Jennie mengernyitkan dahinya saat melihat bekas lipstick di kemeja milik Mike. Dan Jennie tau itu bukan warna lipstick miliknya, karena warna lipstick di baju Mike terlihat lebih kalem dibandingkan warna lipstick miliknya.
Perempuan itu menoleh saat mendengar decitan suara pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Dan sosok Mike keluar dari dalam sana hanya dengan berbalut handuk yang melingkari pinggulnya.
Jennie menghampiri Mike dan meminta penjelasan padanya. "Mike, jelaskan padaku. Apa maksudnya lipstick ini? Apa diluar sana kau bermain gila dengan wanita lain di belakangku?!" Tanya Jennie.
Mike mengambil kemeja itu dari tangan Jennie dan menggeleng. "Bukan, kau salah paham. Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Sayang. Semalam aku menghadiri reuni bersama teman-teman lamaku. Kemudian kami membuat permainan, dan yang kalah harus mau berdandan seperti perempuan. Lagipula yang datang diacara semalam semua laki-laki," ujar Mike memberi penjelasan.
Mendengar penjelasan Mike membuat Jennie merasa lega, dia pikir Mike benar-benar bermain gila dengan perempuan lain dibelakangnya. Dan ternyata tidak, Jennie tau jika Mike tidak mungkin menghianatinya.
"Maaf, Mike. Aku sudah salah paham padamu dan menuduhmu yang tidak-tidak. Aku tau kau tidak mungkin menghianatiku." Kemudian Jennie menghambur ke pelukan Mike.
Mike mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan sang kekasih. "Tidak apa-apa, Sayang. Aku bisa memahaminya, kecurigaanmu karena kau sangat mencintaiku. Aku ini hanya mencintaimu seorang, jadi mana mungkin aku berkhianat."
"Ya, aku percaya."
Mike mengusap dadanya, dia lega karena Jennie tidak mencurigainya lagi. Itu memang lipstick milik perempuan lain yang semalam habis celap-celup dengannya di hotel berbintang lima.
-
-
Jessica mematut dirinya di depan cermin. Tubuhnya dalam balutan lace dress merah dengan belahan panjang dikaki kanannya. Gaun itu begitu pas dan memeluk tubuhnya dengan sempurna. Gaun mewah tersebut merupakan milik mendiang Ibu Steven, dan dia memberikannya pada Jessica.
Dan itu bukan satu-satunya gaun dan pakaian milik ibunya yang Steven berikan pada Jessica. Tak satupun pakaian dan barang-barang mewah milik mendiang ibunya Steven biarkan jatuh ke tangan orang lain, terutama Park Mona.
"Tidak disangka, ternyata mendiang ibumu memiliki selera fashion yang sangat bagus. Gaun ini contohnya, dari model dan detainya begitu luar biasa."
"Tentu saja, semasa hidupnya mendiang Mama adalah seorang desainer. Semua pakaian miliknya dan milikku, mama sendiri yang mendesainnya. Termasuk gaun yang kau pakai itu." Jawab Steven.
"Lalu apakah ibu tirimu tidak gatal ingin memiliki semua barang-barang mendiang? Apalagi semua barang-barang yang dia miliki sangat indah dan bernilai harga tinggi," Jessica menatap Steven dari pantulan cermin.
"Tentu saja, dan tentu saja tak aku ijinkan. Semua barang-barang milik mendiang Mama aku yang menyimpannya, dan sekarang semua barang-barang itu akan menjadi milikmu. Kau adalah satu-satunya orang yang paling layak memilikinya. Dan aku yakin, mendiang ibuku juga tidak akan keberatan," ujar Steven menuturkan.
"Pasti itu, apalagi yang memakainya adalah menantunya yang paling cantik sendiri. Yang ada dia pasti bangga," ucapnya penuh percaya diri.
Jessica terkejut ketika tiba-tiba Steven menarik lengannya dan membuatnya jatuh di pangkuan pemuda itu. Kedua tangan Jessica bertumpu pada bahu Steven, dan mata berbeda warna milik mereka berdua saling bersirobok.
"Ternyata dibalik sikapmu yang arogan, kau juga memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Kau benar-benar unik, Nona Valerie." Steven mengangkat dagu Jessica lalu mengecup singkat bibir tipisnya.
"Ck, sudah aku katakan jangan sembarangan menciumku!! Kau baru saja mencuri ciuman pertamaku, Tuan Muda Nero, dan itu tidaklah murah!!"
Steven menyeringai tipis. "Seberapa mahal pun harganya, akan ku bayar dengan lunas." Steven kembali mengangkat dagu Jessica dan kembali menciumnya, bukan lagi ciuman singkat seperti sebelumnya, melainkan panjang yang menuntut.
Meskipun awalnya sempat menolak ciuman tersebut, namun pada akhirnya jadi kau tetap menerimanya. Gadis itu mengangkat kedua tangannya dan memeluk leher Steven, dan ciuman kali ini dikuasai oleh Jessica.
Jessica memang tidak memiliki pengalaman dalam hal berciuman, bukan berarti dia tidak mengerti bagaimana cara berciuman yang benar. Dia sudah mempelajari dari berbagai drama yang sering ia tonton.
Dan sayangnya Steven tak membiarkan Jessica mengambil alih ciuman itu terlalu lama. Dia kembali mengambil alih ciuman tersebut dan kembali menginvasi bibir Jessica seperti tadi.
Sayangnya ciuman itu harus berakhir oleh ketukan pada pintu. Steven mendengus kecewa sedangkan Jessica langsung kegirangan, karena bisa lepas dari belenggu Steven. Jessica meninggalkan Steven lalu berjalan kearah pintu.
"Untuk apa kau datang kemari?" Jessica menatap Dante dengan pandangan tak bersahabat.
"Aku ada urusan dengan Steven. Jadi minggirlah dan jangan halangi jalanku!!"
Jessica memblokir pintu dengan tangan kanannya dan tak mengijinkan Dante untuk masuk ke dalam apalagi menemui Steven. Dan tentu saja hal itu memancing emosi Dante.
"Berhenti menguji kesabaranku. Dari kemarin aku diam karena aku menghargaimu sebagai tamu di rumah ini. Jadi jangan lewati batasanmu!!" Dante memperingatkan.
"Sica, jangan halangi lagi. Biarkan saja dia masuk!!" Seru Steven.
"Kau dengar itu, jadi jangan sok berkuasa disini!!" Dante melewati Jessica begitu saja, dia menghampiri Steven yang hanya menatap datar padanya.
Kemudian Steven memberi kode pada Jessica supaya menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Dan Dante yang menyadarinya pun terkejut, dia menatap Jessica dengan marah. "Apa yang kau lakukan?! Cepat buka kuncinya!!" Pinta lelaki itu menuntut.
Jessica menggeleng. "Jika aku membuka kuncinya lalu bagaimana kami berdua bisa bersenang-senang denganmu. Kamar ini kedap suara dan berteriak sekencang apapun kau nantinya, tidak akan ada yang bisa mendengar suaramu!!" Jessica menyeringai.
"Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Jangan macam-macam denganku, aku ini adalah calon pewaris seluruh kekayaan Nero dan aku bisa melakukan apapun pada kalian berdua!!" Dante menatap keduanya bergantian.
Steven menyeringai. Dia bangkit dari kursi rodanya dan menghampiri Dante. Kedua mata Dante membelalak sempurna saat mengetahui jika sebenarnya Steven tidaklah lumpuh.
"Ka..Kau, jadi selama ini kau tidak lumpuh?!"
"Kenapa? Kau terkejut melihat si pecundang ini ternyata bukan pria lumpuh seperti yang kalian pikirkan selama ini?!"
Jessica menendang lutut bagian belakang Dante hingga pria itu jatuh berlutut di depan Steven. Bukan hanya satu iblis, tetapi dua iblis dihadapannya. Steven, si pecundang lumpuh yang selalu dia tindas kini berubah menjadi sosok yang berbeda. Tak hanya dari caranya berbicara, tetapi juga tatapan dan sorot matanya.
"Kali ini, kau tidak akan kubiarkan lolos!!" Steven menyeringai.
Dante mulai berkeringat dingin. Bagaimana dia bisa kabur dari dua orang ini yang sama-sama berbahaya. Dan entah bagaimana Steven akan membalas semua perbuatannya!!
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MAMPUS LO STEVEN...😁😁😁😁
2023-08-05
0
Sulaiman Efendy
WANITA GOBLOK BIN BODOH, DIBUTAKN OLEH CINTA,, BKNKH LO PRNH ANGKAT TLPN MIKE DRI SEORANG WANITA YG MNGAKU PACAR NYA.. HRSNYA LO SELIDIKI TU MIKE, BKN MAIN PRCAYA2 DOANK..
2023-08-05
0
Aqiyu
👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
sepasang iblis mengerikan
2022-11-30
1