Terkena Panah Sang Dewi

Terkena Panah Sang Dewi

BAB 1 Wanita Gila

"Gawat, bagaimana ini?" Wanita berambut panjang dengan gaun seputih salju berjalan mondar mandir sambil menggigit ujung jarinya.

"Bukankah sudah kuperingatkan tadi, jangan main-main dengan panah takdir." Sahut seorang anak kecil dengan memainkan benda seperti bola kristal di tangannya.

"Iya, tapi tidak kusangka akan terjadi sampai seperti ini. Terus bagaimana jika para petinggi sampai tahu hal ini?" Dengan panik wanita itu masih mondar mandir merasa tidak tenang.

"Em…. Mungkin kau akan dihukum berat, atau yang paling ekstrimnya kau akan di usir dari langit." Masih memainkan bola kristal, anak itu berbicara santai kepada Alexia.

Langkah kakinya berhenti seketika dengan kedua mata melebar, sambil memandang anak kecil yang duduk bersandar di atas pohon emas.

"Jangan membuatku bertambah takut, setidaknya berikan aku solusi sebagai jalan keluarnya." Memegang pelipis kepala yang mendadak terasa sakit.

"Aku punya satu caranya, dan mungkin kau bisa melakukannya." Melempar bola kristal ke atas udara.

Mendengar hal tersebut, seperti kilat Alexia sudah duduk di samping anak kecil tersebut, sambil membawa bola kristal yang barusan tadi di lemparkan. Ia menatap anak tersebut secara seksama. "Cara apa itu?" Dengan serius Alexia mendengarkan dengan mata berbinar.

"Kau harus melepaskan panah takdir yang menempel padanya." Menunjuk satu manusia dengan tangannya.

"Tidak mungkin, lagi pula kekuatan panah takdir sangatlah kuat. Bagaimana bisa aku melepaskannya." Mendadak tubuhnya melemas kembali, seolah harapannya telah hilang.

Anak kecil itu mendekatkan mulutnya ke telinga Alexia dan membisikkan sesuatu kepadanya.

"Mungkinkah itu bisa terjadi?" Masih meragukan sesuatu yang di bisikkan kepadanya.

"Bukankah kau masih dalam masa liburan? Tentunya mereka tak akan sadar jika kau turun ke bawah. Pasti mereka akan sangat disibukkan oleh hal-hal lain dimana itu bisa menjadi kesempatan untukmu." Tegas Baobao anak kecil yang selalu memainkan bola kristal.

"Oke, baiklah setidaknya aku harus mencobanya. Terima kasih Bao Bao." Secepat kilat Alexia pergi turun dari langit untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan olehnya.

***

Malam hari sudah bagaikan sahabat bagi Ericsson, ia selalu pulang di saat malam. Yang setiap kali melewati sebuah gang sempit. Memang tidak ada keistimewaan dalam kesehariannya, namun disaat jam malam itulah setidaknya ia mendapatkan hiburan. Ia menatap luasnya langit hingga sedikit meringankan beban untuknya. Rasa lelah terasa menumpuk pada tubuh, dengan langkahnya yang berat ia melewati jalanan sepi. Sejenak ia menatap ke langit, sebuah cahaya bagaikan bintang jatuh terlihat. Hingga tidak lama kemudian…..

Dbukkk…..

Bunyi keras seperti sesuatu yang terjatuh diantara semak-semak tepat dibelakang Ericsson saat itu. Dan karena merasa penasaran Ericsson pun mendekat. Sampai secara mengejutkan seorang wanita muncul dengan bergaun putih yang dipenuhi dedaunan pada rambut panjangnya.

"Ketemu !" Sambil tersenyum, wanita itu menatap Ericsson. Seperti seorang anak kecil menemukan mainannya yang telah hilang.

Ahh….bikin kaget saja !

"Siapa kau? kenapa di tengah malam wanita berkeliaran di tempat seperti ini?" Tanya Ericsson yang sedikit penasaran. Sembari memastikan penampilan wanita tersebut.

"Aku adalah Dewi malam yang akan mengubah hidupmu." Ucap Alexia dengan senyum mengembang di wajahnya dengan sangat percaya diri.

Hanya wanita gila ! yah, pantas saja bisa sampai kemari.

Dengan wajah datar, Ericsson tak menanggapi ucapan wanita yang disangkanya gila itu. Tanpa mengatakan apa pun ia berbalik dan berjalan pergi.

"Hai, kau mau kemana? aku masih belum selesai bicara!" Alexia menepuk-nepuk tubuhnya untuk menyingkirkan dedaunan yang menempel. Ia pun segera menyusul Ericsson yang sudah berjalan meninggalkannya.

Yah bicaralah sepuasmu malam ini, aku tidak akan peduli !

Tanpa menoleh Ericsson terus berjalan pulang menuju rumahnya. Sampai dirumah Ericsson sedikit merasa bersalah, karena meninggalkan wanita gila itu sendirian. Meski mengalami gangguan jiwa tak seharusnya ia meninggalkannya begitu saja. Jadi ia putuskan untuk menghubungi polisi untuk mengurusnya. Selang tak berapa lama polisi menghubunginya kembali dan menanyakan kebenaran informasi yang diberikan Ericsson.

"Maaf Pak,apakah informasi yang bapak berikan tadi benar?" Tanya polisi dari balik telepon tersebut.

"Tentu saja, saat tadi di perjalanan pulang saya bertemu dengannya di semak-semak di dekat perempatan jalan." Jelas Ericsson yang jadi ikut merasa bingung.

"Kami sudah mencarinya secara menyeluruh, tapi tetap tidak menemukan wanita gila yang seperti bapak bicarakan tadi. Atau mungkin bapak hanya salah lihat saat di perjalanan tadi." Ucap pihak kepolisian yang memang tidak menemukan siapapun di tempat.

"Tidak mungkin…aku yakin bahwa tadi…" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Ericsson merasa ada seseorang bernafas tepat di sampingnya.

"Memang siapa yang sedang kau cari?" Mendadak alexia sudah berada di samping Ericsson dengan mencoba menguping pembicaraannya di telepon, sambil memakan sebuah apel di tangannya.

"Aaaaa……" Ericsson yang kaget melihat kemunculan alexia seketika berteriak sampai menjatuhkan ponsel miliknya.

"Halo pak? Apa yang sedang terjadi? Apakah bapak baik-baik saja?" Terdengar suara pak polisi dari ponsel yang terjatuh tersebut.

Menyadari sesuatu hal yang aneh terjadi, Ericsson pun buru buru mengambil ponselnya yang terjatuh. Dan mengatakan hal yang baik pada polisi.

"Ah maaf pak, sepertinya saya tadi salah lihat. Mungkin saja karena kecapean setelah bekerja penglihatan saya jadi kurang bagus. Sekali lagi maaf Pak." Setelah mengucapkan hal tersebut Ericsson menutup teleponnya.

Sambil terus memakan apel Alexia hanya duduk di sofa di dekat Ericsson sambil memperhatikan manusia yang ada di sampingnya tersebut. Sementara Ericsson terperanga dan tak percaya bahwa wanita gila yang ditemuinya di jalan bisa sampai masuk kedalam rumahnya.

"Kau !! bagaimana bisa kau masuk ke rumahku?" Teriak Ericsson yang masih tak percaya wanita gila itu masuk dan duduk di sofa rumahnya.

"Tentu saja bisa, itu hal yang mudah bagiku." Alexia masih duduk santai tanpa ada rasa panik sedikitpun, berbanding terbalik dengan Ericsson yang berlari untuk mengecek kembali pintu dan semua jendela di rumahnya.

Jelas-jelas pintu sudah terkunci dan semua jendela tertutup, apalagi ini lantai 5. Jadi bagaimana wanita itu bisa masuk.

Ericsson makin kebingungan dari mana wanita itu bisa sampai ke rumahnya. Sekali lagi ia menemui Alexia, ia melihat wanita itu mengambil apel di kantong kresek di atas meja.

"Buah apa ini? Kenapa rasanya bisa semanis ini?" Dari wajah Alexia tampak menyukai apel yang dimakannya saat itu.

"Lupakan mengenai apel itu, yang mau aku tanyakan adalah bagaimana kamu bisa masuk kesini?" Ericsson nampak serius sekali bertanya, sambil melihat ke arah wanita yang dianggapnya gila.

Tiba-tiba jari Alexia menunjuk ke arah lubang ventilasi di atas pintu.

Wah sepertinya dia benar benar gila! Bagaimana mungkin tubuhnya dapat masuk lewat lubang sekecil itu. sangat tidak masuk akal !

Ericsson yang sudah merasa lelah dan capek akhirnya menarik wanita tersebut untuk keluar dari rumahnya. Namun setelah mengusir wanita itu keluar. Hal aneh semakin terjadi. Saat Ericsson kembali masuk, wanita itu sudah duduk lagi di sofa rumahnya sambil memakan apel.

Bagaimana mungkin?

Terpopuler

Comments

IG : gaharuwood_

IG : gaharuwood_

Pembukaan yang bagus 👍😆 Ayo, semangat update!!! 🔥🔥🔥

2022-11-24

1

💜Marlin🍒

💜Marlin🍒

Aku mampir ni thor🥳🥳🥳

2022-11-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!