Bab 2: Iblis Atau Manusia

Jessica membuka lebar-lebar pintu kamar pengantinnya. Ribuan kelopak mawar merah tersebar di atas tempat tidur dan juga lantai. Bukannya merasa tersanjung, bahagia dan terharu. Gadis itu malah menyeringai sinis.

"Sungguh konyol!!" Jessica berucap lirih.

Dia merasa geli sendiri membayangkan ketika dirinya harus tidur satu ranjang dengan pria asing yang kini telah resmi menjadi suaminya. Jika saja yang menikah dengannya adalah seseorang yang dia cintai, pasti Jessica tidak akan bersikap seperti ini.

"Sampai kapan kau akan berdiri mematung di sana seperti orang bodoh?!" tegur seseorang dari arah belakang. Sontak Jessica menoleh dan mendapati Steven menggerakkan kursi rodanya ke arahnya.

Kemudian Jessica beranjak dan menghampiri Steven. "Apa dikamar ini aku akan tinggal mulai sekarang?"

"Lalu menurutmu? Atau mungkin kau ingin tidur di balkon? Lakukan saja, tidak ada orang yang akan melarang!!"

Jessica menatap pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu tak percaya. Apa dia tidak salah dengar, bisa-bisanya Steven memintanya untuk tidur di balkon.

"Sebenarnya kau ini iblis atau manusia? Apa kau benar-benar tidak memiliki hati nurani?! Dan melihat sikapmu yang begitu arogan, aku jadi ragu jika sebenarnya kau itu tidaklah lumpuh. Tetapi hanya pura-pura lumpuh!!"

Steven menatap Jessica dengan seringai tipis. Rupanya gadis yang baru dia nikahi ini bukanlah gadis bodoh yang tidak tau apa-apa. Dan entah sebuah mukjizat atau justru petaka dia menikahi Jessica.

"Lalu menurutmu? Atau mungkin kau ingin tidur di balkon? Lakukan saja, tidak ada orang yang akan melarang!!"

Jessica menatap pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu tak percaya. Apa dia tidak salah dengar, bisa-bisanya Steven memintanya untuk tidur di balkon.

"Sebenarnya kau ini iblis atau manusia? Apa kau benar-benar tidak memiliki hati nurani?! Dan melihat sikapmu yang begitu arogan, aku jadi ragu jika sebenarnya kau itu tidaklah lumpuh. Tetapi hanya pura-pura lumpuh!!"

Steven menatap Jessica dengan seringai tipis. Rupanya gadis yang dia nikahi ini bukanlah gadis bodoh yang tidak tau apa-apa. Dia cerdik, cantik dan memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi. Dan entah sebuah mukjizat atau justru petaka dia menikahi Jessica.

"Atas dasar apa kau mengatakan jika aku hanya pura-pura lumpuh? Apa kau memiliki bukti yang bisa membuktikan ucapanmu itu?" Steven menyeringai.

"Kau menantangku?!"

Steven menggeleng. "Tidak ada yang menantangmu, aku hanya bertanya dan memintamu mempertanggungjawabkan ucapanmu itu. Bagaimana jika ada orang yang mendengarnya dan kemudian mereka salah paham? Bagaimana kau akan memberikan penjelasan pada mereka?"

Itu adalah sebuah pertanyaan yang menjebak. Dan Jessica harus berhati-hati untuk menjawabnya. "Saat ini aku memang tidak memiliki bukti apapun yang bisa membuktikan jika sebenarnya kau itu tidaklah lumpuh. Tunggu sampai aku memiliki buktinya, akan kubuat kau tidak berkutik sama sekali!!"

"Lakukan saja, karena sampai itik beranak serigala sekalipun. Kau tidak akan mendapatkan bukti apapun!!!"

Jessica tersenyum meremehkan. "Kita lihat saja nanti!!" kemudian ia beranjak dari hadapan Steven dan masuk ke dalam kamar mandi. Tubuh Jessica terasa gerah dan lengket semua karena berkeringat. Berendam di air dingin pasti bisa membuat tubuhnya terasa lebih rileks.

Dan sementara itu. Steven tak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum, dia begitu terkesan dengan keberanian gadis itu. Mungkin mereka memang harus membuat kesepakatan yang nantinya bisa saling menguntungkan.

-

-

Jennie merebahkan tubuhnya pada kasur king size yang super nyaman itu. Saat ini gadis itu berada di salah satu hotel di Kota London bersama sang kekasih.

Demi menghindari pernikahan, Jennie memutuskan untuk melarikan diri karena tidak mau menikah dengan lelaki yang dipilihkan oleh ibunya. Itulah kenapa dia meminta sang kekasih membawanya kabur ke luar negeri.

Mike, itulah nama kekasih Jennie. Jennie sangat mencintainya, namun entah dengan Mike. Karena sebelum mengenal Jennie, dia adalah seorang Casanova.

Perhatian Jennie teralihkan oleh suara dering pada ponselnya. Gadis itu beranjak dan mendapati nomor asing tertera di layar ponsel itu yang menyala terang. Penasaran siapa yang menghubungi kekasihnya, Jennie pun segera menerima panggilan tersebut.

"Mike," suara manja seorang wanita menyapu gendang telinga Jennie, membuatnya bertanya-tanya siapa sebenarnya yang menghubungi kekasihnya itu.

"Siapa ini? Kenapa kau menghubungi, Mike?" Tanya Jennie to the poin.

"Aku Casandra, kekasih Mike. Kau sendiri siapa? Kenapa ponsel Mike ada padamu?" Si penelpon balik bertanya.

Jennie menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan menatap layar yang menghitam itu selama beberapa detik. Apa dia tidak salah dengar? Seorang perempuan menghubungi Mike dan mengaku sebagai kekasihnya? Dan mendengar hal itu membuat Jennie naik pitam.

"Kau bertanya siapa aku?! Aku ini calon istrinya. Berhenti menghubungi Mike, karena aku dan dia sudah mau menikah!!" Dan Jennie memutuskan sambungan telfon itu begitu saja.

Dengan kesal Jennie mengeluarkan nomor ponsel Mike dan menghancurkannya. Jika Mike masih memakai nomor yang lama, pasti perempuan itu akan menghubunginya lagi dan lagi. Jadi Jennie menggantinya tanpa sepengetahuannya.

Cklekk...

Pintu kamar mandi terbuka. Sosok tampan nan gagah keluar dari dalam sana. Mike memicingkan matanya melihat wajah murung kekasihnya. Mike meletakkan handuknya lalu menghampiri sang kekasih.

"Kenapa kau memasang muka jelek seperti ini, hm?" Tanya Mike.

"Mike, jawab dengan jujur. Apa kau benar-benar mencintaiku dengan tulus?"

Mike memicingkan matanya. "Kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Apa kau tidak percaya padaku?" Jennie menggeleng, meyakinkan pada Mike jika dia mempercayainya 100%."Nah, ini baru kekasihku. Aku ganti baju dulu." Mike mengecup bibir Jennie dan pergi begitu saja.

Jennie tersenyum lebar mendengar jawaban Mike. Dia yakin jika perempuan itu hanya mengada-ada saja. Mike tidak mungkin mengkhianatinya.

-

-

Tampak seorang wanita yang sudah berumur menikmati segelas red wine di ruang keluarga kediamannya. Kedatangan sosok pria tampan dalam balutan pakaian formal mengalihkan perhatiannya.

"Ma, kenapa kau masih bisa bersantai seperti ini saat tahu orang asing telah masuk ke dalam rumah ini?"

Wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap pria itu sedikit datar. "Lalu aku harus bagaimana? Bukankah papamu sendiri yang membawa perempuan itu masuk ke dalam rumah ini?! Memangnya apa yang perlu dikhawatirkan. Dia bukanlah ancaman bagi kita berdua, dia sama pecundangnya dengan si Lumpuh itu!!"

Pria muda itu menggeleng. "Jangan terlalu meremehkan seseorang, Ma. Kau baru satu kali bertemu dengannya. Kau itu belum mengenal karakternya dengan baik. Jadi bagaimana bisa kau menyebutnya sebagai pecundang?!"

Wanita itu menyeringai. "Dante Lim, kau bodoh ya?! Karena hanya pecundang yang mau menikah dengan pecundang!!"

"Tapi bagaimana jika aku bukanlah seorang pecundang seperti yang kau katakan?!"

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Aqiyu

Aqiyu

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2022-11-30

1

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

keren👍

2022-11-14

1

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

Jennie kau bakal menyesal nantinya

2022-11-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!