Fourth

"Qil," sapa seorang wanita dari balik pintu. Aqila menoleh. "Kenapa ma?"

Nadiva berjalan mendekati ranjang anaknya dan duduk diujung kasur.

"Mama sama papa mau ke Ausi, kamu mau ikut?" tanya Nadiva.

"Ngapain ma?" tanya Aqila.

"Papa dapat beasiswa buat kuliah disana. Jadi mama bakal ikut tinggal disana sama papa" Nadiva mengelus rambut Aqila.

"Kalo enggak ikut kamu sama bang Dimas di sini." Jelas Nadiva.

Aqila berfikir sejenak.

"Mama bakal pulang kalau ada uang, mama pasti kabarin kamu setiap hari, kamu enggak percaya mama? Bang Dimas juga bakal segera nikah dan kamu punya temen perempuan," jelas Nadiva.

Aqila tersenyum.

"Mama jangan lupain Aqila ya," Aqila memeluk Nadiva. "Aqila enggak mau kehilangan mama setelah papa dan kakak."

Deg.

Nadiva diam membeku. Mengingat kejian tempo lalu yang membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Nadiva tersenyum.

"Kamu tenang aja, mereka sudah di ganti sama papa dan bang Dimas. Sekarang kamu tidur ya," ucap Nadiva lalu mencium kening putrinya. "Selamat tidur anakku."

"Selamat tidur juga ma," Aqila menarik selimutnya lalu memejamkan matanya.

***

"Papa kayak pernah liat Aqila dimana ya?" tanya Pharsa.

"Dia kan temen aku pa, papa pasti sering liat dia lah," jawab Nayla. "Memang nya kenapa pa?"

"Enggak papa, papa kayak familiar aja," Pharsa menyandarkan tubuhnya ke sofa empuk.

"Alfid gimana sayang di sekolah?" tanya Pharsa. Nayla menengok.

"B aja. Masih galak kayak biasanya," jawab Nayla.

"Haha. Dia itu turunan mamanya dulu, cuek, tapi sebenernya penyayang," ucap Pharsa.

"Iya sih lumayan," Nayla melanjutkan aktivitasnya.

"Nay, hp gue dimana ya?" tanya Alfid.

"Lah kok nanya ke gue?" tanya balik Nayla.

"Lah malah nanya balik," balas Alfid mendecak.

"Maneh nanya ka urang?" ucap Nayla dengan sinis.

"Lo kurang ajar ya!" Alfid menghampiri Nayla dan mengkilikitik nya dileher dan pinggang.

Nayla hanya bisa tertawa dan sesekali berteriak meminta bantuan, namun Pharsa hanya tertawa melihatnya.

Sangat langka momen Alfid yang bahagia seperti ini. Bahkan Alfid sendiri merasa bahwa Nayla lah adik kandungnya.

"Eh udah dong ih berantem mulu. Malu loh diliatin dede," ucap Swita mendekati mereka dan duduk disamping Pharsa.

Serentak Nayla dan Alfid terdiam dari candaannya.

"Seru tahu yang mereka kayak anak kecil. Haha," Pharsa ketawa.

"Maksud mama dede apaan?" tanya Nayla.

"Itu loh, mama hamil," jawab Pharsa.

Nayla dan Alfid saling tatap menatap bergantian ke arah Swita dan Pharsa.

"YEAY, ADIK BARU!" teriak mereka serempak dan loncat loncat kegirangan.

"Kan, baru tadi berantem udah baikan lagi," ucap Pharsa.

"Haha, alhamdulillah kalo mereka seneng," Swita menyenderkan kepalanya di bahu Pharsa dan menatap kedua anaknya dengan penuh kebahagiaan.

***

"Nah kan seneng gue kalo main ke rumah lo," ucap Vaisal.

"Napa sih, loh seneng banget sama bayi. Napa enggak sekalian aja buat sendiri, kan lebih enak," ujar Noval.

"Kalau ada yang mau sih, gue hayu-hayu aja," jawab Vaisal.

"Mesum!" Aqila tiba-tiba datang dengan csnya.

"Maaf guys kita harus gabung sama kalian lagi, soalnya meja lain penuh," jelas Nayla.

"Silahkan tuan putri," Alfid tersenyum hormat memberikan bangku kosong.

"Kalau enggak ikhlas enggak usah! Udah ayo cabut!" ketus Aqila.

"Ih baperan banget, udah duduk." Gissel menarik lengan Aqila. Mereka pun makan dengan tenang.

"Jadi gimana rencana lo sama si Lina Sal!" tanya Kevin.

"Gimana apa?" tanya balik Vaisal.

"Bikin bayi, HAHAHHA," sambung Noval. "Aw," ringis nya setelah Aqila menjitak nya.

"Ngomong yang bener, ada anjing galak," ucap Alfid.

"WHAHAHAHAH," pecah semua orang. Aqila berdecak kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Bercanda," Alfid tersenyum simpul ke arah Aqila yang di balas dengan delekan.

"Jadi gimana perjanjian kita jomblo sampai halal? Masih berlaku?" pecah Nayla yang membuat teman temannya tersedak.

"Jomblo sampai halal? Perasaan lo udah punya pacar?" tanya Zahra.

"Ih kan gue bilang putus. Dia ngira gue selingkuh sama si Alfid. Emang ****** emang dia ngeganggu date gue!" ketus Nayla.

"Lagian ngedate enggak modal banget di pecel lele," balas Alfid.

"Ya lo ngapain datang tiba-tiba ngakuin lo pacar gue!" sinis Nayla.

"Eh sama kakak enggak boleh galak, ntar adek baru sayangnya sama gue!" dengus Alfid. Nayla pun diam manyun.

Aqila tersenyum melihat pertengkaran kecil antara Nayla dan Alfid.

Meski bukan saudara kandung mereka tetap akrab dan sayang satu sama lain. Aqila sangat berharap dia pun bisa seperti itu dengan abang nya.

Namun perbedaan umur yang cukup jauh, Aqila hanya bisa berbicara seperlunya saja dengan abangnya tirinya itu.

"Woi Qil, gue tanya malah bengong." Zahra menghancurkan lamunan Aqila. Aqila menengok. "Kenapa?"

Zahwa memutarkan bola matanya. "Ke kelas,"

"Yok." Aqila langsung bangkit dari duduknya dan jalan lebih dahulu dari teman-teman nya.

"Selain galak dia juga bego ya," ucap Noval.

Nayla menatap sinis Noval. "Hehe, piss." Noval mengacungkan dua jarinya sambil menampilkan sederet gigi putihnya.

Mereka sedang berada di kafe yang ada didekat sekolah. Karena sekolah mereka libur, jadinya mereka nongkrong nongkrong cantik di kafe sambil ngerjain tugas. Dan Aqila ngak nyadar akan hal itu, dan dengan percaya diri dia keluar dari kafe dan menutup mukanya saking malu karena dia sudah oon.

Terpopuler

Comments

YUYANSHE

YUYANSHE

berarti ini aqila n alfid kakak adek kandung ya???

2019-10-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!