Fifth

Aqila keluar dari rumahnya dengan membawa koper besar milik sang ibu tercinta. "Maaf ya Ma, Aqila enggak bisa anter mama sampai bandara."

"enggak papa sayang, kamu jaga diri baik baik ya! Mama sayang kamu." Nadiva mencium puncak kepala anak gadisnya dan memeluknya sangat erat.

"Aqila juga sayang mama," Aqila mendekap erat tubuh ibunya seolah itu adalah terakhir kalinya mereka berpelukan.

"Kamu jangan nyusahin abang mu ya Aqila, mama pergi, assalamualaikum," pamit Nadiva diakhiri dengan kecupan dipipi dan kening.

Nadiva melambaikan tangan, Aqila pun membalasnya. Tak lama mobil pun melaju dan mereka hilang dari pandangan Aqila.

***

"Jadi dede bayi mau apa sekarang?" goda Alfid.

"Ih dede tuh masih kecil, ya enggak mau apa apa lah!" ketus Nayla.

"Gue enggak nanya ke lo!" ketus Alfid.

"Aduh kalian nih berantem mulu, pusing mama dengernya! Udah deh kalian mending tidur aja ini udah jam berapa kalian harus istirahat!" titah Swita yang sudah kelelahan mendengar perdebatan anaknya.

"Lo sih berisik, nanya-nanya mulu sama ade gue!" ketus Nayla sambil berjalan menuju kamarnya.

"Eh dia juga adek gue ya!" balas Alfid.

"Mama gue yang hamil!" dengus Nayla.

"Papa gue yang buat!" nada Alfid semakin tinggi.

"ALFID!" teriak Nayla yang membuat Alfid takut dan malah masuk ke kamarnya.

"Kakak mesum pikirannya cuman begituan!" teriak Nayla.

"Nayla tidur!" teriak Swita dari bawah. Nayla pun memasuki kamarnya.

***

"Wih bagus nih!" teriak Angga.

"Enggak usah teriak juga, enggak budek gua," ucap Alfid.

"Eh ini aja lucu," ujar Vaisal.

"Lo mah lucu mulu bosen gua, sini gua yang nyari!" Kevin merebut leptop Alfid dan mulai mencari sesuatu.

"Kak Alfid," panggil Aqila . Semua mendonggak. "Kenapa?" tanya Alfid.

Aqila melirik ke arah ruang tengah, dilihatnya teman temannya dengan paksa memintanya untuk melakukannya. Aqila menelan ludah dengan susah payah dan menarik nafas dalam dalam.

"Lo mau pidato? Tegang amat," ucap Alfid.

"Emm.. Itu.. Gini kak," ucap Aqila terbata bata.

"Kenapa, gini apa? Itu apa? Emm apa?" tanya Alfid.

"Ih kak jangan buat makin tegang!" ketus Aqila.

"Ya lo enggak jelas mau ngapain," balas Alfid.

"Emm anuu.."

"Cepet elah Aqila gue rekam nih!" teriak Gissel.

"Eh jangan dong.. Duh... Emmm" gugup Aqila.

Alfid mengerutkan dahi.

"Aku sayang kakak," ucap Aqila sambil menutup muka.

Hening.

Tak terdengar sepatah kata pun setelah Aqila bicara seperti itu.

Karena penasaran, dia membuka matanya perlahan dan hampir melompat melihat Alfid sudah berada dihadapannya.

"Emm, ituu.. TOD!" Aqila langsung berlari kembali ke teman teman nya dengan perasaan takut.

"Yah gagal," ucap Noval.

"Wkwkkw," tawa Angga.

"Kasian, cuman TOD," ejek Kevin.

"Jangan nangis lah Fid. Gue setia kok," goda Vaisal.

"Bacod," ketus Alfid.

"Bagus tuh dimasukin cerita. Masukin Sal!" perintah Kevin.

Vaisal pun mengangguk dan mulai mengetik. Alfid menarik nafas dalam dalam lalu mengeluarkannya untuk menenangkan hati dari perlakuan teman temannya yang laknat.

"Lo enggak ada niatan ngedeketin Aqila gitu?" tanya Noval.

"Enggak," jawab Alfid.

"Kalau gitu sering ajak ngobrol dia buat dia nyaman," saran Noval.

"Enggak," jawab Alfid.

"Sering anter jemput dia, bercandain di--".

"Gue bilang enggak, lo enggak denger?" teriak Alfid.

"Iya, enggak lo itu iya, dah berapa kali lo begini? Ujung ujungnya jadian." Ketus Noval.

"Coba aja Fid. Lagian si Aqila cantik. Ya walau dikit galak," ujar Vaisal sambil mengetik.

"Gue saranin aja. Lo harus duluan sebelum ada orang lain yang masuk. Jangan malah lo yang masuk dari kehidupan orang lain," jelas Angga.

"Bener tuh! Cewek tuh lebih percaya yang duluan kenal!" sambung Kevin.

"Udalah lo pada lanjutin buat novel, bacot amat," ketus Alfid.

"Udah beres keles!" jawab Vaisal.

***

"Gila emang dia urat malunya udah putus," ucap Gissel.

"Lo ma ah, malah bilang TOD jadinya kan ketauan," ketus Zahra.

"Ih Zah itu kan reflex, dia tiba-tiba di depan gue mau apa coba?" Aqila membaringkan tubuhnya di kasur.

"Kan kesempatan emas lo bisa jadi cewek nya kak Alfid," ucap Gissel.

"Hus."

"Yaudah, mau dilanjut gak nih. Atau sesi curhat?" tanya Nayla.

"Bagus tuh! Semua orang harus ngasih tau tentang keluarganya biar enggak ada rahasia di antara kita!" seru Gissel.

Aqila dan Zahra pun mendekat.

"Mulai dari siapa nih?" tanya Nayla.

"Lo kan yang punya acara," jawab Zahra. "Oke."

"Jadi dulu itu gue cuman anak manja yang Enggak tahu terimakasih. Mama gue udah pernah dilamar sama semua cowok beberapa kali tapi gue selalu nolak karena mereka miskin. Sampai akhirnya mama dilamar sama papa yang kaya dan gue setuju banget! Tapi ternyata kehidupan kaya atau miskin enggak nentuin kebahagiaan hidup gue. Gue bersyukur sekarang bisa dapet papa tiri yang sayang sama gue plus kakak yang perhatiannya persis kayak kakak kandung. Gue jadi enggak mikirin harta lagi sekarang. Selesai," cerita Nayla panjang lebar.

Semua ber oh ria sambil mengangguk-angguk.

"Giliran Zahra!" seru Nayla.

"Emm, sebernya keluarga gue fine-fine aja si. Papi yang kerja lembur. Mami yang selalu masak makanan dan bersihin rumah. Kakak yang kuliah dan suka berantem sama pacarnya. Enggak punya rahasia gue," jawab Zahra.

"Datar banget hidup lo," ucap Aqila.

"Sekarang lo!" seru Zahra.

Terpopuler

Comments

umda💋plf⚜Ritz࿐

umda💋plf⚜Ritz࿐

lanjutt

2019-10-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!