Cinta Tulus Isyah
Seorang gadis cantik manis berhijab, dengan seragam sekolah putih abu-abu, sedang berjalan di jalan raya. Senyum manis menghiasi wajahnya, namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah kecelakaan di depan mata.
"Bruk!"
Mobil-mobil itu bertabrakan dengan keras. Isyah Salsabila tersentak, matanya membulat karena terkejut. "Aaahhhkkk!" teriaknya, suaranya bergetar karena panik. Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari menuju lokasi kecelakaan.
"Tolong! Tolong!" teriaknya lagi, suaranya terengah-engah. Warga sekitar langsung berdatangan, membantu korban.
Seorang laki-laki tua, yang diperkirakan berusia lima puluh tahun, dibawa oleh warga ke rumah sakit terdekat. Isyah Salsabila ikut serta, hatinya dipenuhi rasa cemas.
Sesampainya di rumah sakit, warga meninggalkan laki-laki tua itu bersama Isyah Salsabila. Isyah Salsabila setia menemani laki-laki itu di ruang UGD, hingga akhirnya laki-laki itu sadar.
"Saya ada dimana?" ucap laki-laki itu dengan sangat lemas. Isyah Salsabila langsung menghampirinya, wajahnya memancarkan kelembutan.
"Bapak, ada di rumah sakit. Tadi Bapak kecelakaan," jelas Isyah Salsabila dengan sangat lembut, membuat laki-laki itu terdiam.
"Boleh telepon kan anak saya?" tanya Bapak itu pada Isya.
"Boleh, Pak." jawab Isyah dengan sangat lembut.
Bapak itu memberikan ponselnya dan langsung menghubungi anaknya. Isyah yang akan berbicara kepada anaknya tersebut.
📱Aril.
"Ha-lo ..." ucap Isyah dengan sangat gugup.
"Siapa kamu, dimana papa saya?" ucap Aril dengan sangat cemas dan panik mendengar suara wanita, yang menjawab telepon dari Papanya.
"Saya Isya, tadi Papa anda kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit Cananda," jelas Isyah.
"Apa! Saya kesana sekarang juga dan kamu jangan pergi sebelum saya kesana." ucap Aril yang langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Isyah memberikan kembali ponsel milik laki-laki yang ia tolong tadi.
"Terimakasih sudah menolong saya, Nak. Perkenalkan nama saya Ben Atmajaya." ucap Pak Ben dengan sangat lembut membuat Isyah tersenyum.
"Saya Isyah Salsabila, panggil saya Isyah." ucap Isyah dengan sangat lembut sambil tersenyum manis.
"Nama yang indah, seindah orangnya, eh. Kamu masih SMA?" tanya Pak Ben yang melihat Isyah memakai seragam Sekolah berwarna abu-abu.
"Benar, Pak. Tidak apa-apa saya belum terlambat," jelas Isyah pada Pak Ben.
"Baiklah, nanti anak saya yang akan mengantarkan mu bagaimana?" tawar Pak Ben pada Isyah.
"Baiklah, saya akan ikut." ucap Isya dengan sangat lembut.
Beberapa menit kemudian, Aril akhirnya sampai. Ia langsung masuk dan melihat keadaan Papanya.
"Papa, tidak apa-apa?" tanya Aril dengan sangat cemas dan panik. Matanya kemudian tertuju pada Isyah.
"Papa tidak apa-apa, kata Dokter tadi Papa sudah boleh pulang," jelas Pak Ben.
"Terimakasih, kamu sudah menolong Papa saya, " ujar Aril.
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu ya, takut telat sebab hari ini ada ujian di Sekolah, " jelas Isyah dengan sangat lembut.
"Aril, kamu antara Isyah dulu ke Sekolahnya ya?" pinta Pak Ben pada putranya.
"Baiklah, ayo saya akan mengantarkan kamu." ucap Aril yang mulai berjalan. Isyah menyalami tangan Pak Ben terlebih dahulu.
"Saya permisi dulu ya, Pak. Assalamualaikum." ucap Isyah yang berlalu pergi.
"Wa'alaikumsalam." jawab Pak Bena yang menatap kepergian Isya.
"Dia wanita yang Sholeha, aku ingin sekali menjodohkannya dengan Amit. Ah, aku lupa meminta nomor ponselnya, aku akan meminta Aril untuk meminta nomor ponselnya," batin Pak Ben.
Pak Ben mengirimkan pesan kepada Aril untuk meminta nomor ponsel Isyah Salsabila.
💌
(Minta nomor ponsel Isyah, jangan sampai tidak ada.)
Aril yang menunggu Isyah didalam mobil menerima pesan dari Papanya.
"Yang benar saja papa ini, anak masih bau kencur seperti itu, aku tebak umurnya masih 16 tahun, masa mau di gebet sih," ucap Aril yang menggelengkan kepalanya.
Isyah masuk kedalam mobil Aril dan duduk di samping Aril.
"Dimana Sekolah mu, katakan dan tulis nomor ponsel mu." ucap Aril dengan sangat cuek sambil memberikan ponselnya pada Isyah.
"Sekolah (sensor) dan ini sudah saya isikan nomor ponsel saya." ucap Isyah yang memberikan kembali ponsel Aril.
"Berapa umurmu, dan nama ku Aril." ucap Aril sambil mengemudikan mobilnya.
"Enam belas tahun, saya Isyah Salsabila." ucap Isya dengan sangat canggung.
"Cik, benar tebakan ku." ucap Aril.
Isyah hanya diam saja, mereka sama-sama diam selama berjalan menuju Sekolah Isyah. Setelah sampai, Isyah langsung turun. Ia hendak mengucapkan terimakasih, namun Aril sudah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Astaghfirullah, baru aja mau ngucapin terimakasih eh udah pergi gitu aja," batin Isyah.
Aril kembali ke rumah sakit untuk membawa Papanya pulang ke rumah mereka. Setelah mereka sampai di rumah, Aril membawa Papanya ke kamar dan ia duduk di samping Papanya.
"Pa, dia masih muda sekali apa Papa akan menikahinya?" tanya Aril dengan sangat lembut.
Sontak saja membuat Pak Ben tersenyum dan tertawa kecil.
"Bukan untuk Papa, tapi untuk kakak mu Amit." jelas Pak Ben, sontak saja membuat Aril tersenyum.
"Oh, tapi. Apa kakak mau Pa?" tanya Aril yang meragukan bahwa Kakaknya akan menerima gadis hitam seperti Isyah.
"Papa akan mengurusnya, agar dia mau sebab Papa sangat menyukainya, " ucap Pak Ben sambil mengingat-ingat kembali wajah Isyah dan sikap sopan Isyah padanya.
"Baiklah, kalau begitu Aril mau kerja dulu ya, Pa. Sebab pekerjaan masih sangat banyak di Kantor." ucap Aril yang bergegas pergi meninggalkan Papanya.
Aril bekerja sebagai sekertaris Kakaknya sedangkan Amit menjadi asisten Papanya, mereka membangun Perusahaan Atmajaya Grup dengan sangat baik.
Setelah sampai di Kantor, Aril langsung masuk kedalam ruangannya lalu ia mengerjakan tugas-tugasnya.
Pak Ben menelfon Amit untuk memberi tahu kalau ia ingin menjodohkan anaknya tersebut dengan gadis yang menolongnya tadi.
📱Amit.
"Amit, Papa ada kenalan seorang wanita cantik masih muda," ucap Pak Ben dengan sangat jelas dan tidak bertele-tele.
Amit memeriksa berkas-berkas sambil menjawab telepon dari Papanya.
"Baiklah, malam nanti pertemukan kami di rumah dan Amit akan cepat pulang tapi. Amit tidak janji akan menerima keputusan Papa," jelas Amit sambil memegang berkas-berkas penting.
"Baiklah, terimakasih." ucap Pak Ben yang menutup sambungan teleponnya.
Setelah selesai menelfon Amit, Pak Ben mengirimkan pesan kepada Aril.
💌
(Jemput Isyah nanti malam, jangan banyak bicara sebab Papa tidak ingin menerima alasan mu itu.)
Aril membaca pesan dari Papanya lalu ia bernafas panjang.
"Ada-ada saja, yang mau di jodohkan siapa yang di repot kan siapa. Aku tidak yakin kalau kak Amit mau sebab gadis tadi hitam, " ucap Aril sambil mengingat-ingat kembali gadis yang ia temui tadi.
Aril langsung mengirimkan pesan kepada Isyah.
💌
(Bersiaplah, nanti malam aku akan menjemputmu. Kirimkan lokasinya dan jangan banyak bertanya.)
Isyah yang menerima pesan dari Aril langsung terdiam dan berfikir- pikir.
"Ada apa ya, aku sebaiknya datang saja dan aku tahu apa yang sebenarnya terjadi," batin Isyah.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments