Kekasihku Nona Muda
ari kafe dengan wajah yang cemberut.
'Ah, sial! Dia pasti sangat marah.' batin Alvin.
Alvin berjalan pelan mendekat pada Karina yang kini tengah berjalan menuruni tangga kafe, sepertinya gadis itu akan pulang.
"Karina, kau mau kemana?" tanya Alvin sambil meraih tangan Karina, namun segera di tepis gadis itu dengan kasar.
"Pulang!" jawab Karina cuek. "Aku mau pulang!"
"Pulang?" tanya Alvin dengan senyum canggung, "Tapi aku kan baru sampai! Ayo kita masuk dan makan dulu."
Karina menggeleng singkat. "Tidak, aku sudah kenyang! Aku mau pulang saja sekarang!"
"Tapi Karina, aku kan belum makan. Sepulang dari kampus tadi aku harus mengerjakan tugas kuliah terlebih dahulu. Setelah itu baru aku langsung kemari, jadi saat ini aku sangat lapar. Ayo kita masuk dan makan dulu!"
"Itu bukan urusanku, Alvin." sentak Karina. "Kau sudah makan atau belum, itu tidak
Mata Alvin sontak membulat ketika mendengar kalimat kasar yang keluar dari bibir kekasihnya itu.
"A-Apa, Karina?" suara Alvin terdengar gagap. Ia benar-benar terkejut dengan kata-kata Karina padanya barusan. "Sayang, apa yang kau katakan barusan?"
"Aku bilang kau bodoh!" Karina mengulangi kata-katanya, kali ini dengan nada yang di tekan. Dan hal itu sontak saja kembali membuat Alvin kau saja! Aku juga sudah tidak peduli lagi."
Karina kini sudah hampir melanjutkan langkahnya namun kembali terhenti saat ia mengingat sesuatu. Ia menatap singkat kantong plastik di tangannya dan tersenyum sinis.
"Ah ini! Ini benda milikmu...
"Tapi kenapa di kembalikan?" Alvin na yang saat ini sudah berjalan menjauhinya.
"Karina!" Alvin berlari mengejar Karina dan langsung menahan lengan gadis itu. "Tunggu dulu Karina! Apa yang baru saja kau katakan? Apa maksudmu?"
"Apa ucapanku kurang jelas untukmu?" Karina menatap tajam pada Alvin. "Dengar! Sebenarnya tujuan awalku memintamu datang kemari adalah untuk meminta putus darimu."
Alvin menatap Karina tak percaya. "Kau mengajakku kemari hanya untuk mengatakan bahwa kita putus?"
Karina menarik tangannya agar terlepas dari pegangan Alvin. "Ya, tepat sekali! Aku mengajakmu kemari bukan untuk makan. Tapi aku ingin meminta putus darimu. Dan wow... ini aneh, karena tidak biasanya kau menjadi sangat pintar."
Alvin menatap kekasihnya itu dengan ekspresi yang sudah tak bisa di artikan lagi. Ia bahkan tidak bisa mempercayai semua kalimat yang Karina katakan padanya.
"Sayang, kau mau kita putus, tapi kenapa?" tanya Alvin dengan wajah sedihnya yang sudah tak bisa dia tahan lagi.
"Aku bosan denganmu, Alvin!" Karina berujar dengan santainya. "Lagipula, kau ini terlalu miskin. Selama menjalin hubungan kita bahkan tidak pernah satu kali pun makan di restoran mewah."
"Karina, jangan bercanda! Jika itu alasannya, kau tahu jelas aku tidak mungkin bisa membawamu ke sana. Aku hidup sendiri dan harus membagi semua kebutuhanku, seperti biaya kuliah dan biaya hidup lainnya. Mana bisa aku membawamu makan di tempat mewah."
Karina langsung tersenyum sinis. "Ya, maka dari itu aku ingin putus darimu."
Alvin terdiam.
Ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi terutama setelah ia mendengar apa sebenarnya alasan Karina meminta putus darinya. Hatinya benar-benar terasa sakit saat ini.
"Alvin, kau tampan! Sangat tampan. Tapi aku tidak mungkin hidup jika hanya menerima ketampananmu saja, aku juga butuh uang. Awalnya aku bisa menerima kondisi keuanganmu, tapi semakin lama aku semakin sadar, banyak pria yang lebih kaya menginginkanku!" Karina bicara panjang lebar tanpa memikirkan perasaan pemuda di hadapannya itu.
"Tapi aku sudah memberikan banyak hal padamu, Karina! Setiap akhir bulan aku juga selalu memberikan hal-hal yang kau inginkan." Alvin bicara dengan nada lirihnya.
"Aku tau! Tapi aku ingin yang lebih, Alvin!" Karina lalu menghela nafasnya kasar. "Semua yang kau berikan itu tidak cukup sama sekali untukku."
"Karina tapi-"
"Sudahlah, Alvin!" potong Karina cepat. "Oh ya, aku hanya mengembalikan boneka milikmu karena hanya benda itu yang tidak aku butuhkan. Aku tidak mungkin mengembalikan pakaian yang sudah kau belikan, karena percuma...kau juga pasti tidak akan menggunakan pakaian wanita, ya kan?"
Setelah mengatakan itu Karina hanya tersenyum sinis kemudian melangkah pergi. Namun Alvin yang masih tidak bisa terima kembali mengejarnya.
"Karina dengar! Aku tidak mau putus! Aku sangat mencintaimu." kata Alvin sambil berusaha menahan lengan Karina.
"Itu masalahmu Alvin!" ujar Karina dingin tanpa menghentikan langkahnya. Ia dengan kasar menghempaskan lengannya dari pegangan Alvin. "Lepaskan! Aku ingin pergi, cepat lepas!"
Alvin kini terus melangkah mengikuti Karina dari belakang. "Karina, aku mohon padamu, beri aku satu kesempatan lagi."
"Sudahlah Alvin!" ucap Karina yang mulai terdengar jengkel. "Aku lelah sekarang, aku ingin pulang!"
"Karina, kau tidak bisa meninggalkan aku begitu saja."
"Aku bisa, minggir!"
Tepat saat itu sebuah mobil mewah berhenti di dekat mereka, kemudian terlihat seorang lelaki bertubuh atletis keluar dari mobil mewah itu. Lelaki itu berjalan mendekat pada Alvin dan Karina.
"Maaf pria kurus, bisakah kau jauh-jauh dari pacarku!" ujar lelaki atletis itu kemudian mendorong tubuh Alvin agar menjauh.
Mendengar ucapan lelaki itu seketika kedua mata Alvin membulat. Lihatlah! Bola matanya seakan ingin keluar, jantungnya juga berdegup kencang karena terkejut. Dia bilang pacar?
Apalagi ini?
"A-apa kau bilang? Karina p-pacarmu?" ujar Alvin dengan tatapan tak percaya.
"Ya, Karina adalah pacarku!" ujar lelaki itu dengan nada angkuh.
***
Peringatan Keras :
KALAU TIDAK SUKA, JANGAN DILANJUT!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments