Aku Yang Kaubuang
SEBELUM DI BACA JANGAN LUPA KASIH AUTHOR 🌹 DAN JUGA VOTE, SUPAYA AUTHOR BERSEMANGAT BUAT UP🤗 LIKENYA JANGAN KETINGGALAN🙏
Witma Alya gadis yang menikah saat usianya baru saja beranjak 15 tahun, tidak pernah terpikir olehnya kalau ternyata pernikahannya dengan Reka akan menjadi mimpi buruk baginya. Bagaimana tidak? Ternyata Witma dinikahi oleh laki-laki yang sering main tangan memukul tanpa tahu apa salahnya. Yang lebih membuat Witma tidak habis pikir ternyata suaminya itu masih bergantung kepada kedua orang tuanya.
Hingga pada suatu malam Reka, sang suami pulang dengan keadaan yang sangat acak-acakan Witma juga mencium bau Alkohol yang begitu menyengat masuk ke indra penciumannya. Karena Ini bukan yang pertama kalinya Reka pulang dalam keadaan begini maka dari itu Witma tidak terlalu terkejut.
"Mas, mabuk lagi?" tanya Witma sambil memapah Reka untuk masuk, kebetulan semua orang di rumah Reka sudah tertidur. Jadi, tidak ada yang tahu kalau Reka pulang dalam keadaan mabuk berat. Kebetulan mereka berdua masih tinggal bersama kedua orang tua Reka dan juga ketiga adiknya.
"Layani aku, aku kedinginan," ucap Reka tiba-tiba.
Witma yang mendengar itu langsung saja menggeleng karena ia sedang datang bulan. "Tidak bisa Mas, aku saat ini datang bulan," tolak Witma secara halus.
"Aku tidak peduli, yang penting kamu layani aku!" bentak Reka, sambil membanting Witma dengan kasar ke atas ranjang.
"Tidak Mas, bukannya dalam agama kita dilarang berhubungan Int–" Kalimat Witma terputus di saat Reka menindih tubuhnya.
"Kamu cukup menikmatinya, tidak usah banyak bicara," bisik Reka sambil menggigit kecil daun telinga Witma.
"Mas tolong jangan lakukan ini," pinta Witma memohon. Namun, Reka seperti kerasukan setan bukanya berhenti ia malah semakin menggila bermain liar di atas tubuh Witma.
Witma tidak tinggal diam ia terus saja memberontak berharap Reka menghentikan kegiatannya tetapi, apa yang terjadi Reka malah merasa Witma sedang menantang dirinya sehingga membuat hasratnya semakin menggebu-gebu.
"Mas, sakit dan perih sekali," kata Witma lirih dan kini sudut matanya juga sudah mulai berair.
"Sudah ku katakan, kamu cukup menikmatinya!" Lagi-lagi Reka membentak Witma.
"Tega kamu Mas … " ucap Witma. Dengan suara bergetar karena ia sedang menahan rasa sakit dan perih di bawah sana. Saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan selain pasrah.
*
*
Keesokan paginya Witma terbangun dari tidurnya dengan rasa sakit yang terasa di sekujur tubuhnya. Ternyata semalam itu Reka menikmati tubuhnya hingga dini hari.
"Ya Allah, kenapa badanku sakit semua. Apa ini karena Mas Reka bermain terlalu kasar," gumam Witma pelan ia takut Reka mendengarnya. "Akhh, sakit sekali Ya Allah," ringgis Witma saat ia mencoba berjalan. Ia bermaksud ingin membersihkan tubuhnya tetapi, baru saja ia membuka pintu langkah kakinya terhenti di saat dirinya tidak sengaja mendengar ibu dan ayah mertuanya sedang membicarakan dirinya.
"Witma sampai sekarang kok, belum hamil sih, Pak," ucap ibu mertua Witma yang bernama Endang. "Apa jangan-jangan anak itu mandul?" tanya Endang pada suaminya yang sedang duduk di sebelahnya. Tetapi, suaminya itu hanya merspon dengan mengangkat bahu. "Ish, Bapak. Gimana sih, malah nggak dijawab!" ketus Endang.
"Bapak mana tahu Bu, mungkin Allah belum memberi mereka kepercayaan." Ayah mertua Witma akhirnya menjawab, ia memang tidak terlalu sering ikut campur dalam urusan rumah tangga Witma dan Reka. "Bapak mau pergi ke sawah dulu, nanti kalau Reka bangun suruh saja dia menyusul ke sana," pinta ayah mertua Witma yang bernama Badrun.
"Apa Reka salah pilih istri? Jika benar Witma mandul, aku harus mencari calon istri lagi buat Reka," kata Endang sambil tersenyum. "Gimana, Pak?"
"Bu, mereka baru saja menikah beberapa bulan yang lalu wajar saja Witma belum hamil, Bapak minta Ibu jangan menjadi duri dalam pernikahan mereka." Badrun memang ayah mertua yang paling bijak dalam berpikir. "Apa yang tadi Ibu dengar, kalau nanti Reka bangun su—"
"Bela saja terus menantu mandul kesayanganmu!" ketus Endang. "Jika dalam dua bulan ini Witma masih belum hamil juga, maka tekadku bulat akan mencari wanita lain untuk Reka," sambungnya lagi.
Sedangkan Witma yang menguping dari tadi sudut matanya mulai berair, setelah mendengar ucapan Endang. Membuat air matanya lolos begitu saja. "Ya, Allah. Kuatkan hati hamba mu ini," lirih Witma sambil mengusap air mata. "Jangan Engkau biarkan siapa saja merusak rumah tangga ku ini. Karena aku ingin ini pernikahan yang pertama dan terakhir bagiku tanpa harus ada orang ketiga." Witma masih betah berdiri di sana meskipun Endang dan Badrun sudah pergi.
*
*
"Witma!" Reka yang baru bangun langsung saja memanggil Witma dengan suara yang melengking. "Witma! Apa kamu tuli?"
"I-iya, Mas!" sahut Witma karena Reka paling tidak suka jika panggilannya diabaikan atau tidak di jawab. "Tunggu sebentar." Witma mencuci tangannya karena saat ini ia sedang memasak di dapur.
"Jangan membuat darah ku mendidih pagi-pagi begini, cepat kesini!" seru Reka.
Membuat Witma buru-buru masuk ke dalam kamar, kebetulan letak dapur dan kamar mereka tidak terlalu jauh maka dari itu Witma tidak perlu memakan waktu yang lama untuk sampai ke kamar. "Ada apa?" tanya Witma setelah masuk dan ia juga begitu terkejut ketika melihat Reka sudah mengacak-acak lemari pakaian. "Mas, apa yang kamu cari?" tanya Witma sekali lagi.
"Kalung yang kuberikan, dimana kamu menaruhnya?" Reka tiba-tiba menanyakan kalung, yang ia berikan sebagai maskawin Witma.
"Ini, yang Mas cari?" Witma menunjuk lehernya karena saat ini ia sedang memakainya.
"Buka, aku ingin pinjam. Besok aku ganti dua kali lipat," ucapan Reka yang tidak dapat Witma percaya. Karena beberapa bulan yang lalu ia juga pernah meminjam cincin yang ibu Witma belikan sewaktu gadis. Tapi Reka tidak pernah menggantinya sampai sekarang. "Kenapa diam, sini berikan padaku!"
Bukannya Witma tidak memberikan Reka, tapi kalung itu adalah harta satu-satunya yang ia punya. "Mas, buat apa lagi? Cincinku saja belum kamu ga—" perkataan Witma terpotong di saat Reka menarik kalung itu sampai putus.
"Berisik! Nanti juga aku ganti." Setelah berhasil mendapat kalung itu Reka mendorong Witma. "Pergi ke rumah ibumu sana! Minta uang yang banyak. Bilang saja aku yang mau pinjam buat modal usaha." Reka berjongkok memegang dagu Witma. "Apa kamu paham?"
Witma menggeleng, karena ia tahu ibunya juga hanya mengandalkan pemberian anak-anaknya setelah ayah Witma berpulang ke pangkuan sang khalik. "Ibu tidak punya uang, beda halnya dengan yang dulu saat almarhum Ayah masih ada."
Tangan Reka turun ke leher Witma dan mencekiknya, hingga Witma kesulitan untuk sekedar bernafas. "Mati saja kamu! Dasar tidak berguna!" Reka tertawa renyah. Tapi tiba-tiba … .
"Reka!! Apa yang kamu lakukan?"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Andi Fitri
dasar suami laknat..mertua seperti ini yg banyak buat rmh tangga anaknya hancur terlalu ikut campur bukan kh anak itu atas kehendak Allah..
2023-11-07
1
Sumarni Al Fa
be suami kurang di jahar ini mah
2023-01-12
1
cinta semu
kasian sekali usia masih belia menikah sama suami arogan
2022-12-16
2