Well Dominated Love

Well Dominated Love

Bab 1

Nasha segera berlari begitu turun dari mobilnya yang terjebak macet di tengah jalan.

Untung saja jalan itu dekat dengan stasiun kereta bawah tanah. Ia segera memesan tiket dan segera menaiki kereta.

Selang beberapa menit, ia segera berlari setelah turun dari kereta bawah tanah.

“Tidak acaranya sudah dimulai. Terlambat lima menit bukan masalah besar.”

Nasha pun berlari dengan semangat sambil mendorong orang-orang untuk minggir.

Begitu keluar dari stasiun kereta bawah tanah, ia melihat jalanan luar yang cukup lenggang.

Ia pun memesan taksi.

Kegusaran Nasha semakin menjadi ketika ia memasuki kawasan perumahan elit.

Dimana di sana diselenggarakan acara ulang tahun seseorang yang sangat berpengaruh di dalam hidupnya.

Nasha berlari ke sana begitu ia akan memasuki ruang acara. Ia mengatur napasnya dan sedikit membenahi penampilannya.

Nasha langsung memasukinya dan suara dari seorang pria benar-benar membuat otaknya kaku seketika.

“Aku akan menikah lagi.”

Otak Nasha seakan kusut.

Nasha pikir ia salah mendengar. Rupanya Nasha memang tidak salah dengar. Jadi ayahnya pasti bercanda.

“Apakah ayah sedang bercanda? Wah candaan ayah memang lucu sekali,” ucap Nasha sambil tertawa garing, ia juga menepuk-nepukkan kedua tangannya.

Pria tua itu menggeleng. “Tidak.”

Nasha ternganga tolol. Tapi siapa yang tidak. Surya Gustama tidak akan pernah lagi menatap dunia dengan cara yang sama jika dia menikah lagi. Dengan seorang wanita yang tidak pernah Nasha ketahui asal-usulnya.

“Apa yang kamu katakan, ayah?”

“Kamu tidak setuju?”

“Ayah, berharap aku akan memberi selamat?” Tanya Nasha tak percaya. “Seharusnya aku mengatakan selamat ulang tahun pada ayah bukannya memberi selamat atas rencana pernikahan ayah.”

Terlihat sekali raut wajah Nasha yang kecewa, marah dan juga masih tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya.

Bagaimana bisa ayahnya yang sudah berjanji untuk tidak menikah kembali setelah kematian ibunya yang sudah beberapa tahun kini berubah pikirannya.

Rasanya Nasha ingin segera mengetahui wanita yang bisa membuat pikiran ayahnya berubah untuk segera menyengsarakan hidup wanita itu.

...♡♡♡...

Andai ada jin keluar dari lampu sebelah tempat tidurnya, Nasha akan mengajukan tiga permintaan.

Pertama, meminta ibunya kembali hidup. Kedua, ia segera mengambil alih perusahaan Gustama Corp. Ketiga, ia ingin hidup bahagia selalu.

Pikirannya mulai berputar-putar tak karuan dan tak terkendali. Ini akibat dari pernyataan ayahnya yang mengguncang seluruh sel sensorik dan motoriknya.

Nasha berbaring di tempat tidur, menatap kegelapan dan benaknya melonjak-lonjak di seantero ruangan kamarnya.

Nasha menyuruh diri sendiri untuk tidur. Ia memejamkan matanya dan berbaring diam, sangat diam. Mencoba untuk berdamai dengan dirinya.

Bermenit-menit. Ia menyuruh benaknya berbaring di sana.

“Tidur, tidur, tidur,” gumam Nasha.

Namun matanya membuka seketika.

Keesokan paginya, Nasha keluar dengan mata merah dan bengkak. Jelas sekali ada lingkaran yang samar meskipun sudah ditutupi oleh polesan bedak.

Nasha menyeret kakinya ke ruang makan. Di sana sudah tampak ayahnya dengan wajah seperti biasa. Melihat ayahnya dan memori ultimatum ayahnya kemarin membuat nafsu makannya hilang seketika.

“Sarapan, sayang.”

Suara ayahnya terdengar saat Nasha duduk di depannya.

Nasha melihat ayahnya yang makan seperti biasa dan Nasha kesal akan itu. Nasha selalu mengawasi ayahnya yang makan dengan tenang.

“Ada apa?”

Nasha menggeleng.

“Katakan, apa yang ingin kamu katakan.”

“Apa yang ada di pikiranmu, yah?” tanya Nasha.

“Kamu.”

“Aku?” ujung garpunya bergerak e arah dadanya sendiri.

“Ya.”

“Ayah tahu maksudku kan? Pernikahan gila ayah. Jangan ayah membuat alasan menikah lagi karena aku. Ayah tidak tahu, ada lingkaran hitam di mataku, ini semua akibat ulah ayah”

“Aku benar-benar melakukannya untuk kebaikan kita berdua.”

Nasha tersenyum miring.” Kebaikan kita atau kebaikan ayah?”

“Ayah akan menikah lagi dan aku juga akan memiliki anak lagi supaya aku bisa mewariskan GustamaCorp untuknya serta membebaskanmu dari beban ini, Nasha.”

Rasa takut seketika menjelma ngeri ketika ia mencoba untuk memproses ucapan ayahnya.

"Ayah akan menikah lagi. ayah akan mempunyai anak lagi dan aku tidak akan pernah mewarisi GustamaCorp.”

Nasha begitu marah. Sejak ia lahir, Nasha selalu mempercayai bahwa ia adalah satu-satunya pewaris sah GustamaCorp dan tidak ada satu pun orang yang bisa mengambil alih posisi itu. Apalagi saudara tiri.

“Apa yang merasuki pikiranmu, ayah? GustamaCorp adalah milikku.”

Nasha menekan emosinya dan merapalkan kalimat itu melalui gigi-giginya yang merapat geram.

Ayahnya mendesah. “Aku merasa bersalah memaksamu menerima tanggung jawab karena kamu adalah satu-satunya anakku. Kamu belajar untuk menerimanya meskipun itu membebanimu. Ayah sudah cukup memaksa dan menuntutmu hingga akhir.”

“Itu sama sekali tidak benar!” sergah Nasha.

“GustamaCorp memerlukan pewaris.”

“Ya, itulah fungsiku. Aku adalah satu-satunya pewaris itu.”

Ayahnya menggeleng dan itu membuat Nasha menjadi semakin frustrasi. Ia melempar sendok dan garpunya dan menatap ayahnya dengan marah.

“Kamu tidak memenuhi syarat itu, Nasha.”

“Kenapa? Apa aku bukan ana

k kandung ayah?”

“Tentu saja tidak, sayang.”

Nasha langsung mendengus.

“Masalahnya...”

“Masalahnya?”

“Masalahnya, kamu tidak ingin menikah. Sementara ayah terlalu menyayangimu untuk memaksamu melakukan hal yang tidak kamu sukai. Ayah sudah memutuskan untuk membebaskanmu dan mengambil tanggung jawab ini. Kamu dapat hidup bebas.”

Nasha merasakan emosi yang sulit dijelaskan. Suara Nasha bergetar halus ketika ia membuka mulut dan mengomentari penjelasan tersebut.

“Jadi...jadi karena aku tidak ingin menikah?”

Ayahnya mengangguk. Ayahnya tidak ingin GustamaCorp tidak memiliki pewaris setelah Nasha memegang kendali sepenuhnya atas GustamaCorp. GustamaCorp yang dibangun dengan jerih payah, tetes-tetes keringat haruslah berjalan dan bergenerasi.

“Jadi kalau aku menikah, maka semua akan selesai?” Nasha berucap penuh penekanan.

“Ya, kalau kamu menikah seperti orang-orang pada umumnya.”

“Aku akan melakukannya. Aku akan menikah.”

Entah apa yang merasuki Nasha, tapi wanita itu terlihat bersungguh-sungguh mengatakannya.

...♡♡♡...

Nasha memutuskan untuk tidak pulang terburu-buru. Duduk di ruang kerja menghadap sebuah meja kerjanya. Nasha menghela napas panjang dalam-dalam dan mengatupkan kelopak matanya cukup lama. Meresapi apa yang dihadapi untuk hari ini.

Ia menoleh ke sebelah kanan setelah matanya terbuka sempurna, menatap sahabatnya.

“Jadi kamu ingin aku mencari pria yang sesuai.”

Nasha hanya mengangguk pelan. Sementara Manda mendesah pelan karena Nasha hanya memberinya waktu seminggu untuk mendapatkan pria yang sesuai dengan kriteria sahabatnya.

“Ayahku akan menikah bulan depan. Jadi aku bilang aku akan menikah satu minggu lagi.”

Manda lagi-lagi mendesah. Dari pada sekarang ia mengharapkan seseorang jatuh dari langit dan menikahi Nasha.

“Nasha, kamu mau menikah atau mau buat kue. Menikah masa tenggat Cuma satu minggu, itu pun calonnya belum ada.”

“Itu urusan kamu, oke. Sekarang aku mau pulang dulu. Bye.”

Begitu Nasha pulang ke rumahnya ia langsung disambut oleh ayahnya. Jelas sekali ekspresi ayahnya sangat kecewa. Nasha tahu penyebabnya.

Malam ini sebenarnya ada makan malam dengan calon istri ayahnya. Namun Nasha pulang telat untuk menghindari calon istri ayahnya.

Tapi hal tak terduga terjadi, wanita itu rupanya menunggunya. Nasha terpaksa makan malam bersama wanita itu dan ayahnya.

Sekarang ia tahu kenapa ayahnya ingin menikah. Ketika Nasha duduk di depan semakin besar dorongan Nasha untuk lebih cepat mendapatkan pasangan. Karena Nasha perlu menyelamatkan ayahnya dari wanita mata duitan.

Hanya sekali lirik, Nasha sudah tahu wanita tipe apa Roseana Teasa. Wanita yang tak jauh berbeda dengan usianya sekarang.

Nasha hampir mencibir ketika melihat kelakuan mereka berdua. Wanita itu terkikik geli ketika ayahnya membisikkan sesuatu di telinganya dan Nasha benar-benar bisa berharap seandainya ia bisa menenggelamkan Roseana di kursi yang kini tengah di duduki. Ia akan melakukannya.

Nasha meriah gelas air putihnya dan menyesapnya.

“Kami tidak bisa menunggu lagi sayang.”

Nasha tersedak, ia benar-benar tersedak ketika mendengar kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulut ayahnya. Apa maksud ayahnya? Tidak bisa menunggu apa?

“Kamu tidak apa-apa sayang?” tanya Roseana.

Nasha masih terbatuk, ia mengangkat telapak tangannya untuk meminta mereka agar tidak khawatir. Setelah beberapa detik, setelah Nasha yakin ia berhasil untuk mengendalikan tubuhnya dan kembali bernapas normal. Ia langsung melotot ke arah mereka berdua terutama ke arah ayahnya.

Terpopuler

Comments

Quenby Unna

Quenby Unna

Agak laen memang pikiran Gustama biasanya anak gadisnya dijodohkan demi perusahaan ini mau nikah lagi dan bikin anak u/ pewaris perusahaannya

2023-06-07

0

Pink Blossom

Pink Blossom

aku mampir kak, smngtt🤗💪

2023-01-16

1

Laksana mutiara🥀

Laksana mutiara🥀

Cinta muslimah si gadis bisu telah hadir, kak😄🤗.

Tetap semangat menulisnya!!😉.

2023-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!