Aku menghabiskan waktuku sepanjang hari di kamar, aku menonton film setelah kembali dari bawah pagi tadi. Dan sekarang sudah pukul 2 siang, aku lupa mengambil makananku hingga akhirnya makananku di antar oleh anak ibu kos ke atas.
Tok tok tok
“Siapa ya??” tanyaku.
“Saya kak Ayu, ini makanan kakak.” Jawab gadis itu.
“Astaga aku lupa.” Aku langsung bangkit dan membuka pintu kamarku.
“Duh, maaf ya Yu. Kakak beneran lupa ambil makanannya, makasih ya sudah di antarkan.” Ucapku jadi merasa tidak enak, karena aku sendiri yang mengatakan akan mengambilnya di bawah.
“Tidak masalah kak, Ayu ke bawah dulu ya.” Ucap gadis itu dengan lembut.
“Sekali lagi terimakasih ya Yu, maaf Yu.” Ucapku dengan wajah memelas.
“Sama-sama kak.” Jawab Ayu sambil tersenyum ke arahku.
Aku merasa sangat tidak enak dengan ibu kos, karena aku yang berjanji untuk mengambil makan siang ku, malah aku yang melupakannya. Aku langsung masuk kembali ke kamarku. Lagi-lagi aku mendengar suara berat lelaki itu. Namun aku tidak berani melihat ke arah sumber suara, aku tidak mau dia tau bahwa aku melihatnya.
Dia mengatakan sebuah hal yang berhasil membuat hatiku sedikit kesal, namun tetap ku tahan agar dia tidak tau bahwa aku bisa melihatnya dan bisa mendengarnya. Karena akan ribet jika aku harus berurusan dengan mereka.
“Makanya jangan nonton mulu, lagian masa gak merasa lapar sih padahal kamu kan masih hidup. Betah amat di kamar gak makan hampir setengah hari.” Ucap sosok itu.
Aku mengabaikannya, aku melanjutkan menonton film yang sedang ku putar sambil makan di kasurku. Sampai saat ini aku masih hanya melihat dan mendengar satu sosok itu di kamarku, tidak ada tanda-tanda mahkluk lain. Sepertinya dia makhluk yang cukup kuat dan memang ini adalah wilayahnya, sehingga tidak ada makhluk lain yang masuk.
Aku merasa lega untuk itu, karena aku masih bisa mengontrol diriku untuk pura-pura tidak melihatnya, jika hanya ada satu makhluk di sisiku yang menampakkan wujud dan berbicara kepadaku.
Setelah selesai makan lagi-lagi aku ketiduran, namun yang ku ingat saat itu aku sedang menonton film, dan film yang aku tonton di laptopku belum ku matikan. Aku terbangun pukul tujuh malam lagi, dimana Ayu mengetok pintu kamarku untuk mengantar makanan.
...****************...
Tok tok tok
“Iya siapa ya??” tanyaku sambil mengusap wajahku yang baru bangun.
“Ayu kak.” Jawabnya.
Aku membukakan pintu kamar, tersenyum ke arah Ayu dan mengambil makanan yang di pegang ayu untukku.
“Makasih ya Yu.”
“Sama-sama kak.”
Ayu langsung turun ke bawah setelah mengantar makananku. Saat kembali menutup pintu kamar, aku menyadari bahwa laptopku sudah ada di atas meja belajar di kamarku. Tersusun dengan rapi, begitu juga dengan cargernya yang diikat sangat rapi.
Aku kaget, jantungku mulai berdegup dengan kencang. Karena sebenarnya aku tidak pernah mengikat carger laptopku, aku selalu membiarkannya tergulung asal. Tiba-tiba aku juga teringat, saat aku tidur aku belum mematikan laptopku.
Seketika aku terdiam dan kemudian merinding, namun tidak terlalu takut karena sosoknya tidak ku lihat saat itu. Aku mencoba tidak memikirkannya, karena aku benar-benar takut dia dapat mengetahui aku bisa melihatnya.
Aku mengambil laptopku kembali, menghidupkannya dan menonton drama kembali yang memang belum ku tonton sampai habis karena ketiduran.Saat asik menonton sambil makan, aku mendengar suara lirih berbisik dari belakangku. Suara berat yang pernah ku dengar sekali dan aku yakin itu sosok yang sama.
“Kamu sudah berusia 18 tahun ke atas belum sih, tontonan kamu, tontonan oang dewasa. Kamu kayaknya cewe mesum deh, kalau dulu seperti ini kami bisa di pasung oleh ibu.” Ucap sosok itu.
Sontak membuat kaget dan berhasil memprovokasiku, karena aku merasa perkataannya tidak benar untukku. Alhasil aku jadi keselek karena mendengar ucapannya yang aneh itu.
Uhuk Uhuk Uhuk
“Sial sakit banget lagi.” Gerutuku.
Aku batuk cukup lama sebelum akhirnya lega karena aku minum air cukup banyak, namun akhirnya terjadilah kejadian yang sudah ku tahan.
“Eh pelan-pelan makannya, gara-gara otaknya mesum tuh jadi gitu.” Ucap sosok itu kembali.
Karena kesal mendengar ucapannya yang mengatakan aku mesum, aku jadi terpancing emosi dan terbawa suasana, tanpa berfikir aku menjawab ucapannya bahkan menatapnya.
“Eh, diam ya ini semua gara-gara ucapan kau.” Ucapku dan tanpa sadar melihat ke arah sosok itu.
Kami saling tatap, tampak wajahnya kaget melihatku, aku yang juga kaget karena wajah sosok itu tidak sesuai ekspektasiku. Aku sudah mempersiapkan diri jika suatu saat bertatapan dengan sosok itu, saat wajahnya akan menyeramkan atau penuh dengan darah.
Namun yang ku lihat hari ini benar-benar berbeda dari kebanyakan hantu yang pernah ku lihat. Sosoknya yang tinggi, hidungnya yang mancung, alisnya yang tebal dan mata yang berwarna hazel membuatnya sangat mempesona. Bahkan dia tidak terlihat pucat seperti hantu lainnya.
Aku yang memang terpana diam, seperti sedang tersihir. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku, dia lambaikan tangannya yang sudah pasti bola mataku juga mengikuti alunan tangannya. Dia menjauh kembali, seperti kaget ekspresinya.
“Kamu bisa melihatku ya, kamu bisa melihatku.” Ucapnya.
Aku melihatnya dengan wajah bingung, seharusnya aku yang kaget melihat sosok sepertinya tapi kini malah dia yang kaget. Dia langsung berdiri dengan tegak dan mengajukan pertanyaannya padaku, dia menepuk tangannya di wajahku yang membuatku tersadar akan lamunan dan pandangan anehku padanya, seketika itu merinding parah.
“Kamu bisa melihatku??”
“Hmm ya, aku juga bisa mendengarmu.”
“Jadi kenapa selama ini seperti tidak bisa melihatku.”
“Tidak apa, aku hanya tidak ingin berurusan dengan sosok dari kaum kalian.”
“Jadi kenapa sekarang kamu membalas ucapanku??”
“Karena kau mengatakan bahwa aku mesum, aku bukan wanita mesum tau.”
“Jadi kenapa menonton film begitu.”
“Begitu gimana??”
Terjadilah perdebatan kecil antara kami, kami saling berdebat aku menerangkan padanya hal seperti ini sekarang adalah hal lumrah di duniaku. Dia juga menjelaskan bahwa dulu sebelum usia delapan belas tahun mereka sangat dilarang menonton drama atau siaran luar negeri. Dianggap tabu dan tidak pantas, sebenarnya sekarang juga masih begitu hanya saja sudah tidak seketat dulu.
“Bodo amat deh, pokoknya aku bukan mesum dan lagi usiaku sudah 20 tahun. Aku sudah dewasa, ciuman seperti ini bukan hal aneh di duniaku sekarang. Jadi jangan bilang kalau aku mesum.”
“Usiaku juga 20 tahun saat aku meninggal. Dan sekarang sepertinya udah 100 tahun karena aku terus ada di dunia ini sejak aku meninggal.”
“Oh begitu, aku akan memanggilmu om kalau begitu.”
“Om, enak aja kamu. Aku bukan om.”
Aku menatapnya dengan sinis, namun entah mengapa pertama kalinya aku mau berinteraksi dengan santai oleh makhluk dari dunia lain. Biasanya aku akan berlalu begitu saja atau membaca doa sekuat tenagaku agar mereka pergi. Namun kehadiran sosok ini justru tidak membuatku ingin mengakhiri interaksi aku dengannya.
“Kalau begitu gimana kalau kita kenalan saja??” Ucap sosok itu.
“Boleh, namaku Magdalena.”
“Namaku Anthony, Anthony Jacob. Kamu bisa panggil aku Anthony atau Jacob.”
Aku hanya menganggukkan kepalaku, Jacob tersenyum. Aku memutuskan memanggilnya dengan Jacob.
“Baiklah Lena, salam kenal.”
“Iya salam kenal.”
Aku menyelesaikan makanku dan kemudian menutup laptopku. Aku penasaran dengan sosoknya dan memilih untuk berbagi cerita dengannya.
“Aku ingin tau, kenapa kamu bisa berada disini. Apakah boleh??” tanyaku.
“Tentu saja boleh, akan ku ceritakan.” Jawabnya.
Dia duduk di ujung kasurku, Kini aku dan dia duduk berhadapan. Dia mulai menceritakan kisahnya denganku malam itu.
“Aku tidak begitu ingat mengapa aku mati, tapi aku sedikit mengingat kisah hidupku dulu. Aku lahir dari keluarga terpandang saat itu, ayahku merupakan keturunan Belanda, ibuku keturunan Jerman namun mereka sudah lama tinggal disini Indonesia. Karena ibu ayahku orang Indonesia maka dari itu mereka sudah pasih berbahasa Indonesia sepertiku yang memang lahir di Indonesia. Dulu aku di kucilkan karena warna mataku, di Indonesia tidak ada warna mata seperti mataku saat itu. Mata ayahku coklat, mata ibuku biru dan aku seperti ini aku tidak tau warna apa tepatnya ini tapi dulu mataku di sebut mata setan.”
“Matamu indah kok, di duniaku warna ini disebut warna hazel. Banyak yang ingin memiliki mata sepertimu disini, sampai rela membeli lensa kontak agar bola matanya berwarna.”
“Makanya kamu beruntung hidup di zaman ini. Dulu mataku disebut mata setan, aku tidak diizinkan keluar rumah. Aku sekolah dari rumah, apapun yang ku lakukan semuanya di rumah. Walaupun kesepian aku tidak bisa melawan orangtuaku, hingga akhirnya di usiaku yang ke 20 tahun. Aku melihat seorang gadis datang ke rumahku, dia sangat menawan bagiku apalagi warna matanya yang hitam pekat membuatku jatuh hati padanya. Aku diam-diam keluar rumah dan menemuinya, aku pikir dia tidak akan takut padaku. Namun ternyata rumor mengenai mataku yang disebut mata setan karena kutukan sudah menyebar luas. Hingga akhirnya aku dianggap ingin mencelakai gadis itu, aku di bawa warga dan semuanya gelap. Aku terbangun aku sudah berada di dunia ini, saat itu semuanya gelap aku takut aku bingung. Aku terus berjalan lurus tapi tidak pernah menemukan tempat terang. Akhirnya aku melihat satu titik cahaya aku ikuti dan aku berakhir di tempat ini. Hingga di satu titik aku bisa melihat manusia yang hidup, bisa melihat dunia ini dengan jelas. Namun aku sudah mencoba berjalan akhirnya sejauh apapun aku, aku akan kembali ke tempat ini. Mulai saat itu aku memutuskan untuk berdiam di daerah ini khususnya tempat ini. Walaupun bosan tapi aku selalu belajar dari setiap manusia yang pernah hadir disini dan baru kamu yang bisa melihatku.”
“Apa ada yang kamu sesali??”
“Ada, karena tidak menurut dengan orangtuaku.”
“Yang kamu rindukan??”
“Ibuku.”
Aku menatap matanya tanpa rasa takut, tidak ada rasa ngeri, takut, atau ingin menjauh darinya. Justru aku malah semakin ingin tau banyak tentangnya. Karena mendengar cerita darinya, aku tidur jam 1 malam, ceritanya sangat menarik, membuatku sama sekali tidak mengantuk. Apalagi melihat raut wajahnya saat bercerita kadang tertawa, kadang sedih membuatku semakin terpesona dengan raut wajahnya yang menawan.
Bersambung...
Terimakasih untuk semua teman-teman yang singgah dan membaca cerita saya. Semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman. Dukung cerita saya dengan cara :
*Like
*Komen
*Vote
*Tambahkan favorit
* Kalau teman-teman suka tolong beri hadiah untuk author ya, terimakasih semoga rejeki teman-teman selalu berlimpah.
Love you all ❤️.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
ChaManda
lebih serek kalo dipanggil Anthonio, tapi GPP lah, hak author mau manggil apa kan😅😅
2023-01-08
1