TUJUH PERJANJIAN

   *Isi Perjanjian Menikah Kontrak*

Syarat pertama, tertulis Dita tidak boleh bertanya apapun tentang kesibukan Erlangga , selama mereka menjadi suami dan istri.

Syarat kedua, tertulis Dita, tidak boleh menelpon Erlangga  terlebih dahulu, sebelum Erlangga  yang menghubunginya.

Syarat ketiga, setiap Erlangga  menyentuh dirinya, dia harus rela meminum obat agar tidak hamil.

Syarat keempat, pernikahan mereka harus tetap di rahasiakan.

Syarat kelima, Jangan pernah menuntut apapun dari Erlangga , dan Dita harus mengikuti apapun yang Erlangga  katakan selama mereka masih menjadi suami dan istri.

Syarat keenam, Erlangga  yang akan memutuskan kontrak tersebut jika kekasihnya telah kembali kepelukannya.

Syarat ke tujuh, Dita tidak boleh berhubungan dengan siapapun yang Erlangga  tidak kenali atau tidak sukai.

   Ya! Ada 7 Syarat disana, dan memang tampaknya tidak ada yang menguntungkan Dita sama sekali saat ini.

  Tertulis pihak pertama Erlangga Harlan dan Pihak kedua Rinjani Anindita untuk menandatangani kontrak pernikahan ini.

 Rinjani hanya bisa menelan salivanya lagi dan lagi, ponselnya terdengar notif masuk, dia hanya melihat sekilas tertulis nama adik perempuannya disana. 

   Rosmita adik dari Rinjani itu mengirimkan pesan singkat kembali menanyakan tentang uang dua puluh juga itu, dan sekarang tak pikir panjang lagi mengambil pena hitam tersebut dan tanda tangan telahpun dia goreskan di atas perjanjian map kuning yang tidak menguntungkan dirinya sama sekali tersebut.

"Hey, kenapa termenung," ucap Erlangga  kali ini sedikit pelan.

"Nah, notamu," ucap Dita memberikan nota itu kembali kepada Erlangga .

"Sudah di baca kembali bukan??" ucap Erlangga  penuh kemenangan.

"Oke, jadi kapan kita menikah?" tanya Dita saat ini.

"Besok! Besok kita akan menikah aku akan siapkan malam ini tempatnya dan orang-orang yang akan hadir di pernikahan kontrak kita," ucap Erlangga .

"Oke baiklah," jawabnya.

"Ini cek kuberikan panjar untukmu," tertulis disana 1 milyar rupiah jumlah yang fantastis bukan?

  "Oh..anggap saja cek itu untuk kesucianmu yang tadi malam aku renggut, dan ingat meskipun kau masih suci tadi malam tapi dimataku kau tetaplah perempuan murahan! Yang gila akan uang," ucapnya dengan semena-mena.

   Ingin menampar mulut pria itu, namun dia tidak bisa berbuat apapun saat ini. Biarlah hinaan dari mulut Erlangga  dia simpan dalam relung hatinya terdalam.

  "Terserah apa kau bilang, berikan saja lokasi untuk besok aku akan datang," balas Dita dengan wajah datar dan dia telah berdiri tegap ingin meninggalkan Erlangga  disana.

   Meninggalkan Erlangga  tanpa kata apapun juga disana, setelah mengatakan itu kakinya berlalu dengan cepat. Mukanya datar dan menahan amarah serta dendam kepada pria yang telah merenggut harga dirinya.

   Dia segera menuju bank, cek yang dia pegang saat ini dengan cepat dia cairkan demi membantu keluarganya dikampung.

  Ya, segala sesuatu yang dia lakukan saat ini sangat lah terpaksa. Namun apalah daya ayahnya itu membutuhkan pertolongan dirinya sekarang.

  Tak menunggu lama, dia pun sampai di bank besar yang tak jauh dari restoran dimana dia berjumpa dengan pria yang  akan segera menjadi suaminya itu.

  "Wow, dia tidak menyentuh makanan ini sedikitpun, hemm lihat saja wanita sombong akan aku siksa kau nanti setelah menikah!" Ucap Erlangga  dengan penuh kelicikan.

  Entah terbuat dari apa hati pria satu ini, dahulu dia tidak seperti ini, namun ketika dia tahu Miranda menghianatinya, dia merasa wanita sama saja semuanya.

  Dan anehnya lagi, dalam mabuknya semalam masih terbayang nikmatnya percintaannya malam itu. Walaupun bayangan Dita menjadi Miranda tetap saja kenikmatan itu dari Dita bukan Miranda.

   Sekarang kesadarannya begitu penuh, mengingat kembali haruman Dita masih terasa di hidungnya, karena semalam pun dia asyik mencium haruman itu.

   Sedikit terbuai dan teringat hal semalam, Erlangga  menelan salivanya, hampir saja aset itu berdiri tegak. Dia sadarkan dirinya bahwa saat ini dia berada di tempat umum.

   "Sialan, wanita itu bisa bikin si Jojo berdiri!" umpatnya sambil tersenyum.

   "Sabar Jo, sabar! Dia akan jadi mainanmu sebentar lagi," pikiran nakalnya menjadi binal.

  Entahlah dia tampak begitu bergairah, mengingat permainan itu dia tampak tertagih. Hingga akhirnya memutuskan untuk menikahi Rinjani Anindita.

  Sebenarnya Erlangga  pria setia, dia walaupun telah lama menjalin asmara dengan Miranda, pria arogan itu menjaga Miranda dengan segenap jiwanya.

   Belum pernah dia menyentuh Miranda sama sekali, dan ketika dia dapati Miranda memberikan hal itu kepada orang lain sakit hati, dendam, bahkan trauma diselingkuhi membuatnya berubah 180 derajat.

   Dia termenung jauh, mengingat hal tiga bulan yang lalu ketika pertengkarannya dengan Miranda malam itu yang tertangkapnya di kamar hotel prancis.

    "Kau brengsek Mir! Kau menghianati cinta suciku!" ucapnya kala itu.

   "Aku hilaf Erlang, maaf kan aku! Aku tetap mencintaimu!" Balas Miranda kala itu.

  "Tidak, kau tidak mencintaiku, aku selalu mengajakmu pulang ke negara kita, dan menikah, namun apa…kau selalu menolakku!" 

"Erlangga , aku masih mencintaimu, aku hanya terbuai rayuan pria itu, aku tidak mencintainya, percayalah! Kita akan menikah tapi tunggu aku satu bulan lagi," ucap Miranda memohon.

"Kau enteng sekali berbicara mengenai cinta kepadaku? Sedangkan tubuhmu ini telah kau berikan kepada pria brengsek tadi? Apa Mir yang aku dapatkan darimu lagi?" 

"Erlangga , jika kau benar mencintaiku kau akan menerima apapun keadaanku bukan? Aku hilaf dan aku minta maaf!" ucap Miranda.

   Tidak ingin mendengar ucapan wanita itu akhirnya Erlangga  tersentak dsri lamunan 3 bulan lalu.

   "Hemm..mungkin dengan menikah seperti ini aku bisa memaafkan Miranda jika dia kembali nanti, karena aku dan Miranda sudah sama-sama tidak perjaka dan perawan lagi," ucap Erlangga  sendiri.

  Ternyata pernikahan ini dia lakukan hanya untuk pelampiasan dan dendam. Namun tidak dipungkiri lagi, dia tetap mencintai wanita itu jika nanti Miranda kembali tampaknya Erlangga  akan memutuskan kontrak pernikahan dirinya dengan Rinjani Anindita.

     Rinjani Anindita pula saat ini sedikit lega, dia telah mengirimkan uang dengan jumlah yang cukup fantastis untuk pengobatan ayahnya itu.

  Suara deringan telpon Dita terdengar kembali, tampaknya saat ini Dita sedang berada di rumah makan padang yang tak jauh dari lokasi bank tersebut. 

   Dia memang menyukai masakan padang itu, karena memang wanita mungil ini kelahiran Sumatera barat tepatnya di desa Paya Kumbuh.

    "Assalamualaikum  dik," ucapnya.

   "Waalaikumsalam  kak, kenapa banyak sekali?" tanya Rosmita selaku adik tertuanya.

  "Tidak apa-apa, itu tabungan kakak, kamu pakailah seberapapun ya untuk pengobatan Ayah kita, jangan sampai Ayah tidak mendapatkan perawatan yang maksimal, jika kurang nanti kakak usahakan kirim kembali."

"Ini sudah lebih dari cukup kak, kakap kapan pulang?" tanya adiknya itu.

"Dik, saat ini kakak belum bisa pulang, tolong kamu rawat ayah dan adik-adik kita ya," ucapnya dengan lembut.

"Baiklah kak, jaga kesehatan kakak disana, terima kasih banyak telah mengingat kami yang berada jauh dari kakak," ucap adik nya itu.

   Panggilan tersebut pun berakhir, sekarang sedikit lega namun entah apa yang akan terjadi kedepannya lagi.

Seperti apa yang akan terjadi, akankah Miranda kembali kepelukan Erlangga ?

Ataukah Erlangga  yang angkuh akan jatuh cinta dengan Rinjani Anindita?

***

   

  

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!