Resepsi pernikahan Kinara dan Ali

Budaya kan like setiap kali kalian mampir di cerita baru othor ye?

Ngomongin tentang Ali nih ye, othor juga pernah suka dengan pemuda yang bernama Ali. Othor sangat menyukai nya. Tapi sayang, dia tidak menyukai othor.

Cinta bertepuk sebelah tangan eeuuuyyy. Sama seperti Faizah ini. Kenangan masa lalu saat othor masih pelajar SMA. hihihi..

Happy reading...

🌺🌺🌺🌺

Setelah acara resepsi Lana dan Maura di gelar, kini giliran Nara dan Ali yang akan melakukan resepsi.

Nara sudah dihias oleh MUA panggilan Mami Alisa yang juga tadi merias Maura. Ali juga sudah siap. Ia sedang duduk di samping Nara yang sedang di hias kepala nya dengan berbagai macam bunga khas pakaian adat Aceh.

''Cantik sekali!'' celutuk Ali tanpa sadar.

Para MUA yang sedang merias Nara terkekeh. ''Benar sekali Tuan. Istri anda ini memanglah sangat cantik. Kalau tidak salah, saya juga pernah merias kakaknya. Emm.. siapa ya namanya. Beliau menikah dengan seorang pengusaha di bidang otomotif gitu. Siapa ya? Ck! Dasar aku ini pelanggan nya terlalu banyak, jadi lupa deh!'' gerutunya dengan tangan terus bergerak memasak bunga di kepala Nara.

Nara Terkekeh kecil. ''Kak Annisa Tante.. beliau istrinya Bang Tama. Abang angkat kami. Ada tuh orangnya di depan bersama suaminya dan juga kedua anaknya.'' jelas Nara sambil memegang bunga goyang yang sedang dipasang di kepalanya.

Ali menatap tak berkedip pada sang istri kecilnya. MUA perias Annisa terkikik geli. Nara tidak sadar jika sedang ditatap begitu dalam oleh sang suami tampan nya.

''Sudah siap??'' tanya Mami Alisa yang tiba-tiba saja masuk mengejutkan Ali dan Nara.

Mereka berdua tersenyum melihat Mami Alisa. ''Masyaallah cantiknya putri Mami... ya Allah.. selalu jaga putri dan menantu ku ini! Semoga keluarga kalian selalu di limpahkan Rahmat Allah SWT. Dan di jauhkan dari godaan syaitan terkutuk!''

''Amiin...'' sahut mereka semua mengaminkan doa Mami Alisa.

Ali masih menetap pada Nara. Tak bosan-bosannya Ali memandang sang istri. Mami Alisa terkekeh Melihat nya.

''Sudah?'' tanyanya Pada MUA itu.

''Sudah Nyonya! Sangat cantik! Sesuai dengan orangnya!''

Kinara tersipu malu. Ali terkekeh lagi. Ia tak kan bosan untuk melihat wajah Nara. Sedari pertama kali bertemu dengan Nara saja Ali langsung suka pada gadis bungsu Papi Gilang itu.

Setelah semuanya beres, Ali beserta keluarga nya berjalan keluar terlebih dahulu. Mereka harus mengikuti prosesi adat Aceh yang sudah di tunggu di depan.

Sementara Nara di tuntun untuk duduk di pelaminan, Ali dan keluarga besarnya sudah berdiri di depan pintu dan sedang disambut oleh tarian khas adat Aceh. Yaitu Ranup lam puan.

Proses penyambutan ini memang semua dilakukan bagi sepasang pengantin yang baru saja menikah. Ini adalah salah satu adat untuk penyambutan untuk mempelai pria pada saat ia masuk kerumah mempelai wanita.

Tarian ini tidak hanya menyambut pengantin saja, tetapi juga hal lainnya. Seperti penyambutan kedatangan bupati dan juga acara lainnya.

Tarian Ranup lam puan ini merupakan tarian adat khas Aceh yang di tarikan oleh beberapa orang wanita yang menggambarkan estetika dan etika tinggi di kalangan masyarakat.

Tarian khusus ada di Aceh saja. Dan kebetulan karena Mamak Alisa adalah keturunan Aceh asli, jadi beliau sengaja memanggil para penari yang langsung di datangkan dari Aceh itu.

Penari yang datang langsung dari sanggar Nenek Irma, adiknya kakek Yoga. Wanita yang sudah sepuh itu masih bisa mengurus sanggar tari miliknya. Semua itu ia lakukan untuk sang keponakan tercinta yaitu Mami Alisa.

Dan disinilah Ali berada. Ia sedang dihadapkan pada gadis belia seumuran dengan istri kecilnya. Kinara.

Para penari itu sengaja mendatangi Ali, ia suguhkan sirih dihadapan Ali untuk di ambil. Ali mengambil nya dan menggantinya dengan amplop kuning lumayan tebal.

Semua yang ada disana bersorak senang. Penari itu melanjutkan lagi tariannya. Setelah selesai, Ali di pegangin oleh kedua penari itu dan di tuntun pada sang istri yang sedang menunggu nya di pelaminan.

Ali mengernyitkan dahinya saat melihat sang istri wajahnya tertutup dengan kain senada dengan songket yang ia kenakan.

Tiba di depan Nara, Ali menatap nya bingung. Mami Alisa terkekeh, ''Ikuti dulu adatnya baru setelah itu kamu boleh bertanya, Hem?'' kata Mami Alisa pada Ali.

Ali mengangguk dengan wajah yang masih bingung. Proses adat penyambutan Ali pun selesai.

Kini mereka berdua sudah di dudukan di pelaminan berdampingan dengan Lana dan Maura. Ali sempat melirik Lana, Lana terkekeh melihat wajah kebingungan adik iparnya itu.

''Abang!''

Deg!

Ali menoleh pada Nara. ''Sayang, kamu??''

Nara terkekeh, ''Ini itu demi masa depan adek, Abang! Tadi Mami sempat melihat kepala sekolah Bang Lana datang kesini yang juga merupakan kepala yayasan di tempat adek sekolah sekarang. Makanya tadi sebelum keluar, Mami memasangkan niqob ini di wajah adek. Seperti Kak Ira dulu! Hem.. kakak ku itu tidak datang kesini. Kalau tidak, Abang pasti tidak terkejut jika melihatku menggunakan niqob miliknya ini, hehehe..'' Nara Terkekeh setelah mengatakan hal itu kepada Ali.

Ali pun ikut terkekeh. Mami Alisa dan Papi Gilang tersenyum dan mengangguk. Acara resepsi itu begitu meriah dilaksanakan. Hingga pada malam harinya pun acara itu masih saja terlaksana.

Mereka duduk bersama di pelaminan Lana dan Maura. Sempat ada yang bertanya, kenapa Ali bisa berdiri bersama Lana. Apakah Ali menikahi adik Lana?

Mereka terkejut mendengar pertanyaan seseorang itu. Tapi, Lana bisa mengatasinya dengan mengatakan jika Ali merupakan adik sekaligus saudara baginya. Tidak jadi masalah baginya jika mereka berdiri di satu pelaminan yang sama. Toh, Ali juga sudah memiliki istri.

Tidak jadi masalah, begitu kata Lana meyakinkan orang itu. Orang itu mengangguk setuju. Setelah orang itu pergi mereka bisa bernafas lega.

Tiba saatnya berfoto bersama keluarga. Lana dan Maura terlebih dahulu. Baru setelahnya Ali dan Nara. Sempat fotografer itu tertegun sejenak karena melihat hasil kamera bidikannya.

Ali dan Nara begitu serasi. Senyum tulus yang mereka keluarkan tidak dibuat-buat. Begitu dapat. Fotografer itu menunjukkan nya pada Papi Gilang. Papi Gilang terkekeh. Ia menatap Mami Alisa.

''Kamu tau? Nara itu begitu mirip dengan Maminya. Dan Ali itu begitu mirip denganku pada saat kami menikah dulu. Senyum tulus sarat akan cinta hingga di dalam sebuah potret pun begitu terlihat. Lihatlah, mereka itu begitu kentara terlihat jika sudah duduk berdua. Dunia hanya milik mereka berdua!'' kata Papi Gilang kepada fotografer sewaan nya.

Fotografer yang sama saat memotretnya dulu. Alhamdulillah nya beliau masih hidup sampai saat ini. Itulah yang sangat Papi Gilang syukuri.

Sementara Ali dan Nara mereka sibuk dengan dunianya sendiri. Ali masih sibuk menggoda Nara. Sedang Nara hanya bisa tersipu malu. Sesekali tangan kecil itu memukul dada bidang sang suami.

Semua itu di abadikan oleh sang fotografer suruhan Papi Gilang itu. Ada satu pose mereka yang begitu romantis menurut sang foto grafer itu. Yaitu saat Nara melepas niqobnya di depan Ali karena Ali ingin melihat wajahnya.

Nara tersipu dan menunduk, sedang Ali Terkekeh dan mencapit dagu manis itu.

Cekrek!

Cekrek!

Suara jepretan kamera itu terdengar oleh Lana dan Maura. Mereka tersenyum saat melihat Ali dan Nara. Saat ini Lana dan Maura beristirahat sebentar. Karena lelah menyambut tamu yang terus berdatangan untuk memberikan selamat pada pernikahan mereka.

Acara itu selesai tepat pukul sepuluh malam.

Ali dan Nara sedang dikamar saat ini. Nara sedang berusaha membuka baju nya dibantu oleh Ali sang suami.

''Sudah, mandilah dengan air hangat agar tubuhmu tetap rileks. Nanti Abang menyusul. Abang mau lempangkan kaki dan pinggang dulu. Pegel!'' keluhnya pada Nara.

Nara terkekeh dan mengangguk. Setelah nya ia masuk dan menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang terasa kaku.

Episodes
1 Ijab Qobul
2 Permintaan maaf Abi Madan
3 Resepsi pernikahan Kinara dan Ali
4 Liontin mutiara
5 Tak ada yang salah dengan Pria matang bukan tua!
6 Bang Lana Diserang!
7 Maura tertembak
8 Dirawat di rumah sakit
9 Pindah ke rumah dinas
10 Tertawa lepas
11 Senaseb!
12 Menjemput Nara ke sekolah
13 Dingin
14 Tugas yang gagal
15 Nara demam
16 Saudara kembar Nara
17 Dirawat
18 Si jago merah vs si palang merah
19 Kekesalan Nara
20 Kesalahan yang sama
21 Penangkapan Bondal
22 Maura beraksi, Bang Lana marah
23 Kedatangan Ibu Amanda
24 Keributan di rumah Lana
25 Teguran Ali untuk kedua kakak iparnya
26 Memilih ikut mati bersama dari pada hidup sendiri di dunia ini
27 Menghadiri jamuan makan malam di rumah komandan Kevin
28 Permintaan maaf yang tidak tulus
29 Kemarahan Nara
30 Ketakutan Komandan Kevin
31 Bertamasya bersama saudara
32 Kebersamaan bersama saudara
33 Bang Lana ngidam
34 Mimpi bang Lana
35 Di balik Tabir rahasia
36 Kembar
37 Ada apa dengan mereka?
38 Merasa cemas
39 Kerinduan Nara
40 Kak Maura melahirkan
41 Gading
42 Belalai gajah
43 Adopsi
44 Baby Twins
45 Pedoman hidup
46 Ke bukit ujung.
47 Anak Siapa?!
48 Penjelasan Ali
49 Adek Rindu..
50 Menggoda istri
51 Aqiqahan baby twins
52 Pengobatan Gading
53 Mimpi yang menakutkan
54 Ali gelisah Kinara pun sama
55 Menyusul Gading ke Jakarta
56 Bertemu Gading
57 Kerumah Mertua
58 Tidur di kamar Ali.
59 Surat cinta untuk Kinara
60 Maura kesepian
61 Senyum Ali
62 Kepulangan Lana dan Ali
63 Kejutan untuk Nara
64 Siapa pemuda ini??
65 Kekesalan Algi
66 Merasa rendah diri
67 Makan malam romantis
68 Buka puasa
69 Kebanjiran membuat gagal!
70 Tanggul Surga ku
71 Kamu milikku!
72 Sarapan Pagi kesiangan
73 Pedoman hidup
74 Kesal
75 Ankrem de'e!
76 Belanja ke pasar
77 Rencana Jalan-jalan
78 Jalan-jalan bersama keluarga
79 Gubuk Cinta, Abang!
80 Formasi kita kurang lengkap
81 Berduaan
82 Kinara vs Lana
83 Bersikap Aneh
84 Ke rumah Annisa
85 Cerita Kinara
86 Kecewa
87 Menginap dirumah Annisa
88 Berangkat ke Bandung
89 Saudara ibarat Air
90 Mengantar Nara dan Ali ke Bandara
91 Nasehat Papi Gilang untuk Lana
92 Disambut hangat oleh keluarga Suami
93 Kebersamaan di pondok belakang rumah
94 Memasak makan malam
95 Saudara sepupu Ali
96 Penjelasan Nara
97 Fakta mengejutkan untuk Arfan
98 Belajar Mandiri
99 Tugas terakhir
100 Sedih
101 Penantian Kinara Part 1
102 Kebersamaan untuk terakhir kalinya
103 Kembali bertugas tetapi untuk yang terakhir
104 Setelah kepergian nya
105 Mulai kuliah
106 Mimpi yang menjadi kenyataan
107 Firasat buruk
108 Pencarian Ali
109 Terpaksa pulang ke rumah Mami dan Papi
110 Gagal!
111 Kepulangan Lana Seorang diri
112 Kabar duka untuk Kinara
113 Kabar bahagia disaat kabar duka
114 Tinggal Kenangan
115 Melanjutkan hidup
116 Keyakinan Hati
117 Mengabarkan keluarga di Bandung
118 Shock berat
119 Kedatangan Annisa
120 Nasehat Annisa
121 Kedatangan keluarga dari Bandung
122 Tidak berubah
123 Rapuh
124 Surat Untuk Kinara
125 Bangkit dari keterpurukan
126 Kami semua bersama mu
127 Beli tanah
128 kemarahan Annisa
129 Kekecewaan Annisa
130 Hidup masing-masing
131 Kembar?
132 Di usir Kak Ira
133 Terbiasa sendiri
134 Tanda-tanda
135 Di rumah sakit
136 Melahirkan tanpa suami
137 Di lupakan
138 Rela mengalah
139 Orang-orang baik
140 Persiapan untuk acara Aqiqahan
141 Di permudahkan
142 Acara Aqiqahan dan penabalan nama untuk si kembar tiga
143 Nama si kembar
144 Pemikiran yang salah
145 Kasih sayang tulus
146 Dapur Kinara
147 Rahasia Kinara
148 Rahasia Kinara 2
149 Lana kembali kerumah Kinara
150 Keputusan Papi Gilang
151 Baru tau
152 Dikembalikan
153 Penyelesaian
154 Berpisah
155 Terikat janji
156 Hidup normal
157 Terdampar
158 Penyelamat
159 Memang kamu, orangnya!
160 Mnunggu dalam ketidakpastian
161 Kerumah Papi dan Mami
162 Tamu dirumah Papi dan Mami.
163 Kepulangan Ali
164 Papi Kita, Dek!
165 Ali kembali, semuanya Shock!
166 Kamu kembali, Nak?
167 Bakti seorang istri
168 Cerita Ali
169 Cerita Ali part 2
170 Cerita Ali part 3
171 Cerita Ali part 4
172 Bahagia ku bersama mu
173 Menjemput Maura
174 Dirumah Abi Madan
175 Menjemput Kakak!
176 Berkumpul bersama
177 Maldalya
178 Bersama kita teguh, bercerai kita rubuh
179 Cukup sudah
180 Bertemu Fathir di Madinah
181 Jadi sorotan
182 Menggodanya
183 Acara tasyakkuran
184 Firasat untuk Malda
185 Singa betina
186 Bertengkar
187 Kesedihan Malda
188 Takluk
189 Kepergian Malda
190 Panik
191 Maafkan kakak, Pi..
192 Pingsan
193 Surat dari Malda
194 Sepeninggalnya Malda
195 Terpuruk
196 Bangkit kembali
197 Berisi apaan?
198 Hamil lagi
199 Kabar baik sekaligus kabar buruk
200 Malda kembali lagi
201 Malda kembali 2
202 Panglima Satria
203 Berkumpul Kembali
204 Kebahagiaan yang Hakiki
205 Melahirkan lagi
206 Lebih sakit melahirkan daripada rambut yang rontok akibat ditarik paksa
207 Lengkap sudah
208 Pulang dari rumah sakit
209 Cerita Lana
210 Berdamai dengan masa lalu.
211 Takut jarum dan benang?
212 Rahasia Ketakutan Ali
213 Trauma masa lalu
214 Acara aqiqahan dan Penabalan nama
215 Penantian Kinara Part 2
216 Pengmuman Karya baru
217 Pengumuman Pemenang give away Penantian Kinara
Episodes

Updated 217 Episodes

1
Ijab Qobul
2
Permintaan maaf Abi Madan
3
Resepsi pernikahan Kinara dan Ali
4
Liontin mutiara
5
Tak ada yang salah dengan Pria matang bukan tua!
6
Bang Lana Diserang!
7
Maura tertembak
8
Dirawat di rumah sakit
9
Pindah ke rumah dinas
10
Tertawa lepas
11
Senaseb!
12
Menjemput Nara ke sekolah
13
Dingin
14
Tugas yang gagal
15
Nara demam
16
Saudara kembar Nara
17
Dirawat
18
Si jago merah vs si palang merah
19
Kekesalan Nara
20
Kesalahan yang sama
21
Penangkapan Bondal
22
Maura beraksi, Bang Lana marah
23
Kedatangan Ibu Amanda
24
Keributan di rumah Lana
25
Teguran Ali untuk kedua kakak iparnya
26
Memilih ikut mati bersama dari pada hidup sendiri di dunia ini
27
Menghadiri jamuan makan malam di rumah komandan Kevin
28
Permintaan maaf yang tidak tulus
29
Kemarahan Nara
30
Ketakutan Komandan Kevin
31
Bertamasya bersama saudara
32
Kebersamaan bersama saudara
33
Bang Lana ngidam
34
Mimpi bang Lana
35
Di balik Tabir rahasia
36
Kembar
37
Ada apa dengan mereka?
38
Merasa cemas
39
Kerinduan Nara
40
Kak Maura melahirkan
41
Gading
42
Belalai gajah
43
Adopsi
44
Baby Twins
45
Pedoman hidup
46
Ke bukit ujung.
47
Anak Siapa?!
48
Penjelasan Ali
49
Adek Rindu..
50
Menggoda istri
51
Aqiqahan baby twins
52
Pengobatan Gading
53
Mimpi yang menakutkan
54
Ali gelisah Kinara pun sama
55
Menyusul Gading ke Jakarta
56
Bertemu Gading
57
Kerumah Mertua
58
Tidur di kamar Ali.
59
Surat cinta untuk Kinara
60
Maura kesepian
61
Senyum Ali
62
Kepulangan Lana dan Ali
63
Kejutan untuk Nara
64
Siapa pemuda ini??
65
Kekesalan Algi
66
Merasa rendah diri
67
Makan malam romantis
68
Buka puasa
69
Kebanjiran membuat gagal!
70
Tanggul Surga ku
71
Kamu milikku!
72
Sarapan Pagi kesiangan
73
Pedoman hidup
74
Kesal
75
Ankrem de'e!
76
Belanja ke pasar
77
Rencana Jalan-jalan
78
Jalan-jalan bersama keluarga
79
Gubuk Cinta, Abang!
80
Formasi kita kurang lengkap
81
Berduaan
82
Kinara vs Lana
83
Bersikap Aneh
84
Ke rumah Annisa
85
Cerita Kinara
86
Kecewa
87
Menginap dirumah Annisa
88
Berangkat ke Bandung
89
Saudara ibarat Air
90
Mengantar Nara dan Ali ke Bandara
91
Nasehat Papi Gilang untuk Lana
92
Disambut hangat oleh keluarga Suami
93
Kebersamaan di pondok belakang rumah
94
Memasak makan malam
95
Saudara sepupu Ali
96
Penjelasan Nara
97
Fakta mengejutkan untuk Arfan
98
Belajar Mandiri
99
Tugas terakhir
100
Sedih
101
Penantian Kinara Part 1
102
Kebersamaan untuk terakhir kalinya
103
Kembali bertugas tetapi untuk yang terakhir
104
Setelah kepergian nya
105
Mulai kuliah
106
Mimpi yang menjadi kenyataan
107
Firasat buruk
108
Pencarian Ali
109
Terpaksa pulang ke rumah Mami dan Papi
110
Gagal!
111
Kepulangan Lana Seorang diri
112
Kabar duka untuk Kinara
113
Kabar bahagia disaat kabar duka
114
Tinggal Kenangan
115
Melanjutkan hidup
116
Keyakinan Hati
117
Mengabarkan keluarga di Bandung
118
Shock berat
119
Kedatangan Annisa
120
Nasehat Annisa
121
Kedatangan keluarga dari Bandung
122
Tidak berubah
123
Rapuh
124
Surat Untuk Kinara
125
Bangkit dari keterpurukan
126
Kami semua bersama mu
127
Beli tanah
128
kemarahan Annisa
129
Kekecewaan Annisa
130
Hidup masing-masing
131
Kembar?
132
Di usir Kak Ira
133
Terbiasa sendiri
134
Tanda-tanda
135
Di rumah sakit
136
Melahirkan tanpa suami
137
Di lupakan
138
Rela mengalah
139
Orang-orang baik
140
Persiapan untuk acara Aqiqahan
141
Di permudahkan
142
Acara Aqiqahan dan penabalan nama untuk si kembar tiga
143
Nama si kembar
144
Pemikiran yang salah
145
Kasih sayang tulus
146
Dapur Kinara
147
Rahasia Kinara
148
Rahasia Kinara 2
149
Lana kembali kerumah Kinara
150
Keputusan Papi Gilang
151
Baru tau
152
Dikembalikan
153
Penyelesaian
154
Berpisah
155
Terikat janji
156
Hidup normal
157
Terdampar
158
Penyelamat
159
Memang kamu, orangnya!
160
Mnunggu dalam ketidakpastian
161
Kerumah Papi dan Mami
162
Tamu dirumah Papi dan Mami.
163
Kepulangan Ali
164
Papi Kita, Dek!
165
Ali kembali, semuanya Shock!
166
Kamu kembali, Nak?
167
Bakti seorang istri
168
Cerita Ali
169
Cerita Ali part 2
170
Cerita Ali part 3
171
Cerita Ali part 4
172
Bahagia ku bersama mu
173
Menjemput Maura
174
Dirumah Abi Madan
175
Menjemput Kakak!
176
Berkumpul bersama
177
Maldalya
178
Bersama kita teguh, bercerai kita rubuh
179
Cukup sudah
180
Bertemu Fathir di Madinah
181
Jadi sorotan
182
Menggodanya
183
Acara tasyakkuran
184
Firasat untuk Malda
185
Singa betina
186
Bertengkar
187
Kesedihan Malda
188
Takluk
189
Kepergian Malda
190
Panik
191
Maafkan kakak, Pi..
192
Pingsan
193
Surat dari Malda
194
Sepeninggalnya Malda
195
Terpuruk
196
Bangkit kembali
197
Berisi apaan?
198
Hamil lagi
199
Kabar baik sekaligus kabar buruk
200
Malda kembali lagi
201
Malda kembali 2
202
Panglima Satria
203
Berkumpul Kembali
204
Kebahagiaan yang Hakiki
205
Melahirkan lagi
206
Lebih sakit melahirkan daripada rambut yang rontok akibat ditarik paksa
207
Lengkap sudah
208
Pulang dari rumah sakit
209
Cerita Lana
210
Berdamai dengan masa lalu.
211
Takut jarum dan benang?
212
Rahasia Ketakutan Ali
213
Trauma masa lalu
214
Acara aqiqahan dan Penabalan nama
215
Penantian Kinara Part 2
216
Pengmuman Karya baru
217
Pengumuman Pemenang give away Penantian Kinara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!