NovelToon NovelToon

Habibillah Hawaari

Malam Terakhir

Annisa Habibillah Hawaari adalah seorang gadis yang baru lulus SMA. Tepatnya dia baru lulus dari Pesantren Daarul Anwar tempat dia menuntut ilmu Agama sekaligus menempuh Pendidikan Menengah Atasnya. Di hari kelulusannya, sang kakak sudah mengatakan bahwa Billa harus melanjutkan Pendidikannya daripada mengabdi di Pondok Pesantrennya. Banyak teman seangkatannya yang mengabdi sebelum melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi seperti dirinya. Alasannya hanya satu, yakni belum ada biaya.

*

"Ra, Kamu beneran lanjut di Ma'had Aly Bogor ?" ucap Billa.

"Iya Billa, Alhamdulillah kemaren nilainya Mumtaz dan dinyatakan lulus, berkat kamu yang selalu nemenin aku belajar malam di Masjid sambil muroja'ah" ujar Ara sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, kalau begitu kita bakal pisah habis pemulangan ini, itu artinya kita hanya akan bertemu apabila kamu libur dan aku juga libur kuliah dong," ujarnya sambil manyun.

"Iya juga ya" ucapnya sambil menoleh kearah Billa yang sedang menyusun Kitab-kitabnya untuk di masukan kedalam kardus, karena memang malam ini adalah malam terakhir mereka ada di Pondok.

*

"Bill.., Boleh aku tanya sesuatu padamu ?"

"Hm', Tanya saja kenapa musti izin sih"

"Kamu serius mau melanjutkan ke Universitas itu?"

Deg'

"Insyaallah iya, tapi aku butuh seseorang seperti mu agar hati ini selalu disirami dan kuat untuk selalu mengingat apa yang sudah di dapat di Ma'had ini" ucapnya sendu.

"Berjanjilah untuk selalu cerita apapun kepadaku saat kita bisa berbicara melalui seluler nantinya, walaupun aku tidak yakin kita bisa bercerita satu jam seperti yang kita lakukan ketika libur tiba. Kamu tau betul bagaimana di kampus yang akan aku jelajahi ilmunya."

"Hm, Sungguh aku tidak yakin kamu mengingatku saat ada jam telfon keluarga. Secara kamu terbatas untuk menelfon, prioritas mu pasti Ibumu kan..?"

.

Ara merupakan sahabat Billa di pondok, mereka sangat dekat karena satu kamar asrama dan teman duduk satu kelas di Ma'had tersebut. Mereka memiliki kekurangan dan kelebihan yang bisa di tutupi oleh kemampuan masing-masing. Ara sangat mahir dalam berbahasa Arab dan Inggris, sedangkan untuk Ilmu Pengetahuan Umum Billa lebih mahir dan mengungguli Ara. Meskipun demikian keduanya saling membantu satu sama lain dengan cara belajar malam bersama di tempat favorit mereka yaitu di pojok Masjid. Tak jarang waktu istirahat mereka habiskan di tempat itu untuk saling mengoreksi hafalan bahasa, hafalan Quran dan lainnya. Bahkan keduanya sering sekali ketiduran karena sama-sama lelah menghafal dan muroja'ah hafalan mereka untuk di setor saat subuh kepada musyrifah masing-masing.

"Kamu ambil jurusan apa di Universitas itu bill?"

"Aku mendaftar tiga jurusan di kampus itu, tapi gak tau mana yang akan lolos dan itu yang aku ambil."

Billa mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Ekonomi Bisnis, dan Manajemen Dakwah. Ketiga jurusan itu beda Fakultas. Entah apa yang ada dipikiran Billa sampai mau mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Sedangkan selama ini yang Ara tau Billa tidak menyukai anak kecil.

*

"Memangnya kamu mau jadi guru ? kok ngambil jurusan pendidikan anak usia dini, itu guru PAUD kan ?" tanya Ara sambil tersenyum seperti meledek Billa.

"Mau gak mau tetap harus mau, kamu tau bukan keluargaku memiliki Yayasan Pendidikan Taman Kanak-Kanak yang cukup diminati oleh masyarakat di Desaku. Kakak bilang aku harus melanjutkan perjuangan mereka."

.

"Kenapa harus kamu ?"

"Ya karena aku bungsu" jawabnya ambigu.

" Ingat ya bill, jangan lupa tetap ikut kajian dan memperdalam ilmu Agama walaupun kamu bukan di Ma'had lagi. Teruslah berjuang dengan caramu sendiri untuk masa depanmu dengan segala rintangan itu, belajarlah untuk dewasa dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku percaya kamu bisa melewatinya dengan Istiqomah".

Nasehat seorang sahabat yang paling dekat memang sedalam itu. Billa menganggukkan kepala menandakan bahwa dia akan selalu mengingatnya. Pertemanan mereka bukan hanya sekadar teman kenal kemudian dilupakan. Keduanya melalui hal yang sangat indah ketika di Pondok. Hanya segelintir orang yang menikmati proses selebihnya hanya kewajiban. Keduanya bahkan pernah menyukai Laki-laki yang sama. Kemudian salah -satunya mengalah dan berlapang dada. Ya.., masa SMA adalah masa yang sangat indah. Semuanya terjadi di jenjang ini, Ara sangat memahami Billa, begitupun sebaliknya. Billa lebih mengalah ketika mengetahui Ara ternyata menyukai seorang Ikhwan yang selama ini hanya Dia kenal dengan suaranya yang merdu ketika melantunkan ayat Allah. Billa tidak mengetahui sosok itu, hanya nama dan suara yang dia kenal karena sering adzan dan melihat Laki-laki itu ketika ada jam sekolah yang mengharuskan mereka belajar bersama, walaupun diruang yang berbeda dengan Ustadz yang berada di tengah-tengah antara Santri Putra dan Putri.

.

"Ra, Kamu ambil kuliah di Bogor karena ada dia kan ?" tanya Billa sambil meledek.

"Haha.. Kok kamu tau sih,?"

"Iyalah ketebak, dasar budak cinta belum halal haha." jawab Bella dengan tertawa.

Keesokan harinya semua santri Putra dan Putri khususnya kelas tiga SMA alias mantan kakak kelas tertinggi itu semua sudah berkumpul di Aula Sekolah untuk perpisahan dengan para Asatidz dan Asatidzah yang sudah memberikan ilmu kepada para Santrinya.

"Ustadzah Winda.., terima kasih banyak selalu sabar dengan hafalan kami yang masih banyak makhroj tidak sempurna. Semoga Allah membalas kebaikan Ustadzah selama membimbing kami dalam hafalan ini." Ucap Billa mewakili teman-teman kelas mereka kepada wali kelas nya yang sangat anggun itu.

"Iya sayang, kejarlah mimpi kalian, jangan lupakan Pondok. Jika senggang atau libur, berkunjunglah, jagalah almamater Ma'had kita dimana pun kalian berada. Selalu ingat atas ilmu dan akhlak yang kalian terapkan selama di bina di sini. Jaga diri kalian masing-masing ya.. Ustadzah hanya bisa mendoakan semoga kalian semua sukses dunia dan akhirat.." Jawab Ustadzah Winda dengan mengusap beberapa tetesan air mata yang mengalir karena merasa terharu dengan kedekatan yang terjadi selama di Pondok dan Sekolah.

"Aamiin... Kami akan selalu merindukan ceramah dan omelan Ustadzah ketika subuh" ucap salah satu santri.

.

Perpisahan para santri di tutup dengan saling memeluk dan menyemangati diri masing-masing untuk kehidupan yang akan datang. Percayalah mereka akan tetap menjadi saudara satu tujuan karena sejatinya mereka sudah menjalin ukhuwah yang sangat erat atas nama Allah ketika mereka menjadi santri baru.

"Billa..! teriak Ara dari kejauhan.

"Selamat berjuang di kampus barumu, jaga kesehatan jangan suka lembur dan begadang. Aku akan selalu menyempatkan waktu untuk menelpon mu setelah menelpon ibuku. Semoga kita bersua kembali. Aamiin." Kata Ara setelah mendekati dan memegang pundak Billa. Billa tersenyum dan memeluk sahabat baiknya itu.

"Kamu juga jangan suka begadang dan jaga kesehatan, jangan suka makan mie instan ya.. kamu punya riwayat tipes yang harus kamu jaga."

"Ayo Dek, keburu siang ini. Kakak masih ada urusan setelah ini. Buya sama Umma juga sudah menunggu dirumah" ucap Reza.

.

Reza adalah Kakak sulung Billa yang menjemput dan memboyong barang-barang sang adik untuk di bawa pulang.

"Oke bang", jawab Billa.

bersambung..

Kamu Siapa ?

Setelah sampai dirumah Billa lekas menemui kedua Orangtuanya yang sudah menunggu kepulangan putri bungsunya. Ibu juga sudah menyiapkan makanan kesukaan anaknya yang sudah enam tahun di Pondok tersebut.

"Umma masak apa.. ? wah.. enak nih, Billa mau makan sekarang ah."

"Eh, main makan aja, kamu bantuin turunin barang-barangmu dulu dek, Kakak mau langsung cus jalan habis ini. Ayok dek" ucap Reza sambil menepuk pundak sang adik.

"Biar Buya yang bantu Za, adek mu lapar jangan di ganggu. Dia juga sudah lama tidak pulang hampir lima bulan sejak liburan karena harus belajar untuk ujian kelulusan". Sanggah Buya rehan.

Selepas makan dan mandi Billa menghampiri ibunya yang sedang menonton Televisi. Ibu nya Billa bukan wanita karir dan aktif di luar rumah. Melainkan aktif di rumah dengan segala pekerjaan yang tidak ada habisnya yaitu Ibu rumah tangga. Siang itu Umma hanya menonton sendiri, sedangkan Buya langsung kembali beraktivitas ke ladang karena sebentar lagi akan panen, Padi yang sudah tua harus di jaga agar tidak banyak burung yang memakannya.

"Umma, Billa kangen.. " ujarnya sambil memeluk sang Ibu dari belakang dan membenamkan mukanya ke punggung sang Ibu. Disitulah tempat ternyaman seorang anak ketika sudah sangat lelah dan kangen mendera. Menghirup dalam dan mendusel seperti anak kecil. Ibu hanya tersenyum dan membiarkan anaknya mendusel di ketiak nya.

"Kamu jadi lanjut kuliah di Universitas yang sudah di daftarkan Kakakmu Bill ?", tanya ibu.

"Iya Umma, insyaallah Billa akan lanjut disana. Umma pengennya Billa ambil jurusan apa ?"

"Terserah kamu nak, kamu yang akan menjalani. Jika kamu keberatan untuk kuliah di Keguruan tidak masalah ambil yang lain" jawaban Umma yang selalu menentramkan jiwa.

"Oke Umma,"

Setelah puas curhat dengan sang Ibu, Billa kembali masuk ke kamar dan mengaktifkan benda pipih kesayangan seluruh ummat manusia sedunia itu. Benda itu Billa tinggal ketika kembali ke Pondok dan akan aktif lagi ketika Billa pulang liburan. Ya, selama di Pondok santri di Larang keras untuk menggunakan benda itu. Tujuannya hanya satu, agar santri tetap fokus dengan segala kegiatan di Pondok.

.

Ding,

Satu pesan masuk dengan notice bergetar dan nada dering simple menandakan ada pesan masuk.

"Assalamualaikum" bunyi pesan tersebut dengan nomor tidak dikenal di ponsel Billa.

Billa mengernyit dahi sambil mengingat apakah dia dulu pernah berkabar ria dengan nomor tersebut dan lupa tidak save nomor. Setelah di buka tidak ada riwayat chat sebelumnya, menandakan ini kali pertama chatting masuk. Billa tidak merespon pesan tersebut, hanya membaca kemudian berselancar di medsos dan iseng membuka situs kampus yang akan menjadi tempat mengenyam bangku kuliah.

Ya, saat ini Billa hanya sedang menunggu apakah dirinya dinyatakan lulus seleksi berkas atau tidak. Kakaknya sudah melakukan pendaftaran secara online saat mengetahui Adiknya akan segera lulus. Billa hanya terima beres karena sejujurnya di hati yang dalam Billa ingin sekali kuliah bersama dengan Ara. Agar tetap Istiqomah karena ada kawan seperjuangan dan kawan yang selalu mengingatkan dalam hal kebaikan. Tetapi ketika Billa meminta izin kepada sang Kakak dan kedua Orang Tuanya, mereka tidak mengizinkan apabila keluar kota dari tempat yang di tinggali. Billa menurut dan pasrah ketika Kakaknya sudah mendaftar kan di kampus yang sebenarnya tidak pernah sama sekali terpikir oleh Billa akan masuk kampus tersebut.

"Kaifa Haluki ?" (Apa Kabarmu ?) ada pesan masuk tertera di dinding wa ketika Billa sedang berbalas DM dengan Ara saat sedang asyik berbalas emoit lucu dengan sahabat nya itu.

Dengan spontan Billa menggeser notice tersebut menjadi terbuka dan bisa melihat siapa yang mengirim pesan khas anak Pondok itu. Billa semakin mengernyit heran saat mengetahui ternyata pesan dari nomor yang sama saat membacanya. Iseng diapun mengklik profil dari yang mengirimi pesan dengan nomor tidak di kenal itu. Sebuah profil seorang Laki-laki yang sedang menghadap ke pemandangan daerah pegunungan sambil memegang tongkat dan hanya memamerkan punggung dengan satu tangannya menunjuk ke atas menandakan lambang tauhid ahadun Ahad.

Sejenak Billa tersenyum karena melihat profil tersebut, walaupun sebenarnya dia sendiri tidak tau siapa dia. Hanya saja dia mampu menebaknya. Ya, bisa di pastikan kalau pengirim pesan itu adalah teman seperjuangan nya ketika di Pondok santri putra. Tapi yang menjadi pertanyaan dari mana laki-laki ini mengetahui nomor ponselnya.

"Siapa Kamu ?" balas Billa. Tanpa menjawab pesan salam yang sudah dia baca duluan beberapa menit lalu.

"Syafik"

Billa semakin mengernyit heran. Memang dia pernah mendengar nama itu disebut saat mereka belajar bersama beberapa kali saat di Pondok dengan ruang yang berbeda. Tetapi Billa sama sekali tidak tau yang mana muka dari orang yang bernama Syafik. Billa tidak membalas lagi dia hanya ingin tau siapa Laki-laki itu, tapi tidak ingin mengenal jauh. Sebenarnya Billa ingin menanyakan darimana dia tau nomor ponselnya tetapi tidak sekarang. Dia akan menanyakan apabila maksud dari Syafik mengirim pesan jelas.

"Ra, Kamu tau Syafik ?"tanya Billa di sela chating wa Billa dan Ara yang sedang asyik.

"Tahu, Dia teman Rahman, teman satu angkatan kita juga. Seperti nya dekat dengan Rahman deh, kenapa kok tanya Syafik hayo?"

Billa pun menjelaskan secara singkat kenapa bisa mempertanyakan Syafik. Di balik layar sana, Syafik sudah sangat urung-uringan pesan wa nya hanya di baca dan tidak dibalas oleh Billa. Susah payah mendapatkan nomor gadis yang sudah mencuri perhatiannya, tetapi hanya di balas dengan pertanyaan singkat. Sungguh menyedihkan. Sedangkan Rahman yang di samping pemuda itu hanya geleng-geleng ketika melihat sahabatnya mengacak-acak rambutnya dan segera berselancar di medsos untuk mengetahui media sosial milik Billa. Sayang sekali di Instagram nya tidak ada foto dan upload apapun karena memang yang punya sibuk di Pondok dan ketika pulang jarang sekali membagikan aktivitas nya di media.

"Kenapa Dia sepolos ini sih, lihat profilnya saja hanya bunga". protes Syafik kepada Rahman.

"Apaan sih bro, mulailah pendekatan dengan baik. Jangan begitu memulainya. Kalo memang dia idamanmu, maka sopan dan mulailah mencuri perhatian nya" jawab Rahman.

"Seperti Kamu memikat hati Ara begitu ?,Ck, aku gak kaya kamu yang suka obral janji. Haha. Yang nyatanya kamu juga chating dengan banyak akhwat. Eh banyak juga yang bukan dari Pondok. Teman Sekolah Dasar mu juga kamu ladenin. Jawab Syafik dengan menunjuk ponsel milik Rahman. "Loh kan mencari yang terbaik haha" Jawab Rahman seolah tidak memperdulikan perasaan para wanita yang sudah mulai baper dengan perhatian-perhatian nya.

"Ketahuan baru rasa" sanggah Syafik sambil berlalu dan mengambil leptop untuk dinyalakan.

Syafik dan Rahman lolos di kampus yang sama dengan Ara, mereka sepakat untuk melanjutkan belajar disana dengan mengambil jurusan yang sama bahasa Arab. Syafik membuka situs web kampus nya dan mulai berfikir dimana Billa akan melanjutkan kuliahnya.

"Man, bisa tolong tanyakan kepada Ara, dimana Billa kuliah ?" tanya Syafik.

"Oke" Jawab Rahman sambil menyalakan Televisi di kamar Syafik.

Kedua nya juga menjalin sahabat. Segala keburukan dan kelebihan masing-masing sudah sangat faham dan hafal. Tetapi keduanya tidak ada yang mau mencampuri urusan masing-masing. Begitulah pria, Sangat simple dan sangat logis.

Perkenalan.

"Dek, Alhamdulillah kamu di terima di Universitas ini" kata Reza sambil menggebu.

"Alhamdulillah, jadi Billa tidak perlu lagi cari kampus. Aku di terima di jurusan apa Bang ?" tanya Billa.

"Kamu lolos pada prodi Pendidikan Anak Usia dini Dini, Alhamdulillah calon Ibu guru." Jawabnya sambil tersenyum dan mengacungkan jempol dua kepada adiknya. Sementara Billa hanya tersenyum canggung. Sebenarnya Billa ingin sekali masuk di jurusan Ekonomi Bisnis, tetapi mau bagaimana lagi kalau sudah begini, di buang sayang malah repot mencari kampus lagi dan pastinya daftar lagi dengan segala kerempongan.

.

"Jangan lupa pulang kalau ada waktu senggang dan libur ya, jaga diri baik-baik disana nak, Umma dan Buya hanya bisa mendoakan dari rumah supaya kamu mampu melewati perkuliahan dengan baik." ucap Buya Rehan sambil mengusap jilbab yang dikenakan Billa.

"Jangan lupa sholat tepat waktu ya nak, kabari Umma kalau ada apa-apa, jangan merasa takut membuat orang khawatir, kamu disana sendirian tidak ada sodara." Ucap Ibu melengkapi nasehat Buya sambil memeluk putri bungsunya. Padahal jarak antara desa Billa dengan kampus jika memakai kendaraan beroda dua hanya satu jam setengah, sungguh dibilang jauh sebenarnya tidak di bilang dekat juga tidak. Lumayan encok kalau harus bolak balik ke kampus. Akhirnya Billa dan keluarga putuskan untuk Billa ngekost di dekat area kampus.

"Billa pamit ya Umma.. Buya.., jangan lupa jenguk Billa kalau ada waktu senggang ya.. Assalamualaikum." Ucapnya lalu Salim dengan takzim dan cipika cipiki dengan Umma dan Buya.

"Reza antar Billa ke kosan dulu ya.., insyaallah nanti pulangnya Reza langsung ke kantor. Jadi tidak usah menunggu Reza lagi, Assalamualaikum" ucap Reza.

Reza memiliki teman banyak di daerah kampus Billa, bahkan Reza mencari kosan untuk Billa di rumah teman Reza. Kosan khusus perempuan dengan pengawasan yang ketat oleh Ibu kost langsung. Kosan Billa tidak memperbolehkan Laki-laki masuk kedalam kosan, paling lambat pulang ke kosan jam sepuluh malam. Jika pulang lebih dari jam itu maka tidak akan dibukakan gerbang. Demi menghindari segala hal yang berbahaya. Billa cukup nyaman dengan kamarnya, kamar yang tidak terlalu luas dan cukup untuk berkonsentrasi dengan segala tugas kuliah nanti. Kamar mandi di dalam, sepaket meja belajar, rak buku, lemari pakaian dan ranjang kecil yang muat hanya untuk satu orang itu sangat Billa sukai. Bagi Billa tidak masalah, karena Billa pun dari pondok yang sudah enam tahun dengan tidur memakai ranjang tingkat. Ada dapur umum di pojok kamar juga, sangat memudahkan Mahasiswa yang memang ingin memasak mie instan atau nasi goreng jika tidak ingin keluar mencari makan.

.

Pagi tiba, hari ini Billa bersiap untuk mengikuti Masa Orientasi Mahasiswa Baru, atau yang sering disebut dengan Ospek. Mereka mahasiswa baru wajib mengikuti kegiatan tersebut agar lebih memahami perkuliahan, unit kegiatan mahasiswa dan ramah kampus. Masa Ospek ini di lalui selama kurang lebih dua Minggu. Semua Mahasiswa baru sangat antusias dengan segala yang baru di mata mereka, banyak pertunjukan dan perkenalan unit kegiatan mahasiswa yang ingin di ikuti setiap mahasiswa. Namun tidak dengan Billa, dia tidak tertarik satupun dari kegiatan tersebut. Dia hanya menyimak dan mengikuti segala kegiatan dan peraturan pada masa ospek tersebut.

"Hai, Habibillah, kamu asalnya dari mana ?" tanya salah satu teman yang juga mahasiswa baru di kampus. Dia bisa mengetahui nama Billa dari Nametag yang di kalungkan di leher Billa. Semua mahasiswa baru wajib memakai nametag dengan keterangan Nama, NPM dan jurusan.

"Hai, aku asli orang sini hanya satu jam setengah saja untuk sampai dirumah, kalau kamu dari mana Ratna ?" tanya Billa sambil tersenyum ramah.

"Aku dari Banten, hehe jauh ya.. dari luar kota. Salam kenal ya.., sepertinya kita satu jurusan." Ucapnya sambil tersenyum. "Eh iya juga, salam kenal juga" balas Billa tak kalah ramah. "Kenapa kamu memilih kuliah di sini, kenapa tidak di Jakarta, bukankah banyak kampus yang juga lebih baik?" tanya Billa dengan wajah antusias. Ratna yang di tanya hanya tersenyum kemudian menjawab.

"Aku pengen kuliah disini karena Nenekku juga asli orang sini, pengen deket sama Nenekku saja dan mencari suasana baru" ujar nya sambil duduk dan menyeruput es teh yang sudah dipesannya lebih dulu.

Mereka bertemu di kantin karena sama-sama haus dan lapar. Saat ini jam istirahat dan suasana kantin cukup ramai. Keduanya belum memiliki teman kenalan dan mereka bertemu karena sama-sama memesan es teh dan bakso untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.

"Kenapa memilih prodi Paud Habi ?, aku serasa memanggil suami saja , kenapa namamu lucu sekali sih. Jadi bingung memanggilnya siapa." Tanya Billa sambil tertawa.

"Panggil saja Billa, bagian mananya yang lucu ? namaku bahkan sangat bagus." Jawab Billa sambil tersenyum puas. "Hoho, aku percaya namamu bagus seperti nya namamu memiliki arti sendiri."

"Iya dong, nama itu sebuah do'a dari Orang tua kita." Jawab Billa sambil melahap bakso nya yang sudah hangat.

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa mengambil prodi Paud ?" tanya Ratna untuk kedua kalinya.

"Karena didaftarkan oleh Abangku, katanya biar jadi guru Anak-anak yang unyu. Kalau kamu ?" jawab Billa sambil tersenyum ramah.

"Kepepet, alias karena di terimanya di jurusan ini saja, yang lain di tolak haha" ujar nya. Billa hanya tertawa menanggapinya, bagi Billa, Ratna orang yang sangat terbuka dan asyik ketika di ajak ngobrol. Tetapi tidak suka di ajak serius. Entahlah sepertinya Ratna sangat cocok untuk menjadi teman agar ada warna di perkuliahan ini. Keduanya begitu nyambung dan nyaman ketika membahas topik. Padahal baru bertemu dan berkenalan, benar-benar perkenalan yang sangat Billa tunggu.

.

Ding.

Notice pesan aplikasi berwarna hijau muda itu terlihat bergetar menandakan adanya pesan masuk. Billa tidak membuka hanya melihat pesannya yang dapat di baca melalui dinding layar yang berkelip.

"Annisa Habibillah Hawaari, namamu bagus sekali" ucap pesan tersebut. Yang punya ponsel spontan mengernyit kan dahi dan mulai membuka ponsel dengan menempelkan jari telunjuk sebagai kode untuk membuka ponsel cantiknya.

.

Deg.

.

'Kenapa Dia chat lagi sih, sebenarnya apa maunya, kalau mau kenalan jelas dia sudah tau namaku. Buktinya sudah tau nama lengkap ku, dasar modus tralala" ujar Billa dalam hati.

"Kenapa tidak di balas ? dia memanggilmu dengan nama lengkap tuh, chat di atas juga gak kamu bales cuma nanya nama doang" celetuk Ratna. Dia sudah berdiri dibelakang Billa sambil memegang pundak Billa karena heran Billa hanya melamun setelah membaca pesannya. Ratna sudah melakukan pembayaran dan makanannya pun sudah habis makanya dia bangkit dan melewati Billa. Sadar Billa melamun dan tidak menjawab panggilan beberapa kali darinya, kemudian Ratna mendekatinya dan melihat isi pesan nya juga.

"Apaan sih Rat, Kenapa kamu ikut membaca ? kan jadi tau." Ucapnya sambil cemberut.

"Eh, eh eh, aku udah manggil kamu yaaa berkali-kali. Niatku mau nawarin sekalian di bayarin enggak, gak taunya kamu ngelamun gak jelas sambil liat ponsel. Makanya aku dekati biar sadar." Jelasnya menggebu.

"Sorry.., Aku hanya kaget kenapa dia chat terus, kurang kerjaan banget, yuk masuk aula lagi. Takut telat nanti kebagian duduk di paling belakang lagi" gerutu Billa sambil menggandeng teman barunya itu.

.

Ding.

.

"Billa ?," pesannya lagi.

'Apaan sih ni cowok,' batin Billa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!