Adam pulang dengan tergesa, rasanya sudah tidak sabar ingin menceritakan masalah hilangnya Mawar kepada istrinya. Begitu motornya sampai di depan kontrakan, Adam segera mematikan mesinya dan langsung berlari masuk tanpa mengucap salam. Istrinya yang tengah menonton tivi, kaget melihat Adam yang gugup dan langsung duduk disebelahnya.
"Nduk, Nduk ada kabar yang sangat penting Nduk"
"Kamu ini kenapa Mas? Pulang bukanya salam dulu malah langsung mbladus aja. Ada apa?" Wulan istri Adam meraih tangan Adam untuk ia cium. Adam yang merasa bersalah menyengir saat istrinya mengingatkan dirinya. "Hehehe, maaf ya Nduk, habisnya Mas udah gak sabar pengin ngasih tau kamu"
"Memangnya kabar apa Mas?"
"Ini tentang Mawar Nduk"
"Ada apa dengan Mawar? Apa dia akan segera melangsungkan pernikahan dengan Marsel?"
"Bukan, Mawar hilang"
"Astaghfirulloh" jawab Wulan sambil menutup mulutnya. "Kamu serius Mas?"
"Serius Nduk, udah 4 hari ini Mawar ilang"
"Ya Alloh, koq kamu baru kasih tau aku sih Mas?"
"Aku juga baru tau tadi pagi, Marsel cerita ke aku"
"Udah 4 hari loh, terus udah lapor polisi belum?"
"Udah, tapi polisi belum bisa nemuin, dilacak aja gak bisa nomornya Mawar"
Wulan tampak shock, raut wajahnya berubah menjadi khawatir. Mereka berdua terdiam sesaat.
"Koq bisa Mas, Mawar hilang! Gimana ceritanya Mas? Apakah ada masalah dengan Marsel?"
"Marsel bilang, malam itu Mawar meminta restu untuk hubungannya dengan Marsel kepada orang tuanya. Tapi orang tuanya gak menyetujui hubungannya dengan Marsel. Nah, terjadilah pertengkaran kecil, yang membuat Mawar keluar dari rumah malam itu juga,"
"Ya Alloh, Wulan jadi ngerasa bersalah Mas, soalnya Wulan yang nasehatin Mawar buat cepet-cepet minta dinikahin Marsel. Waktu itu Mawar pernah cerita juga, kalo dirinya belum siap memberi tahu kedua orang tuanya atas hubungannya dengan Marsel, yang hanya karyawan pabrik. Soalnya, orang tua Mawar penginnya Mawar nikah sama anak konglomerat. Kalo tau kejadianya bakal seperti ini, aku gak mau nasehatin Mawar tentang hal itu" Wulan menunduk karena merasa bersalah. Adampun merangkul pundak Wulan untuk menenangkannya. "Kamu gak usah merasa bersalah begitu Nduk, itu semua bukan salahmu. Sebagai seorang teman, memang sudah sepantasnya memberi nasehat untuk sahabatnya. Kita do'akan saja, semoga Mawar bisa segera ditemukan dalam keadaan sehat wal'afiat"
"Amiiin, kapan-kapan kita main kerumah Mawar ya Mas, kita tengok kedua orang tuanya. Kita harus suport mereka. Wulan yakin, mereka pasti sangat sedih atas musibah ini."
"Iya, kapan-kapan kita silaturahmi kerumah Mawar. Mas mau mandi dulu yah,"
Wulan menjawab dengan anggukan kepala. Adampun segera berganti pakaian dan mengambil handuk untuk dibawa kedalam kamar mandi.
"Ya Alloh, tolong segera temukan Mawar" Wulan memandang langit-langit kontrakannya. Dia menyenderkan tubuhnya ke tembok dan memejamkan matanya sebentar. "Pantas saja, mata kiriku tidak berhenti berkedut, dan aku juga merasa seperti orang yang resah akhir-akhir ini, ternyata aku dapat kabar yang gak bagus. Mawar, kamu dimana? Dengan siapa? Segeralah pulang." Wulan bergumam sambil memikirkan keberadaan Mawar. Hatinya gundah gulana.
Setelah selesai makan malam, Wulan dan Adam beristirahat di tempat tidur. Bukan untuk tidur, tapi mereka sedang membicarakan Mawar.
"Mas, hatiku koq gak tenang banget yah, aku takut kalo sesuatu terjadi sama Mawar"
"Pikirkan yang baik-baik saja Nduk, insya Alloh, Mawar tidak apa-apa" Adam mencoba untuk berpikir positif meskipun ia sendiri tidak yakin dengan pikiran positifnya. Karena Mawar menghilang sudah 4 hari.
"Amiin Mas, tapi kalo Mawar benar baik-baik saja, Mawar pasti hubungin kita Mas, atau seenggaknya, Mawar pulang kerumah, atau main ke kontrakan kita sekedar untuk curhat masalahnya. Tapi ini sudah 4 hari gak ada kabar. Aku jadi mikir yang macem-macem Mas."
"In sya Alloh Mawar gak papa Nduk."
"Aneh Mas, kalo Mawar baik-baik saja tapi gak ada kabar. Marsel aja sebagai pacarnya gak dia kabarin loh."
Adam tidak menjawab perkataan Wulan. Memang aneh rasanya. Mawar sudah dewasa, semarah-marahnya dia, Dia harusnya masih bisa berfikir hal yang baik menurutnya. Kalo Mawar bersembunyi disuatu tempat hanya untuk menenangkan perasaannya, tidak mungkin dengan waktu yang selama ini. Apalagi tanpa kabar. Harusnya malam itu Mawar kerumah Marsel, atau ke kontrakan Adam. Tapi itu tidak dilakukan Mawar. Apakah terjadi sesuatu saat dijalan? Adam bertanya-tanya pada pikiran dan hatinya sendiri. Mencoba membuat kesimpulan sendiri.
"Mas, perasaanku tambah gak enak mikirin keberadaan Mawar. Kita bantu cari Mawar yah"
"Itu sudah pasti Nduk, yang jelas kita tidak boleh berhenti untuk mendo'akan Mawar, semoga Mawar segera ditemukan"
"Amiin... Mungkin gak yah Mas kalo Mawar malam itu mungkin mau kerumah Marsel atau kekontrakan kita, tapi terjadi sesuatu dijalan"
"Kalo memang terjadi sesuatu dijalan. Pasti polisi segera menemukannya Nduk, soalnya jalan menuju rumah Marsel dan kontrakan kita kan lumayan ramai, kecuali kalo sudah masuk gang, dan juga gak bakal selama ini. Lah ini aja polisi gak bisa nglacak keberadaan Mawar"
"Mungkin gak yah Mas, kalo Mawar itu keselong?"
"Ah keselong gimana maksud kamu? Jangan bikin Mas merinding dong"
"Ini cuman firasat aku Mas, soalnya aneh aja. Harusnya masalahnya bisa dibicarakan secara baik-baik loh tanpa harus pergi dari rumah dan gak harusnya ngilang selama ini. Tapi koq... Ahhh, aneh emang, dari kemaren-kemaren aku merasa gelisah terus tanpa sebab Mas, mata kiriku juga kedutan, dan ternyata dapat kabar buruk." Wulan terdiam sesaat untuk mengatur nafasnya sebelum ia bicara lagi. Sedangkan Adam menyimak dengan khidmat setiap kalimat yang keluar dari mulut Wulan.
"Mas, kalo benar Mawar keselong, dia pasti tidak tau jalan pulang Mas. Harus ada orang yang menuntunnya"
"Ah, kamu jangan bicara yang aneh-aneh Nduk, gak mungkin Mawar keselong,"
"Ya mungkin saja Mas, ini hanya firasatku aja. Soalnya dikampung Wulan, dulu banyak sekali anak-anak dan orang tua yang keselong saat keluar di jam-jam wajib."
"Dijam-jam wajib? Maksudnya?"
"Maksud aku, di jam saat tiba saatnya kita memasuki sholat Mas. Tapi gak semua jam sih, biasanya mereka keselong saat duhur, ashar, dan juga maghrib. Waktu itu Mawar keluar jam berapa?"
"Mas gak tau Nduk, gak nanya secara detail"
"Besok coba tanyakan Mas sama Marsel, siapa tau Mawar keluar pas jam maghrib"
"Iya besok Mas tanyakan, mmm minta tolong pijitin Mas dong Nduk, capek banget rasanya hari ini"
"Ya udah buruan berbaring Mas"
"Makasih yah"
"Iyaa,"
Dengan perasaan galau karena memikirkan keberadaan Mawar, Wulan memijit Adam dengan tanganya yang lihai seperti dukun pijat. Wulan berharap dugaan tentang Mawar keselong tidak benar karena jika Mawar keselong urusannya sangat rumit. Apalagi sudah sudah 4 hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Ricka Monika
keselong artinya apa ya🤔maklum bukan suku Jawa😁
2025-02-11
0
Nadhiraaa
rasanya koq aneh ya...manggil istrinya "Nduk "...
nduk itu kan panggilan orgtua ke anak perempuannya
semangat ya thor..
2025-02-20
0
MasWan
sepertinya firasat wulan nih "landhep"
2023-07-23
0