Setelah sampai dirumah Billa lekas menemui kedua Orangtuanya yang sudah menunggu kepulangan putri bungsunya. Ibu juga sudah menyiapkan makanan kesukaan anaknya yang sudah enam tahun di Pondok tersebut.
"Umma masak apa.. ? wah.. enak nih, Billa mau makan sekarang ah."
"Eh, main makan aja, kamu bantuin turunin barang-barangmu dulu dek, Kakak mau langsung cus jalan habis ini. Ayok dek" ucap Reza sambil menepuk pundak sang adik.
"Biar Buya yang bantu Za, adek mu lapar jangan di ganggu. Dia juga sudah lama tidak pulang hampir lima bulan sejak liburan karena harus belajar untuk ujian kelulusan". Sanggah Buya rehan.
Selepas makan dan mandi Billa menghampiri ibunya yang sedang menonton Televisi. Ibu nya Billa bukan wanita karir dan aktif di luar rumah. Melainkan aktif di rumah dengan segala pekerjaan yang tidak ada habisnya yaitu Ibu rumah tangga. Siang itu Umma hanya menonton sendiri, sedangkan Buya langsung kembali beraktivitas ke ladang karena sebentar lagi akan panen, Padi yang sudah tua harus di jaga agar tidak banyak burung yang memakannya.
"Umma, Billa kangen.. " ujarnya sambil memeluk sang Ibu dari belakang dan membenamkan mukanya ke punggung sang Ibu. Disitulah tempat ternyaman seorang anak ketika sudah sangat lelah dan kangen mendera. Menghirup dalam dan mendusel seperti anak kecil. Ibu hanya tersenyum dan membiarkan anaknya mendusel di ketiak nya.
"Kamu jadi lanjut kuliah di Universitas yang sudah di daftarkan Kakakmu Bill ?", tanya ibu.
"Iya Umma, insyaallah Billa akan lanjut disana. Umma pengennya Billa ambil jurusan apa ?"
"Terserah kamu nak, kamu yang akan menjalani. Jika kamu keberatan untuk kuliah di Keguruan tidak masalah ambil yang lain" jawaban Umma yang selalu menentramkan jiwa.
"Oke Umma,"
Setelah puas curhat dengan sang Ibu, Billa kembali masuk ke kamar dan mengaktifkan benda pipih kesayangan seluruh ummat manusia sedunia itu. Benda itu Billa tinggal ketika kembali ke Pondok dan akan aktif lagi ketika Billa pulang liburan. Ya, selama di Pondok santri di Larang keras untuk menggunakan benda itu. Tujuannya hanya satu, agar santri tetap fokus dengan segala kegiatan di Pondok.
.
Ding,
Satu pesan masuk dengan notice bergetar dan nada dering simple menandakan ada pesan masuk.
"Assalamualaikum" bunyi pesan tersebut dengan nomor tidak dikenal di ponsel Billa.
Billa mengernyit dahi sambil mengingat apakah dia dulu pernah berkabar ria dengan nomor tersebut dan lupa tidak save nomor. Setelah di buka tidak ada riwayat chat sebelumnya, menandakan ini kali pertama chatting masuk. Billa tidak merespon pesan tersebut, hanya membaca kemudian berselancar di medsos dan iseng membuka situs kampus yang akan menjadi tempat mengenyam bangku kuliah.
Ya, saat ini Billa hanya sedang menunggu apakah dirinya dinyatakan lulus seleksi berkas atau tidak. Kakaknya sudah melakukan pendaftaran secara online saat mengetahui Adiknya akan segera lulus. Billa hanya terima beres karena sejujurnya di hati yang dalam Billa ingin sekali kuliah bersama dengan Ara. Agar tetap Istiqomah karena ada kawan seperjuangan dan kawan yang selalu mengingatkan dalam hal kebaikan. Tetapi ketika Billa meminta izin kepada sang Kakak dan kedua Orang Tuanya, mereka tidak mengizinkan apabila keluar kota dari tempat yang di tinggali. Billa menurut dan pasrah ketika Kakaknya sudah mendaftar kan di kampus yang sebenarnya tidak pernah sama sekali terpikir oleh Billa akan masuk kampus tersebut.
"Kaifa Haluki ?" (Apa Kabarmu ?) ada pesan masuk tertera di dinding wa ketika Billa sedang berbalas DM dengan Ara saat sedang asyik berbalas emoit lucu dengan sahabat nya itu.
Dengan spontan Billa menggeser notice tersebut menjadi terbuka dan bisa melihat siapa yang mengirim pesan khas anak Pondok itu. Billa semakin mengernyit heran saat mengetahui ternyata pesan dari nomor yang sama saat membacanya. Iseng diapun mengklik profil dari yang mengirimi pesan dengan nomor tidak di kenal itu. Sebuah profil seorang Laki-laki yang sedang menghadap ke pemandangan daerah pegunungan sambil memegang tongkat dan hanya memamerkan punggung dengan satu tangannya menunjuk ke atas menandakan lambang tauhid ahadun Ahad.
Sejenak Billa tersenyum karena melihat profil tersebut, walaupun sebenarnya dia sendiri tidak tau siapa dia. Hanya saja dia mampu menebaknya. Ya, bisa di pastikan kalau pengirim pesan itu adalah teman seperjuangan nya ketika di Pondok santri putra. Tapi yang menjadi pertanyaan dari mana laki-laki ini mengetahui nomor ponselnya.
"Siapa Kamu ?" balas Billa. Tanpa menjawab pesan salam yang sudah dia baca duluan beberapa menit lalu.
"Syafik"
Billa semakin mengernyit heran. Memang dia pernah mendengar nama itu disebut saat mereka belajar bersama beberapa kali saat di Pondok dengan ruang yang berbeda. Tetapi Billa sama sekali tidak tau yang mana muka dari orang yang bernama Syafik. Billa tidak membalas lagi dia hanya ingin tau siapa Laki-laki itu, tapi tidak ingin mengenal jauh. Sebenarnya Billa ingin menanyakan darimana dia tau nomor ponselnya tetapi tidak sekarang. Dia akan menanyakan apabila maksud dari Syafik mengirim pesan jelas.
"Ra, Kamu tau Syafik ?"tanya Billa di sela chating wa Billa dan Ara yang sedang asyik.
"Tahu, Dia teman Rahman, teman satu angkatan kita juga. Seperti nya dekat dengan Rahman deh, kenapa kok tanya Syafik hayo?"
Billa pun menjelaskan secara singkat kenapa bisa mempertanyakan Syafik. Di balik layar sana, Syafik sudah sangat urung-uringan pesan wa nya hanya di baca dan tidak dibalas oleh Billa. Susah payah mendapatkan nomor gadis yang sudah mencuri perhatiannya, tetapi hanya di balas dengan pertanyaan singkat. Sungguh menyedihkan. Sedangkan Rahman yang di samping pemuda itu hanya geleng-geleng ketika melihat sahabatnya mengacak-acak rambutnya dan segera berselancar di medsos untuk mengetahui media sosial milik Billa. Sayang sekali di Instagram nya tidak ada foto dan upload apapun karena memang yang punya sibuk di Pondok dan ketika pulang jarang sekali membagikan aktivitas nya di media.
"Kenapa Dia sepolos ini sih, lihat profilnya saja hanya bunga". protes Syafik kepada Rahman.
"Apaan sih bro, mulailah pendekatan dengan baik. Jangan begitu memulainya. Kalo memang dia idamanmu, maka sopan dan mulailah mencuri perhatian nya" jawab Rahman.
"Seperti Kamu memikat hati Ara begitu ?,Ck, aku gak kaya kamu yang suka obral janji. Haha. Yang nyatanya kamu juga chating dengan banyak akhwat. Eh banyak juga yang bukan dari Pondok. Teman Sekolah Dasar mu juga kamu ladenin. Jawab Syafik dengan menunjuk ponsel milik Rahman. "Loh kan mencari yang terbaik haha" Jawab Rahman seolah tidak memperdulikan perasaan para wanita yang sudah mulai baper dengan perhatian-perhatian nya.
"Ketahuan baru rasa" sanggah Syafik sambil berlalu dan mengambil leptop untuk dinyalakan.
Syafik dan Rahman lolos di kampus yang sama dengan Ara, mereka sepakat untuk melanjutkan belajar disana dengan mengambil jurusan yang sama bahasa Arab. Syafik membuka situs web kampus nya dan mulai berfikir dimana Billa akan melanjutkan kuliahnya.
"Man, bisa tolong tanyakan kepada Ara, dimana Billa kuliah ?" tanya Syafik.
"Oke" Jawab Rahman sambil menyalakan Televisi di kamar Syafik.
Kedua nya juga menjalin sahabat. Segala keburukan dan kelebihan masing-masing sudah sangat faham dan hafal. Tetapi keduanya tidak ada yang mau mencampuri urusan masing-masing. Begitulah pria, Sangat simple dan sangat logis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
aminah nizam
duh ya cinta selepas sma
2023-01-08
1