Habibillah Hawaari
Annisa Habibillah Hawaari adalah seorang gadis yang baru lulus SMA. Tepatnya dia baru lulus dari Pesantren Daarul Anwar tempat dia menuntut ilmu Agama sekaligus menempuh Pendidikan Menengah Atasnya. Di hari kelulusannya, sang kakak sudah mengatakan bahwa Billa harus melanjutkan Pendidikannya daripada mengabdi di Pondok Pesantrennya. Banyak teman seangkatannya yang mengabdi sebelum melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi seperti dirinya. Alasannya hanya satu, yakni belum ada biaya.
*
"Ra, Kamu beneran lanjut di Ma'had Aly Bogor ?" ucap Billa.
"Iya Billa, Alhamdulillah kemaren nilainya Mumtaz dan dinyatakan lulus, berkat kamu yang selalu nemenin aku belajar malam di Masjid sambil muroja'ah" ujar Ara sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, kalau begitu kita bakal pisah habis pemulangan ini, itu artinya kita hanya akan bertemu apabila kamu libur dan aku juga libur kuliah dong," ujarnya sambil manyun.
"Iya juga ya" ucapnya sambil menoleh kearah Billa yang sedang menyusun Kitab-kitabnya untuk di masukan kedalam kardus, karena memang malam ini adalah malam terakhir mereka ada di Pondok.
*
"Bill.., Boleh aku tanya sesuatu padamu ?"
"Hm', Tanya saja kenapa musti izin sih"
"Kamu serius mau melanjutkan ke Universitas itu?"
Deg'
"Insyaallah iya, tapi aku butuh seseorang seperti mu agar hati ini selalu disirami dan kuat untuk selalu mengingat apa yang sudah di dapat di Ma'had ini" ucapnya sendu.
"Berjanjilah untuk selalu cerita apapun kepadaku saat kita bisa berbicara melalui seluler nantinya, walaupun aku tidak yakin kita bisa bercerita satu jam seperti yang kita lakukan ketika libur tiba. Kamu tau betul bagaimana di kampus yang akan aku jelajahi ilmunya."
"Hm, Sungguh aku tidak yakin kamu mengingatku saat ada jam telfon keluarga. Secara kamu terbatas untuk menelfon, prioritas mu pasti Ibumu kan..?"
.
Ara merupakan sahabat Billa di pondok, mereka sangat dekat karena satu kamar asrama dan teman duduk satu kelas di Ma'had tersebut. Mereka memiliki kekurangan dan kelebihan yang bisa di tutupi oleh kemampuan masing-masing. Ara sangat mahir dalam berbahasa Arab dan Inggris, sedangkan untuk Ilmu Pengetahuan Umum Billa lebih mahir dan mengungguli Ara. Meskipun demikian keduanya saling membantu satu sama lain dengan cara belajar malam bersama di tempat favorit mereka yaitu di pojok Masjid. Tak jarang waktu istirahat mereka habiskan di tempat itu untuk saling mengoreksi hafalan bahasa, hafalan Quran dan lainnya. Bahkan keduanya sering sekali ketiduran karena sama-sama lelah menghafal dan muroja'ah hafalan mereka untuk di setor saat subuh kepada musyrifah masing-masing.
"Kamu ambil jurusan apa di Universitas itu bill?"
"Aku mendaftar tiga jurusan di kampus itu, tapi gak tau mana yang akan lolos dan itu yang aku ambil."
Billa mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Ekonomi Bisnis, dan Manajemen Dakwah. Ketiga jurusan itu beda Fakultas. Entah apa yang ada dipikiran Billa sampai mau mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Sedangkan selama ini yang Ara tau Billa tidak menyukai anak kecil.
*
"Memangnya kamu mau jadi guru ? kok ngambil jurusan pendidikan anak usia dini, itu guru PAUD kan ?" tanya Ara sambil tersenyum seperti meledek Billa.
"Mau gak mau tetap harus mau, kamu tau bukan keluargaku memiliki Yayasan Pendidikan Taman Kanak-Kanak yang cukup diminati oleh masyarakat di Desaku. Kakak bilang aku harus melanjutkan perjuangan mereka."
.
"Kenapa harus kamu ?"
"Ya karena aku bungsu" jawabnya ambigu.
" Ingat ya bill, jangan lupa tetap ikut kajian dan memperdalam ilmu Agama walaupun kamu bukan di Ma'had lagi. Teruslah berjuang dengan caramu sendiri untuk masa depanmu dengan segala rintangan itu, belajarlah untuk dewasa dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku percaya kamu bisa melewatinya dengan Istiqomah".
Nasehat seorang sahabat yang paling dekat memang sedalam itu. Billa menganggukkan kepala menandakan bahwa dia akan selalu mengingatnya. Pertemanan mereka bukan hanya sekadar teman kenal kemudian dilupakan. Keduanya melalui hal yang sangat indah ketika di Pondok. Hanya segelintir orang yang menikmati proses selebihnya hanya kewajiban. Keduanya bahkan pernah menyukai Laki-laki yang sama. Kemudian salah -satunya mengalah dan berlapang dada. Ya.., masa SMA adalah masa yang sangat indah. Semuanya terjadi di jenjang ini, Ara sangat memahami Billa, begitupun sebaliknya. Billa lebih mengalah ketika mengetahui Ara ternyata menyukai seorang Ikhwan yang selama ini hanya Dia kenal dengan suaranya yang merdu ketika melantunkan ayat Allah. Billa tidak mengetahui sosok itu, hanya nama dan suara yang dia kenal karena sering adzan dan melihat Laki-laki itu ketika ada jam sekolah yang mengharuskan mereka belajar bersama, walaupun diruang yang berbeda dengan Ustadz yang berada di tengah-tengah antara Santri Putra dan Putri.
.
"Ra, Kamu ambil kuliah di Bogor karena ada dia kan ?" tanya Billa sambil meledek.
"Haha.. Kok kamu tau sih,?"
"Iyalah ketebak, dasar budak cinta belum halal haha." jawab Bella dengan tertawa.
Keesokan harinya semua santri Putra dan Putri khususnya kelas tiga SMA alias mantan kakak kelas tertinggi itu semua sudah berkumpul di Aula Sekolah untuk perpisahan dengan para Asatidz dan Asatidzah yang sudah memberikan ilmu kepada para Santrinya.
"Ustadzah Winda.., terima kasih banyak selalu sabar dengan hafalan kami yang masih banyak makhroj tidak sempurna. Semoga Allah membalas kebaikan Ustadzah selama membimbing kami dalam hafalan ini." Ucap Billa mewakili teman-teman kelas mereka kepada wali kelas nya yang sangat anggun itu.
"Iya sayang, kejarlah mimpi kalian, jangan lupakan Pondok. Jika senggang atau libur, berkunjunglah, jagalah almamater Ma'had kita dimana pun kalian berada. Selalu ingat atas ilmu dan akhlak yang kalian terapkan selama di bina di sini. Jaga diri kalian masing-masing ya.. Ustadzah hanya bisa mendoakan semoga kalian semua sukses dunia dan akhirat.." Jawab Ustadzah Winda dengan mengusap beberapa tetesan air mata yang mengalir karena merasa terharu dengan kedekatan yang terjadi selama di Pondok dan Sekolah.
"Aamiin... Kami akan selalu merindukan ceramah dan omelan Ustadzah ketika subuh" ucap salah satu santri.
.
Perpisahan para santri di tutup dengan saling memeluk dan menyemangati diri masing-masing untuk kehidupan yang akan datang. Percayalah mereka akan tetap menjadi saudara satu tujuan karena sejatinya mereka sudah menjalin ukhuwah yang sangat erat atas nama Allah ketika mereka menjadi santri baru.
"Billa..! teriak Ara dari kejauhan.
"Selamat berjuang di kampus barumu, jaga kesehatan jangan suka lembur dan begadang. Aku akan selalu menyempatkan waktu untuk menelpon mu setelah menelpon ibuku. Semoga kita bersua kembali. Aamiin." Kata Ara setelah mendekati dan memegang pundak Billa. Billa tersenyum dan memeluk sahabat baiknya itu.
"Kamu juga jangan suka begadang dan jaga kesehatan, jangan suka makan mie instan ya.. kamu punya riwayat tipes yang harus kamu jaga."
"Ayo Dek, keburu siang ini. Kakak masih ada urusan setelah ini. Buya sama Umma juga sudah menunggu dirumah" ucap Reza.
.
Reza adalah Kakak sulung Billa yang menjemput dan memboyong barang-barang sang adik untuk di bawa pulang.
"Oke bang", jawab Billa.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Alula
Terima kasih sudah mampir Kak.. 🙏
2023-01-08
0
aminah nizam
masih menyimak..selalu suka novel yang bergrendre agama
2023-01-08
1