JANJI AKSARA

JANJI AKSARA

PART 01

Arka berlari kecil menghampiri Delan yang tengah duduk santai di tribun lapangan basket. Di sebelah Delan, Agatha sibuk mengipasi wajahnya dengan sapu tangan handuk berwarna navy dengan motif kelinci kecil di ujungnya.

"Urusan Lo udah selesai?" tanya Arka riang begitu sampai di hadapan kedua sahabatnya. Parasnya yang tampan kini Bermandi peluh akibat bermain basket selama hampir dua jam tanpa istirahat.

Delan tertawa lebar menampakan barisan giginya yang berjajar rapi.

"Beres Ka, kebetulan hari ini gue dapet tenaga gratis." ujar nya dengan ujung mata melirik gadis berpipi chubby di samping kirinya. Ketua ekskul mading itu baru saja menyelesaikan hasil akhir edisi awal tahun Mading. Tentunya berkat bantuan tangan kreatif milik Agatha.

Yang dilirik hanya nyengir kuda, tak ingin berkomentar. Tangannya terulur ke arah Arka sembari menyodorkan sekantung plastik es jeruk yang sudah mencair karena dibiarkan terlalu lama di pangkuannya.

Karena sebelum menyusul Arka dan Delan, Agatha menyempatkan diri ke kantin sekolah untuk membelikan beberapa cemilan dan juga es.

Tanpa basa-basi lagi, Arka langsung menyambar minuman itu dan menyeruputnya hingga tak bersisa.

"Ahh,,, seger banget Ta...."

Dengan punggung tangan di seka bibir atasnya yang sedikit basah karena air jeruk.

"Pinjem dong," Arka merebut paksa sapu tangan yang masih Agatha gunakan untuk mengipasi wajahnya.

"Kenapa Lo?" tanya Arka ketika melihat Agatha tengah menyeringai menatap kearah dirinya. Jelas Arka bingung dengan respon yang di berikan oleh Agatha, dimana biasanya Agatha akan memukulnya secara membabi buta atau memakinya dengan nama dari segala jenis hewan di kebun binatang.

Tak perduli dengan seringaian Agatha, Arka terus mengeringkan keringatnya yang terus bercucuran di sepanjang lengan, leher, lalu wajahnya. Tak berapa lama kemudian hidung dan bibir tebalnya itu mengerucut. Bahkan Arka sedikit mengendus-endus untuk memastikan.

"Kenapa Ka?" tanya Delan

"Bau nya kok aneh ya? padahal kan ketek gue wangi." Arka memandang curiga ke arah sapu tangan milik Agatha.

"Mampus Lo, siapa suruh main rebut." Kirana cengar-cengir sendiri.

" Itu sapu tangan udah tiga hari belom gue ganti dan cuci, he-he-he..."

"Jorok banget sih Ta..." Arka buru-buru melempar kembali sapu tangan itu ke arah Agatha. Agatha yang tak siap menerima serangan Arka pun hanya pasrah. Jadilah sapu tangan itu menempel tepat di wajahnya.

Delan terkekeh dari tempatnya melihat kelakuan kedua sahabatnya yang bak tom and Jerry jika bertemu.

"Eh Lan, Ta. Gue masih ada latihan bentar lagi. Nggaa tau kelar jam berapa entar. Lo pada kalo mau balik duluan, silahkan aja!" dengan gerakan cekatan Arka memantulkan bola berwarna coklat dipadankan dengan warna hitam oranye itu ke tepi lapangan. Menciptakan bunyi berirama.

"Buset dah, itu latihan apa gimana sih ka?" protes Agatha ketika mendengar penuturan Arka barusan.

"Wajib dong Ta, apalagi Minggu depan bakalan ada pertandingan persahabatan sama SMA BIMA SAKTI, gimana kita mau menang kalo latihan aja males-malesan." sahut Arka

"Memangnya, pertandingan persahabatan Minggu depan, jadi ya Ka.?" Delan membenarkan letak kaca mata minusnya yang sedikit melorot dari hidungnya.

"Jadi dong, tadi pagi Fallen udah konfirmasi ke gue." sahut Arka yang terus memantulkan bolanya dengan semangat tanpa menoleh kearah keduanya.

"Gue denger, mereka bukan lawan sembarang, right?" tanya Delan

"Gue, ga tau jelas, mereka gimana Lan. Yang pasti katanya, mereka itu mainnya kompak, strategi-strategi yang di mainin juga ga terduga. Itu sebabnya, gue sama anak-anak yang lain latihan keras mulai dari sekarang meskipun di setiap pertandingan, tim kita selalu menang ya kan.?" narsisnya pada diri sendiri.

Delan mangut-mangut serius. Sebab bukan hanya bualan yang Arka ucapkan melainkan faktanya. SMA 5 SILA selama ini memang terkenal dengan lulusan Atlet terbaik tingkat provinsi. Sedangkan Agatha kembali asik mengipasi wajahnya.

Selain tak ingin membuat Arka merasa sedang di awang-awang lantaran ia juga mengakui kehebatan lelaki tersebut di bidang olahraga, Agatha juga tak begitu paham soal olahraga. Jadi dirinya memilih diam. Sebab pikirnya diam adalah emas.

"Jadi, gimana Ta, mau balik dulu atau..." tawar Delan

"Barengan aja, deh!" sahut Agatha tanpa keraguan

"Tapi bakalan lama Loh Ta," Arka berhenti memainkan bola di tangannya.

"Ngga apa-apa Ka, kita bakal tungguin Lo sampe latihannya selesai. Iya kan Lan.?"

Delan hanya menganggukkan kepalanya keatas kebawah beberapa kali sebagai respon atas pertanyaan Agatha.

Lalu mata coklat bundar itu berbinar jenaka, menatap sosok-sosok berbodi keren yang tengah wara-wiri di lapangan.

"Terserah Lo pada deh," ucap Arka lalu hendak kembali kelapangan bergabung bersama rekan satu team nya yang lain.

"Ka, latihan yang bener ya, sekalian promosiin gue juga, kali-kali aja he-he-he..." kata gadis berpipi chubby itu dengan ekspresi ngarep.

Delan terkekeh geli melihat ekspresi Agatha. Telapak tangan Arka terjulur, mengacak-acak rambut pendek Sebahu gadis itu hingga berantakan. Anak-anak basket SMA 5 SILA memang terkenal keren-keren.

Selain sering tampil di lapangan sebagai atlet kebanggan sekolah, Anak-anak basket SMA 5 SILA juga memiliki paras yang hampir semuanya mendekati sempurna. Paras yang good looking, prestasi yang cemerlang dan royalitas yang mereka miliki membuat mereka banyak digandrungi oleh para kaum hawa.

Fans mereka bukan hanya dari dalam tapi juga dari sekolah-sekolah lain.

"Gue sih, hafal betul sama selera mereka Ta. Yang pastinya bukan model Elo bentukannya." kata Arka sambil tertawa Lebar.

"Eh, tahu dari mana Lo kalo gue dulu pernah jadi model?" tanya Agatha dengan mimik wajah di buat seserius mungkin.

"Iya, model majalah flora dan fauna langka kan maksud Lo, HAHAHA..." Arka tertawa puas melihat raut wajah Agatha yang memerah lantaran menahan marah. Lucu sekali mirip seperti tomat rebus.

"Jahatnya!" Agatha menunduk, pura-pura sedih. Tampangnya di buat semakin memelas.

Delan tak bisa menahan tawanya, Arka kembali menghadap Agatha kemudian mencubit sekeras-kerasnya pipi bakpao Agatha.

"Sakit bego! Ka, udah dong." gadis itu memekik nyaring, membuat beberapa kepala menoleh kearah merek bertiga. Agatha meringis, mengusap-usap pipinya yang semakin memerah lantaran cubitan tangan Arka.

"Makanya, jangan centil!" tak puas menggoda Agatha, Arka menoyor kepala Agatha kuat hingga gadis itu hampir terjengkang kebelakang jika Delan tak dengan sigap menangkap tubuh mungil itu.

"Atuhlah si ogeb, gue udah bego malah di toyor-toyor. Ya makin jadi gobloknya," sungut Agatha kepada Arka. Bukannya perduli pada rutukan Agatha, kaki panjang milik Arka melangkah dengan semangat memasuki lapangan basket.

Hap!! sebuah lay up shoot darinya berhasil masuk membuat bola masuk kedalam ring.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Holla bestie-bestie othor👏 ada yang rindu ga nih sama othor.? kita move dari novel sebelah ya. tetep kita lanjutin kok, tapi lebih sering di cerita yang ini ya. makanya pantengin terus ceritanya di jamin seru🥰

makasih yang masih setia stay bareng othor🤗 jangan lupa di favorite kan ya supaya dapet notifnya terus. dan jangan lupa vote, like dan sharenya cinta👌

love U all💝

Terpopuler

Comments

Saya

Saya

mampir Thor

2023-01-28

1

auliasiamatir

auliasiamatir

hadir di bab awak yang menyenangkan

2023-01-07

0

Aerik_chan

Aerik_chan

Baru kali ini, baca teenlit di mt...langsung jatuh hati 💚

2022-12-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!