Aileen masuk ke rumahnya, melewati sang kakak yang tengah bermesraan dengan istrinya di sofa ruang tamu sembari menonton tv itu.
Namun, sepertinya kehadiran Aileen disadari oleh Gabino. Sontak lelaki itu langsung menegurnya dan membuat langkah Aileen terhenti.
"Aileen!" panggil Gabino dengan dingin.
"Eh kakak, iya kenapa kak?" Aileen berbalik dan tersenyum menatap kakaknya.
"Kamu darimana aja jam segini baru pulang? Udah jam sembilan lewat loh, lupa ya sama janji kamu ke kakak waktu itu?" tanya Gabino seperti menginterogasi Aileen.
"Yah elah kak, baru juga lewat lima menit. Tadi tuh aku ngobrol-ngobrol dulu sama mas Diaz di depan, makanya pas aku masuk sini udah jam sembilan lewat lima," jelas Aileen.
"Masa sih? Ngobrolin apa emang sampe selama itu?" tanya Gabino penasaran.
"Ih kakak kepo deh, intinya aku sama mas Diaz tuh udah sampe tepat waktu dan gak telat. Jadi, kakak gak punya alasan buat marahin aku," ujar Aileen.
"Ya terserah lah, kamu masuk sana terus langsung istirahat! Jangan ada telpon-telponan lagi, kan tadi udah jalan seharian sama pak Ardiaz!" ucap Gabino.
"Kenapa sih kak? Aku tuh pengen hidup bebas, kakak gausah lah pake atur-atur aku segala kayak gitu! Aku udah gede kak!" rengek Aileen.
"Gak bisa Aileen, kalau kakak biarin kamu hidup bebas seperti orang-orang, yang ada kamu bisa terjerumus ke dunia gelap dan susah buat keluar lagi!" ujar Gabino.
"Iya Aileen, kamu nurut aja ya sama kakak kamu! Ini semua kan demi kebaikan kamu, mas Arthur ini perduli dan sayang banget loh sama kamu Aileen!" sahut Alana.
"Aku ngerti kak Lana, tapi kak Gabi ini terlalu posesif tau. Masa telponan sama pacar aja gak boleh sih?" protes Aileen.
"Bukan gak boleh, tapi ini kan udah jam istirahat kamu. Lagian tadi emang gak puas udah jalan seharian sama pak Ardiaz? Sekarang itu waktunya kamu tidur sayang!" ujar Gabino.
"Iya iya, udah ah aku males debat!" kesal Aileen.
Setelah mengatakan itu, Aileen langsung masuk ke kamarnya meninggalkan sepasang suami-istri itu disana.
"Tuh kan mas, Aileen jadi ngambek. Kamu sih terlalu ngekang dia!" ujar Alana.
"Semuanya aku lakuin atas perintah mama sama papa, mereka gak mau anak perempuan satu-satunya salah jalan, apalagi setelah Aileen pacaran sama kepseknya sekarang. Aku harus ekstra waspada buat jagain dia, supaya dia gak kenapa-napa!" ucap Gabino.
"Iya mas, tapi seenggaknya kasih kelonggaran dikit lah buat Aileen, jangan terlalu dikekang!" ucap Alana.
"Ya ya, nanti aku pikirin soal itu. Sekarang kita juga ke kamar yuk!" ucap Gabino.
Alana mengangguk pelan, mereka pun bangkit dari sofa dan melangkah menuju kamar dengan tangan saling menggandeng.
•
•
Keesokannya, Aileen menemui Shanum di cafe. Mereka berbincang-bincang ria sampai Shanum memamerkan pada Aileen kalau dirinya akan pergi ke luar kota bersama Nizar sang kekasih.
Sontak Aileen yang mendengar itu langsung merasa iri dan ingin juga seperti Shanum, apalagi selama pacaran dia belum pernah diajak pergi jauh oleh kekasihnya.
"Eh eh, lo tahu gak? Semalam Nizar ngajakin gue liburan ke labuan bajo tau. Uhh rasanya gue gak nyangka plus kaget banget deh!" ujar Shanum.
"Hah? Seriusan lo??!" kaget Aileen.
"Iyalah Aileen, masa gak serius? Nizar sendiri kok yang bilang sama gue, dia udah tunjukin tiket pesawatnya dan kita bakal berangkat besok. Ini kali pertama gue pergi ke luar kota bareng orang lain, biasanya cuma sama keluarga," jelas Shanum.
"Ih enak banget deh yang diajak ke luar kota sama pacarnya, gue mah boro-boro ke luar kota, di dalam kota aja jarang," ucap Aileen merengut.
"Yeh jangan sedih Aileen! Lo kan bisa minta ke pak Ardiaz buat ajak lo jalan, gue yakin dia pasti mau kok!" usul Shanum.
"Kata siapa? Kalau dia gak mau gimana? Orang diajak ketemuan aja sekarang susah, apalagi abang gue tuh makin kesini makin posesif dan kayak ngekang gitu banget," ucap Aileen.
"Ya bagus dong Aileen! Itu tandanya lu dikelilingi orang-orang yang tulus sayang sama lu, jangan lu sia-siain itu ya!" ujar Shanum.
Aileen terdiam, ucapan Shanum ada benarnya dan tak seharusnya ia merasa jengkel pada sikap Gabino yang bertindak posesif padanya.
"Iya sih, gue nyesel banget semalam udah marah sama kak Gabi," ucap Aileen menunduk.
"Gapapa, lo begitu mungkin karena dorongan hormon lo yang baru beranjak dewasa," ucap Shanum.
"Kira-kira sekarang gue harus apa ya? Gue kepengen banget jalan ke luar kota bareng mas Diaz, tapi gue takut dia gak mau. Yang lebih parah lagi, abang gue juga pasti ngelarang," tanya Aileen.
"Lo coba aja dulu Len! Gak ada yang tau kan kalau lo belom coba?" ucap Shanum.
"Iya deh, abis ini gue mau temuin mas Diaz dan ngomong sama dia," ucap Aileen.
"Nah gitu dong, semangat!" ujar Shanum.
"Hehe.." Aileen terkekeh, lalu menghabiskan minuman yang ia pesan dan segera pergi untuk menemui Ardiaz.
•
•
Benar saja, setelah Shanum mengatakan demikian, kini Aileen langsung saja pergi menghampiri Ardiaz di kantornya.
Ardiaz memang mengisi hari-hari libur sekolah dengan mengurus kantor peninggalan ayahnya, dia tak bisa jika hanya berdiam diri di rumah.
Sebelumnya, Ardiaz juga sudah pernah membawa kekasihnya ke kantor itu, sehingga saat ini Aileen dapat datang kesana tanpa memberitahu Ardiaz lebih dulu.
TOK TOK TOK...
"Masuk!" ucap Ardiaz singkat.
Ceklek
"Permisi pak! Ada yang mau bertemu dengan bapak," ucap sang sekretaris.
"Suruh saja dia masuk dan langsung temui saya!" perintah Ardiaz.
"Baik pak!" sekretaris itu beralih menatap Aileen di sampingnya. "Silahkan masuk!" ucapnya memberi jalan pada Aileen.
"Makasih!" lirih Aileen.
Mendengar itu, telinga Ardiaz langsung mengenali suara tersebut. Kedua matanya pun menatap ke depan, dia benar-benar terkejut melihat kehadiran Aileen di kantornya saat ini.
"Siang mas pacar!" sapa Aileen sembari melangkah mendekati Ardiaz dengan senyum merekah di bibirnya.
"Loh Aileen, kamu ngapain disini?" tanya Ardiaz yang sudah bangkit dari duduknya.
"Ih bapak kok gitu sih? Gak senang ya pacarnya datang kesini?" Aileen merengut kesal dan melipat kedua tangannya dengan emosi.
"Gak gitu Aileen, saya kan cuma nanya. Abisnya kamu datang kesini gak bilang-bilang dulu sama saya, jadinya saya kaget," elak Ardiaz.
"Huh bilang aja kamu emang gak suka kalau aku datang kesini! Kamu jadi gak bisa berduaan sama selingkuhan kamu disini kan?!" ketus Aileen.
"Kamu bicara apa sih Aileen? Udah, kamu duduk dulu biar gak emosian!" ujar Ardiaz seraya menarik kursi untuk kekasihnya.
Aileen menurut saja, perlahan dia duduk di hadapan Ardiaz masih dengan wajah murung.
"Udah lah sayang, jangan cemberut terus! Kamu tuh kayak gitu malah tambah imut tau gak? Rasanya saya pengen terkam kamu sekarang juga sangking imutnya," goda Ardiaz.
"Gak lucu!"
Ardiaz terhenyak mendengar ucapan Aileen, gadis itu memang lebih mudah emosi dan seringkali cemburu tak beralasan.
"Kamu ada urusan apa datang ke kantor saya? Kangen aja atau ada hal lain?" tanya Ardiaz mengalihkan topik.
"Aku mau minta kamu ajak aku jalan-jalan ke luar kota, mumpung lagi libur sekolah!" jawab Aileen yang tiba-tiba saja ceria kembali.
Ardiaz betul-betul bingung dengan sikap gadisnya, sekejap Aileen bisa menjadi seperti singa yang mengamuk, tetapi dalam sekejap juga gadis itu mampu berubah sangat lembut layaknya kucing.
"Dalam rangka apa kamu minta saya bawa kamu jalan-jalan ke luar kota?" tanya Ardiaz.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Radiah Ayarin
kebiasaan kalau di bilangi menjawab
2023-01-27
2
Dewi
Walaupun Gabi posesif tapi sebenarnya dia adalah kakak yang bertanggungjawab, salut aku. Dia harus memperhatikan dua wanita sekaligus, Isti dan adiknya
2023-01-07
2
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
sabar amad pak.. 😂😂😂
2022-12-25
2