Dinikahi Musuh Sendiri

Dinikahi Musuh Sendiri

Aku dijual suamiku sendiri

"Apa! kau sudah gila, ha!"

Bentak seseorang yang emosinya langsung memuncak di hadapan suaminya.

"Ya! Aku memang sudah gila, puas. Asal kamu tahu, aku tidak punya cara lain untuk menyelamatkan perusahaan orang tuaku, selain menukarkan kamu kepada orang yang akan membayarku dengan cuma-cuma." Ucap sang suami dengan suara yang cukup keras, yakni atas keputusan yang diambilnya.

Talia Rata, perempuan yang belum lama menikah dengan lelaki yang bernama Aria Judan, lelaki yang menikahi Talia sekitar baru satu bulan lamanya.

Saat perusahaan orang tua Judan mulai naik daun, harus mengalami kebangkrutan akibat kebocoran keuangan. Tentu saja membuat Judan pusing kepalang.

Tidak mempunyai pilihan lain selain menukarkan istrinya dengan orang yang akan membayarnya dengan lunas, juga akan membantu perusahaannya untuk berjaya kembali.

Seseorang yang siap membeli istrinya, tentu saja mengharapkan imbalan yang setimpal, juga tidak cuma-cuma membeli istrinya Judan tanpa imbal balik.

PLAK!

Sebuah tamparan keras telah mendarat di pipi kanan milik suaminya dengan kuat, juga meninggalkan bekas tamparan yang cukup memerah legam di pipinya.

Judan mengusap pipinya tanpa balik menampar istrinya, karena kesalahan memang berawal darinya hingga memancing amarah pada istrinya.

Judan yang tengah merasakan perih di bagian pipinya, berusaha untuk mengabaikan rasa sakitnya itu. Sakit, perih, itu yang sedang dirasakan oleh Judan saat ini.

Seumur-umur dirinya mengenal Talia, Judan tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar darinya. Yang didapatkan oleh Judan hanyalah sikap lembut, perhatian, dan bicara dengan sopan. Tapi kini, semua berbanding terbalik dengan apa yang selama ini ia terima dari istrinya.

Judan sama sekali tidak membencinya, juga tidak akan menyalahkan istrinya, karena semata-mata hanya demi perusahaannya tidak mengalami kehancuran.

'Kalau bukan karena perusahaan yang bangkrut, aku tidak sudi menukarkan istriku pada orang lain. Susah payah aku sudah merebutnya dari Geo, dan sekarang aku harus menukarkan istriku pada orang lain, itu tidak akan mungkin.' Batin Judan dengan napas yang memburu, tentu saja dengan segala emosi dan juga pikirannya yang benar-benar sudah frustrasi.

Talia yang masih berada di hadapannya, sungguh tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh suaminya yang begitu kejam untuk menukarkan dirinya dengan lelaki lain demi menyelamatkan perusahaan orang tuanya.

Talia yang merasa harga dirinya diinjak dan serasa dilecehkan oleh suaminya, benar-benar dongkol, juga tumbuh dengan rasa kebencian kepada lelaki yang dicintainya itu.

"Kamu tidak perlu khawatir, kamu akan dijadikan istri sahnya. Karena istri pertamanya akan segera diceraikan dalam kurun dekat ini, dan kamu cukup memberinya keturunan untuknya. Dia lelaki kaya, juga seumuran denganku. Jadi, kamu tidak akan kecewa ketika berhubungan dengannya." Ucap Judan seolah tidak ada beban untuk berucap.

PLAK!

Judan kembali mendapatkan tamparan keras pada pipi kirinya, benar-benar merasa wanita mur_ahan dihadapan suaminya sendiri.

Judan mengusapnya kembali pada pipi kirinya yang terasa teramat perih juga sakit. Lagi-lagi Judan tidak membalasnya, tetap ingat dengan tujuannya itu yang sudah direncanakan sebelumnya.

"Tenang, setelah kamu memberinya keturunan, kamu akan mendapatkan kompensasi yang cukup besar darinya. Setelah itu, kita bisa menikah lagi, begitu juga dengannya akan menikah lagi dengan istrinya. Kita sama-sama mendapatkan keuntungan yang sama besarnya, dan kita akan memulai kehidupan yang baru lagi." Ucapnya lagi menjelaskannya pada sang istri.

Talia menatap suaminya dengan penuh amarah yang terkumpul didalam otaknya yang terasa mendidih, hingga berubah menjadi kebencian yang tidak pernah dapat untuk dilupakan.

Pernikahan yang diharapkan kebahagiaan, tapi kenyataannya seperti terjerembab di dalam lubang yang begitu dalam. Penyesalan tinggallah penyesalan, Talia tidak bisa mempertahankan pernikahannya.

Napas yang awalnya teratur, kini seperti dikejar anj_ing yang menggo_nggong, ngos-ngosan.

Saat itu juga, Judan mendapatkan telpon dari seseorang. Secepatnya ia segera menerima teleponnya, yang jelas dirinya benar-benar sangat takut kehilangan kesempatan.

"Siap, nanti malam aku akan mempertemukan istriku dengan Bos kamu itu, kirimkan alamatnya sekarang juga." Ucap Judan dengan entengnya, sudah seperti menjual barang dagangan.

Setelah itu, panggilan langsung terputus.

Talia yang sudah geram dan kesal dengan suaminya, langsung masuk ke kamar tanpa berucap sepatah katapun pada suaminya.

Judan yang khawatir jika istrinya akan melarikan diri, segera menyusulnya.

Benar saja, rupanya Talia tengah mengemasi pakaiannya dan memasukkannya kedalam koper.

"Kamu mau kemana mengemasi semua barang-barang kamu ini, Talia?"

Talia menepis tangan suaminya yang hendak menahan tangannya yang tengah memasukkan pakaiannya kedalam koper. Kemudian, Talia menatap tajam pada suaminya dengan sorot matanya yang tajam, juga dengan napasnya yang tak beraturan.

"Masih tanya aku mau pergi kemana? tentu saja pulang ke rumah orang tuaku, puas." Jawab Talia dengan suara penuh kebencian, dan napas yang terasa sesak.

Judan langsung mencengkram lengan istrinya cukup kuat dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya membuka layar ponselnya untuk melihat pesan masuk.

"Kamu tidak akan bisa kabur dariku, ingat itu. Sekarang juga, kamu akan aku antarkan ke tempat yang sudah dijanjikan." Ucap Judan yang tidak akan membiarkan istrinya kabur begitu saja.

Talia yang tidak bisa berbuat apa-apa saat suaminya menahan dirinya dengan tenaganya yang cukup kuat, hanya bisa pasrah.

"Kamu benar-benar suami brengs_ek, tega menjual istrimu sendiri demi keuntungan kamu dan keluargamu." Ucap Talia dengan lantang.

Judan yang tidak ingin berdebat dengan istrinya, langsung menariknya dengan paksa sampai di depan rumah.

"Lepaskan! lepaskan tanganku. Kau benar-benar suami brengs_ek yang selama ini aku kenal, cuih!"

Talia tidak lupa meludah ke sembarang arah untuk melampiaskan kekesalannya, Judan tidak menanggapinya sama sekali.

Dengan terpaksa, Judan mendorong tubuh Talia masuk ke dalam mobil dengan bantuan salah satu orang suruhannya, yakni untuk menjaga istrinya agar tidak kabur.

Didalam mobil ada tiga orang suruhannya, satu sebagai supir dan satunya duduk di depan bersama pengemudinya, satunya lagu duduk di sebelah Talia, dan Judan sendiri juga duduk di sebelah kiri istrinya.

Talia yang terhimpit oleh dua lelaki, tidak bisa berkutik sama sekali. Talia menyandarkan kepalanya dengan napasnya yang terasa sesak juga panas.

Ingin rasanya berteriak sekencang mungkin, Talia sama sekali tidak bisa melakukannya. Pasrah, hanya itu yang bisa dilakukan oleh Talia.

"Cepat, kau tambahkan kecepatannya." Perintah Judan yang tidak sabar ingin menyerahkan istrinya kepada lelaki yang akan membayarnya dengan lunas.

Talia yang tangannya di ikat dengan kain yang cukup kencang oleh orang suruhan suaminya, lumayan sakit untuk digerakkan.

"Aku pastikan, kau akan menyesal setelah menukarkan aku pada orang lain." Ucap Talia sambil menatap lurus ke depan, sama sekali tidak menoleh pada suaminya.

Judan yang menoleh pada istrinya.

"Tidak ada yang menyesal, karena kita sama-sama diuntungkan. Lagi pula, kebutuhan kamu akan dicukupi oleh suami kamu nanti. Percayalah, kamu tidak akan menyesal." Jawab Judan dengan entengnya.

"Da_sar! suami gi_la."

Judan mengabaikannya, dan fokus dengan tujuannya.

"Satu tahun lamanya, tidak akan lama jika aku harus menunggumu kembali ke pelukanku." Kata Judan tanpa ada penyesalan atau merasa bersalah atas ucapannya itu.

Terpopuler

Comments

Arie

Arie

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!