“Menikahlah denganku dan bantu aku untuk mendapatkan GustamaCorp. begitu semua saham-saham berpindah menjadi milikku, aku akan mengubah dua belas persen saham atas kepemilikanku atas namamu.”
Itu adalah tawaran yang luar biasa menggoda. Dua belas persen total saham yang akan diwarisi Nasha adalah jumlah yang besar yang tidak bisa ditolak oleh pria mana pun.
Namun Galaksi adalah pria yang tidak bisa mengalah dan harga dirinya sangat tinggi. Apalagi ini menyangkut tentang hidup dan masa depannya.
“Dua puluh persen,” ujar Galaksi dan terkejut ketika menyadari ia benar-benar menyadarinya.
“Jangan melewati batasanmu.”
Galaksi mengangkat bahu sementara matanya menelusuri wajah Nasha.
Wanita itu tidak akan mencarinya jika dia tidak benar-benar membutuhkannya. Untuk alasan yang tidak bisa dimengerti oleh Galaksi., Nasha sepertinya begitu menginginkan Galaksi sebagai pasangan dalam melengkapi sandiwaranya.
“Tidak ada pria yang dengan sukarela melepas masa lajangnya untuk hidup bersama... wanita yang nyaris tidak dikenalnya.”
Nasha hanya mendengus.
“Lima belas persen.”
Cara wanita itu berbicara kepadanya membuat Galaksi mulai marah. Ia tidak pernah menyukai Nasha sejak pertama kali bertemu.
“Dua puluh persen,” ucap Galaksi.
“Galaksi, Nasha.”
Suara Amara membuat mereka berdua menoleh. Amara sangat penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Maka dari itu Amara menyusul mereka dan melihat kedekatan mereka.
“Ibu...”
Suara Nasha membuat Galaksi menoleh ke arahnya dan menangkap senyum arogan wanita itu, Galaksi tahu bahwa apa yang akan keluar dari mulut Nasha bukanlah sesuatu yang akan senang didengar olehnya.
Nasha langsung mendatangi ibunya dan membisikkan sesuatu di sana. Entah apa yang dibisikan oleh Nasha pada ibunya. Ibunya terlihat sangat bahagia.
“Benarkah itu Galaksi? Jika itu benar, ibu akan menyiapkan semua keperluan acara pernikahan kalian. Ibu akan memberitahu ayah segera. Ibu sangat bahagia.”
Amara segera pergi untuk memberitahukan suaminya.
Galaksi langsung menatap Nasha dengan tatapan tajam.
“Apa yang kamu katakan pada ibu?”
Nasha tidak menjawab dirinya malah mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Galaksi. Wanita itu lantas pergi meninggalkan Galaksi yang masih terlihat membeku di sana.
...♡♡...
Nasha berhasil membuat Galaksi untuk menikah dengannya. Nasha masih terkagum-kagum dengan kenekatan dan kegilaannya ketika ia berjalan kembali ke dalam ruangannya setelah selesai rapat dengan koleganya.
Ia menggeleng-gelengkan kepala, tidak yakin apakah harus tertawa atau justru mengerang keras saat mengingat tentang semua yang dilakukannya.
Kenapa ia memilih Galaksi? Ada alasan tersendiri yang membuatnya menjadikan Galaksi sebagai prioritas utama.
Nasha tidak berbohong ketika ia berkata bahwa pria itu adalah pilihan terbaiknya. Untuk situasi yang sedang dihadapinya.
Ini adalah pernikahan yang saling menguntungkan. Dan ketika Nasha menekankan istilah pernikahan pura-pura. Pernikahan mereka hanya ada di atas kertas.
Para pria yang dikenal Nasha hampir tidak mungkin mereka akan menyetujui syarat seperti itu.
Pria-pria tersebut tidak membutuhkan dukungan finansial maupun status sosial istrinya, mereka memiliki uang dan kekuasaan dan jika Nasha menikah dengan salah satu dari mereka, maka ia hanya berakhir menjadi budak untuk menghangatkan ranjangnya.
Tidak! Sampai mati pun, Nasha tidak akan sudi.
Tetapi Galaksi berbeda. Pria itu tidak tertarik dengan wanita. Ia tertarik pada uang dan kekuasaan. Orang yang gila kerja, itulah Galaksi.
Ketika interkomnya berbunyi sore itu dan suara sekretaris Nasha yang mengumumkan kedatangan Galaksi, Nasha bergegas meraih kesepakatan pernikahan yang akan mereka tandatangani bersama.
Kesepakatan yang akan melegalkan dan mengukuhkan perjanjian di antara mereka serta memberi Nasha rasa tenang yang dibutuhkannya.
Jantung Nasha berdetak sedikit lebih kencang dan tangannya yang berada di atas berkas perjanjian terasa sedikit bergetar saat Galaksi berjalan masuk dengan angkuh dan dingin tatkala dia menarik kursi untuk duduk dengan santai di hadapan Nasha.
Kedua jari-jemari pria itu bertaut, tentang di depan tubuhnya.
“Aku sudah di sini. Jadi?”
Alis Galaksi terangkat karena Nasha tidak kunjung menjawab. Pria itu mencondongkan tubuhnya pelan dan menatap Nasha tanpa minat.
“Jadi kamu ingin membicarakan apa?”
Telapak tangan Nasha menekan berkas yang berada di bawahnya lalu menyodorkan benda itu ke seberang meja.
“Silakan dipelajari,” tegasnya.
Nasha melihat pria itu meraih berkasnya dan mulai membuka halaman pertama.
Kesepakatan itu hanya berisi tentang syarat pernikahan sandiwara mereka, berbagai hak dan kewajiban Nasha lalu berbagai hak dan kewajiban yang didapat Galaksi.
Napas Nasha tersentak pelan ketika Galaksi mengangkat kepala dan menatap Nasha lekat-lekat. Senyum mengejek itu kembali tersungging di bibir tipis pria itu.
“Aku juga punya kesepakatan.”
Entah datang dari mana, tiba-tiba Nasha mendapatkan berkas di depannya.
Mata Nasha melebar tidak ramah. Galaksi menunjukkan dengan dagunya agar dia membukanya.
Oke mungkin Nasha berlebihan karena menganggap Galaksi akan setuju untuk menikah dengannya, lalu menjalani hubungan platonis dan kemungkinan harus hidup selibat untuk waktu yang lama.
Mungkin ia terlalu meremehkan Galaksi sehingga Galaksi akan setuju dengan pengaturannya.
Nasha melonggarkan tenggorokan sambil memperbaiki sikap duduknya dan meraih berkas itu.
Nasha mendapati matanya membulat, Galaksi benar-benar ingin sahamnya sebesar dua puluh persen.
“Ini...”
“Setuju atau tidak sama sekali.”
Nasha sudah tidak ada pilihan lain. Jadi hal yang hanya bisa ia lakukan adalah menyetujuinya.
Nasha kembali membuka lembaran selanjutnya dan dibuat terkejut.
“Aku tidak bisa tinggal di rumahmu,” ucap Nasha.
“Saya juga tidak bisa tinggal di rumahmu,” ucap Galaksi tidak mau kalah.
“Kenapa kita tidak membeli apartemen buat kita tinggali?” Nasha membuat usulan.
Galaksi menggeleng, “Ibu saya tidak akan menyetujuinya. Tinggal di rumah saya atau tidak sama sekali.”
“Pemaksa!”
“Kamu yang memaksa saya untuk menikahimu, jika kamu lupa.”
Nasha mengalihkan perhatiannya kembali ke berkas yang masih digenggamnya. Nasha memperhatikan pria itu membaca satu demi satu kalimat yang tercantum di sana, membalikkan halaman lain lagi dan lagi hingga ia sampai di lembaran terakhir.
Mereka saling setuju dengan apa yang dicantumkan di sana.
“Kapan pernikahan kita akan berakhir?”
Nasha mengerjap. Pria itu sudah menanyakan bagian itu.
“Tentu saja saat aku mendapatkan sahamku.”
“Tetapi, kapan itu terjadi?”
“Segera.”
“Iya tapi kapan? Saya butuh kepastian. Dua bulan, lima bulan, satu tahun?”
“Satu tahun. Paling lama dua tahun dan aku akan mendapatkan semua saham GustamaCorp.”
Ada jejak keraguan yang ditangkap oleh Galaksi. Ia sekali lagi mempertanyakan kapan kontrak itu berakhir. Setelah kembali mendapatkan jawaban.
Galaksi mengamati wajah Nasha sebelum ia menarik pena dari saku kemeja dan menarik berkas itu mendekat padanya.
Nasha yang melihat tanda tangan Galaksi ada di atas kertas putih, langsung tersenyum lebar. Tanpa disuruh Galaksi pun Nasha akan senang hati untuk membubuhi kertas itu dengan tinta hitam miliknya.
“Deal,” ucap Nasha begitu semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Anis Swari
Deal = Sah
2023-06-07
0
Han Sung hwa
Pria memang begitu
2023-04-29
0
Buna Seta
Keren nih
2022-12-29
1