5. Kehilangan Pekerjaan

Hari ini Alvin bangun dari tidurnya dengan perasaan yang sangat teramat kacau. Ia bahkan bangun pada siang hari dan tanpa sengaja melewatkan jam kuliahnya.

Sebenarnya itu bukan-lah sebuah masalah yang besar jika sesekali ia bolos kuliah karena toh selama ini ia sangat aktif masuk kuliah. Alvin tak pernah bolos.

Lagipula akan percuma jika ia memaksa pergi ke kampus hari ini. Ia tentu tak akan fokus pada penjelasan para dosennya nanti, pasalnya ia masih akan terus teringat dengan perlakuan Karina padanya kemarin.

Selain itu Alvin juga belum siap jika harus bertemu dengan Karina di kampus nanti. Satu fakta, gedung fakultas gadis itu memang berada di dekat gedung fakultas Alvin. Jadi pasti akan sangat mudah bagi Alvin untuk bertemu dengan gadis itu tanpa sengaja. Mereka akan tetap bertemu sekalipun Alvin berusaha untuk menghindarinya.

Saat ini Alvin tengah duduk di sofa yang ada di ruang tamunya sambil menikmati semangkuk sereal yang di campur dengan susu. Ia hanya fokus makan sampai akhirnya dering ponsel mengalihkan perhatiannya.

Ddrrtttt... Ddrrtttt...

Alvin menghela napasnya pelan saat membaca nama pengirim pesan yang tertera di layar ponselnya. Pesan itu berasal dari Dave, sahabatnya. Dan setelah ia cek lagi ternyata ada pesan yang sama dari beberapa teman sekelasnya yang lain.

Ia tak berniat membalas dan memilih mengabaikan pesan itu. Alvin tau kalau pesan-pesan itu pasti berisi pertanyaan dari teman-temannya tentang alasan dari ketidakhadirannya di kampus hari ini. Mereka pasti heran karena selama ini Alvin memang tak pernah sekali pun absen dalam mata kuliah apapun apalagi sampai bolos.

Alvin melirik jam dinding di kamarnya yang kini sudah menunjukan pukul dua belas siang. Alvin menyadari kalau dua jam lagi adalah waktu untuknya bekerja.

Alvin mengusap wajahnya kasar dan dengan cepat menghabiskan sisa makanannya. Ia harus bersiap sekarang karena ia harus pergi ke bengkel terlebih dahulu untuk mengambil motornya yang sempat mogok kemarin, baru setelah ia lanjut pergi ke tempat kerjanya.

Setelah menghabiskan makanannya, Alvin segera pergi ke kamar mandi, untuk bersiap. Sesampainya di kamar mandi, Alvin hanya diam sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia lalu tersenyum miris pada dirinya sendiri begitu menyadari betapa kacaunya ia saat ini.

Sakitkah ia? Tentu saja. Alvin tentu merasa sangat hancur setelah mendapat perlakuan kejam dan juga penghinaan seperti itu dari orang yang sangat ia cintai. Lagipula siapa yang menduga kalau pada akhirnya Karina akan menghianatinya cintanya seperti ini.

Ya, tak ada manusia yang sempurna. Sebaik apapun manusia tentu akan memiliki sisi jahatnya, termasuk Karina.

Mengingat semua itu membuat Alvin sadar jika ia terus meratapi hal-hal seperti ini tentu akan membuatnya semakin merasa kacau. Ia harusnya melupakan kejadian itu dan berusaha kembali jadi lebih baik lagi. Dan karena tak ingin berlama-lama lagi mengasihani dirinya sendiri, Alvin segera mandi dan bersiap-siap untuk bekerja.

Dan, setibanya Alvin di restoran tempatnya bekerja, ia segera mengenakan seragam kerjanya dan bergegas untuk melayani para pelanggan. Di setiap kegiatannya, Alvin terus mencoba untuk tetap berkonsentrasi dan berusaha untuk melupakan segala hal buruk yang terjadi padanya yang akan merusak fokusnya dalam bekerja.

Namun tetap saja, sekuat apapun dia mencoba untuk melupakan hal buruk itu, di beberapa kali kesempatan terlihat Alvin masih tidak bisa fokus. Ia terus menerus teringat pada semua hal yang terjadi kepadanya beberapa waktu lalu, semua kesedihannya dan semua kesialan yang terjadi padanya.

"Alvin, kenapa pesanan meja nomor lima belas belum kau antar juga?" ujar salah seorang rekan kerja Alvin. Namun sepertinya pemuda itu tak mendengarnya. Alvin tak menjawab dan hanya diam melamun di tempatnya.

"Aiss.. kenapa dia malah melamun di situ?" gerutu rekan kerjanya lagi lalu berjalan perlahan mendekati Alvin.

"Hei! Alvin!" ujarnya sambil menepuk bahu pemuda itu pelan.

Alvin seketika tersadar dari lamunannya dan dengan gelagapan menjawab. "Ah, ya maaf! Ada apa?" ujarnya.

"Kenapa kau malah melamun di sini? Apa kau tidak mendengar aku memanggilmu sejak tadi." tanya sang rekan kerja dengan heran. "Ada apa? Apakah ada yang menganggu pikiranmu?"

Alvin menggeleng pelan. "Aku tidak mendengarmu tadi, maafkan aku! Tapi aku baik-baik saja."

"Ya sudah! Kalau begitu cepat kau antarkan makanan dan minuman pesanan ini ke meja nomor lima belas." ujarnya. "Cepat antar, kalau tidak nanti makanannya keburu dingin."

"Ah, baiklah. Mana pesanannya?" ujar Alvin sambil mengambil nampan makanan pemberian rekan kerjanya itu.

"Ini! Antar cepat dan jangan banyak melamun. Lihat! Bos sudah memperhatikanmu sejak tadi." ujar sang rekan kerja dengan sedikit berbisik,  mencoba memperingatkan Alvin. "Dia bahkan melihatmu seperti akan memakanmu hidup-hidup!

"I-iya!" jawab Alvin gugup sambil melirik ke arah sang atasan yang berdiri tidak jauh darinya.

Namun baru beberapa langkah, Alvin tanpa sengaja menabrak seseorang pelanggan yang lewat di depannya hingga makanan dan minuman yang ia bawa tumpah begitu saja, mengotori pakaian pelanggan itu.

"Aw.. apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah menabrakku?" bentak sang pelanggan.

"Ma-maaf tuan!" ucap Alvin menundukkan badannya, mencoba meminta maaf.

Sang pelanggan yang ternyata seorang lelaki tua itu terlihat sangat marah. "Hais! Kau ini bagaimana sih? Kau lihat ini! Bajuku jadi kotor seperti ini!" omelnya.

"Maaf tuan, saya benar-benar minta maaf!" ujar Alvin terus membungkukkan badannya. Ia benar-benar tidak sengaja tadi. "Saya bantu bersihkan, tuan!"

Namun lelaki tua itu langsung menepis tangan Alvin yang hendak membersihkan pakaiannya.

"Jangan pernah berani menyentuhku dengan tangan kotormu itu!" ujar lelaki itu dengan ekspresi kesalnya.

"Ada apa ini?" ujar suara tegas dari atasan Alvin.

Mendengar itu, seketika saja wajah Alvin langsung memucat. Terutama saat ia melihat sang atasan yang tengah datang mendekat ke arahnya. Ia menatap dengan takut pada wajah sang atasan yang tengah menatapnya tajam.

"Lihat ini! Lihatlah ulah pelayanmu!" ujar lelaki tua itu pada atasan Alvin. "Dia sudah menumpahkan makanan dan minuman yang dia bawa dan membuat pakaian milikku jadi kotor seperti ini."

"Ma-maaf tuan!" sekali lagi Alvin meminta maaf.

Sang atasan kini terlihat ikut menundukkan setengah badannya. "Saya selaku pemilik restoran meminta maaf tuan dan juga maafkan pelayan saya ini, tuan."

"Minta maaf saja di pikir cukup!" ujar lelaki itu tak terima. Suaranya yang nyaring bahkan membuat beberapa pengunjung yang sejak tadi memperhatikan mereka mulai terganggu.

"Sa-saya…"

"Aku akan ada rapat penting hari ini dan sekarang pakaianku jadi kotor!"

Sang atasan bergerak maju dan kembali membungkukkan badannya.

"Sekali lagi saya ucapkan permohonan maaf untuk anda tuan. Sebagai gantinya kami akan ganti rugi untuk pakaian anda. Bagaimana?" tawar atasan Alvin memberi jalan tengah.

"Terserah kau saja!" ujar lelaki itu acuh.

"Boleh saya tau, berapa harga pakaian anda, tuan?" tanya sang atasan pada sang pelanggan.

"Jas ini adalah jas bermerek. Harganya sangat mahal, sekitar lima juta. Kemejanya hanya lima ratus ribu. Dan celana? Untuk celana aku rasa tidak perlu di ganti karena celanaku baik-baik saja. Jadi kalau di total semuanya sekitar lima juta lima ratus ribu rupiah."

Alvin hanya bisa melongo mendengar total harga pakaian yang baru saja di sebutkan oleh pelanggan itu. Bagaimana bisa ada orang yang memiliki pakaian semahal itu?

Pakaian yang Alvin gunakan selama ini bahkan hanya seharga lima puluh ribu per lembar. Lantas bagaimana caranya dia bisa ganti rugi uang sebanyak itu.

Sementara itu atasan Alvin-lah yang akhirnya harus membayar kerugian dari sang pelanggan agar membuat pelanggan itu menjadi lebih tenang. Setelah urusan ganti rugi selesai, sang pelanggan akhirnya pergi meninggalkan restoran itu.

Dan setelah segala kerusuhan yang baru saja terjadi,  saat ini sang atasan memanggil Alvin dan memintanya agar menemuinya di ruang kantor.

Di dalam ruangannya, ia menatap Alvin dengan tatapan tajam. Itu jelas membuat Alvin menunduk takut.

"Alvin!" panggil sang atasan dengan nada dinginnya.

"Ya bos?" jawab Alvin gugup.

"Kau di pecat!" ucap sang atasan dengan tiba-tiba.

***

Episodes
1 1. Diputuskan Sepihak
2 2. Kenyataan Pahit
3 3. Pria Asing Di Hotel
4 4. Pulang Liburan Di Bali
5 5. Kehilangan Pekerjaan
6 6. Pertemuan
7 7. Rumah Evelyn
8 8. Ajakan Pesta
9 9. Kabar Yang Menyebar
10 10. Tagihan Semester
11 11. Pekerjaan Baru
12 12. Bersyukurlah Dengan Wajahmu
13 13. Klub Malam
14 14. Ruang VIP
15 15. Tamu VIP
16 16. Pesta
17 17. Mabuk
18 18. Butuh Bantuan
19 19. Bantuan
20 20. Ingatan Alvin
21 21. Tidak Cemburu
22 22. Ingatan Evelyn 1
23 23. Ingatan Evelyn 2
24 24. Hadiah
25 25. Sebuah Fakta
26 26. Pemecahan Masalah
27 27. Rencana Ziva
28 28. Bertemu Mantan
29 29. Karma Karina
30 30. Impas
31 31. Informasi
32 32. Pertemuan
33 33. Ajakan Evelyn
34 34. Bubur Ayam
35 35. Mari Berteman
36 36. Tidak Butuh Imbalan
37 37. Percaya Diri Karina
38 38. Bantuan Mendadak
39 39. Alvin Kekasihku
40 40. Sebuah Tawaran
41 41 Mengacuhkan Karina
42 42 Butuh Tidur
43 43. Paksaan Karina
44 44. Karina Pasti Menyesal
45 45. Dia Hanya Terlalu Baik
46 46. Menunggu Kabar
47 47. Kebetulan atau Takdir
48 48. Aku Begitu Menyukainya.
49 49. Tidak Pantas Cemburu
50 50 Tawaran Gadis Asing
51 51. Percobaan Pelecehan
52 52. Tak Tergoda.
53 53. Bantuan Daniel
54 54. Evelyn Cemburu
55 55. Bukan Untuk Main-Main
56 56. Membuatku Gila
57 57. Telepon Dari Karina
58 58. Tawaran Karina
59 59. Semalaman Bersama Karina
60 60. Pagi Hari Bersama Karina
61 61. Kunjungan Daniel
62 62. Makan Pagi Bersama Daniel
63 63. Peringatan Steve
64 64. Masih Memiliki Rasa
65 65. Traktiran
66 66. Salah Paham
67 67. Gosip Lagi
68 68. Makan Siang Bersama Gagal
69 69. Pemuda Istimewa.
70 70. Salah Paham Lagi
71 71. Jebakan Steve
72 72. Pembulian
73 74
74 75
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Diputuskan Sepihak
2
2. Kenyataan Pahit
3
3. Pria Asing Di Hotel
4
4. Pulang Liburan Di Bali
5
5. Kehilangan Pekerjaan
6
6. Pertemuan
7
7. Rumah Evelyn
8
8. Ajakan Pesta
9
9. Kabar Yang Menyebar
10
10. Tagihan Semester
11
11. Pekerjaan Baru
12
12. Bersyukurlah Dengan Wajahmu
13
13. Klub Malam
14
14. Ruang VIP
15
15. Tamu VIP
16
16. Pesta
17
17. Mabuk
18
18. Butuh Bantuan
19
19. Bantuan
20
20. Ingatan Alvin
21
21. Tidak Cemburu
22
22. Ingatan Evelyn 1
23
23. Ingatan Evelyn 2
24
24. Hadiah
25
25. Sebuah Fakta
26
26. Pemecahan Masalah
27
27. Rencana Ziva
28
28. Bertemu Mantan
29
29. Karma Karina
30
30. Impas
31
31. Informasi
32
32. Pertemuan
33
33. Ajakan Evelyn
34
34. Bubur Ayam
35
35. Mari Berteman
36
36. Tidak Butuh Imbalan
37
37. Percaya Diri Karina
38
38. Bantuan Mendadak
39
39. Alvin Kekasihku
40
40. Sebuah Tawaran
41
41 Mengacuhkan Karina
42
42 Butuh Tidur
43
43. Paksaan Karina
44
44. Karina Pasti Menyesal
45
45. Dia Hanya Terlalu Baik
46
46. Menunggu Kabar
47
47. Kebetulan atau Takdir
48
48. Aku Begitu Menyukainya.
49
49. Tidak Pantas Cemburu
50
50 Tawaran Gadis Asing
51
51. Percobaan Pelecehan
52
52. Tak Tergoda.
53
53. Bantuan Daniel
54
54. Evelyn Cemburu
55
55. Bukan Untuk Main-Main
56
56. Membuatku Gila
57
57. Telepon Dari Karina
58
58. Tawaran Karina
59
59. Semalaman Bersama Karina
60
60. Pagi Hari Bersama Karina
61
61. Kunjungan Daniel
62
62. Makan Pagi Bersama Daniel
63
63. Peringatan Steve
64
64. Masih Memiliki Rasa
65
65. Traktiran
66
66. Salah Paham
67
67. Gosip Lagi
68
68. Makan Siang Bersama Gagal
69
69. Pemuda Istimewa.
70
70. Salah Paham Lagi
71
71. Jebakan Steve
72
72. Pembulian
73
74
74
75

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!