TERPAKSA DUA ISTRI
Baru tiga bulan ini, Ceo perusahaan PT Tunggal Resmi telah berganti. Sistem kerjanya juga sama ikut berganti, dan bahkan peraturan tampak begitu rumit serumit percintaan si Ceo patah hati.
Tiga bulan lalu, dia menduduki tahta miliknya. Karena memang dia adalah anak tunggal dari konglomerat kaya yang memiliki perusahaan ternama di bidang properti dan juga hunian mewah yang diberi nama dengan hunian Green Land Indonesia atau disingkat (GLI).
Pria yang sering disebut Ceo patah hati ini memiliki tinggi badan sekitar 185 dan beratnya yang tampak ideal dengan tingginya. Wajahnya tidak diragukan lagi, karena memang dia peranakan Indonesia-Belanda.
Tiga bulan berlalu, dia terjebak dalam trauma yang dia sebabkan sendiri, karena amarah dan dendam atas percintaannya yang gagal.
Sulit untuknya lupa tentang dikhianati wanita menjadikan dia pria pemabuk saat ini bahkan sampai di ruangan kerjapun selarut ini masih berkutit dengan minumannya.
Para staf membicarakan dirinya, yang kurang ramah terhadap karyawan, dan staf disana selalu menyebut dia Ceo patah hati.
Malam itu sang sekretaris pribadi yang dulunya adalah sekretaris dari Papanya sendiri yaitu Rinjani Anindita yang sering dipanggil dengan dengan Dita itu telah bergelar menjadi istri dalam kontrak yang terpaksa.
"Dita, kamu jangan pulang dulu! Keruangan saya sekarang karena ada hal penting!" jelas terdengar panggilan suara dari telpon Dita itu.
Wajah Dita tampak malas mendengar suara pria tersebut, namun dia hanyalah sekretaris dari Ceo patah hati yang selalu dia umpat dalam hatinya tersebut.
Baru saja kakinya ingin melangkah pulang bersama dengan rekan kerjanya yang selalu menyimpan cinta terhadap Dita itu, namun sekarang dia mengurungkan niatnya untuk pulang.
"Erkan, kamu pulang duluan deh, pak Ceo kayaknya mau nambah kerjaan aku lagi," ucap Dita sedikit malas.
"Apa? Ini kan udah waktunya pulang Jani, dan ini juga udah cukup larut," jawab Erkan yang kala itu memang menyimpan perasaan terhadap Dita.
"Yah..mau gimana lagi, kamu tau sendiri kan Ceo kita itu tidak bisa dibantah!" Jawab Dita dengan wajah datar.
"Kamu gak apa-apa kan? Kalau apa aku tungguin kamu sampai selesai," ucap Erkan lagi.
"Erkan, gak usah aku nanti pulang naik taksi aja, aku takut nanti lama, mendingan kamu pulang saja jangan khawatir," ucap Dita lagi sambil tersenyum tipis.
"Entahlah kenapa Erlangga selalu memberimu beban seperti ini, memang dia itu sepupuku tapi aku juga sulit untuk menasehatinya," ucap Erkan yang kala itu mengeluhkan sosok Erlangga tersebut yang ternyata sepupu Erkan.
Ya! Erlangga Harlan adalah sepupu dari Erkan Harlan, namun keduanya memiliki jabatan berbeda serta sifat yang jauh juga berbedanya.
"Huh! Kenapa wanita itu lama sekali keruangan!" umpat Erlangga yang saat ini masih meneguk minuman ditangannya.
Tampak memerah wajahnya dan masih meracau kemana-mana mulutnya saat ini.
Dia tampak mabuk parah dalam ruangan itu, namun entah mengapa dia menyuruh sekretarisnya tersebut untuk datang keruangan tersebut.
Sedikit perbincangan Erkan dan Dita tadi, ternyata membuat kemarahan Erlangga memuncak. Ponsel Dita kembali berdering kuat, dia yang sudah berada dilantai bawah itu saat ini terburu-buru kembali ke lift.
"Erkan, udah dulu ya, lihat nih Ceo patah hati nelpon terus!" ucap Dita sambil berlari cepat dan melambaikan tangannya kepada Erkan.
Erkan tampak kecewa, karena Dita sulit ditaklukkannya. Dita seolah tidak peka dengan perasaan Erkan yang telah lama menjadi rekan serta sahabatnya di perusahaan ini.
Disini jabatan Erkan juga lumayan tinggi, dia dijadikan dewan direksi oleh Omnya sendiri yaitu Tuan Hendrik Harlan. Mama Erkan adalah adik dari Tuan Hendrik dan mereka hanya dua bersaudara saja.
Karena memang pemegang dan pewaris itu adalah lelaki, maka harta dari mendiang Tuan Harlan jatuh kepada Papa Erlangga.
Keluarga mereka baik-baik saja, Erkan pria yang baik, dia juga tampan bahkan sifatnya juga tenang dan santun. Yang dia tahu menurut dan bekerja dengan baik saja tidak banyak menuntut apapun dari harta keluarganya.
Kembali kepada Dita yang saat ini sudah berada di lantai 10 perusahaan PT Tunggal Resmi itu. Ya, ruangan Ceo tersebut memang terletak di lantai yang paling atas sekali.
Tok..tok..
Dengan nafas yang masih belum teratur itu, Dita dengan cepat mengetuk pintu ruangan Erlangga tersebut.
"Masuk!" suara arahan tersebut terdengar kuat namun tidak sinkron.
Tidak berpikir panjang lagi, Dita dengan cepat masuk kedalam dan dia tertunduk takut melihat banyak botol minuman keras diatas meja sang Ceo.
"Duduk!" Lagi-lagi nada perintah tersebut terdengar menakutkan.
Dita hanya tertunduk saat ini, ingin angkat bicara namun dia takut salah karena dia melihat sang Ceo sedang dalam pengaruh minuman keras.
Erkan tiba-tiba bangkit dari kursi Ceonya tersebut, dengan pandangan mata yang cukup aneh dan jalannya yang sempoyongan.
Ada map yang dia pegang, Dita sedikit takut saat ini, namun dia tetap mencoba tenang dan mengendalikan pikirannya agar positif.
"Tukar semua jadwalku besok, sekarang juga!" ucap Erlangga sambil melemparkan map itu ke wajah Dita.
Prak!
"Auh..lepaskan saya Pak!"
"Tidak! Aku tidak akan lepaskan kau! Kau menyakitiku Miranda! Kenapa kau bermain gila dengan pria brengsek itu, 7 tahun kita bersama tapi kau malah memberikan segalanya untuk pria yang baru kau kenal! Brengsek kau Miranda!"
Tiba-tiba tubuh Erlangga tersungkur diatas tubuh Dita yang saat ini sudah menggigil ketakutan. Erlangga juga meracau aneh menyebut Dita dengan sebutan Miranda.
Siapa Miranda? Dita pun tidak tahu menahu mengenai wanita yang sedang Erlangga ocehkan itu.
"Pak lepaskan saya Pak!" Dita memelas saaat ini dia mencoba mereraikan pelukan Erlangga yang sangat kuat itu.
"Tidak! Jangan menolakku lagi!"
Bagaimana bisa tubuh kecil itu melepaskan dekapan Erlangga yang berbadan tegar dan tegap itu. Miranda sedikit ngos-ngosan dia tidak bisa melepaskan dekapan antara nafsu dengan amarah itu.
Tubuh Dita diangkat dan dihempaskan diatas sofa yang berada dalam ruangan Erlangga tersebut.
"Ja…jangan lakukan ini pak!"
Mata jantan yang dipengaruhi minuman keras itu tampak memiliki dendam dan amarah yang besar.
Dita sudah tidak bisa mengelak lagi, bibir nya sulit membuka suara, bahkan teriakan tolongnya hanya bergema dalam hatinya saat ini.
Habis bibirnya dilahap oleh Erlangga yang penuh pelampiasan kemarahan tersebut. Dita mencoba mengelak namun tangan kekar itu dengan cepat masuk merobek baju kemeja putih milik Dita.
Keindahan Dita Pun terlihat, mata nafsu dan amarah itu melahapnya tangan kekarnya juga meremas kuat. Dita meringis kesakitan, dia ketakutan bahkan tubuhnya gemetar.
Erlangga tampak bergairah dan terus menciumi Dita dari atas sampai bawah saat ini, Dita sudah pasrah dengan keadaannya sekarang.
Tubuh Dita sudah berkeringat, namun saat ini Erlangga masih saja meracau menyebut nama Miranda dan setelah bersamaan suara kuat seperti erangan hebat terdengar dari mulut Erlangga dan rasa sakit yang dalam dirasakan oleh Dita.
Tubuh Dita gemetar ketakutan, Erlangga melemas seketika, baju dan setelan rok hitam bermotif zigzag itu sudah naik keatas bahkan terbuka semuanya.
Lenyap telah lenyap, apa yang dijaga selama ini akhirnya lenyap di tangan sang Ceo patah hati yang selalu dihindari oleh Dita itu.
Suara tangisan Dita terdengar setelah semuanya terjadi, tampaknya Erlangga merasa puas dan gilanya lagi dia masih terbaring diatas sofa itu. Jam terlihat pukul 9 malam lebih sekarang, Dita memandangi tubuh lelaki itu dengan tangannya yang cepat memakai pakaiannya tersebut.
Dia lari ke kamar mandi yang ada di ruangan itu, memperbaiki tampilan wajahnya dan dia meninggalkan pria itu disana.
"Oh..Miranda..kau memang nikmat!" Racauan itu kembali terlontar dari mulut yang hampir kehabisan nafas itu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-06-15
0
Xyylva Xyylva
mampir thor
2022-11-11
1