan di makan, Nak!" Kusuma tersenyum senang. "Siapa namamu?"

"Mawar, Ndoro,"

"Nama yang cantik seperti orangnya, ayo habiskan, Mawar."

Mawar mengangguk dan segera menghabiskan bubur dan ayam yang ada di depannya. Lalu air yang ada di dalam gelas ia minum sampai habis.

Kusuma tersenyum menyeringai.

"Lekaslah tidur kembali, Mawar!" perintah Kusuma.

Mawar segera berjalan dan naik di atas ranjangnya dan mengambil selimut untuk menutup tubuhnya. Tatapan matanya kosong.

Dengan seringai senyumnay, Kusuma beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kamar Mawar. Salah satu dayang masuk kembali untuk membereskan piring bekas makan Mawar. Sesudah dayang itu keluar, Burhan segera mengunci kamar Mawar.

Mawar melihat langit-langit kamarnya, tatapan matanya masih kosong. Beberapa detik kemudian ia pun tersadar kembali. Beberapa kali Mawar membuka dan menutup matanya. Dia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Lalu, Mawar menyandarkan tubuhnya. Kepalanya sedikit berat dan pusing.

Mawar ingin melihat situasi di luar jendelanya.

Saat tirai di buka, Mawar tercengang karena mengetahui jarak antara tanah dengan kamarnya sungguh jauh. Bahkan sekelilingnya hanya ada pepohonan besar yang menjulang tinggi-tinggi. Tidak ada sorot cahaya lampu lain selain lampu dari rumah Ndoro Kusuma. Cahaya lampu yang ada di rumahnya Ndoro Kusuma juga tidak terlalu terang.

Mawar bergidik ngeri, seketika ia merasakan ketakutan lagi. Banyak suara lolongan anjing dan serigala. Di tambah burung hantu dan juga gagak yang saling bersahutan. Mawar segera menutup tirai jendelanya kembali. Dia mengelus dadanya yang terus berdebar kencang. Tubuhnya merinding hebat dengan keringat yang mulai bercucuran membasahi peluhnya.

"Ya Alloh, dimana sebenarnya aku? Ayah, Ibu, Marsel, tolongin Mawar," Mawar berkata dalam hatinya.

Mawar merasa jika dirinya terancam bahaya berada di tempat ini. Mawar berlari mendekati gagang pintu kamar. Ia mencoba untuk membukanya namun tidak bisa. Mawar mendobraknya dengan sekuat tenaga. Akan tetapi, pintu itu tidak bergeming sedikitpun, yang ada malah lengannya yang terasa sakit.

Mawar lalu menuju ranjangnya lagi, dia meringkuk di dalam selimut. Meski ketakutan, Mawar mencoba untuk tenang.

Di ingat-ingatnya kejadian sebelum ia sampai di sini.

Malam itu, Mawar pergi dari rumahnya dalam kondisi hujan deras. Mawar mengendarai sepeda motor menuju jalan tanpa arah dan tujuan. Hingga tidak disadari, Mawar sudah berada di jalan aspal yang tiada ujungnya, kanan kirinya hanya pepohonan tinggi-tinggi yang berjajar rapi. Mawar lalu bertemu dengan seorang gadis seumuranya dan berhenti untuk bertanya arah jalan. Mawar disuruh untuk jalan lurus terus, lalu berbelok kiri. Setelah belok kiri, Mawar menabrak sosok tinggi hitam berbulu. Mawar pun pingsan seketika. Sampai di situ, Mawar sudah tidak ingat apa-apa.

Terpopuler

Comments

SᴏᴏBɪɴ🎐ᵇᵃˢᵉ

SᴏᴏBɪɴ🎐ᵇᵃˢᵉ

ceritanya bagus dan mudah dipahami alurnya.. 👍🏻👍🏻

2024-02-22

0

MasWan

MasWan

baru nemu, izin ikut menikmati karya mu ya thor

2023-07-23

0

riyu yuri

riyu yuri

iya baru baca aja udah menarik,,,

2023-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Masuk Kedalam Rumah Ndoro Kusuma
2 Bab 2 : Hampir Menabrak Kucing
3 Bab 3 : Menanam Padi
4 Bab 4:Jeritan Memilukan Seorang Gadis
5 Bab 5:Mungkinkah Mawar Keselong?
6 Bab 6 : Hampir Putus Asa
7 Bab 7 : Mungkin Benar Mawar Keselong!
8 Bab 8 : Merinding Mendengar Cerita Wulan
9 Bab 9 : Pertunjukan Yang Menyeramkan!
10 Bab 10 : Suara Hati
11 Bab 11 : Meditasi
12 Bab 12 : Kenyataan Baru Yang Membuat Perut Mual
13 Bab 13 : Masuk Kedalam Lemari
14 Bab 14 : Restu
15 Bab 15 : Ratapan Dua Gadis Terpenjara
16 Bab 16 : Berhasil Menghubungi Pak Kyai
17 Bab 17 : Tidak Kuat
18 Bab 18 : Kabar Dari Pak Kyai
19 Bab 19 : Tangisan
20 Bab 19 : Berjumpa Pocong di Pabrik
21 Bab 20 : Penjelasan Marsel
22 Bab 21 : Cemas
23 Bab 22 : Siapa Ndoro Kusuma?
24 Bab 23 : Bingung
25 Bab 24 : Kecurigaan Ndoro Kusuma
26 Bab 25 : Nasib Mira
27 Bab 26 : Pingsan
28 Bab 27 : Tekad Kuat Mawar dan Mira
29 28. Benarkah wanita itu Mawar?
30 29. Pemusnahan Burhan
31 30. Merasa Bersalah
32 31. Berangkat Ke Kota Mawar
33 32. Ada Apa Di Pohon Mangga?
34 33. Pikiran Marsel
35 34. Akhirnya Pak Kyai Datang
36 35. Sampai Di Jalan Buntu
37 36. Ratu Ular
38 37. Terus Berlari
39 38. Berhasil Mendapatkan Pusaka Naga
40 39. Pertarungan Di Tengah Makam
41 40. Larangan Saat Menyebrang Rawa
42 41. Masuk Ke Dalam Perut Ikan
43 42. Hampir Berhasil
44 43. Bersyukur
45 44. Mira
46 45. Lebih 365 Hari
47 46. Aneh
48 47. Pesan dari Mira
49 48. Bagaimana Nasib Mamat
50 49. Siluman Ikan Bayong
51 50. Janggal
52 51. Raga Mamat
53 52. Mawar Di Pohon Mangga
54 53. Ada Apa?
55 54. Aku Kembali
56 55. Pak Ruman Berubah Wujud
57 56. Nenek Tua
58 57. Kepo Kamu, Mat!
59 58. Dukun Bayi
60 59. Ari-Ari Bayi
61 60. Sortir Barang
62 61. Mati Listrik
63 62. Mawar Minta Kopi Pahit
64 63. Mawar Lagi?
65 64. Positif
66 65. Ndoro Kusuma Lagi?
67 66. Bisikkan Mada
68 67. Bambang Bicara Sendiri
69 68. Makan Bersama Mada
70 69. Bertukar Cerita
71 70. Mungkinkah Ndoro Kusuma masih hidup?
72 71. Bambang Yang Lain
73 72. Njlimet
74 73. Mengacaukan Acara Masak
75 74. Nasehat Bapak
76 75. Sampai Di Rumah Marsel
77 76. Pak Ahmad Rupanya Pintar
78 77. Siap Menjalankan Misi
79 78. Penebangan Pohon Mangga
80 79. Pemakaman Kembali
81 80. Akhir Kisah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 : Masuk Kedalam Rumah Ndoro Kusuma
2
Bab 2 : Hampir Menabrak Kucing
3
Bab 3 : Menanam Padi
4
Bab 4:Jeritan Memilukan Seorang Gadis
5
Bab 5:Mungkinkah Mawar Keselong?
6
Bab 6 : Hampir Putus Asa
7
Bab 7 : Mungkin Benar Mawar Keselong!
8
Bab 8 : Merinding Mendengar Cerita Wulan
9
Bab 9 : Pertunjukan Yang Menyeramkan!
10
Bab 10 : Suara Hati
11
Bab 11 : Meditasi
12
Bab 12 : Kenyataan Baru Yang Membuat Perut Mual
13
Bab 13 : Masuk Kedalam Lemari
14
Bab 14 : Restu
15
Bab 15 : Ratapan Dua Gadis Terpenjara
16
Bab 16 : Berhasil Menghubungi Pak Kyai
17
Bab 17 : Tidak Kuat
18
Bab 18 : Kabar Dari Pak Kyai
19
Bab 19 : Tangisan
20
Bab 19 : Berjumpa Pocong di Pabrik
21
Bab 20 : Penjelasan Marsel
22
Bab 21 : Cemas
23
Bab 22 : Siapa Ndoro Kusuma?
24
Bab 23 : Bingung
25
Bab 24 : Kecurigaan Ndoro Kusuma
26
Bab 25 : Nasib Mira
27
Bab 26 : Pingsan
28
Bab 27 : Tekad Kuat Mawar dan Mira
29
28. Benarkah wanita itu Mawar?
30
29. Pemusnahan Burhan
31
30. Merasa Bersalah
32
31. Berangkat Ke Kota Mawar
33
32. Ada Apa Di Pohon Mangga?
34
33. Pikiran Marsel
35
34. Akhirnya Pak Kyai Datang
36
35. Sampai Di Jalan Buntu
37
36. Ratu Ular
38
37. Terus Berlari
39
38. Berhasil Mendapatkan Pusaka Naga
40
39. Pertarungan Di Tengah Makam
41
40. Larangan Saat Menyebrang Rawa
42
41. Masuk Ke Dalam Perut Ikan
43
42. Hampir Berhasil
44
43. Bersyukur
45
44. Mira
46
45. Lebih 365 Hari
47
46. Aneh
48
47. Pesan dari Mira
49
48. Bagaimana Nasib Mamat
50
49. Siluman Ikan Bayong
51
50. Janggal
52
51. Raga Mamat
53
52. Mawar Di Pohon Mangga
54
53. Ada Apa?
55
54. Aku Kembali
56
55. Pak Ruman Berubah Wujud
57
56. Nenek Tua
58
57. Kepo Kamu, Mat!
59
58. Dukun Bayi
60
59. Ari-Ari Bayi
61
60. Sortir Barang
62
61. Mati Listrik
63
62. Mawar Minta Kopi Pahit
64
63. Mawar Lagi?
65
64. Positif
66
65. Ndoro Kusuma Lagi?
67
66. Bisikkan Mada
68
67. Bambang Bicara Sendiri
69
68. Makan Bersama Mada
70
69. Bertukar Cerita
71
70. Mungkinkah Ndoro Kusuma masih hidup?
72
71. Bambang Yang Lain
73
72. Njlimet
74
73. Mengacaukan Acara Masak
75
74. Nasehat Bapak
76
75. Sampai Di Rumah Marsel
77
76. Pak Ahmad Rupanya Pintar
78
77. Siap Menjalankan Misi
79
78. Penebangan Pohon Mangga
80
79. Pemakaman Kembali
81
80. Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!