Hanya bisa menatap ponselnya tersebut. Saat ini pula masuk kembali notifikasi pesan chat yang bertuliskan nama Ceo patah hati. Siapa lagi kalau bukan Erlangga Soeseno.
Dita tahu kisah cinta Erlangga yang diputuskan oleh pacarnya yang barada di prancis saat ini. Kabar ini sudah tersebar apalagi Erkan juga telah menceritakan tentang itu.
Makanya Erlangga pulang ke Indonesia dan mau menggantikan posisi ayahnya tersebut. Karena memang Miranda kekasih yang dia cintai dan selalu dia ikuti kemanapun itu akhirnya menyelingkuhi dirinya tersebut.
****
"Kalau kau terima tawaran menikahku, Aku akan memberikanmu kompensasi yang tinggi, dan kupastikan rahasia kita berdua aman, aku hanya ingin antara kita baik-baik saja kau tetap bisa bekerja di perusahaanku, bahkan gajimu akan naik dua kali lipat dari sebelumnya, bahkan pernikahan ini hanya untuk status pertanggung jawabanku untuk keperawananmu yang sudah kurenggut tadi malam!" Pesan itu berisikan perjanjian entah itu menguntungkan Dita atau menguntungkan sepihak saja.
Dita menelan salivanya dalam-dalam saat ini, melihat pesan yang lumayan panjang itu membuatnya geram. Seolah dirinya tidak ada harga apapun di mata pria yang dia anggap brengsek tersebut.
Dia masih belum menjawab apapun dari pesan itu, hanya dibacanya saja, namun pikirannya teralihkan oleh panggilan suara dari adiknya yang saat ini menghubunginya kembali.
"Assalamualaikum kak!" terdengar suara panik itu dari panggilan tersebut.
"Waalaikumsalam salam dik, ada apa?" Suara parau Dita mencoba menjawab dengan tenang.
"Kak, ayah akan segera di rujuk ke rumah sakit besar, karena disini alatnya tidak mumpuni, keadaan ayah semakin kritis kak," ucap adiknya.
"Astagfirullah, tenang dik lakukan yang terbaik, jika itu memang jalan satu-satunya bawa saja ayah ke rumah sakit besar yang ada di kota," jawabnya mencoba menenangkan adiknya itu.
"Iya kak, tapi 20 juta itu harus dibayar hari ini juga kata pihak rumah sakit disini," jelasnya.
"Sebentar lagi kk akan transfer, kamu bilang saja ke dokter tersebut cepat tangani ayah kita!" ucapnya dengan gemetar.
Hanya itu yang terlontar dari mulut Dita saat ini, padahal uangnya memang belum ada sama sekali. Namun dia tidak ingin Ayahnya kenapa-napa akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Ceo patah hati tersebut.
Karena sedari tadi Erlangga belum melahap apapun diperutnya itu, dia yang pulang dari kosan Dita menyempatkan singgah di restoran Italia yang dekat kawasan mall yang tak jauh jaraknya dari perusahaannya tersebut.
One two three…One two Three..
Nada itu terdengar kuat dari ponselnya Erlangga, terbelalak Erlangga melihat nama yang tertera di sana menghubunginya.
Senyumnya mengembang, dan dia mencoba memetik jarinya lalu berkata dasar wanita murahan!
"Hallo my secretary!" ucapnya.
"Kau dimana? Aku akan menemuimu!" jawab Dita dengan nada ketus.
"Oke aku tahu, kau akan menghubungiku bukan! Aku akan share lokasi sekarang," ucapnya penuh kemenangan.
Harga diri? Rasanya jika sudah ternodai seperti itu Dita merasa dia tidak akan mendapatkan pria yang baik-baik lagi. Karena harga dirinya telah pun rusak ditangan pria yang selalu dia umpat dihatinya itu.
Hanya bisa menelan salivanya lagi dan lagi, mencoba merapikan rambutnya, dan bertukar pakaian yang sederhana saja. Walaupun langkahnya masih terasa lemas, dan bagian intimnya masih sedikit terasa sakit saat ini.
Karena memang aset yang dimiliki Erlangga cukup mumpuni, ya wajar saja keturunan Indonesia-Belanda.
Menarik nafas dalam-dalam, mencoba menutupi matanya yang sembab itu, merapikan rambut memakai dress sampai dibawah lutut, dan handbag warna hitam kesukaannya.
Dia keluar mengunci pintu kamarnya itu, berjalan lemah diantara sudut mata yang memandang dirinya, banyak anak kos yang lainnya itu tampak membicarakannya di belakangnya.
Biasalah bisik-bisik sesama anak kos. Apalagi pertengkarannya dengan Erlangga beberapa jam lalu terdengar di telinga mereka.
Pasti omongan dan prasangka buruk terlayang dari bibir-bibir mereka yang sok tau perihal kehidupan orang lain.
Apapun itu, seorang Rinjani Anindita tidak mau ambil peduli apalagi pusing perihal mulut orang lain saat ini. Dia tetap saja berlalu dan sudah memesan kendaraan online dari aplikasi yang ada di ponselnya itu.
Tak menunggu lama, begitu turun di area parkir Dita langsung masuk kedalam mobil itu dan mobil tersebut melaju dimana yang Dita telah pesan dalam aplikasi tersebut.
"Terima kasih mbak," ucap sang supir yang telah dibayar lewat aplikasi.
"Iya pak sama-sama," jawab dita tersenyum lemah lalu turun dengan langkah yang lemah.
Mau diikutkan hati dia sangat membenci pria yang akan dia temui saat ini. Namun kalau diikuti keadaan dia terpaksa akan menerima segala ketentuan Tuhan untuk dirinya.
Mencoba mencari dimana sosok pria yang dia benci itu berada, tak lama mata memandang memang ramai disana, namun ada tempat vip yang telah disediakan untuk mereka.
Sebelum Dita sampai, sengaja Erlangga pindah tempat yang lebih privasi lagi. Ada seorang pelayan yang disuruh Erlangga menyambut Dita.
"Maaf nona silahkan ke ruangan yabg ada disana, Tuan Erlangga menunggu anda," ucapnya yang membuat Dita terkejut.
"Sialan tampaknya pria itu telah menyiapkan semuanya," umpat Dita dalam hatinya.
Bahkan pelayan itu telah sedari tadi menunggu kedatangan Dita, Erlangga telah menunjukkan gambar Dita agar pelayan itu kenali ketika Dita sampai.
Makanan dan minuman telah tersaji di meja itu, tampak Erlangga senyum penuh kemenangan saat ini.
"Silahkan duduk wanita sombong!" ucapnya tersenyum lebar penuh kemenangan.
Mata Dita menyiasat lebih dalam lagi kearah wajah Erlangga, saat ini juga tampak Erlangga senyum penuh kemenangan, padahal Dita rasanya ingin melemparkan minuman itu ke wajah pria angkuh tersebut.
"Oke…aku yakin kau akan datang dan akan setuju bukan?" tanya Erlangga.
"Aku setuju bukan karena kau! Tapi kerena terpaksa!" jawabnya ketus.
"Terpaksa karena uang?" Haha.." jawabnya angkuh.
Hanya bisa menarik nafas panjang, dan sulit menghempaskannya, lalu terlihat map kuning yang sudah ada di sebelah Erlangga saat ini.
Ya! Sebelum Dita datang Erlangga menghubungi pengacaranya agar membuatkan dia surat perjanjian dengan cepat.
Entah apa isi map kuning itu, namun Dita akan tetap berhati-hati dengan pria yang telah merenggut kesuciannya ini.
"Kau ingin membacanya terlebih dahulu, atau langsung menandatanganinya?"
"Ooohh, kutahu pasti ingin langsung bukan? Wanita sepertimu ini pasti sudah membayangkan tentang uang dan uang kan?" ucap Erlangga terus saja menjatuhkan harga diri Dita.
Ingin membungkamkan mulut pria ini namun apalah daya dia teringat di kampung halamannya yang saat ini ayahnya membutuhkan bantuannya.
Menahan isak tangis itu, mencoba mengambil map kuning yang dari tadi telah Erlangga sodorkan ke arah wajahnya itu.
*Isi Perjanjian Menikah Kontrak*
Apakah isi perjanjian tersebut?
Akankah Dita setuju?
Akankah isi perjanjian itu menguntungkan Dita? Atau hanya menguntungkan pihak Erlangga?
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments