Dua Dunia

Dua Dunia

Bab 1 Dua Dunia

Hari ini aku berangkat ke Bandung, aku lulus di universitas impianku di Bandung. Aku anak pertama dan terakhir. Ya benar, aku anak tunggal, pasti kalian berfikir bagaimana bisa ayah dan ibuku melepaskanku dengan mudahnya untuk pergi sekolah jauh dari rumah karena aku anak tunggal. Karena mereka yang mendidikku seperti itu, melihatku mandiri adalah impian mereka.

“Kamu gak mau mama temani ke Bandung??” tanya ibuku Maria.

“Enggak usah ma, kan kosnya juga udah dapat. Lagian kan ini bukan pertama kalinya aku ke Bandung. Kita bahkan udah tiga kali bolak balik Sumatera, Bandung untuk melihat kampus dan kosku. Kan mama juga udah lihat keadaan kosku dekat dari kampus aku gak akan nyasar ma.” Ucapku meyakinkan ibuku.

“Baiklah, ayo kita pergi ke bandara.” Ucap ibuku sambil membantuku membawa semua barang untuk di masukkan ke mobil.

Aku berangkat di antar oleh ibuku, sebenarnya aku tidak terlalu suka pergi dini hari atau malam hari. Karena aku bisa mendengar semua suara yang ada di dunia ini, baik dari dunia nyata maupun dunia lain yang dipercayai banyak orang bahwa kita hidup berdampingan. Aku lebih suka menyebut mereka makhluk transparan, karena terkadang mereka terlihat namun transparan. Antara nyata dan tidak nyata.

Setiap aku melakukan perjalanan aku selalu berusaha untuk tidur, agar aku tidak melihat mereka yang meminta tolong saat di tengah jalan, aku juga menghindari kontak mata dengan mereka. Banyak dari mereka yang terkadang kemunculannya tidak dapat ku prediksi sehingga sering membuat aku bertatapan dengan mereka. Karena itu aku selalu menutup mataku dalam perjalanan malam atau dini hari. Percaya atau tidak eksistensi mereka lebih besar saat sinar matahari belum muncul.

“Lena kita sudah sampai, ayo turunkan barang kamu.” Perintah Maria ibuku.

“Iya ma.” Aku langsung turun dari mobil dan menurunkan semua barangku yang ada di kursi belakang.

Pasti kalian semua bertanya dimana ayahku, ayahku bekerja sambil keliling dunia. Padahal dia bukan pilot ataupun pelaut, tapi selalu keluar kota untuk bekerja. Saat aku memutuskan kuliah di bandung, ibuku tidak pernah melarangku. Ini justru kesempatan baik untuknya melepaskanku ke kota lain agar dia dapat ikut tugas bersama ayahku. Aku yakin rumahku akan jadi sarang hantu selama 4 tahun aku kuliah, karena tidak akan ada yang pulang ke rumah bahkan aku sendiri pun tidak ingin pulang sebelum aku menyelesaikan kuliahku.

Akhirnya aku sampai di Bandung, aku sampai jam 10 pagi, udara pagi masih sangat sejuk. Syukurnya dari bandara ke kosku yang dekat dengan Universitas hanya 20 menit, aku naik taksi menuju kosku.

Sampai di kos aku disambut oleh ibu kos yang memang sudah mengenalku. Kos yang aku tempati sekarang adalah pilihan ibuku, jelas aku dalam pantauannya selama 4 tahun. Dan ibu kosku yang akan mengawasiku selama aku tinggal di kos miliknya, aku menyetujui pilihan ibuku karena aku merasa nyaman sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di tempat ini.

Suasana yang asri dan udara yang cukup sejuk serta fasilitas yang cukup lengkap dengan kamar mandi di kamar serta wifi dan Ac membuatku tidak berfikir dengan pilihan mama. Karenya aku langsung menyetujuinya.

“Selamat datang Lena, akhirnya kita bertemu lagi ya.” Ucap bu Indah, ibu kosku.

“Ah si ibu, baru juga gak ketemu dua minggu. Sekarang kita bakal ketemu setiap hari selama 4 tahun loh.” Jawabku.

“Bagus dong, jadi nambah teman ibu curhat.” Ibu Indah tertawa.

Aku berjalan berdampingan dengan ibu kos menuju kamarku, aku memilih di lantai 1. Namun kami melewati kamar yang kemarin untukku.

“Lah bu, kita mau kemana ya. Bukannya itu kamar saya??” tanyaku sambil menunjuk kamar yang sudah kami lewati.

“Iya Lena, kemaren Acnya mati belum ibu perbaiki. Jadi ibu pindahkan kamu ke lantai 2 ibu juga sudah bilang kok ke ibumu dan ibumu setuju karena memang kamar ini lebih luas dari yang itu.” Jawab bu Indah sambil menunjuk ke kamar itu.

“Oh begitu, mama kok gak bilang ke aku ya bu. Yaudah deh kalau begitu.” Ucapku.

Jujur aku merasa sedikit deqdeqan karena aku belum melihat kamarnya, aku berdoa dalam hati semoga kamar itu tidak ada penunggunya. Aku memilih kamar yang pertama itu karena aku hanya melihat sesekali seorang anak kecil di kamar itu. Namun kini aku di pindahkan ke atas tempat yang belum ku lihat.

Benar kata ibu kos, kamar itu jauh lebih luas dari kamarku yang pertama, kamar mandinya juga lebih luas.

“Gimana menurut Lena, kalau mau pindah ke yang lain boleh kok biar kita lihat-lihat lagi.” Ucap bu Indah yang sepertinya merasa tidak enak denganku, karena mengubah kamar yang sudah ku pilih.

Aku masuk ke dalam , aku tidak merasakan hawa aneh apapun. Justru kamar ini lebih adem, sejuk dan tenang. Aura kamar ini juga terkesan terang tidak gelap, yang paling penting aku tidak melihat ada sosok seram atau aneh di kamar maupun kamar mandi. Walaupun aku sudah merasakan adanya satu sosok tapi aku belum melihatnya, ku simpulkan dia tidak akan memperlihatkan wujudnya selagi aku tidak mengusiknya.

“Oke kok bu kamarnya, saya disini saja. Terimakasih ya bu.”

“Sama-sama Lena, kalau ada apa-apa tinggal panggil di bawah ya Lena. Ibu kamu sudah meminta ibu untuk menyediakan makanan kamu, jadi kamu tinggal tunggu saja ya, anak ibu akan mengantar makanan kamu.”

“Untuk hari ini Lena minta tolong ya bu antarkan makanan Lena. Tapi untuk besok dan seterusnya cukup makan malam saja yang di antarkan ya bu, Untuk makan pagi dan siang Lena yang akan mengambilnya sendiri di kantin. Gakpapa kan bu??”

“Gakpapa dong Lena, baiklah kalau begitu. Ibu ke bawah ya.”

“Iya bu, sekali lagi terimakasih bu.”

“Sama-sama Lena.”

Ibu Indah pergi ke bawah, aku menutup kamarku. Aku mulai beberes menyusun bajuku, menyapu kamar, memasang seprei dan sarung bantal yang aku bawa dari rumah. Aku membawa seprei, sarung bantal dan selimut dari rumah bukan karena tidak disediakan. Kos ini cukup lengkap dengan berbagai fasilitas namun aku membawanya agar terasa seperti di rumah saja.

Setelah selesai beberes, makananku datang, aku makan dan setelahnya aku mandi bersiap untuk tidur. Hari ini aku sedikit merasa lelah.

Aku terbangun pukul 7 malam saat makan malamku datang, aku menonton televisi sambil makan. Setelah selesai makan, aku bersantai sebentar sebelum akhirnya tidur. Namun entah mengapa aku selalu merasa ada yang memperhatikanku saat aku sedang menonton televisi.

Aku cukup lama mencoba menahan, namun akhirnya aku merinding dan memutuskan untuk kembali tidur dengan lampu yang masih menyala.

...****************...

Ini hari keduaku, aku belum masuk kampus karena ini hari minggu. Aku masuk kampus besok di hari senin, memulai kehidupan baruku di Bandung. Pagi ini aku terbangun lampu di kamarku sudah mati, seingatku aku tidur dengan lampu menyala.

Karena tidak mau terlalu banyak berprasangka aku mengabaikannya, mungkin saja aku yang lupa sudah mematikan lampu kamar pikirku pagi itu. Aku membasuh wajahku sebelum hendak ke bawah untuk sarapan.

Aku keluar kamar, begitu ingin mengunci pintu kamarku aku merasa ada sosok yang berdiri di sampingku. Aku melihat ke bawah dan aku melihat kaki yang mengenakan sepatu seperti sneakers dan aku tau bahwa itu adalah seorang lelaki, lelaki dewasa. Aku yang tau bahwa dia bukanlah manusia, aku pura-pura tidak melihatnya.

Ini pertama kalinya aku di perlihatkan oleh sosok di dekat kamarku, Aku pikir dia hanya akan diam saja namun ternyata dia bicara berbisik padaku.

“Kamu melupakan dompet dan ponselmu.” Ucap sosok itu.

Aku yang memang mendengarnya berusaha pura-pura tidak mendengarnya dengan tetap mengunci pintuku, berjalan tiga langkah dan kembali membuka pintu kamarku seolah aku mengingat sesuatu yang harus ku bawa.

Aku masuk lagi ke kamarku dan mengambil ponsel dan dompetku, mengunci kamar dan kemudian langsung berjalan dengan cepat turun ke bawah. Sepertinya sosok itu masih belum sadar aku bisa melihat dan mendengarnya, aku bersyukur untuk itu.

Aku tidak ingin membicarakan mereka di dalam hati, karena aku percaya mereka dapat mendengarku. Aku mengalihkan pikiranku dengan sarapan sambil berbicara dengan ibu kos di bawah. Aku cukup lama disana karena banyak yang kami obrolkan berdua, tentu saja aku juga sengaja lama untuk menghindar dari sosok itu.

Bersambung..

Terimakasih untuk semua teman-teman yang singgah dan membaca cerita saya. Semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman. Dukung cerita saya dengan cara :

*Like

*Komen

*Vote

*Tambahkan favorit

* Kalau teman-teman suka tolong beri hadiah untuk author ya, terimakasih semoga rejeki teman-teman selalu berlimpah.

Love you all ❤️.

Terpopuler

Comments

mom young

mom young

baca yang kedua kalinya dengan akun. yg berbeda soal nya. kangen sama si tampan mata hazeel

2024-03-24

0

gaby

gaby

Halo kaka othor, aq baru gabung baca. Lagi bosen baca novel konflik rmh tangga yg bny drama pelakornya. Crita horor kayanya ga kalah seru

2023-08-14

0

me.ch

me.ch

Wow... saya suka saya suka konsepnya

2023-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!