4. Pulang Liburan Di Bali

*Area Bandara

Seorang gadis berambut kecoklatan kini tampak melangkah dengan santai melewati kerumunan orang yang lalu lalang di area gedung bandara. Tangan sebelah kirinya menyeret koper sementara sebelah lagi sedang memainkan ponsel.

Gadis itu menghentikkan langkahnya sejenak. Ia meletakkan ponsel di telinganya, menghubungi seseorang. Sembari menunggu, tangannya bergerak untuk melepas kacamata hitam miliknya yang bertengger di pangkal hidung kemudian memasukannya ke dalam kantong jaket miliknya.

Setelah tidak lama menunggu, panggilan itu akhirnya tersambung.

"Halo! Ya, paman, ini aku Evelyn." ujar gadis itu.

"Paman, aku sudah sampai di bandara. Aku akan keluar sebentar lagi. Paman tunggu aku di depan." ujar Evelyn kemudian memutuskan panggilan telepon dan melanjutkan langkahnya.

Evelyn Anderson, nama wanita itu. Seorang gadis berwajah cantik berumur dua puluh satu tahun dengan tipe wajah oriental. Dan baru saja tiba di Indonesia beberapa menit lalu setelah menghabiskan beberapa waktu di luar negeri.

Ia adalah anak tunggal dari salah satu konglomerat terkenal yang sangat berpengaruh di negeri ini. Mungkin akan ada yang bertanya kenapa anak konglomerat seperti Evelyn bisa pergi kemana pun sendirian. Apa orang tuanya membiarkanya hidup bebas tanpa mengganggu privasi?

Faktanya, tak ada satupun orang yang tau siapa dia kecuali beberapa orang berkepentingan, teman-temannya dan dirinya sendiri. Itu adalah permintaan Evelyn sendiri. Sejak ia berumur empat belas tahun ia sudah berani meminta pada ayahnya agar menjaga privasinya dan menolak untuk di sorot oleh kamera wartawan. Alhasil, seperti saat ini ia bisa pergi kemana pun dengan bebas.

"Selamat sore, Nona." sapa supir pribadi Evelyn setelah gadis itu masuk ke dalam mobil.

Evelyn menjatuhkan diri ke kursi mobil lalu melempar tasnya ke kursi sebelahnya dan menatap sang supir. "Sore juga, paman."

"Bagaimana liburannya, nona? Apakah seru di Bali?"

Evelyn mendecih, "Lumayan."

"Lumayan seru?"

"Lumayan membuatku sakit kepala." ujar Evelyn, membuat sang supir terkekeh.

Sejujurnya bicara santai seperti ini adalah hal yang sangat biasa bagi mereka. Evelyn memang dekat dengan orang-orang yang bekerja untuk keluarganya karena mereka sudah bekerja pada keluarga Evelyn bahkan sejak Evelyn masih kecil.

"Kita ke hotel yang biasa saja, paman." ujar Evelyn

"Baik nona."

Evelyn memutuskan untuk tidak langsung menuju rumahnya, melainkan menuju hotel. Ia lebih memilih hotel terdekat karena ingin cepat-cepat istirahat setelah menempuh perjalanan udara berjam-jam lamanya dari Korea.

"Nona yakin ingin ke hotel saja?" tanya sang supir tanpa menoleh ke arah belakang.

"Ya paman," ujar Evelyn sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Maksud saya, bukankah biasanya nona memilih untuk langsung pulang ke rumah dulu."

"Baik nona."

"Tidak apa-apa, paman. Hari ini aku sedikit malas untuk menunggu sampai rumah. Jarak ke rumah masih terlalu jauh dan aku ingin istirahat lebih cepat." jawab Evelyn tampak menatap layar ponselnya, sibuk melakukan sesuatu dengan benda itu.

"Baiklah, Nona." ujar sang supir memilih menurut saja. "Apa nona ingin kita berangkat sekarang?"

"Ya, paman. Semua barang-barangku sudah masuk bagasi kan?"

"Ya, nona. Terakhir koper yang kecil sudah saya angkat juga."

"Setelah mengantarkan aku, paman bawa saja semua barang-barangku ke rumah nanti. Aku tidak ingin repot membawanya ke hotel nanti. Tapi jangan langsung dibereskan. Karena aku yang akan membereskan barang-barangku sendiri nanti."

"Siap nona. Saya akan beritahu pelayan untuk itu. Dan begitu sampai di rumah untuk membawanya ke kamar nona lebih dulu nanti."

"Baiklah. Kita bisa jalan sekarang."

"Baik, nona."

"Tapi bisakah paman jangan menyetir mobilnya terlalu lamban, yah sebenarnya aku agak sedikit sekarang. Aku ingin cepat istirahat."

"Ah, tentu saja, nona."

Sang sopir mulai menyalakan mesin lalu melajukan mobil keluar dari area bandara, menyusuri jalan raya menuju hotel yang dimaksud Evelyn.

"Anda bisa istirahat saja dulu, nona." ujar sang supir setelah beberapa saat mereka menempuh perjalanan.

"Tidak masalah paman, aku akan sekalian tidur di hotel saja nanti. Hotelnya juga dekat sekali, hanya lima belas menit dari bandara."

"Baik, nona."

Saat di perjalanan, Evelyn tampak sedang berkirim pesan singkat dengan temannya. Begitu selesai, Evelyn meletakkan ponselnya dan menghela napasnya perlahan. Ia melirik ke luar jendela mobil. Menyaksikan mobil-mobil lain yang melaju melewati mobilnya. Gerimis mulai turun, perlahan-lahan mulai membuat kaca tertutupi air, mengaburkan pandangan Evelyn keluar mobil.

'Aku pergi ke Korea untuk menyenangkan hatiku. Tapi aku malah merasa bosan. Tak ada yang menyenangkan sama sekali.' batinnya.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Evelyn pergi berlibur ke Korea. Tapi entah kenapa liburannya kali ini terasa berbeda dari liburan-liburan yang sebelumnya. Liburan kali ini sama sekali tak terasa menyenangkan untuk Evelyn.

Ia sudah kehilangan hasrat untuk bersenang-senang. Evelyn sempat berpikir mungkin saja ia butuh suasana baru. Pindah ke tempat yang lebih membuatnya nyaman atau bertemu orang baru yang akan membuatnya bahagia.

Ayahnya selalu membebaskan Evelyn jika ia ingin pergi kemanapun. Tak pernah ada sedikit pun larangan padanya jika ia ingin mandiri. Bahkan saat masih SMA Evelyn tinggal di rumah yang berbeda dengan ayahnya.

Itu sebabnya Evelyn tumbuh menjadi gadis yang mandiri. Dan setelah ibunya meninggal barulah Evelyn memutuskan untuk kembali ke rumah sementara ayahnya memilih untuk lebih sering melakukan perjalanan bisnis untuk melupakan kesedihan atas kepergian ibunya.

Memikirkan ini membuat Evelyn langsung teringat tentang ayahnya. Bukankah ini ayahnya bilang akan pulang pada minggu-minggu ini.

Evelyn lalu menoleh kembali pada supir pribadinya yang tampak sedang fokus menyetir.

"Apa ayahku sudah pulang dari Singapura, Paman?" tanya Evelyn pada sang supir.

"Ya, Nona. Tuan besar datang dua hari lalu, pada malam hari, tapi beliau sudah pergi lagi."

"Pergi lagi, kapan?"

"Tadi pagi, Nona."

"Dia tak menungguku?"

"Sepertinya tuan buru-buru, Nona. Soalnya pagi-pagi sekali tuan Besar sudah bangun dan meminta pelayan untuk mengemasi semua keperluannya."

Evelyn mengangguk paham. "Begitu rupanya. Apa kali ini ayahku mengatakan akan pergi kemana?"

"Seingat saya tuan Besar mengatakan akan pergi ke Amerika, Nona."

"Amerika?"

"Ya, nona."

"Pantas saja aku tidak bisa menghubunginya sesampainya di bandara tadi. Dia pasti sudah berada di dalam pesawat. Aku bahkan belum bertemu dengannya tapi dia sudah pergi lagi."

"Beliau minta maaf karena tidak bisa bertemu anda. Tapi tuan sempat menitipkan pesan kalau perjalanan bisnis kali ini akan sangat lama dan mungkin saja bisa pulang setelah tiga bulan."

"Ya ampun." Evelyn menghela lelah. "Ayah benar-benar mencari cara untuk melupakan kesedihan atas kepergian mama."

"Benar nona."

Sang supir tampak memasang raut sedihnya.

"Oh iya Nona, tuan Besar bilang nona bisa menyusulnya ke Amerika nanti. Karena tiga bulan itu bukan waktu yang sebentar kalau dijalani. Tuan tidak ingin nona merasa kesepian karena tuan yang lebih memilih pekerjaanya."

"Ya, aku akan menyusulnya nanti kalau mendapat cuti kuliah."

***

Episodes
1 1. Diputuskan Sepihak
2 2. Kenyataan Pahit
3 3. Pria Asing Di Hotel
4 4. Pulang Liburan Di Bali
5 5. Kehilangan Pekerjaan
6 6. Pertemuan
7 7. Rumah Evelyn
8 8. Ajakan Pesta
9 9. Kabar Yang Menyebar
10 10. Tagihan Semester
11 11. Pekerjaan Baru
12 12. Bersyukurlah Dengan Wajahmu
13 13. Klub Malam
14 14. Ruang VIP
15 15. Tamu VIP
16 16. Pesta
17 17. Mabuk
18 18. Butuh Bantuan
19 19. Bantuan
20 20. Ingatan Alvin
21 21. Tidak Cemburu
22 22. Ingatan Evelyn 1
23 23. Ingatan Evelyn 2
24 24. Hadiah
25 25. Sebuah Fakta
26 26. Pemecahan Masalah
27 27. Rencana Ziva
28 28. Bertemu Mantan
29 29. Karma Karina
30 30. Impas
31 31. Informasi
32 32. Pertemuan
33 33. Ajakan Evelyn
34 34. Bubur Ayam
35 35. Mari Berteman
36 36. Tidak Butuh Imbalan
37 37. Percaya Diri Karina
38 38. Bantuan Mendadak
39 39. Alvin Kekasihku
40 40. Sebuah Tawaran
41 41 Mengacuhkan Karina
42 42 Butuh Tidur
43 43. Paksaan Karina
44 44. Karina Pasti Menyesal
45 45. Dia Hanya Terlalu Baik
46 46. Menunggu Kabar
47 47. Kebetulan atau Takdir
48 48. Aku Begitu Menyukainya.
49 49. Tidak Pantas Cemburu
50 50 Tawaran Gadis Asing
51 51. Percobaan Pelecehan
52 52. Tak Tergoda.
53 53. Bantuan Daniel
54 54. Evelyn Cemburu
55 55. Bukan Untuk Main-Main
56 56. Membuatku Gila
57 57. Telepon Dari Karina
58 58. Tawaran Karina
59 59. Semalaman Bersama Karina
60 60. Pagi Hari Bersama Karina
61 61. Kunjungan Daniel
62 62. Makan Pagi Bersama Daniel
63 63. Peringatan Steve
64 64. Masih Memiliki Rasa
65 65. Traktiran
66 66. Salah Paham
67 67. Gosip Lagi
68 68. Makan Siang Bersama Gagal
69 69. Pemuda Istimewa.
70 70. Salah Paham Lagi
71 71. Jebakan Steve
72 72. Pembulian
73 74
74 75
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Diputuskan Sepihak
2
2. Kenyataan Pahit
3
3. Pria Asing Di Hotel
4
4. Pulang Liburan Di Bali
5
5. Kehilangan Pekerjaan
6
6. Pertemuan
7
7. Rumah Evelyn
8
8. Ajakan Pesta
9
9. Kabar Yang Menyebar
10
10. Tagihan Semester
11
11. Pekerjaan Baru
12
12. Bersyukurlah Dengan Wajahmu
13
13. Klub Malam
14
14. Ruang VIP
15
15. Tamu VIP
16
16. Pesta
17
17. Mabuk
18
18. Butuh Bantuan
19
19. Bantuan
20
20. Ingatan Alvin
21
21. Tidak Cemburu
22
22. Ingatan Evelyn 1
23
23. Ingatan Evelyn 2
24
24. Hadiah
25
25. Sebuah Fakta
26
26. Pemecahan Masalah
27
27. Rencana Ziva
28
28. Bertemu Mantan
29
29. Karma Karina
30
30. Impas
31
31. Informasi
32
32. Pertemuan
33
33. Ajakan Evelyn
34
34. Bubur Ayam
35
35. Mari Berteman
36
36. Tidak Butuh Imbalan
37
37. Percaya Diri Karina
38
38. Bantuan Mendadak
39
39. Alvin Kekasihku
40
40. Sebuah Tawaran
41
41 Mengacuhkan Karina
42
42 Butuh Tidur
43
43. Paksaan Karina
44
44. Karina Pasti Menyesal
45
45. Dia Hanya Terlalu Baik
46
46. Menunggu Kabar
47
47. Kebetulan atau Takdir
48
48. Aku Begitu Menyukainya.
49
49. Tidak Pantas Cemburu
50
50 Tawaran Gadis Asing
51
51. Percobaan Pelecehan
52
52. Tak Tergoda.
53
53. Bantuan Daniel
54
54. Evelyn Cemburu
55
55. Bukan Untuk Main-Main
56
56. Membuatku Gila
57
57. Telepon Dari Karina
58
58. Tawaran Karina
59
59. Semalaman Bersama Karina
60
60. Pagi Hari Bersama Karina
61
61. Kunjungan Daniel
62
62. Makan Pagi Bersama Daniel
63
63. Peringatan Steve
64
64. Masih Memiliki Rasa
65
65. Traktiran
66
66. Salah Paham
67
67. Gosip Lagi
68
68. Makan Siang Bersama Gagal
69
69. Pemuda Istimewa.
70
70. Salah Paham Lagi
71
71. Jebakan Steve
72
72. Pembulian
73
74
74
75

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!