Penantian Kinara
''Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Rahmat Allah SWT Tuhan semesta Alam, saudara Ali Jaber Bin Husen Al Basri saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri Kandungku Kinara Zivanna Bhaskara binti Gilang Bhaskara dengan mas kawin satu buah mushaf Al-Qur'an, seperangkat alat sholat dan cincin berlian 28karat di bayar tunai!"
''Saya terima nikah dan kawinnya Kinara Zivanna Bhaskara binti Gilang Bhaskara untuk saya, dengan mas kawin satu buah mushaf Al-Qur'an, seperangkat alat sholat dan cincin berlian 28karat dibayar tunai!''
''Bagaimana para saksi, sah??''
''Sah!''
''Sah!''
Brraaakk...
''Hentikan!!! Pernikahan ini tidak sah!!!''
Deg!
Deg!
''Faizah..''
''Kak Faizah...''
''Faizah???''
''Hentikan pernikahan ini!!! Kau tidak boleh menikahinya! Kau hanya boleh menikah denganku saja!!'' seru Faizah dengan suara melengking hebat.
Semua yang ada disana terdiam dan tertegun mendengar ucapan Faizah. ''Apa maksudmu tidak sah?? Pernikahan ini sah Dimata hukum dan Agama! Aku baru saja mengucapkan nya! Siapa kamu berani mengatakan jika pernikahan ini tidak sah??'' tanya Ali dengan rahang mengetat.
Faizah menatap sendu pada Ali. ''Kenapa?? Kenapa Abang memilihnya yang masih kecil? Sedang ada aku yang sudah dewasa sebanding dengan mu?? Apa lebihnya Kinara dibandingkan aku??''
Ali menatap datar pada Faizah. ''Aku Tidak mengenal mu siapa. Yang pertama kali ku lihat dan ku kenal adalah Kinara, istriku! Mungkin memang pertemuan kami singkat. Tapi.. Kinara adalah jawaban dari setiap doa ku selama ini. Dimana nya yang salah??''
Faizah terisak. ''Kamu salah, karena telah memilihnya. Sedang ada aku yang seumuran dengan mu. Aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu? Apa aku salah?''
Ali terkejut dengan ucapan Faizah, sedang Nara semakin kecil hatinya saat Faizah mengatakan jika ia juga menyukai suaminya.
Nara menunduk, tangannya bergetar. Ali tau, dengan segera ia memegang kedua tangan itu dihadapan Faizah.
''Maafkan aku Faizah.. tapi aku tidak menyukaimu! Pertama kali aku datang kesini dan untuk pertama kalinya yang aku lihat adalah Kinara. Gadis kecil yang begitu lugu namun hatiku bergetar saat memandang nya. Sikapnya yang lembut dan juga santun semakin membuat hatiku jatuh cinta padanya. Kamu tidak salah jika kamu menyukai ku. Karena kita tidak tau kepada siapa hati ini akan terpaut. Tapi.. aku tidak menyukai mu Faizah.. maaf.. maafkan aku. Aku tidak bisa menerima mu! Aku menginginkan Kinara bukan yang lain! Kinara adalah jawaban dari doa yang selalu aku panjatkan selama ini. Maaf Faizah.'' Tegas Ali begitu menusuk relung hati Faizah.
Ali menggenggam erat tangan Kinara yang semakin dingin. Ia tidak menoleh sedikitpun pada Kinara, tapi matanya menatap datar pada Faizah. Kinara terharu, ternyata dirinya begitu di inginkan oleh Ali untuk berada disampingnya.
Sempat insicure dengan kenyataan baru saja. Tapi perkataan Ali baru saja, seperti angin segar yang berhembus menerpa dirinya.
Faizah menatap Kinara. Mata sayu nan lembut, bibir tipis, hidung mancung dan mata sipit seperti Papi Gilang. Kinara begitu mirip dengan Kakak keduanya yaitu Annisa.
Bagai pinang di belah dua. Sangat mirip. Kadang Papi Gilang salah memanggil Kinara dengan Annisa.
Faizah menatap nyalang pada Kinara, matanya memerah. Tangannya mengepal erat. Ia bergerak mendekati Kinara, dengan segera ia menarik baju Kinara hingga Kinara hampir terjatuh jika tidak di pegang oleh Ali.
''Dasar gadis kecil sialaaaaannn!!! Gara-gara kamu! Bang Ali tidak mau denganku! Kau pembawa sial di dalam hidupku! Pergi kau! Enyah dari hidupku! Pergi!! Kau selalu merebut apapun yang aku mau!!! Gara-gara kau, bang Ali tidak ingin menikah denganku!! Aaaaaa... sialaaaaannn... pergi kau!! pergiiiii!!!''
Deg!
Deg!
''Dasar wanita murah!! Sialaaaaannn!!!'' umpat Faizah dengan wajah memerah.
Tangannya terus menggapai Kinara yang berada di pelukan Ali saat ini. Ali menghadang tangan Faizah agar tidak memukul istrinya. Sedang Kinara semakin kuat memeluk tubuh Ali. Ia terisak disana.
''B-bang.. udah..'' bisik Kinara begitu pelan. Wajahnya berbunyi di dada bidang Ali yang kini sedang menahan tangan Faizah untuk mencakar nya.
Semua yang ada disana terkejut melihat kebrutalan Faizah. Lana dan Maura yang baru saja masuk mereka berdua mematung di depan pintu ruangan resepsi itu.
Terlihat jika Faizah sedang mencoba untuk mencakar Kinara yang berada di dalam pelukan Ali. Tidak hanya tangan, kakinya juga ikut menendang Kinara.
Dukk..
Dukk..
''Allahu!!'' seru Kinara saat merasakan jika tubuhnya di tendang oleh Faizah secara brutal. Ali melototkan mata nya pada Faizah. Tapi Faizah tidak peduli.
''Dasar sialaaaaannn!! Wanita pembawa sial!! Gara-gara kau! aku selalu yang menanggung kesialan ini! Dulu pun begitu, kenapa semua orang begitu memuja mu?! heh?! sialaaaaannn.. pembawa siallll!!!!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Papi Gilang mengetatkan rahangnya. Begitu juga dengan Mak Alisa. Apalagi Ali. Wajahnya memerah menahan amarah.
Geram, karena kelakuan Faizah yang tidak terkontrol ingin melukai Kinara, Ali mendorong wanita itu hingga terjatuh dengan terjengkang ke belakang.
Brrruukkk..
Deg!
''Kau! jangan sekali-kali kau mengatakan jika Kinara ku adalah pembawa sial! Dia keberuntungan ku! Jika sekali lagi aku mendengar kau mengatakan seperti itu untuk istriku, aku sendiri yang akan merobek mulutmu hingga kau tidak bisa berbicara lagi seperti sekarang! Pergiiiii!!'' teriak Ali begitu menggelegar di seluruh ruangan itu.
Semua yang ada disana terjingkat kaget karena lengkingan suara Ali. Faizah menatap nanar padanya. Rahangnya semakin mengetat saat melihat Kinara sedang mengelus dada bidang Ali yang sedang naik turun menahan amarah.
''Nggak!! aku nggak akan pergi!!! Kamu harus menikah denganku! Bukan dengannya! Dia pembawa sial untukmu!''
''Diaaaaammmm!!!'' sentak Ali lagi semakin marah.
''Nggak!!!!!'' balas Faizah dengan suara yang tak kalah tinggi dari Ali.
''Cukup!'' sentak Papi Gilang dengan rahang mengeras. Ia mengepalkan kedua tangannya. Ia menatap nyalang pada Faizah, putri ketiga besan nya.
Mak Alisa mendekati Papi Gilang. ia mengelus tubuh sang suami. Papi Gilang memejamkan kedua matanya.
''Sabar.. nggak akan ada jalan keluar kalau kamu marah-marah seperti ini, Pi.. Adek udah sah kok jadi istri Ali. Jadi.. tidak ada yang perlu di ribut kan lagi disini. Malu.. Mak malu sama tamu kita! Kak Madan, Aini! Bawa pulang putri kalian dari sini! Dan kamu Faizah! Berhenti mengejar sesuatu yang bukan menjadi milikmu! Jika memang kamu ingin mendapatkan Ali, kenapa kau tidak merayu Allah, agar mau memberikan nya padamu? Bukan dengan cara seperti ini! Mak kecewa sama kamu! Kamu sudah mempermalukan keluarga Mak di sini! Pulanglah!'' tegas Mak Alisa dengan wajah datarnya.
Suara lembut dan mendayu itu, menusuk relung hati siapa yang mendengar nya. Mata Nara berkaca-kaca.
Ia menunduk. ''Maaf Papi.. Mami.. gara-gara adek, pesta bang Lana jadi seperti ini.. hiks.. maaf..'' Isak Nara.
Lagi, tangan Ali mengepalkan kedua tangannya. Ia menatap nyalang pada Faizah. Ingin sekali mencekik leher wanita itu. Jika tidak mengingat, gadis sebaya adiknya itu merupakan saudara ipar Lana, maka ia akan menyeretnya dan menghempaskannya keluar.
Tapi akal sehatnya masih berfungsi saat ini. Daripada Ali marah pada gadis yang tidak jelas itu. Lebih baik ia memeluk Nara untuk mendamaikan hatinya yang sedang gundah karena emosi yang memuncak.
''Ssstt .. udah.. kita istirahat ya? Ayo!'' ajak Ali pada Nara.
Nara mengangguk, dengan segera ia menuntun Nara untuk menuju kamar hotel milik mereka. Diikuti oleh keluarga Ali yang lainnya.
💕💕💕💕💕
Hallo ha.. assalamualaikum.. hehehe..
Othor rilis cerita baru lagi nih.
Cerita ini khusus adek Nara, ya?
Mana nih pendukung adek Nara??
Othor tunggu ye disini. Jangan lupa like , komen, vote, rate dan kembang nya juga. 😁😁😁
Othor tunggu ye??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
nuraeinieni
aq baru mampir thor
2024-04-06
1
AdindaRa
Like, subscribe, rate 5 stars, dan satu tips iklan mendarat untuk kakak 😘
2023-01-20
2
Nirwana Asri
ada yang typo nih kak, mungkin maksdnya ....yang berada di... bukan Adi ya
2023-01-13
1