Second

"Mau bareng gue enggak?" tanya Alfid kepada Nayla. "Enggak ah entar gue digosipin" jawabnya.

"Yaelah, gue kan kaka, kalau lo enggak sama gue, lo berangkat sama siapa?" tanya Alfid lagi.

"Gue enggak ngenez kale!" seru Nayla jalan mendahului Alfid.

Dilihatnya motor ninja hijau dengan pengemudi mengenakan seragam sma yang asing didepan gerbang.

"Siapa dia?" tanya Alfid.

"Lahhh kepo banget. Udah ah gue duluan. Bye," pamit Nayla dan pergi menginggalkan Alfid.

Alfid mengangkat bahunya acuh dan langsung masuk kedalam mobil lalu pergi menuju sekolah Cilaksa.

***

"Si Nayla beruntung banget punya kakak kek si kak Alfid, guanteng, cuci mata tuh tiap hari!" seru Gissel.

"Bukan kayak, emang dia!" balas Zahra menjitak kepala Gissel. "Aelah galak amat!" Ketus Gissel.

"Kalian ngintip apa?" tanya polos Aqila.

"Ih La! Jangan berisik deh," titah Zahra berbisik.

"Ih siapa juga yang berisik, orang nanya doang," ucap Aqila melanjutkan perjalanannya menuju bangkunya dan duduk manis.

"Hai teman-teman!" seru Nayla datang ke kelas.

"ih Nayla! kangen deh, gimana rasanya satu rumah sama pangeran kerajaan?" teriak Gissel histeris sambil menarik lengan Nayla.

"B aja tuh, dia ngeselin, ngeganggu gue mulu!" ketus Nayla.

"Tuh, kak Alfid tuh ngeselin, mau aja sama dia!" seru Zahra menoyor kepala Gissel.

"Ih sebel!" dengus Gissel.

"Eh Qil, gimana pedekatean lo sama kak Kelvin? Lancar?" tanya Gissel.

"Kek BAB aja lancar, pdkt an aja enggak, kok ditanya." ketus Aqila.

"Ih galak amat jadi cewek, jomblo seumur hidup loh!" balas Nayla.

"Lo doa enggak pernah bener ye." Aqila  menoyor kepala Nayla.

"Eh udah malah asik sendiri," ucap Zahra memisahkan mereka berdua.

Tak lama kemudian bu Hany datang.

"Mohon perhatiannya anak-anak. Ibu akan mengumumkan pengumuman penting kepada kalian. Selasa dan Rabu kalian belajar dirumah." Jelas bu Hany.

"Yeayyyy!" teriak semua murid kompak.

"Jangan senang dulu saya belom selesai ngomong!" seru bu Hany. Semua pun langsung terdiam.

"Kalian ada tugas dari ibu. Kalian harus membuat 1 novel minimal halamannya itu 100 dan maksimalnya 1000 juga boleh. Kalian cukup memberi pdfnya saja, nanti ibu akan pilih mana cerita yang menarik untuk diterbitkan. Oh iya, tugas ini di kelompok oleh 4 orang bebas. Jadi ibu mau, kamis kalian sudah memberi pdfnya. Ceritanya bebas boleh apa saja dan gimana saja. Oke kalau begitu ada yang ingin di tanyakan? " jelas bu Hany dan diakhiri pertanyaan.

"Tidak." Jawab murid serempak.

"Baiklah ibu permisi, assalamualaikum." Pamit bu Hany.

"Kesempatan bagus nih, kerjain di rumah lo yu Nay!" seru Gissel.

"Allohuakbar," ucap Aqila.

"Boleh tuh, lagian bokap gue juga lagi diluar kota," balas Nayla.

"Modus," ketus Zahra. "Sirik ae," balas Gissel.

"Udah yok ke kantin." Ajak Aqila bangkit dari duduknya lalu diikuti oleh ketiga temannya.

***

"Jadi gimana ni bro, kita harus belajar kelompok dimana? " tanya Angga.

"Rumah Kevin aja. Kan lucu ada bayi kembar," jawab Vaisal.

"Lebih lucu di rumah Alfid," sambung Noval menaiki alisnya.

"Dia udah punya pacar, mau lo gebet?" ketus Alfid. "Kalem we." Balas Noval memutar bola matanya.

"Gue boleh gabung enggak!" seru Nayla yang tiba-tiba datang.

Belum saja ada sautan dari para lelaki, dia dan Aqila sudah duduk manis dibangku kosong sebelah Alfid.

"Ih di kelas aja apa susahnya sih," ketus Zahra.

"Lo jaim banget tinggal duduk apa susah sih?" ketus balik Aqila.

"Ye malah ribut, udah yo makan." Ucap Nayla.

Para wanita pun menyantap makanan mereka dengan tenang. Tanpa sadar para lelaki dihadapannya menatap mereka dengan kebingungan.

"Ngapain liat sampe segitunya? Keberatan?" ketus Aqila.

Alfid menggeleng, diikuti semua teman temannya.

"Maaf ya, temen gue agak galak. Maklum aja, siklus cewek," jelas Gissel mencairkan suasana. Aqila acuh dan sibuk memakan basonya.

"em, tadi kita lagi ngomongin apa ya?" tanya Kevin mencairkan suasana.

"Kerja kelompok," jawab Alfid.

"Nah iya! Jadi di siapa nih kerja kelompoknya?" tanya Noval.

"Gue bilang di si Kevin ada bayi lucu kembar!" seru Vaisal.

"Di si Alfid lebih lucu," ujar Noval.

Alfid menjitak kepala Noval. "Aww."

"Di rumah kak Alfid aja, kita juga mau kekel d sana. Biar saling membantu gitu, hehe," ujar Nayla.

"Apaan sih, tadi bilang di rumah gue," ketus Aqila.

"Ih kan dibatalin! Abang lo galak, takut gue," cuek Zahra.

"Tu dua cewek galak ya, atut gue," bisik Angga kepada Alfid. Alfid mengangguk.

"Udah yo balik," ajak Aqila bangkit dari duduknya.

"Ye buru-buru amat," ucap Gissel menarik tangan Aqila.

"Mau ngapain lagi coba?" tanya Aqila kembali duduk.

"Kelamaan jomblo lu galak ya La," ucap Nayla. "B aja." Balas Aqila melipat tangannya di dada.

"Yaudah ayo balik. Kak-kak duluan," pamit Nayla. Para lelaki pun memberi lambaian tangan kecuali Alfid.

"Si Aqila galak-galak cantik!" seru Kevin.

"Apalagi Zahra," sambung Angga.

"Nah, naksir lo!" Vaisal menepuk pundak Angga. "Sakit bego!" ringis Angga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!