Third

The girls✨

Nayla Amanda : yoii mau kemari jamberr?.

Zahra Farhrezi : bentar gue lagi nyagu.

Gisselawan : gue otw mandhy.

Nayla Amanda : Aqila mana?.

Gisselawan : wallohualam.

Nayla Amanda : ihh benerr.

Aqila Savira : apa.

Zahra Fahrezi : gue ke rumah lo ya Qil.

Aqila Savira : oke.

Aqila langsung bangkit dari tempat tidurnya dan lanngsung pergi ke kamar mandi. Hanya perlu waktu 15 menit dia telah selesai membersihkan tubuhnya dan memakai baju yang menurutnya nyaman.

Tak lama pintu terbuka, menunjukkan tubuh Zahra yang lemas lesu tak berdaya.

"Qil," panggil Zahra.

"Kenapa?" tanya Aqila cemas.

"Enggak papa, udah yuk berangkat kayak nya temen-temen udah nunggu," ajak Zahra.

"Yauda ayo," balas Aqila berjalan mendahului Zahra.

"Jadi Qil?" tanya seorang lelaki yang muncul dari pintu kamar sebelah Aqila.

Aqila menoleh. "Iya bang."

"Mau abang anter?" tanya Dimas.

"enggak usah bang, kita udah ada yang jemput," jawab Zahra. Aqila mengerutkan dahi.

"Yauda kalau gitu hati-hati." ucap Dimas meninggalkan mereka.

"Apaan sih siapa yang jemput?" tanya Aqila, Zahra menarik lengan Aqila.

"Noh, dari tadi kak Alfid ada di depan rumah lo!" Zahra menunjuk Alfid dari jendela ruang tamu.

"ih ngapain coba," ketus Aqila.

"Samperin aja dulu, yuk." Zahra menarik lengan Aqila. "Ehhh."

"Hallo kak." sapa Zahra.

Alfid menoleh. "Hai, udah siap? Yok masuk."

Zahra mengangguk dan langsung duduk di bangku belakang. Dia mengunci pintu nya agar Aqila duduk di depan.

"Ih buka!" teriak Aqila.

"Di depan apa susah sih Qil, ntar kak Alfid dikira supir kalo lo dibelakang!" balas Zahra.

Aqila melirik Alfid, Alfid tersenyum. Aqila pun membuka pintu depan dan duduk disana.

Tak lama mobil pun berjalan dengan keadaan yang canggung.

***

The boys🤘

Kelvin Adyan  : yoii gue otw!

Angga Gezan : 2.

Vaisal Muhammad : 3.

Alfid Bachtera : kalian diem aja di teras, gue ada urusan bentar.

Noval Amar : woke.

***

"Waduh rame nih, kayak mau rajaban aja!" seru Swita yang baru datang dari dapur.

"Eh tante, hehe, maaf ya tan, rumahnya mau dipinjem arisan," ucap Gissel sambil mencium punggung tangan Swita. Yang lain pun mengikutinya.

"Eh ayo Sel ke kamar!" ajak Nayla.

"Itu si Aqila sama Zahra?" tanya Gissel.

"Em, kakak-kakak, bolehkan kalo ada mereka suruh ke kamar gue?" pinta Nayla kepada para lelaki yang sedang ngemil di ruang tamu.

"Apa si yang enggak buat dek ipar," goda Vaisal.

"Najis lo homo!" Noval menoyor kepala Vaisal.

"Kalo gue jadi pacarnya kan entar lo yang marah!" ketus Vaisa. Noval memutarkan bola mata.

Tak lama Nayla dan Gissel sudah hilang di tempat.

Alfid memasuki rumah di ikuti dua gadis cantik yang terkenal galaknya namun diam saat bersamanya.

"Wih! Si abang dapet dua!" Semua lelaki bertepuk tangan.

"Berisik." Ketus Aqila dan Alfid bersamaan, mereka pun saling melirik.

"Yuk Qil, ke atas," ajak Zahra menarik lengan Aqila, Aqila pun mengikutinya.

"Jadi urusan lo jemput ibu negara?" tanya Kevin.

"Berisik ah," ketus Alfid.

"Jadi ini yang udah janji kalau dia bakal fokus ujian dan enggak mikirin cewek" sambung Angga.

"Ngomongnya si enggak punya rasa apapun sama si ibu negara," sambung Vaisal.

"Tapi diam-diam, dibelakang main ama dia. Hihi." Noval mengakhiri godaan.

"Udah cepetan kerjain, makan mulu!" Alfid marah.

"Iyee," jawab KAVN serempak.

***

"Masa sihh, OMG tau gitu gue ke rumah si Aqila aja!" teriak Gissel specless.

"Ih berisik, lo tuh ya!" Zahra memarahi Gissel.

"Eh, kira-kira ngapain ya, kak Alfid ngejemput Aqila." Nayla menggoda Aqila yang sibuk memainkan handphone nya.

Aqila melirik. Semua mata memperhatikannya. Dengan acuh dia mengangkat bahu lalu melanjutkan kembali aktivitasnya.

"Ada kemungkinan enggak sih, kak Alfid ada sesuatu gitu," goda Nayla.

"Bisa jadi tuh. Ah kalau Aqila sih gue ngasih aja, yang jomblo sampe halal katenya!" sambung Gissel.

"Ya, tadi juga kayaknya gue salah nyamper si Aqila. Kak Alfid kayak enggak seneng gitu," sambung Zahra.

"Ya! Sampe kapan kalian moyokin gue. Ara juga udah pindah kekuasaan ya. Udah cepet kerjain, cuman dua hari bikin nih novel!" ketus Aqila.

"Ih galak."

***

"ANAK-ANAK AYO MAKAN DULU!" teriak Swita dari meja makan.

Seketika makanan itu digerumbuli oleh anak-anak dengan posisi cewek jajaran kiri dan cowok jajaran kanan.

Nayla berhadapan dengan Noval, Gissel berhadapan dengan Kevin, Zahra berhadapan dengan Angga, dan Aqila berhadapan dengan Alfid. Sedangkan Vaisal? Duduk di ujung seperti pemilik tahta kerajaan.

"Awas gue duduk disitu! Gue yang punya rumah!" usir Alfid.

"Ih, gue juga punya rumah duduk di sini, jaim amat," ketus Nayla.

"Nah loh, nah loh!" kompak KAVN.

Dengan berat hati, Alfid mengikuti kemauan adiknya itu. Walaupun adik tiri, Alfid tak pernah menganggap itu. Dia tetap sayang kepada Nayla sebatas kakak yang baik untuknya.

"Ayo ini dimakan. Mama yang bikin sendiri loh. Dibantuin juga sih sama bi Narsi, hehe," ucap Swita.

"Makasih tante!" jawab semua serentak.

Mereka pun dengan tenang memakan seluruh makanan yang ada di meja. Mereka begitu menikmati makanannya karena sangat nikmat.

"Wah dirumah rame nih," ucap seorang laki laki yang baru memasuki rumah dengan pakaian begitu formal. Pharsa.

"Makan om," ajak Vaisal. "Iya silahkan," jawab Pharsa.

"Kamu bersihin badan dulu ya mas. Nanti kita makan bersama," ujar Swita. "Iya sayang."

Pharsa berjalan melewati Alfid. Langkah nya terhenti saat melihat salah satu anak anak tersebut. Dia menyipitkan mata dan menatap lekat anak itu. Mirip banget ya batinnya.

"Nama kamu siapa?" Pharsa menunjuk Aqila.

"Aqila Savira om," jawab Aqila sopan.

"Oh Aqila, yaudah, selamat makan," ucap Pharsa lalu meninggalkan mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!