Kepsek Itu, Pacarku
"Aileen Belvina!" panggil sang wali kelas.
Sontak Gabino yang bertindak sebagai perwakilan dari Aileen pun berdiri dan maju menghampiri pak Sucipto, wali kelas Aileen.
Hari ini adalah hari pengambilan raport kenaikan kelas di sekolah perwira bangsa, dan Gabino sebagai sang kakak pun datang untuk mengambil raport tersebut.
"Eh eh, itu nama gue udah dipanggil. Gue masuk dulu ya guys?" ujar Aileen.
"Oke Aileen! Semoga nilai lu bagus-bagus ya!" ucap Shanum.
Aileen mengangguk kecil, lalu masuk ke dalam kelasnya dan duduk di samping sang kakak. Seperti biasa, saat pengambilan raport para murid memang diharuskan ikut mendampingi orang tua atau wali yang hadir disana.
"Ini dia raport Aileen, pak." Sucipto menyerahkan raport tersebut kepada Gabino.
"Gimana nilai saya pak? Bagus-bagus kan?" tanya Aileen spontan.
"Kamu bisa lihat sendiri bersama kakak kamu, apa itu sudah memuaskan atau tidak!" jawab Sucipto.
"Eee..." Aileen mendadak ketar-ketir mendengar jawaban Sucipto, ia khawatir nilainya kali ini tak sesuai ekspektasi.
Sementara Gabino di sebelahnya sudah membuka raport tersebut dan melihat nilai sang adik.
"Kak, nilai aku bagus kan?" tanya Aileen.
Gabino mendengus kesal, menutup raportnya begitu saja lalu menatap Aileen dengan mata tajam dan tangan terkepal.
"Kakak kenapa sih? Kaget ya karena nilai aku seratus semua?" ujar Aileen.
"Gak tahu lagi deh kakak harus bilang apa sama kamu, ini gimana caranya nilai kamu bisa turun drastis begini sih Aileen?! Ngapain aja kamu selama ini?" kesal Gabino.
"Hah? Nilaiku turun? Kok bisa sih kak?? Ini pasti gak bener nih, mungkin pak Cipto salah masukin nilai kali!" protes Aileen.
"Hus Aileen! Jangan nyalahin orang lain di atas kesalahan kamu sendiri! Harusnya kamu introspeksi diri, bukan malah kayak gini! Gimana sih kamu? Pacaran sama kepsek kok bukannya pintar malah jadi bodoh," ujar Gabino.
"Sabar kak! Jangan bawa-bawa mas Ardiaz dong! Ini semua murni kesalahan aku, aku yang malas belajar karena selalu kepikiran sama mas Ardiaz. Maaf ya kak!" ucap Aileen menunduk.
Gabino menggelengkan kepalanya, menatap heran ke wajah sang adik.
"Eee tenang dulu pak! Mungkin Aileen bisa dikasih tau secara baik-baik nanti di rumah, jangan terbawa emosi!" ucap Sucipto.
"Ah iya pak, maaf ya kalau tadi kata-kata saya terlalu keras! Saya gak habis pikir aja setelah lihat nilai adik saya ini, padahal sebelumnya dia gak pernah dapat nilai segini pak," ujar Gabino.
"Iya itu dia pak, saya selaku wali kelas juga kaget dengan nilai Aileen yang langsung anjlok pesat ini. Biasanya kan dia selalu ranking satu, tapi sekarang masuk lima besar aja enggak," ucap Sucipto.
"Tuh, dengerin kata guru kamu Aileen!" ucap Gabino adiknya.
"Iya kak iya.." Aileen hanya bisa pasrah menerima setiap ucapan dari kakaknya.
Setelah selesai, mereka pun keluar dari kelas dan suasana menjadi canggung. Aileen tak berani bicara karena khawatir kakaknya bertambah emosi.
•
•
Saat di tempat parkir, Ardiaz tiba-tiba muncul memanggil kekasihnya dari belakang. Sontak Aileen menoleh dan tersenyum begitu melihat Ardiaz ada disana.
"Aileen!" panggil Ardiaz dengan nada tinggi.
"Eh, mas Diaz?" ucap Aileen sambil tersenyum.
Kini Ardiaz berada di dekatnya, menatap wajah Aileen serta Gabino secara bergantian dan tak lupa menyapa calon iparnya itu.
"Siang Gab! Boleh saya bicara dengan Aileen sebentar?" ucap Ardiaz.
"Ya boleh, tapi jangan lama-lama ya! Aileen ini butuh nasehat panjang dari saya," ujar Gabino.
Ardiaz pun terlihat heran, dia menatap Aileen seakan bertanya-tanya terkait ucapan Gabino barusan.
"Len, kakak tunggu di mobil. Kamu jangan lupa samperin kakak kalau udah selesai!" ujar Gabino.
"I-i-iya kak," ucap Aileen terbata-bata.
Gabino pun memasuki mobilnya, meninggalkan adiknya berdua dengan Ardiaz.
Tentu Ardiaz langsung bergerak mendekati Aileen, meraih dua tangan gadis itu dan menatapnya.
"Sayang, ada apa?" tanya Ardiaz.
"Umm..."
"Apa ini terkait nilai raport kamu?" potong Ardiaz.
"Iya mas, ini gara-gara nilai aku yang turun. Kayaknya kak Gabi marah besar deh sama aku, soalnya kan ini kali pertama nilai aku turun. Makanya sekarang aku bingung banget mas, gimana ya caranya buat bujuk kak Gabi?" jelas Aileen.
"Duh, berat sih ini masalahnya! Lagian kamu kenapa bisa sampai dapat nilai kecil begitu? Emang kamu gak belajar pas ujian? Ingat loh Aileen, satu sekolah udah tau kalau kamu pacar saya! Apa kata mereka nanti, masa pacar kepsek dapat nilai jelek?" ujar Ardiaz.
"Ih kamu mah gak ngertiin aku! Aku begini juga gara-gara mikirin kamu tau! Aku gak sempat belajar, karena selalu cemas sama kamu!" ucap Aileen dengan wajah merengut.
"Hah? Ma-maksud kamu? Ngapain kamu mikirin saya Aileen? Emang saya ada lakuin salah apa?" tanya Ardiaz tak mengerti.
"Ya aku cemas lah, abisnya kamu jarang banget telpon aku buat kasih kabar. Aku kan takut kamu punya selingkuhan di luar sana, apalagi kamu itu tampan dan kaya, idaman cewek-cewek banget!" jawab Aileen.
"Ohh, jadi ini karena kecemburuan kamu yang tidak beralasan itu?" ucap Ardiaz geleng-geleng.
"Ish itu beralasan tau! Aku gak mau kamu diambil orang lain, makanya kamu itu setiap hari harus kabarin aku! Kalau gak bisa telpon, ya minimal kirim pesan lah gitu!" ucap Aileen.
"Loh kamu itu gimana sih? Saya kan setiap hari udah telpon dan kirim pesan ke kamu, emang kamu lupa?" ujar Ardiaz.
"Iya, tapi itu kurang tau. Aku maunya setiap satu jam sekali, kamu harus kasih kabar ke aku!" pinta Aileen.
"Apa??!"
•
•
Sementara itu, Shanum dengan wajah bahagianya menghampiri Nizar sang kekasih yang sedang duduk-duduk di kantin bersama teman-temannya.
Shanum pun menyapa Nizar sembari menepuk pundak kekasihnya itu, yang membuat sang lelaki terkejut lalu menoleh.
"Hai sayang!" sapa Shanum sambil tersenyum manis.
"Eh sayang, iya ada apa? Gimana sama raport kamu, aman kan?" ujar Nizar.
"Aman dong sayang, seperti biasa nilai aku stabil, gak naik gak turun," ucap Shanum.
"Baguslah! Yaudah, sini duduk dong sayang jangan berdiri aja nanti kamu pegel loh!" ucap Nizar.
Shanum mengangguk singkat, kemudian duduk di sebelah kekasihnya. Nizar langsung merangkul gadisnya itu, dan tak lupa menawarkan minuman miliknya.
"Kamu mau minum?" tanya Nizar.
"Boleh, kebetulan aku haus," jawab Shanum.
Shanum pun mengambil minuman itu dan tanpa ragu meminumnya sampai habis, membuat Nizar serta yang lainnya geleng-geleng kepala.
"Ahh enak! Eh ya, nilai kamu sendiri gimana? Gak ada masalah kan?" ujar Shanum.
"Gak kok, nilai aku baik-baik aja. Tapi ya gitu deh, aku tetap aja kena marah sama ibu," jawab Nizar.
"Hahaha, gapapa sayang itu mah wajar namanya juga orang tua. Jangan diambil hati!" ujar Shanum.
"Iya sayang, selagi ada kamu di dekat aku, aku gak mungkin sedih kok!" goda Nizar.
"Ah kamu bisa aja gombalnya!" Shanum tersipu dan wajahnya pun merona.
"Ehem ehem... dunia serasa milik berdua, kita mah cuma ngontrak," sindir Niko.
"Hahaha, wajarlah Ko namanya juga anak muda yang lagi kasmaran," sahut Dwiki.
"Iya dong, makanya kalian berdua tuh cari pacar! Jangan mau kalah sama bos kalian ini dong!" ucap Shanum dengan nada sombong.
Nizar terkekeh saja sembari mengusap bahu kekasihnya dan sesekali mencumbu leher Shanum di depan teman-temannya.
...~Bersambung~...
...KOMEN JUGA YA PLEASE, BIAR AUTHOR SEMANGAT NGETIKNYA!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut
2023-10-21
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
leher
2023-01-27
2
Ir Syanda
Tau nih ekspresi kayak gini ...
2023-01-13
2