Sang Penakhluk Pria
Azkia Bellona Davira dan Asha Elina Meera, merupakan putri dari Harry Prakoso dan Aida Anindya. Awal kehidupan keluarga mereka sangatlah bahagia dan harmonis. Sampai orang tua mereka merayakan hari pernikahan mereka yang ke-24 tahun, sebuah kenyataan pahit terungkap.
"Kak Asha, apa semua sudah siap? Jangan sampai Ayah dan Bunda tahu rencana kita, kita harus melakukannya diam-diam," bisik Kia.
"Tenang saja Kia, semua sudah aku urus. Tempat, kue, makanan dan tamu undangan semua sudah di atur tante Geya. Tugas kita hanya membawa Ayah dan Bunda ke tempat itu," jawab Asha.
"Wah tidak sabar melihat reaksi Ayah dan Bunda, pasti mereka senang. Tidak menyangka ya Kak, pernikahan mereka sudah hampir seperempat abad. Semoga aku bertemu dengan pria yang baik dan setia seperti ayah," ucap Kia.
"Iya, semoga pernikahan mereka langgeng terus. Aku juga berharap menemukan pria yang sebaik Ayah," balas Asha.
"Hahaha, kita sudah mengkhayal sangat jauh ya, Kak," ucap Kia.
"Tidak apa-apa, siapa tahu di amini malaikat," balas Asha.
Harry Prakoso merupakan sosok ayah yang baik bagi mereka, dia adalah panutan bagi kedua putrinya. Dia adalah pria yang mapan dari segi finansial, namun tetap sederhana dan rendah hati dalam kesehariannya. Sifatnya yang dermawan dan baik kepada siapa saja membuatnya di sukai banyak orang.
"Halo, Yah. Jangan lupa nanti jam 7 malam datang ke kafe Bintang ya, kita akan makan malam bersama. Tidak ada penolakan, titik," ucap Kia.
"Iya, Sayang. Ayah akan datang, bagaimana dengan Bunda?" tanya ayahnya.
"Bunda nanti juga datang kok. Ya sudah sampai ketemu nanti Ayah," ucap Kia lalu mengakhiri panggilan.
♥︎♥︎♥︎
Sehabis magrib mereka bersiap-siap ke kafe Bintang, kafe itu adalah milik salah seorang teman Kia jadi lebih mudah untuk mereservasinya.
"Tante Geya, bagaimana semuanya?" tanya Kia.
"Semua beres, sebentar lagi tamu-tamu pasti datang." jawab wanita itu.
"Bunda dan Ayahmu apa sudah datang?" tanyanya.
"Bunda sudah di depan sama kak Asha, tapi ayah belum datang, mungkin sebentar lagi," jawab Kia.
"Ya sudah aku tinggal dulu ya Tante, takut bunda curiga," ucap Kia.
"Ok," jawabnya.
Kia segera bergabung dengan bunda dan kakaknya. Beberapa menit kemudian Ayah mereka tiba. Mereka segera memberi aba-aba untuk membawa semua makanan dan para tamu ke dalam.
"Aku ke toilet sebentar ya," ucap ayahnya.
"Iya, Yah. Jangan lama-lama ya," pinta Asha.
"Iya, Anak Cantik Ayah," jawab Ayahnya.
Sudah 10 menit namun ayah mereka belum juga kembali.
"Ayah kok lama sekali, Bunda susul dulu ya," kata bunda mereka, segera menyusul suaminya.
"Duh bagaimana ini Kak, Ayah dan Bunda malah pergi. Ayo kita susul saja biar mereka cepat kesini," ajak Kia.
"Ya sudah, ayo," jawab Asha.
Ibu Aida segera mencari suaminya di toilet, namun di toilet pria tidak ada orang. Ketika ia akan kembali ke depan sayup-sayup ia mendengar suara suaminya dengan seorang wanita di dalam ruangan. Ia kemudian mendekat dan menajamkan pendengaran.
"Sampai kapan kita seperti ini, Mas? Aku sudah lelah menutupi hubungan kita ini," ucap wanita itu.
"Sabar, Sayang. Aku akan mengatakan kepada Aida pelan-pelan, bagaimanapun dia ibu dari kedua putriku. Jika dia tidak bisa menerima hubungan kita maka putriku juga akan membenciku," balas suaminya.
Aida menutup mulutnya yang tak bisa menahan tangis, ia tidak percaya dengan pendengarannya. Suami yang dia anggap begitu baik dan setia ternyata telah bermain api di belakangnya. 24 tahun pernikahannya yang menurutnya sangat harmonis ternyata tidak membuat suaminya puas.
Ibu Aida mendekat untuk memastikan dengan siapa suaminya berbicara.
"Bunda...," sapa putrinya.
"Sst, diam," ucapnya pada kedua putrinya.
Mereka menurut dan tidak mengeluarkan suara.
"Tapi ini sudah terlalu lama, empat tahun aku menunggumu. Kamu selalu berjanji akan menceraikannya dan menikahiku, tapi apa sampai sekarang tidak terbukti," ucap wanita itu.
"Sabar, itu akan segera aku lakukan. Hanya dirimu yang membuatku berhasrat," balas suaminya.
Hatinya bagai di hantam sembilu, saat ini mereka bisa melihat dengan jelas seorang wanita dan pria sedang berciuman dengan rakusnya. Bahkan pria itu terlihat meremas bok*ng wanitanya.
"Ayah, tante Geya. Apa yang kalian lakukan?" tanya Kia berteriak.
Seketika keduanya panik melihat siapa yang berada di belakang mereka.
"Nak, ini salah paham. Aida ini cuma salah paham, tolong dengarkan aku dulu," ucap Harry panik.
"Apa yang salah paham, Mas? Aku sudah mendengar semuanya, apa kau pikir aku tuli? Aku benar-benar tidak menyangka kamu tega mengkhianatiku setelah 24 tahun kita bersama, apa kurangku padamu hah?" tanya Aida dengan air mata berlinang.
"Tidak, Sayang kamu pasti salah dengar. Kamu istri yang sempurna tidak mungkin aku mengkhianatimu, ku mohon percayalah kepadaku," jawab Harry.
"Cukup, Mas. Tolong segera ceraikan aku, aku tidak bisa hidup dengan pengkhianat sepertimu! Dan kamu Geya, kamu adalah sahabat terbaikku semenjak kecil. Aku selalu berbagi apa yang aku miliki denganku, aku menyayangimu layaknya saudara kandungku dan sekarang kamu justru menikam ku dari belakang. Detik ini juga kita bukan lagi sahabat dan silahkan menjauh dariku," teriak Aida.
Ia tidak mau mendengarkan lagi pembelaan dari mereka berdua, kenyataan ini terlalu menyakitkan baginya. Ia memutuskan untuk segera pergi dari sana.
"Ayah dan Tante Geya jahat, aku tidak akan pernah memaafkan kalian berdua!" teriak Asha, lalu menarik Kia menyusul bunda mereka.
Mereka tidak menyangka sosok ayah yang mereka anggap teladan justru adalah orang yang munafik. Mereka mendengar dengan jelas hubungan haram mereka ternyata terjalin sudah selama 4 tahun, dan mereka sama sekali tidak curiga terhadap mereka, betapa pintarnya mereka menyembunyikan aib. Melihat gelagat mereka tadi di pastikan mereka telah berkali-kali melakukan hubungan badan. Betapa sakit dan kecewanya hati Bunda mereka saat ini.
"Bunda yang sabar ya, Asha dan Kia akan selalu bersama Bunda apapun yang terjadi," ucap Asha menghibur bundanya.
"Iya, Bunda tenang saja kita akan balas perbuatan mereka nanti. Mereka harus merasakan rasa sakit seperti yang bunda rasakan sekarang," sahut Kia kesal.
Mereka menyeka air mata bunda mereka walaupun mereka berdua juga tak bisa berhenti menangis.
"Tidak, Nak. Kejahatan jangan pernah di balas dengan kejahatan karena tidak akan pernah ada habisnya. Biarlah Tuhan yang membalas mereka, tapi maaf ya bunda tidak dapat hidup bersama ayah kalian lagi," ucap wanita malang itu.
"Tapi itu tidak adil, mereka harus merasakan balasan atas perbuatan mereka, Bunda," protes Asha.
"Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah, sekarang cepat kita kemasi barang-barang. Kita akan pergi dari kota ini, aku akan secepatnya menggugat cerai ayah kalian," ucapnya.
Sampai di rumah mereka segera berkemas, barang-barang penting seperti ijazah, surat penting, tabungan serta aset mereka amankan dan mereka bawa. Sebelum pergi mereka menatap rumah mereka untuk terakhir kalinya. Rumah yang telah mereka tempati selama puluhan tahun dengan suka duka di dalamnya, kenangan-kenangan indah yang ternyata harus berakhir dengan luka.
'Selamat tinggal' batin ketiga wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
SBY army
pria g bersyukur sudah pny ank istri malah sama pelakor
2023-02-11
0
Nur Mutia
kk mampir ya di novel ku judulnya wanita-wanita bejat dan licik 🙏
2022-12-19
0
Mugiya is back
mampir
2022-12-12
0