Bab 3: Tidak Beretika

"Tapi bagaimana jika aku bukanlah seorang pecundang seperti yang kau katakan?!"

Ibu dan anak itu sontak menoleh, terlihat Jessica menghampiri keduanya. Seringai tipis tercetak di bibir ranumnya. Gadis itu menatap ibu dan anak di depannya ini bergantian.

"Bagus sekali ya, orang-orang dari keluarga terhormat bisa-bisanya membicarakan menantu perempuannya dibelakang. Apa keluarga ini kekurangan etika?" ucap Jessica dengan seringai yang sama.

Wanita itu lantas berdiri. "Dasar tidak tahu sopan santun!!" Dengan penuh amarah ia melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Jessica.

Namun sayangnya tamparan itu bisa ditahan dengan mudah oleh Jessica. Gadis itu mencengkram pergelangan ibu mertuanya dan menatapnya dengan pandangan meremehkan. Sorot matanya dingin dan penuh permusuhan.

"Simpan saja tenagamu itu, Ibu!! Karena aku bukanlah menantu yang bisa kau tindas dengan sesuka hatimu!!" ibu satu anak itu meringis kesakitan akibat cengkraman jessica pada pergelangan tangannya.

Lagi-lagi Gadis itu menatap wanita setengah baya ini dengan senyum meremehkan. Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, ia beranjak dari hadapan mereka berdua dan melenggang pergi.

Dan sementara itu...

Steven yang melihat langsung pertunjukkan menyenangkan itu dari lantai dua terlihat begitu menikmatinya. Si ibu tiri baru saja menemukan lawan yang seimbang. Dan benar dugaannya, Jessica bukanlah gadis yang mudah untuk ditindas, dia benar-benar tidak bisa diremehkan.

"Tuan Muda, istri Anda benar-benar luar biasa. Akhirnya ada orang yang berani melawan Nyonya. Selama ini dia selalu bersikap dan bertingkah semena-mena pada semua orang termasuk Anda. Tapi hari ini, dia menemukan rival yang seimbang." Ujar pria yang berdiri disamping kursi roda Steven

"Kau benar. Dia benar-benar wanita yang tangguh. Dan untuk saat ini, aku masih membiarkan ibu dan anak itu berada di atas awan, sebelum nantinya ku jatuhkan mereka ke dasar jurang."

"Sebenarnya apa yang sedang Anda rencanakan, Tuan Muda?" Pria itu menatap Steven penasaran. Dia penasaran dengan rencana Tuannya.

Steven menyeringai tajam. "Tunggu saja, kau akan segera mengetahuinya!! Antarkan aku kembali ke kamar!!"

"Baik, Tuan Muda."

-

-

Jessica kembali ke kamarnya dan mendapati Steven yang sedang duduk bersandar pada sandaran tempat tidur sambil membaca sebuah buku. Gadis itu tidak tau buku apa yang sedang dibaca oleh suaminya, dan dia tidak mau tau.

Alis gadis itu terangkat naik saat melihat bentuk tubuh Steven yang bisa dikatakan mendekati sempurna. Otot lengan yang terbentuk, tidak terlalu besar namun terlihat kuat ketika disentuh. Dan singlet putih yang melekat di tubuh lelaki itu tak bisa menutupi bentuk perutnya yang sixpack.

"Apa yang kau lakukan?" Steven mencengkram pergelangan tangan Jessica ketika gadis itu hendak menyentuh lengannya.

Sudut kanan bibir Jessica terangkat naik. Dia menjauhkan tangannya dari tubuh Steven. Pemuda itu keberatan ia menyentuhnya.

"Pertanyaan macam apa itu? Bukankah kita adalah suami-istri, lalu kenapa kau merasa keberatan ketika aku hendak menyentuhmu? Tidak disangka-sangka ya, ternyata kau memiliki bentuk tubuh yang bagus. Otot lengan dan perut yang kencang serta terbentuk."

"Dan aku sedikit heran, bagaimana bisa orang yang lumpuh sejak berusia 15 tahun memiliki tubuh seideal ini. Bahkan kau tidak pernah melakukan aktifitas apapun, selain hanya duduk diatas kursi rodamu. Kecuali jika lumpuh-mu ini adalah palsu!!" Jessica tersenyum menyeringai.

Steven menarik lengan Jessica dan membuat gadis itu jatuh ke pangkuannya. "Kenapa kau ingin tau sekali apakah aku benar-benar lumpuh atau tidak, jangan terlalu jauh melewati batasanmu, Nona!! Ingat, posisimu disini hanya sebagai pengganti!!"

Jessica menarik singlet yang Steven kenakan dan membuat tubuhnya terdorong ke depan. Membuat hidung dan bibir mereka tanpa sengaja saling bersentuhan. Jarak keduanya begitu dekat, saking dekatnya hingga mereka bisa merasakan hembusan napas masing-masing.

Jarak yang begitu dekat membuat Jessica menjadi gugup dan panik. Buru-buru dia menjauh dari Steven, namun tarikan pada pinggangnya malah membuatnya jatuh ke dalam pelukan pemuda itu. "A..Apa yang kau lakukan, lepaskan aku!!" Pinta Jessica menuntut.

"Kenapa kau terlihat gugup? Apa kau tau aku akan menggigitmu? Tenang saja, aku bukan seorang kanibal. Dan melihat bibir ranummu yang menggoda itu, membuatku ingin sekali mencicipinya!!"

Steven mengangkat dagu Jessica dan memiringkan kepalanya. Bersiap untuk menciumnya. Merasa terancam, buru-buru Jessica mendorong Steven sebelum bibir mereka bertemu.

"Jangan sembarangan apalagi bersikap kurang ajar!! Bibirku ini masih perawan, jadi jangan asal embat saja!!" Gerutu Jessica dan pergi begitu saja.

Steven tersenyum dingin, dia menatap Jessica yang berjalan ke kamar mandi dengan seringai tipis. Tiba-tiba istrinya itu membuatnya bergairah. "Cepat atau lambat, aku pasti akan mendapatkanmu Jessica Valerie!!"

Tatapan Steven berubah serius, tajam dan berbahaya. Si Lumpuh tak berguna, sebenarnya hanyalah kedok saja. Karena sesungguhnya, dalam diri Steven bersemayam sosok Iblis yang sangat mengerikan dan berbahaya.

-

-

Nyonya Valerie beranjak dari duduknya melihat ponselnya yang ada diatas meja terus bergetar menandakan ada panggilan masuk. Nomor luar negeri, penasaran siapa yang menghubunginya, ia pun menerima panggilan itu.

"Halo,"

"Ma, ini aku, Jennie!!" Jennie menyela ucapan ibunya.

"Jennie, masih berani kau menghubungi Mama setelah hampir mempermalukan keluarga kita!!" Kata-kata tajam keluar dari bibir Nyonya Valerie Setelah dia tahu siapa yang menghubunginya.

"Ma, kenapa kau malah menyalahkanku. Bukankah putrimu bukan hanya aku saja, masih ada Jessica!! Lalu kenapa malah aku yang kau tumbalkan untuk menikah dengan pria tua, karatan dan lumpuh dari keluarga kaya raya itu?!" Jennie melayangkan protesnya. Dia tidak terima disalahkan oleh ibunya.

Nyonya Valerie memicingkan mata. "Kenapa kau begitu yakin jika dia sudah tua dan karatan?! Bahkan sebelumnya kau belum pernah bertemu dengannya secara langsung. Jadi bagaimana bisa kau mengatakan hal konyol semacam itu?!"

"Ma, aku menghubungimu bukan untuk mengajakmu berdebat. Tetapi aku menghubungimu karena aku ingin mengabarkan tentang keberadaanku saat ini. Dan asal Mama tahu saja, sekarang hidupku sudah bahagia. Aku sudah mengambil keputusan yang tepat dengan kabur ke luar negeri bersama Mike. Mike begitu baik dan kami saling mencintai!!"

Sudah Nyonya Valerie duga, jika putrinya kabur ke luar negeri tidak hanya sendirian melainkan bersama Pemuda yang berstatus sebagai kekasihnya.

Sejak awal Nyonya Valeri tidak pernah merestui hubungan Jennie dan Mike, karena dia tahu jika pemuda itu bukanlah Pemuda baik-baik. Tetapi Jennie tidak pernah mau mendengarkannya, dia selalu mengatakan jika Mike adalah yang terbaik untuknya.

"Baiklah semoga kau bahagia dengan pilihanmu, tapi ingat Jennie. Jika laki-laki itu suatu saat menghianatimu, Jangan pernah mencari Mama dan menangis seperti anak kecil. Karena sejak awal Mama sudah memperingatkanmu!!"

"Tidak akan!! Dan akan ku buktikan pada Mama, jika pilihanku tidak pernah salah!!"

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DAN TERNYATA PILIHAN LO SANGAT2 SALAH..

2023-08-04

0

Aqiyu

Aqiyu

pasti kamu menyesal Jenn

2022-11-30

1

Manggu Manggu

Manggu Manggu

lanjut💪👍

2022-11-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!