Bab 2 : Hampir Menabrak Kucing

Marsel pagi-pagi sekali keluar dari rumahnya. Dia mengenakan kaos oblong yang dibalut dengan jaket baseball tanpa mensletingnya. Sebelum pergi ke tempat kerja, dia berniat untuk mampir terlebih dahulu ke rumah Mawar, untuk menanyakan kabar terbaru.

Sesampainya di rumah Mawar, Marsel menekan bel yang di pasang di luar pagar tinggi rumah Mawar. Setelah menekan bel sebanyak tiga kali, Bi Minah pembantu Mawar, keluar dari dalam dan menghampiri Marsel yang masih berada di luar pagar. "Eh Mas Marsel, ada apa, Mas? Pagi-pagi sekali sudah kemari?" tanya Bi Minah sembari membuka pagar.

Dengan senyuman yang tersirat di wajahnya, Marsel menjawab pertanyaan Bi Minah. "Maaf Bi, saya mengganggu ya? Saya hanya ingin menanyakan kabar Mawar. Apa sudah ada perkembangan dari laporannya, Bi?"

"Aduh Mas, Bapak sama Ibu aja baru bisa tidur. Semalaman mereka memikirkan Mbak Mawar, katanya nomor Mbak Mawar, juga gak bisa dilacak sama polisi. Mereka berdua menangis semalaman, saya jadi ikutan sedih." Bi Minah bercerita dengan ekspresi sendu.

Raut wajah Marsel pun berubah menjadi sedih dan khawatir mendengar penjelasan Bi Minah.

"Owalah ya sudah Bi, saya gak jadi masuk aja kalo gitu, nanti sampaikan salam saya saja buat Bapak sama Ibu ya, saya berangkat kerja dulu. Assalamualaikum,"

"Iya Mas, waalaikumsalam. Hati-hati Mas Marsel,"

Marsel mengangguk dan tersenyum, lalu ia segera melanjutkan perjalanannya menuju pabrik.

Pikiran Marsel kacau, dia tidak tau harus berbuat apa. Marsel juga sudah menghubungi teman-teman Mawar, dan juga mengunjungi tempat-tempat dimana mereka suka bertemu, tapi hasilnya nihil. Marsel melamun, hingga tidak ia sadari ada seekor kucing berwarna hitam melintas di depan mata dan mengagetkannya.

"Miiiaaawwww!"

"Astaghfirullohal'adzim!" seru Marsel segera mengerem pakem sepeda motornya, hingga tubuhnya terdorong ke depan menyentuh speedmeter.

Marsel mengelus dadanya dan terus beristigfar. Dilihatnya kucing itu menatap tajam dengan eraman yang menyeramkan.

"Maaf Cing, aku gak liat kamu, maaf ya?" Marsel mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali dan mengatupkan tangan di depan dadanya sebagai simbol permintaan maaf. Saat Marsel melihat ke arah kucing tersebut, kucingnya sudah hilang entah kemana.

Marsel mengedarkan pandangan ke segala penjuru akan tetapi, tak terlihat jejak si kucing. "Cepet banget ngilangnya tuh kucing, hemm ya sudahlah, aku lanjut jalan aja. Untung tidak sampai tertabrak, kalo sampai tertabrak dan mati, bisa celaka aku." Gumam Marsel sambil melajukan kendaraanya kembali.

Setibanya di pabrik, suasana masih sepi. Marsel segera memarkiran motornya lalu berjalan menuju lobby untuk absen terlebih dahulu. Setelah selesai absen, Marsel bergegas menuju loker untuk berganti baju seragam dan meletakan tasnya di sana. Ternyata, di loker sudah ada Adam, teman dekatnya dari awal dia masuk ke pabrik hingga sekarang.

"Tumben Sel, kamu datang pagi, biasanya bel pabrik bunyi kamu baru kelihatan batang hidungnya!" tanya Adam, rekan kerja Marsel yang sudah selesai berganti seragam.

"Iya Dam, aku mau jadi anak rajin kayak kamu," tutur Marsel dengan senyuman yang dipaksakan.

Adam memperhatikan raut wajah Marsel yang terlihat sedih, tidak seperti biasanya.

"Seminggu kita tidak satu sif, kelihatannya kamu sekarang berbeda ya, Sel?" tanya Adam masih memperhatikan Marsel yang tengah mangganti bajunya. Raut wajah Marsel lah yang membuat Adam bertanya seperti itu.

"Beda gimana? Aku tambah ganteng?" tanya Marsel menyunggingkan senyum.

"Kalo ganteng, kamu memang dari dulu sudah ganteng Sel. Itu, wajah kamu kenapa murung? Seperti orang lagi banyak pikiran saja. Kamu ada masalah?" Adam menunjuk ekspresi Marsel.

Marsel menghela nafas lalu mengunci lokernya. Ia menyandarkan tubuh pada loker. Matanya memandang nanar awang-awang. "Kamu sudah sarapan belum Dam?" tanya Marsel mengalihkan pertanyaan Adam.

"Sudah, istriku setiap habis subuh pasti langsung masak, jadi kalo shif satu aku gak pernah jajan buat sarapan,"

"Kamu mau, temani aku sarapan?" ajak Marsel sembari menatap sendu ke arah Adam.

Adam yang merasakan ada sesuatu pada diri Marsel, segera mengangguk setuju. Mereka berdua lalu menuju ke kantin. Marsel membeli nasi kuning, air mineral, dan roti untuk diberikan kepada Adam.

"Nih Dam," kata Marsel menyerahkan sebungkus roti sobek kepada Adam.

"Aku sudah sarapan Sel, tapi kalo kamu kasih, aku ya gak nolak, makasih ya," Adam merasa senang karena dapat roti gratis dari Marsel.

Adam segera membukanya dan memakan roti itu. Marsel pun membuka nasi kuningnya yang masih di bungkus kertas minyak. Dengan tidak punya selera, Marsel mencoba memasukan nasi kuning itu kedalam mulutnya.

"Sel, aku perhatiin kamu kayaknya lagi ada masalah deh, kamu gak mau cerita sama aku?" tanya Adam.

Marsel lupa jika ia memang belum memberitahu Adam tentang menghilangnya Mawar. Marsel terdiam. Adam pun bertanya kembali. "Kamu sedang ada masalah dengan Mawar?" tanya Adam kembali yang sedari tadi pertanyaannya tidak di jawab dengan puas.

Marsel lalu menatap Adam dengan intens. Dengan sorot mata pilu dan bingung, Marsel akhirnya memberitahu Adam.

"Dam, Mawar hilang!" ucap Marsel dengan suara pelan dan eskpresi yang tegang.

"Apa!" Adam kaget hingga matanya melotot.

"Sejak kapan, Sel?" tanya Adam lagi dengan perasaan yang hampir tidak percaya mendengar penuturan Marsel.

"Sudah empat hari ini, Dam," jawab Marsel seraya menunduk.

"Apaaaaa!" Adam tambah melotot lagi saat mendengar jawaban Marsel. "Kenapa kamu baru kasih tau aku sekarang, Sel?" tanya Adam dengan geram.

"Maaf Dam, aku lupa, kita kan beda sif kemaren," jawab Marsel.

"Kamu kan bisa telpon aku," sanggah Adam.

"Iya maaf Dam, aku lupa," jawab Marsel merasa bersalah.

Adam terdiam sesaat, perasaannya masih kaget dengan berita ini. Lalu, ia bertanya kembali. "Apa kamu serius dengan ceritamu Sel? Kamu tidak sedang berbohong kan?" Adam menekankan pertanyaannya lagi.

Melihat Marsel yang diam, Adam akhirnya yakin bahwa Marsel memang tidak berbohong. Adam meletakan rotinya di atas meja. Selera makannya mendadak hilang. "Masalahnya apa Sel, sampai-sampai Mawar hilang?"

"Aku juga kurang tau Dam, tapi orang tuanya bilang, katanya malam itu, Mawar meminta restu atas hubungannya dengan ku, tapi mereka tidak merestuinya, terjadilah pertengkaran kecil yang akhirnya membuat Mawar pergi dari rumah malam itu juga, hingga sekarang. Aku bahkan sempat dituduh menyembunyikan Mawar sama orang tuanya, untung saja mereka percaya padaku. Aku saja tidak tahu menahu soal keinginan Mawar yang meminta restu itu." terang Marsel dengan perasaan yang mendalam.

"Iyah, waktu kamu main ke rumahku minggu kemaren bersama Mawar, istriku memang pernah bilang sama Mawar, untuk segera membawa hubungan kalian ke jenjang pernikahan. Tapi, orang tua Mawar sudah melapor polisi belum?"

"Sudah Dam, tapi belum ada kabarnya, bahkan nomor Mawar saja tidak bisa dilacak katanya, aku benar-benar khawatir, Dam. Takut terjadi sesuatu sama Mawar, apalagi sudah empat hari ini, bagaimana kalo Mawar tidak bisa ditemukan? Atau bagaimana jika Mawar ditemukan dalam keadaan yang tidak baik-baik saja?" ungkap Marsel dengan penuh rasa khawatir.

Adam mengelus pundak Marsel dan mencoba menenangkannya. "Sel, kamu yang sabar, dan lebih baik kamu banyak-banyak berdo'a, sholat jangan kamu tinggalin, mintalah petunjuk sama Alloh. Aku dan istriku akan ikut membantu mencari Mawar Sel, in sya Alloh, do'a kami pun tidak akan putus untuk Mawar,"

"Terimakasih, Dam."

Adam mengangguk. Terlihat jelas Marsel nampak cemas. Apalagi, Marsel memang mempunyai niatan untuk segera melamar Mawar karena tabungannya sudah cukup banyak. Kini, Marsel hanya bisa berdo'a semoga, Mawar segera kembali dengan keadaan yang baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

riyu yuri

riyu yuri

biar bintang yg ngomong

2023-05-04

0

One Tea

One Tea

Sejauh ini bagus, seru, penulisan rapi

2023-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Masuk Kedalam Rumah Ndoro Kusuma
2 Bab 2 : Hampir Menabrak Kucing
3 Bab 3 : Menanam Padi
4 Bab 4:Jeritan Memilukan Seorang Gadis
5 Bab 5:Mungkinkah Mawar Keselong?
6 Bab 6 : Hampir Putus Asa
7 Bab 7 : Mungkin Benar Mawar Keselong!
8 Bab 8 : Merinding Mendengar Cerita Wulan
9 Bab 9 : Pertunjukan Yang Menyeramkan!
10 Bab 10 : Suara Hati
11 Bab 11 : Meditasi
12 Bab 12 : Kenyataan Baru Yang Membuat Perut Mual
13 Bab 13 : Masuk Kedalam Lemari
14 Bab 14 : Restu
15 Bab 15 : Ratapan Dua Gadis Terpenjara
16 Bab 16 : Berhasil Menghubungi Pak Kyai
17 Bab 17 : Tidak Kuat
18 Bab 18 : Kabar Dari Pak Kyai
19 Bab 19 : Tangisan
20 Bab 19 : Berjumpa Pocong di Pabrik
21 Bab 20 : Penjelasan Marsel
22 Bab 21 : Cemas
23 Bab 22 : Siapa Ndoro Kusuma?
24 Bab 23 : Bingung
25 Bab 24 : Kecurigaan Ndoro Kusuma
26 Bab 25 : Nasib Mira
27 Bab 26 : Pingsan
28 Bab 27 : Tekad Kuat Mawar dan Mira
29 28. Benarkah wanita itu Mawar?
30 29. Pemusnahan Burhan
31 30. Merasa Bersalah
32 31. Berangkat Ke Kota Mawar
33 32. Ada Apa Di Pohon Mangga?
34 33. Pikiran Marsel
35 34. Akhirnya Pak Kyai Datang
36 35. Sampai Di Jalan Buntu
37 36. Ratu Ular
38 37. Terus Berlari
39 38. Berhasil Mendapatkan Pusaka Naga
40 39. Pertarungan Di Tengah Makam
41 40. Larangan Saat Menyebrang Rawa
42 41. Masuk Ke Dalam Perut Ikan
43 42. Hampir Berhasil
44 43. Bersyukur
45 44. Mira
46 45. Lebih 365 Hari
47 46. Aneh
48 47. Pesan dari Mira
49 48. Bagaimana Nasib Mamat
50 49. Siluman Ikan Bayong
51 50. Janggal
52 51. Raga Mamat
53 52. Mawar Di Pohon Mangga
54 53. Ada Apa?
55 54. Aku Kembali
56 55. Pak Ruman Berubah Wujud
57 56. Nenek Tua
58 57. Kepo Kamu, Mat!
59 58. Dukun Bayi
60 59. Ari-Ari Bayi
61 60. Sortir Barang
62 61. Mati Listrik
63 62. Mawar Minta Kopi Pahit
64 63. Mawar Lagi?
65 64. Positif
66 65. Ndoro Kusuma Lagi?
67 66. Bisikkan Mada
68 67. Bambang Bicara Sendiri
69 68. Makan Bersama Mada
70 69. Bertukar Cerita
71 70. Mungkinkah Ndoro Kusuma masih hidup?
72 71. Bambang Yang Lain
73 72. Njlimet
74 73. Mengacaukan Acara Masak
75 74. Nasehat Bapak
76 75. Sampai Di Rumah Marsel
77 76. Pak Ahmad Rupanya Pintar
78 77. Siap Menjalankan Misi
79 78. Penebangan Pohon Mangga
80 79. Pemakaman Kembali
81 80. Akhir Kisah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 : Masuk Kedalam Rumah Ndoro Kusuma
2
Bab 2 : Hampir Menabrak Kucing
3
Bab 3 : Menanam Padi
4
Bab 4:Jeritan Memilukan Seorang Gadis
5
Bab 5:Mungkinkah Mawar Keselong?
6
Bab 6 : Hampir Putus Asa
7
Bab 7 : Mungkin Benar Mawar Keselong!
8
Bab 8 : Merinding Mendengar Cerita Wulan
9
Bab 9 : Pertunjukan Yang Menyeramkan!
10
Bab 10 : Suara Hati
11
Bab 11 : Meditasi
12
Bab 12 : Kenyataan Baru Yang Membuat Perut Mual
13
Bab 13 : Masuk Kedalam Lemari
14
Bab 14 : Restu
15
Bab 15 : Ratapan Dua Gadis Terpenjara
16
Bab 16 : Berhasil Menghubungi Pak Kyai
17
Bab 17 : Tidak Kuat
18
Bab 18 : Kabar Dari Pak Kyai
19
Bab 19 : Tangisan
20
Bab 19 : Berjumpa Pocong di Pabrik
21
Bab 20 : Penjelasan Marsel
22
Bab 21 : Cemas
23
Bab 22 : Siapa Ndoro Kusuma?
24
Bab 23 : Bingung
25
Bab 24 : Kecurigaan Ndoro Kusuma
26
Bab 25 : Nasib Mira
27
Bab 26 : Pingsan
28
Bab 27 : Tekad Kuat Mawar dan Mira
29
28. Benarkah wanita itu Mawar?
30
29. Pemusnahan Burhan
31
30. Merasa Bersalah
32
31. Berangkat Ke Kota Mawar
33
32. Ada Apa Di Pohon Mangga?
34
33. Pikiran Marsel
35
34. Akhirnya Pak Kyai Datang
36
35. Sampai Di Jalan Buntu
37
36. Ratu Ular
38
37. Terus Berlari
39
38. Berhasil Mendapatkan Pusaka Naga
40
39. Pertarungan Di Tengah Makam
41
40. Larangan Saat Menyebrang Rawa
42
41. Masuk Ke Dalam Perut Ikan
43
42. Hampir Berhasil
44
43. Bersyukur
45
44. Mira
46
45. Lebih 365 Hari
47
46. Aneh
48
47. Pesan dari Mira
49
48. Bagaimana Nasib Mamat
50
49. Siluman Ikan Bayong
51
50. Janggal
52
51. Raga Mamat
53
52. Mawar Di Pohon Mangga
54
53. Ada Apa?
55
54. Aku Kembali
56
55. Pak Ruman Berubah Wujud
57
56. Nenek Tua
58
57. Kepo Kamu, Mat!
59
58. Dukun Bayi
60
59. Ari-Ari Bayi
61
60. Sortir Barang
62
61. Mati Listrik
63
62. Mawar Minta Kopi Pahit
64
63. Mawar Lagi?
65
64. Positif
66
65. Ndoro Kusuma Lagi?
67
66. Bisikkan Mada
68
67. Bambang Bicara Sendiri
69
68. Makan Bersama Mada
70
69. Bertukar Cerita
71
70. Mungkinkah Ndoro Kusuma masih hidup?
72
71. Bambang Yang Lain
73
72. Njlimet
74
73. Mengacaukan Acara Masak
75
74. Nasehat Bapak
76
75. Sampai Di Rumah Marsel
77
76. Pak Ahmad Rupanya Pintar
78
77. Siap Menjalankan Misi
79
78. Penebangan Pohon Mangga
80
79. Pemakaman Kembali
81
80. Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!