Pengantin Pengganti Si Lumpuh

Pengantin Pengganti Si Lumpuh

Bab 1: Hari Pernikahan

"Sica, Mama mohon. Cuma kamu yang bisa menyelamatkan keluarga kita. Jika pernikahan ini sampai gagal, maka kita bisa jatuh bangkrut. Paman David mau membantu keluarga kita asalkan salah satu diantara kalian berdua mau menikah dengan putranya."

Jessica hanya menatap datar pada ibunya. Harusnya yang menikah hari ini adalah Jennie, bukan dirinya. Jennie kabur ke luar negeri, lalu kenapa malah dirinya yang harus menggantikan dia untuk menikah?!

"Aku tidak mau, Ma!!" Jawab Jessica menegaskan. "Mama, apa yang kau lakukan?!" Jessica memekik seraya mundur beberapa langkah ke belakang saat tiba-tiba ibunya berlutut di depannya.

"Sica, Mama mohon. Bukan demi, Mama. Tapi demi keluarga ini."

Jessica melihat keputusasaan di mata ibunya. Apakah pernikahan itu benar-benar penting bagi keluarganya, sampai-sampai ibunya rela membuang harga dirinya yang setinggi langit hanya agar dia ia mau menggantikan Jennie menjadi pengantin di pernikahan tersebut dengan berlutut dan memohon.

Selama 22 tahun dia hidup, belum pernah sekalipun Jessica melihat ibunya berlutut di depan orang lain. Karena yang Jessica tahu, Nyonya Valerie selalu menjunjung harga dirinya yang setinggi langit.

Gadis itu mengambil nafas panjang dan menghilangnya. Kedua matanya yang semula tertutup rapat kini kembali terbuka. "Baiklah, aku akan menggantikan Jennie dan menikah dengan putra Paman David!!"

Nyonya Valerie mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar. Dia tahu jika Putri bungsunya ini tidak mungkin bisa mengecewakan dirinya. Refleks dia memeluk Jessica karena terlalu gembira.

"Sica, Mama tahu kau pasti tidak akan mengecewakan harapan Mama. Karena hanya kau satu-satunya harapan yang Mama miliki saat ini, ini bukan hanya demi Mama saja, tetapi demi keluarga ini."

"Tidak perlu berlebihan, Ma. Aku melakukannya juga karena terpaksa, jika bukan karena Mama sampai berlutut dan membuang harga diri, aku tidak sudi menjadi pengantin pengganti di pernikahan ini!!"

Nyonya Valerie memeluk putrinya. "Maafkan, Mama Sica. Mama tau ini sangat tidak adil bagimu. Tapi hanya cara ini satu-satunya yang bisa menyelamatkan perusahaan kita, jika bukan kita, lalu siapa yang akan menjaga perusahaan peninggalan mendiang kakekmu." Tutur Nyonya Valerie.

Sebagai seorang ibu. Dia sangat menyesal karena harus menghancurkan masa depan putrinya demi kepentingan pribadinya. Bukan, jelas itu bukan untuk dirinya. Karena nasib ribuan karyawan sedang dipertaruhkan saat ini, perusahaannya hampir saja mengalami kebangkrutan.

"Untuk apa Mama minta maaf? Karena kata maaf dari Mama tidak akan merubah apapun. Aku sudah ikhlas, dan jangan sampai aku merubah keputusanku!!"

Jessica melepaskan pelukan ibunya dan pergi begitu saja. Dia ingin tertawa sekencang-kencangnya. Sungguh lucu, apakah seorang putri selalu menjadi tumbal keluarga ketika keluarga itu terpuruk?!

-

-

"Tuan Muda, gadis itu kabur ke luar negeri. Dan yang akan menikah dengan Anda adalah saudari kembarnya yang bernama Jessica. Gadis ini tidak mudah, jadi sebaiknya Tuan tetap hati-hati dan waspada."

Si Tuan Muda tak memberikan respon apa-apa. Dia sibuk dengan beberapa lembar foto yang ada di atas meja. Itu adalah foto calon mempelai wanitanya, cantik dan anggun.

Kemudian si Tuan Muda melemparkan foto-foto itu keatas meja. "Bagus sekali, memang karakter seperti ini yang aku cari. Daripada yang kabur itu, aku lebih feel yang ini. Dia terlihat tangguh dan berbahaya. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang gadis ini, aku ingin infomasinya ada di meja kerjaku malam ini juga!!"

Pria berkacamata itu mengangguk. "Baik, Tuan Muda. Dan sebaiknya Anda bersiap-siap sekarang. Acaranya akan segera dimulai, dan keluarga mempelai sudah dalam perjalanan menuju gedung pernikahan."

"Ambilkan jasku, kita pergi sekarang!!"

Pernikahan ini tentu bukan keinginannya, tapi keinginan ayahnya. Dan Steven, nama pemuda itu. Dia hanya mengikuti alurnya saja, lagipula tak ada yang bisa dia harapkan dari pernikahan tersebut, kecuali sang istri berada di pihaknya.

-

-

Gedung pernikahan sudah dipenuhi para tamu undangan. Namun kedua mempelai belum juga tampak batang hidungnya, hanya keluarga dari kedua mempelai saja yang sudah hadir di sana.

Berkali-kali keluarga Nero melihat kearah pintu yang masih tertutup rapat.

Para tamu undangan menunggu kedatangan si Tuan Muda keluarga Nero.

Mereka sangat penasaran dengan paras putra bungsu keluarga bangsawan tersebut yang tak pernah terekspos ke media karena kondisinya yang tidak sempurna. Dia mengalami kelumpuhan pasca kecelakaan ketika dia berusia Lima belas tahun.

Pintu terbuka dan sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Seorang lelaki tampan dengan usia kisaran 25 duduk di kursi roda. Dia tak hanya datang sendirian, dia datang bersama seorang pria berkacamata yang mendorong kursi rodanya.

"Wah, dia tampan sekali."

"Benar, dibandingkan dengan putra tiri Tuan Nero. Pemuda ini jauh lebih tampan, tapi sayangnya dia tidak sempurna."

"Betul sekali. Sangat disayangkan pemuda setampan ini malah cac*t!!"

Steven tak menggunting sama sekali ucapan orang-orang itu dan menganggapnya sebagai angin lalu. Baginya komentar orang lain tidaklah penting, dan Steven tidak mau ambil pusing dengan hal-hal menyebalkan seperti itu.

Tak lama berselang setelah kedatangan Steven. Pintu aula kembali terbuka, sosok jelita dalam balutan gaun pengantin cantik nan mewah memasuki gedung pernikahan tersebut.

Dan untuk sesaat, Steven tak mampu meloloskan pandangannya dari sosok itu yang pastinya adalah Jessica. Dia benar-benar sangat cantik, bahkan berkali-kali lipat lebih cantik dari yang dia lihat di dalam foto. Pemuda itu menyeringai ketika mata berbeda warna milik mereka berdua saling bersirobok.

Kemudian Jessica menghampiri calon suaminya yang sudah menunggunya di atas altar. Tatapannya tak berubah sedikitpun, dingin dan kurang bersahabat. Bahkan ketika ia dan Steven sudah berhadapan.

Jessica mendekati Steven lalu berbisik di telinga kanannya. "Jangan mengharapkan apapun dari pernikahan ini. Karena aku bukanlah mempelaimu yang sebenarnya!!"

Steven menarik lengan Jessica ketika gadis itu hendak menjauhkan wajahnya. "Aku cuma ingin pernikahan ini saling menguntungkan untuk kita. Ikuti aturan mainku dan jangan coba-coba membuat konspirasi denganku. Atau kau akan tau akibatnya!!"

Jessica melirik pemuda itu dari ekor matanya. Steven menyeringai tajam kearahnya. Tak sama seperti informasi yang dia terima, ternyata pria ini tidak gampang di kendalikan. Sepertinya semua akan sulit untuk Jessica.

Gadis itu menjauh tanpa mengakhiri kontak mata diantara mereka. Steven tampak menyeringai padanya. Dia harus berhati-hati pada pria lumpuh ini, dia terlihat berbahaya.

"Steven, ini adalah cincin turun temurun milik keluarga kita. Karena hari ini kau menikah, Papa serahkan cincin ini padamu. Dulu cincin ini pernah Papa berikan pada mendiang Mamamu ketika kami menikah. Dan sebelum dia meninggal, Mamamu berpesan supaya Papa memberikan cincin ini padamu ketika kau menikah. Terimalah cincin ini dan nikahi pengantinmu dengan cincin turun temurun ini!!"

Steven menerima cincin itu lalu menyematkan ke jadi manis Jessica. Cincin yang akan mengikat mereka berdua sebagai suami-istri. Kehidupan baru bagi mereka berdua. Takdir dan benang merah tak kasat mata baru saja menyatukan dua hati yang tak pernah saling mencintai.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Supi

Supi

mampir

2022-12-31

0

Aqiyu

Aqiyu

suka karakter wanita yang kuat ga gampang ditindas

2022-11-30

1

yantie_reina

yantie_reina

bersirobok apa thor??

2022-11-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!