Love In The Sister

Love In The Sister

Firts

Alfid menjatuh kan tubuhnya dikasur empuk berukuran besar. Dia memejamkan matanya sebentar sebelum membersihkan tubuhnya.

"den Alfid, ayah den nunggu dibawah buat ngobrol sebentar," ucap bi Narsi.

Alfid membuka matanya dan langsung mengubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk.

Alfid mengangguk kemudian mengusir bi Narsi dengan kodean. Alfid merenggangkan badan lalu melihat ke samping tempat tidurnya.

Terpajang dua orang kakak beradik yang sedang tersenyum bahagia menatap kamera disana. Alfid tersenyum mengingat momen momen bersama sang adik yang hilang tanpa kabar.

Tak lama dia bangkit lalu membersihkan tubuhnya. Setelah beberapa saat, dia selesai dari mandinya lalu mengenakan kaos hitam dan celana pendek coklat. Kemudian ia turun ke bawah untuk menemui sang ayah.

"Good afternoon pa." sapa Alfid.

"*Good afternoon boy*. Come here," Pharsa menepuk sofa dipinggirnya. Alfid mengangguk lalu duduk.

"Papa bakal menikah lagi, apa kamu setuju?" tanya Pharsa menatap lembut anak sulungnya.

"Kenapa enggak? Papa bahagia bukan menikah lagi? Itu artinya papa sudah move on." Jawab Alfid tenang.

Pharsa tertawa pelan. Dia menatap Alfid sambil tersenyum.

"Kalau semisalnya kamu tidak setuju dengan ibu baru mu, Papa akan membatalkannya." Ucap Pharsa.

"Papa enggak mau ngasih ibu yang salah buat kamu, papa mau menikah dengan wanita muda." Jelas Pharsa mendekati Alfid.

Alfid menoleh dengan tatapan terkejut.

"Berapa umurnya?" tanya Alfid.

"20 tahun," jawab Pharsa.

"Jangan Pa, nanti dia naksir aku, cari yang lain." Titah Alfid, Pharsa tertawa.

"Hahaha, bercanda. Umurnya 30 tahun, apa kamu setuju? Dia akan makan malam bersama sekarang, membawa anak gadis nya," ucap Pharsa.

"All right, Alfid mau tau dulu dia gimana." Alfid memainkan handphonenya.

"Awas ya, jangan bilang anaknya itu pacar kamu lagi kayak kemaren. Tau taunya mana? Sekarang kamu putus sama dia." Ucap Pharsa menatap Alfid kesal.

Alfid terkekeh. "Tenang pa, sekarang Alfid lagi fokus belajar, enggak akan pacar-pacaran."

"Bagus kalo gitu." Pharsa bangkit dari duduknya. "Papa bakal siap-siap dulu, kamu juga siap-siap ya, Fid, kita berangkat setelah salat isya."

"Oke," jawab Alfid sambil memberi hormat.

***

"Nay, mau berapa lama lagi? Perasaan mama yang akan dilamar bukan kamu!" teriak Swita.

Nayla keluar dari kamarnya mengenakan drespink tua selutut dengan high heals yang sewarna dengan dresnya. Rambutnya dia ikat dan menempelkan jepitan bintang dipinggirnya. Makeup yang digunakan sangat banyak, mengesankan menor untuk anak seusianya.

"Maaf mah, tadi eyelinernya luntur," ucap Nayla sambil menghampiri ibunya.

"Yaudah ayo," ajak Swita.

***

"Fid," sapa Pharsa.

"Hmm?" jawab Alfid yang tengah fokus kepada ponselnya.

"Kamu akan menikah usia berapa?" tanya Pharsa.

Alfid menyudahi aktivitasnya dan menatap lekat ke arah ayahnya. "Kenapa?".

"Kamu akan menikan muda seperti papa dan bunda dulu?" tanya Pharsa lagi.

Alfid menggeleng. "enggak, entar jadi duda muda" jawab Alfid santai.

Pharsa terkekeh. Dia sudah mengenal jelas perilaku anaknya itu. Frontal dan tajam yang membuat orang yang baru mengenalnya akan merasa sakit bila bicara dengan nya.

Tak lama dua orang wanita datang menghampiri mereka. Pharsa tersenyum dan langsung menyuruh mereka duduk di kursi sebrang.

"Assalamualaikum mas, maaf aku agak telat," ucap Swita. Alfid meliriknya.

"Waalaikumsalam, tidak papa. Kenalkan, ini anak saya Alfid, dia agak sedikit frontal kalo ngomong, yaa tolong di maklum saja, hehe," jelas Pharsa.

"Ahh sangat tampan. Kenalkan juga, ini Nayla. Dia orangnya lemah lembut dan penurut, dia juga suka dandan, makanya agak sedikit menor, hehe maklum la yah, anak gadis," balas Swita tersenyum lebar.

"Yaudah ayok makan." Ajak Alfid yang langsung mengambil makanannya dan meyantapnya tanpa menunggu yang lain.

Swita dan Pharsa tertawa. Meraka sibuk dengan cerita masing-masing. Nayla hanya menatap Alfid heran. Dia jijik melihat cara makan Alfid yang tidak ada spasi nya sama sekali.

"Ngapa lo liatin gue?" tanya Alfid.

Nayla tersadar dari lamunannya. "Pelan-pelan kek makannya, kayak enggak pernah makan aja," ketus Nayla.

Alfid mengangguk lalu melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, baru lah mereka mengobrolkan hal tentang pernikahannya.

"Kalau begitu Swita. Mau kah kau menikan dengan ku?" tanya Pharsa menggenggam tangan Swita.

Swita tersenyum bahagia. Dia menatap Nayla dan dibalas dengan anggukan. Lalu menatap Alfid yang dibalas dengan senyumanan ramah. Dia yakin bahwa dia akan melanjutkan kehidupan yang sangat harmonis dan bahagia. "Mau mas."

Semua tersenyum bahagia.

"Kapan pa?" tanya Alfid.

"Besok." Jawab Pharsa.

"APA?" jawab kompak Nayla dan Alfid.

"hehe, kita sudah mempersiapkannya dari jauh hari, makanya kita langsung akad besok. Kamu undang temen-temen kamu ya Fid," jelas Pharsa. Alfid mengangguk.

"Kamu juga sayang," Pharsa mengelus rambut Nayla dan di balas anggukan.

***

"Wihhh enak-enak nih!" seru Kelvin membawa makanan ke piring nya.

"Ini juga enak!" sambung Angga.

"ini enggak enak, huek." Vaisal memuntahkan makanannya.

"jorok anjir!" seru Noval.

"Kemana nih si Alfid. Geng kita kan jadi enggak senama gini tanpa dia," ucap Kelvin sambil mencari batang hidung Alfid.

"Bilang aja lo kangen." Ucap Angga sambil menyuapkan eskrim ke mulutnya.

"Najis!" ketus Kevin.

"Hallo guys! Maaf buat nunggu. Kenalin nih adek cewek gua, Nayla namanya. Nay, ini Kevin, Angga, Vaisal, sama Noval," jelas Alfid memperkenalkan adik tirinya kepada temannya begitupun sebaliknya.

"Akhirnya kesampaian juga punya adek cewek," ucap Vaisal.

"Emang dari dulu gue punya adik cewek bege!" Seru Alfid menjitak kepala Vaisal. "Aww."

"Gue permisi ya, mau nyamperin temen gue," pamit Nayla yang dibalas dengan anggukan.

"Cantik ugha," ucap Noval mengusap dagunya.

"Awas lo gebet, gue tabok!" ancam Alfid.

Karena semua teman-temannya itu selalu memainkan wanita termasuk dirinya, namun Alfid sudah taubat, jadi ia tidak ingin jika adik tirinya menjadi korban karena bagaimana pun, dia sangat bermimpi menjadi kakak yang hebat dalam menjaga adiknya.

"Ampun bang," balas Noval pengajungkan dua jari.

"Lo enggak bawa cewek Fid?" tanya Angga menaik turun kan alisnya.

"Ada tuh," Alfid menunjuk salah satu teman Nayla.

Terpopuler

Comments

re

re

Mulai cerita

2021-06-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!