Bab 2

Nasha meraih gelas air putihnya dan menyesapnya.

“Kami tidak bisa menunggu lagi sayang.”

Nasha tersedak, ia benar-benar tersedak ketika mendengar kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulut ayahnya.

“Kamu tidak apa-apa sayang?” tanya Roseana.

Nasha masih terbatuk, Nasha mengangkat telapak tangannya untuk meminta mereka agar tidak khawatir. Setelah beberapa detik, setelah Nasha yakin ia berhasil untuk mengendalikan tubuhnya dan kembali bernapas normal. Ia langsung melotot.

Keningnya berkerut samar. Sesaat sempat Nasha merutuki kebodohannya. Tak lupa ia juga merutuki dua manusia yang di depannya.

“Apa? Apa yang tidak bisa kalian tunggu?” Nasha bertanya, tidak yakin ia ingin mendengar jawabannya.

“Kami tidak bisa menunggu lama lagi. Kami akan mengumumkan pertunangan kami, segera.”

Nasha mendapati dirinya tidak bisa berkata-kata lagi. Hanya kelopak matanya yang menutup dan membuka. Hanya tunangan kan? Belum sampai menikah kan?

“Bagaimana dengan dirimu?”

“Aku?”

“Kamu bilang, kamu juga akan menikah. Kamu sudah mendapatkan calon suami?”

“Oh, apakah Nasha juga akan menikah?” tanya Roseana. Senyum jahatnya jelas seakan mengejeknya.

“Ya, aku sudah mendapatkannya,” sembur Nasha.

Ayahnya tertawa seolah Nasha baru saja melontarkan lawakan paling lucu sedunia.

“Jadi, kapan kamu akan memperkenalnya? Ayah, sudah tidak sabar lagi.”

“Tentu, aku akan memperkenalkannya segera.”

Nasha akan membawa kejutan ke hadapan ayahnya, sial.

...♡♡♡...

Mereka sudah duduk di sofa yang berada tepat di meja kerja Nasha. Sofa berwarna putih gading yang sewarna dengan dinding ruangan.

“Bagaimana? Itu kandidat yang aku rekomendasikan,” ucap Manda. “Aku hampir semalaman tidak tidur karena sibuk mencari beberapa kandidat pria untukmu.”

Tangan Nasha bergerak untuk meletakkan kertas itu ke atas meja. Nasha menegakkan punggungnya, ia melepaskan kekehan singkat berbarengan dengan matanya yang mulai berbarengan dengan matanya yang berair. “Tidak bisa dipercaya,” desisnya.

Ia dikejutkan oleh lembaran-lembaran yang merupakan beberapa profil latar belakang beberapa pria.

Manda mengerutkan alisnya karena merasa aneh.

“Aku tidak percaya, aku akan melakukan ini.”

Manda mengerjap-kerjapkan matanya.

“Jadi kamu tertarik yang mana?”

Nasha menggeleng pelan. “Tidak dari mereka yang memenuhi kriteria.”

Mulut Manda langsung menganga lebar. Ia sama sekali tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Ia rela bergadang untuk melakukan riset ini dan Nasha menolak semuanya.

“Terus kamu mau yang bagaimana?”

“Dia harus tampan, kaya dan juga tidak tertarik dengan pernikahan.”

Lagi-lagi mulut Manda terbuka.

“Bagaimana bisa dia tidak tertarik dengan pernikahan tapi kamu ingin mengajaknya menikah?”

Nasha langsung melihat ke arah Manda.

“Maksud aku, kita sama-sama tidak tertarik dengan pernikahan. Aku berencana menikah kontrak. Begitu aku mendapatkan perusahaan ayahku, pernikahanku selesai. End.”

Manda menggeleng-gelengkan kepalanya dengan jalan pikiran sahabat sekaligus atasannya.

“Aku ada kandidat lain yang masuk kriteriamu itu.”

“Benarkah? Siapa dia?”

“Putra satu-satunya dari pemilik perusahaan GJ grup. Galaksi Januartha. Hanya saja ada rumor yang tidak terlalu bagus.”

“Berapa umurnya?” tanya Nasha.

“Tiga puluh tahun.”

“Hanya beda empat tahun. Beri aku alamat perusahaannya dan tempat tinggalnya.”

Keesokan harinya, Nasha datang ke perusahaan Galaksi. Ia menatap gedung pencakar langit itu.

Kacamata hitam yang ia kenakan ia lepas begitu kakinya menyentuh lantai lobi.

“Maaf, ada yang bisa saya bantu.”

“Aku ingin bertemu dengan Galaksi.”

“Galaksi? Oh presdir Galaksi. Maaf, sebelumnya. Apakah nona sudah membuat janji dengan beliau sebelumnya?”

“Tidak,” jawab Nasha.

“Maaf Nona, jika nona tidak mempunyai janji. Nona tidak bisa menemuinya.”

“Apa? Kamu belum tahu aku?”

Wanita itu menggeleng.

“Aku Nasha Gustama. Pewaris satu-satunya GustamaCorp.”

Wanita itu terdiam.

“Aku di sini untuk membicarakan bisnis dengannya.”

Wanita itu langsung meminta maaf dan segera mengantarkan Nasha ke ruangan Galaksi.

Nasha langsung mengikuti wanita itu.

Begitu wanita itu mengantarkannya tepat di depan ruang Galaksi. Nasha mengetuk pintu dan langsung membuka pintu.

Begitu ia masuk, Nasha langsung melihat sosok pria yang duduk di kursi kebesarannya. Rambut hitam, alis tebal, dengan mata yang tajam. Hidung mancung dan bibir tipis.

Sosok yang elegan, dingin dan sombong.

Nasha menatapnya tanpa rasa takut.

“Kau, siapa?”

“Ayo kita menikah!”

Galaksi menegakkan posisi duduknya dan menatap wanita yang saat ini berdiri di hadapannya.

Tangannya lalu terulur untuk menekan tombol interkom.

“Tolong ke ruanganku sekarang. Ada wanita gila di sini.”

Mata Nasha langsung membulat saat ia dikatakan orang gila. Wtf.

“Aku bukan orang gila. Aku Nasha Gustama. Satu-satunya putri dari Surya Gustama. Kamu pasti tahu kan ayahku?”

Galaksi memicingkan sebelah alisnya.

“Pintu keluar ada di sana,” ucap Galaksi.

“Aku suka sama kamu. Ayo kita menikah,” ucap Nasha.

“Saya memang pria yang menarik dan hampir semua wanita tertarik padaku tapi kamu bukan tipe saya.”

Galaksi terkejut ketika Nasha mulai tertawa. Tadinya, ia berpikir kalau wanita itu akan tersinggung. Ia duduk diam dan menunggu dalam kebingungan hingga tawa Nasha menghilang.

“Jadi rumor itu ternyata benar?”

“Rumor?” alis Galaksi mengernyit.

“Kamu seorang—“

Belum sampai Nasha menyelesaikan kalimatnya dua orang satpam datang dan menyeret Nasha keluar.

“Yak! Lepaskan aku! Lepaskan! Aku bisa jalan sendiri!”

Hari pertama untuk menaklukkan hati Galaksi gagal tidak menyurutkan semangat Nasha. Wanita itu masih tetap gigih pantang menyerah.

Hari kedua di saat ia selesai rapat kerja, Nasha langsung pergi ke perusahaan Galaksi dengan tujuan yang sama.

“Maaf, Bu Nasha. Presdir Galaksi tidak ada di kantor.”

“Ke mana dia?”

“Beliau saat ini ada rapat di luar.”

“Rapat? Bisa beritahu aku dimana rapatnya?” tanya Nasha begitu penasaran.

“Maaf, bu Nasha saya tidak tahu.”

Nasha menghela napas panjang lalu ide muncul di kepalanya.

“Aku akan menunggu di ruangannya," ucap Nasha.

“Maaf, bu Nasha tapi—“

“Tapi apa? Saya datang ke sini untuk membahas bisnis oke.”

Nasha langsung berjalan ke ruang Galaksi. Sesampai di sana, wanita itu langsung mengelilingi ruangan itu.

Dari sudut ke sudut. Setelah puas, Nasha duduk di sofa sambil memeriksa ponselnya. Ada beberapa pesan masuk tentang pekerjaannya.

Nasha sibuk membalas pesan-pesan tersebut hingga lupa waktu bahwa ia ternyata sudah menunggu Galaksi sampai dua jam.

Baru saja Nasha meletakkan ponselnya di tasnya, suara pintu terbuka membuat ia mendongak.

“Bu Nasha masih menunggu presdir?”

“Iya.”

“Maaf, Bu Nasha. Kemungkinan Presdir tidak datang ke kantor. Beliau selesai rapat langsung pulang.”

Nasha langsung memicingkan matanya.

“Kamu tidak sedang berbohong sama aku kan?” selidik Nasha.

Ia tentu saja tidak langsung percaya karena bukan sekali dua kali Galaksi mencoba menghindarinya.

Nasha dapat membaca mimik wanita itu yang tampak berbohong.

“Aku mau tunggu Galaksi sampai dia datang,” putus Nasha, tampak tak ingin diganggu gugat.

“Tapi—“

“Bawakan segelas es kopi,” titah Nasha kemudian.

“Baik, bu Nasha.” Wanita itu menghela napas lalu pergi dari hadapan Nasha.

Tak berselang lama, pintu kembali dibuka dengan kasar. Nasha sampai terlonjak kaget.

“Ada apa? Kenapa kamu selalu cari saya?”

Terpopuler

Comments

Anis Swari

Anis Swari

Apakah rumor itu??? aku penasaran ekekek

2023-06-07

0

Pink Blossom

Pink Blossom

Nasha pantang menyerah sekali ya, smngtt Nasha💪💪

2023-01-19

1

Pink Blossom

Pink Blossom

Keren👍

2023-01-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!