My Duda I Love You
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Harfan kepada dokter yang merawat istrinya.
"Maaf Pak Harfan kami harus menyampaikan kalau kondisi Ibu Fahira sudah mati otak. Secara medis sudah tidak ada yang bisa kami lakukan lagi, organ tubuh dari Ibu Fahira sudah tidak berfungsi. Dan maaf kami akan melepaskan ventilatornya juga ya Pak, paling lambat dalam 3 hari ke depan. Kami berharap Pak Harfan dan keluarga menerima dengan ikhlas untuk kepergian Ibu Fahira." Jawab Dokter.
Mendengar penuturan dokter, Harfan langsung lemas lunglai bagai di sambar petir di siang hari. Harfan belum siap untuk ditinggalkan oleh istrinya Fahira yang sangat dicintainya.
Harfan adalah seorang eksekutif muda yang berumur 35 tahun. Dia adalah CEO di Perusahaan Widjanarko Group. Dia menikah dengan seorang wanita yang bernama Fahira Syalbi. Harfan sangat mencintai Fahira. Dari pernikahan Harfan dan Fahira, mereka di karuniai 2 orang anak, dimana anak pertamanya perempuan bernama Shakilla Putri Widjanarko saat ini berumur 7 tahun, sedangkan anak keduanya laki-laki bernama Athalla Eshan Widjanarko berumur 3 tahun.
Kehidupan keluarga Harfan dan Fahira sangat harmonis, ditambah dengan kehadiran putra - putri di keluarga kecil mereka, kebahagiaan mereka pun semakin lengkap.
Hingga awal tahun ini kehidupan keluarga kecil Harfan berubah ketika sang istri di diagnosa kanker otak stadium lanjut yang hanya mempunyai kesempatan hidup 12 - 18 bulan saja. Berbagai pengobatan dilakukan oleh Harfan demi kesembuhan sang istri tercinta mulai operasi, radioterapi hingga kemoterapi. Namun kondisi Fahira semakin memburuk hingga seminggu yang lalu sudah tidak sadarkan diri. Fahira bisa bertahan karena di bantu oleh penggunaan Ventilator saja.
***
Setelah bertemu dengan Dokter, Harfan pun keluar dari ruangan tersebut dengan berjalan gontai, menuju ke ruang tunggu untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan putra - putrinya. Kedua orang tua Harfan pun cemas melihat kondisi putra mereka.
"Harfan, apa kata dokter?" tanya Widjanarko.
"Fahira mati otak pa, dan dokter akan melepaskan ventilatornya, paling lama sampai 3 hari ke depan." jawab Harfan lemah.
"Ikhlas nak, ingat kamu masih punya 2 mutiara yang harus kamu didik fan." Widjanarko menguatkan sambil memegang bahu anaknya.
"Iya itu benar Harfan, kamu harus ikhlas, mungkin dengan seperti ini Fahira tidak sakit lagi." Ucap Ratih menguatkan anaknya.
"Iya ma." angguk Harfan lemah. Dia pun langsung menghampiri Shakilla dan Eshan lalu memeluk kedua anaknya.
"Shakilla dan Eshan harus kuat dan ikhlas ya melepas kepergian mama, biar mama tidak sakit lagi, ada papa disini," Bisik Harfan kepada putra - putrinya.
Seakan mengerti dengan perkataan dan maksud dari Harfan, Shakilla dan Eshan mengangguk dan mereka berdua langsung memeluk Harfan.
Harfan menuju ruang ICU tempat Fahira di rawat bersama kedua orang tua dan anaknya. Harfan pun memandangi wajah istrinya yang sudah seminggu ini terbaring tidak sadarkan diri. Air mata Harfan pun tidak tertahankan langsung tumpah, sambil membelai lembut pipi istrinya Harfan pun memandang wajah istrinya untuk mengikhlaskan jika saat ini mungkin adalah harinya dimana istrinya Fahira harus pergi selama-lamanya.
"Sayang... Aku dan anak-anak ikhlaskan kepergianmu," bisik Harfan di telinga Fahira sambil menuntun doa untuk sang istri.
"Allahumma ahyiha ma kanatil hayatu khairan laha, wa tawaffaha idza kanatil wafatu khairan laha"
Artinya: "Ya Allah, panjangkanlah hidupnya jika itu lebih baik baginya, dan ambillah jika itu lebih baik baginya."
Tidak berapa lama setelah beberapa doa yang dibacakan oleh Harfan, kemudian Fahira pun pergi selama-lamanya menghadap sang pencipta.
"Mama... Jangan tinggalkan Shakilla ma. Shakilla janji ga akan nakal ma, Shakilla akan rajin belajar ma, Shakilla janji akan nurut semua perkataan mama. Mama bangun ma...ma...mama bangun!" Teriak Shakilla sambil menangis tersedu-sedu melihat tubuh mamanya sudah terbujur kaku.
Ratih melihat cucunya histeris langsung memeluk untuk menenangkannya. Sedangkan Harfan menggendong Eshan yang dari tadi juga memeluk Harfan dengan erat, walaupun belum terlalu paham dengan keadaan yang terjadi saat ini.
Suasana kamar terasa sunyi, hanya terdengar isakan tangis dari orang-orang yang ditinggalkan.
Selamat jalan istriku...sekarang rasa sakit di tubuhmu telah hilang. Aku janji akan menjaga buah hati kita selama-lamanya.
Innalillaahi wa inna ilaihi rajiun...
Setelah Harfan bisa mengendalikan emosinya, Harfan langsung mengurus administrasi dan jenazah sang istri untuk dipulangkan dan dimakamkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Titik Sofiah
awal yg menarik ya
2022-11-24
1