"Dek, Alhamdulillah kamu di terima di Universitas ini" kata Reza sambil menggebu.
"Alhamdulillah, jadi Billa tidak perlu lagi cari kampus. Aku di terima di jurusan apa Bang ?" tanya Billa.
"Kamu lolos pada prodi Pendidikan Anak Usia dini Dini, Alhamdulillah calon Ibu guru." Jawabnya sambil tersenyum dan mengacungkan jempol dua kepada adiknya. Sementara Billa hanya tersenyum canggung. Sebenarnya Billa ingin sekali masuk di jurusan Ekonomi Bisnis, tetapi mau bagaimana lagi kalau sudah begini, di buang sayang malah repot mencari kampus lagi dan pastinya daftar lagi dengan segala kerempongan.
.
"Jangan lupa pulang kalau ada waktu senggang dan libur ya, jaga diri baik-baik disana nak, Umma dan Buya hanya bisa mendoakan dari rumah supaya kamu mampu melewati perkuliahan dengan baik." ucap Buya Rehan sambil mengusap jilbab yang dikenakan Billa.
"Jangan lupa sholat tepat waktu ya nak, kabari Umma kalau ada apa-apa, jangan merasa takut membuat orang khawatir, kamu disana sendirian tidak ada sodara." Ucap Ibu melengkapi nasehat Buya sambil memeluk putri bungsunya. Padahal jarak antara desa Billa dengan kampus jika memakai kendaraan beroda dua hanya satu jam setengah, sungguh dibilang jauh sebenarnya tidak di bilang dekat juga tidak. Lumayan encok kalau harus bolak balik ke kampus. Akhirnya Billa dan keluarga putuskan untuk Billa ngekost di dekat area kampus.
"Billa pamit ya Umma.. Buya.., jangan lupa jenguk Billa kalau ada waktu senggang ya.. Assalamualaikum." Ucapnya lalu Salim dengan takzim dan cipika cipiki dengan Umma dan Buya.
"Reza antar Billa ke kosan dulu ya.., insyaallah nanti pulangnya Reza langsung ke kantor. Jadi tidak usah menunggu Reza lagi, Assalamualaikum" ucap Reza.
Reza memiliki teman banyak di daerah kampus Billa, bahkan Reza mencari kosan untuk Billa di rumah teman Reza. Kosan khusus perempuan dengan pengawasan yang ketat oleh Ibu kost langsung. Kosan Billa tidak memperbolehkan Laki-laki masuk kedalam kosan, paling lambat pulang ke kosan jam sepuluh malam. Jika pulang lebih dari jam itu maka tidak akan dibukakan gerbang. Demi menghindari segala hal yang berbahaya. Billa cukup nyaman dengan kamarnya, kamar yang tidak terlalu luas dan cukup untuk berkonsentrasi dengan segala tugas kuliah nanti. Kamar mandi di dalam, sepaket meja belajar, rak buku, lemari pakaian dan ranjang kecil yang muat hanya untuk satu orang itu sangat Billa sukai. Bagi Billa tidak masalah, karena Billa pun dari pondok yang sudah enam tahun dengan tidur memakai ranjang tingkat. Ada dapur umum di pojok kamar juga, sangat memudahkan Mahasiswa yang memang ingin memasak mie instan atau nasi goreng jika tidak ingin keluar mencari makan.
.
Pagi tiba, hari ini Billa bersiap untuk mengikuti Masa Orientasi Mahasiswa Baru, atau yang sering disebut dengan Ospek. Mereka mahasiswa baru wajib mengikuti kegiatan tersebut agar lebih memahami perkuliahan, unit kegiatan mahasiswa dan ramah kampus. Masa Ospek ini di lalui selama kurang lebih dua Minggu. Semua Mahasiswa baru sangat antusias dengan segala yang baru di mata mereka, banyak pertunjukan dan perkenalan unit kegiatan mahasiswa yang ingin di ikuti setiap mahasiswa. Namun tidak dengan Billa, dia tidak tertarik satupun dari kegiatan tersebut. Dia hanya menyimak dan mengikuti segala kegiatan dan peraturan pada masa ospek tersebut.
"Hai, Habibillah, kamu asalnya dari mana ?" tanya salah satu teman yang juga mahasiswa baru di kampus. Dia bisa mengetahui nama Billa dari Nametag yang di kalungkan di leher Billa. Semua mahasiswa baru wajib memakai nametag dengan keterangan Nama, NPM dan jurusan.
"Hai, aku asli orang sini hanya satu jam setengah saja untuk sampai dirumah, kalau kamu dari mana Ratna ?" tanya Billa sambil tersenyum ramah.
"Aku dari Banten, hehe jauh ya.. dari luar kota. Salam kenal ya.., sepertinya kita satu jurusan." Ucapnya sambil tersenyum. "Eh iya juga, salam kenal juga" balas Billa tak kalah ramah. "Kenapa kamu memilih kuliah di sini, kenapa tidak di Jakarta, bukankah banyak kampus yang juga lebih baik?" tanya Billa dengan wajah antusias. Ratna yang di tanya hanya tersenyum kemudian menjawab.
"Aku pengen kuliah disini karena Nenekku juga asli orang sini, pengen deket sama Nenekku saja dan mencari suasana baru" ujar nya sambil duduk dan menyeruput es teh yang sudah dipesannya lebih dulu.
Mereka bertemu di kantin karena sama-sama haus dan lapar. Saat ini jam istirahat dan suasana kantin cukup ramai. Keduanya belum memiliki teman kenalan dan mereka bertemu karena sama-sama memesan es teh dan bakso untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.
"Kenapa memilih prodi Paud Habi ?, aku serasa memanggil suami saja , kenapa namamu lucu sekali sih. Jadi bingung memanggilnya siapa." Tanya Billa sambil tertawa.
"Panggil saja Billa, bagian mananya yang lucu ? namaku bahkan sangat bagus." Jawab Billa sambil tersenyum puas. "Hoho, aku percaya namamu bagus seperti nya namamu memiliki arti sendiri."
"Iya dong, nama itu sebuah do'a dari Orang tua kita." Jawab Billa sambil melahap bakso nya yang sudah hangat.
"Kamu belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa mengambil prodi Paud ?" tanya Ratna untuk kedua kalinya.
"Karena didaftarkan oleh Abangku, katanya biar jadi guru Anak-anak yang unyu. Kalau kamu ?" jawab Billa sambil tersenyum ramah.
"Kepepet, alias karena di terimanya di jurusan ini saja, yang lain di tolak haha" ujar nya. Billa hanya tertawa menanggapinya, bagi Billa, Ratna orang yang sangat terbuka dan asyik ketika di ajak ngobrol. Tetapi tidak suka di ajak serius. Entahlah sepertinya Ratna sangat cocok untuk menjadi teman agar ada warna di perkuliahan ini. Keduanya begitu nyambung dan nyaman ketika membahas topik. Padahal baru bertemu dan berkenalan, benar-benar perkenalan yang sangat Billa tunggu.
.
Ding.
Notice pesan aplikasi berwarna hijau muda itu terlihat bergetar menandakan adanya pesan masuk. Billa tidak membuka hanya melihat pesannya yang dapat di baca melalui dinding layar yang berkelip.
"Annisa Habibillah Hawaari, namamu bagus sekali" ucap pesan tersebut. Yang punya ponsel spontan mengernyit kan dahi dan mulai membuka ponsel dengan menempelkan jari telunjuk sebagai kode untuk membuka ponsel cantiknya.
.
Deg.
.
'Kenapa Dia chat lagi sih, sebenarnya apa maunya, kalau mau kenalan jelas dia sudah tau namaku. Buktinya sudah tau nama lengkap ku, dasar modus tralala" ujar Billa dalam hati.
"Kenapa tidak di balas ? dia memanggilmu dengan nama lengkap tuh, chat di atas juga gak kamu bales cuma nanya nama doang" celetuk Ratna. Dia sudah berdiri dibelakang Billa sambil memegang pundak Billa karena heran Billa hanya melamun setelah membaca pesannya. Ratna sudah melakukan pembayaran dan makanannya pun sudah habis makanya dia bangkit dan melewati Billa. Sadar Billa melamun dan tidak menjawab panggilan beberapa kali darinya, kemudian Ratna mendekatinya dan melihat isi pesan nya juga.
"Apaan sih Rat, Kenapa kamu ikut membaca ? kan jadi tau." Ucapnya sambil cemberut.
"Eh, eh eh, aku udah manggil kamu yaaa berkali-kali. Niatku mau nawarin sekalian di bayarin enggak, gak taunya kamu ngelamun gak jelas sambil liat ponsel. Makanya aku dekati biar sadar." Jelasnya menggebu.
"Sorry.., Aku hanya kaget kenapa dia chat terus, kurang kerjaan banget, yuk masuk aula lagi. Takut telat nanti kebagian duduk di paling belakang lagi" gerutu Billa sambil menggandeng teman barunya itu.
.
Ding.
.
"Billa ?," pesannya lagi.
'Apaan sih ni cowok,' batin Billa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
aminah nizam
ayo semangaaaat syafik
2023-01-08
1